Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PENGENDALIAN MATERIAL PROYEK DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA PEMBANGUNAN OFFICE AND DISTRIBUTION CENTER AIRMADIDI, MINAHASA UTARA, SULAWESI UTARA Bawimbang, Rebertha M.; Tjakra, Jermias; Mangare, Jantje B.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap proyek konstruksi selalu diawali dengan proses perencanaan. Agar proses ini berjalan dengan baik maka ditentukan terlebih dahulu sasaran utamanya. Perencanaan mencakup penentuan berbagai cara yang memungkinkan kemudian menentukan salah satu cara yang tepat dengan mempertimbangkan semua kendala yang mungkin ditimbulkan.Perencanaan kebutuhan material membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang kegiatan proyek agar keterkaitan penyediaan dan penggunaan material terhadap suatu pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan keterlambatan jadwal pemesanan yang dapat menyebabkan bertambahnya biaya pada proyek sebisa mungkin tidak terjadi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik Fixed Period Requirement (FPR) untuk 2 minggu pemesanan persis dengan total perhitungan Silver Meal (SM). Total biaya persediaan kumulatif masing-masing material dengan teknik Fixed period Requirement (FPR) dan Silver Meal (SM) yaitu semen mortar sebesar Rp 67.831.200, dan bata ringan Rp 134.788.300,-. Kata Kunci : MRP, lot sizing, Semen Mortar dan Bata Ringan
PERATAAN TENAGA KERJA PADA PROYEK BANGUNAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN TERMINAL AKAP TANGKOKO BITUNG) Nangka, Christofel I. G.; Sibi, Mochtar; Mangare, Jantje B.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 11 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan berkembangnya proyek konsruksi pada saat ini menjadikan proyek semakin kompleks dan rumit. Berbagai masalah yang sering mucul dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah sulitnya menyelesaikan proyek tepat waktu, terjadi pembengkakkan biaya, dan sulitnya menggunakan sumber daya yang efisien. Pengalokasian sumber daya yang tidak efisien menjadi sumber masalah besar, terutama pada tenaga kerja yang merupakan salah satu sumber daya proyek konstruksi yang sangat vital dan sensitif, karena dalam pelaksanaan suatu proyek seringkali ditemui penggunaan tenaga kerja yang masih mengalami fluktuasi, maka diperlukan suatu usaha untuk meminimumkan fluktuasi tersebut yaitu dengan melakukan perataan tenaga kerja.PDM merupakan salah satu network planning yang banyak digunakan dan diselaikan dengan bantuan program komputer, karena prinsipnya adalah hunbungan ketergantungan tiap pekerjaan, seperti pekerjaan mana yang akan dimulai terlebih dahulu dan yang mana yang berikutnya. Hubungan antar kegiatan ini sangat menentukan, karena dari hubungan ini dapat dibuat suatu jaringan kerja (network planning). Microsoft project 2016 merupakan software administrasi proyek yang digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek.Dengan menggunakan aplikasi program Microsoft Project 2016 dapat membantu kita untuk melihat penggunaan sumber daya yang kurang merata atau masih berfluktuasi. Dari program Microsoft Project 2016 diperoleh Penggunaan tenaga kerja terbesar pada minngu pertama di bulan September sampai minggu terakhir di bulan September 2017 dimana dibutuhkan pekerja sebanyak 120 orang dan diperoleh schedule yang terbaik untuk penjadwalan proyek Pembangunan Terminal AKAP Tangkoko Bitung. Kata kunci: Tenaga kerja , sumber daya, Microsoft Project 2016.
PERENCANAAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK TOKO MODISLAND MANADO DENGAN METODE CPM Telaumbanua, Tommy Aro; Mangare, Jantje B.; Sibi, Mochtar
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses perencanaan hingga pengendalian proyek selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan paling penting dari suatu proyek. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu proyek dapat disebabkan perencanaan yang tidak matang serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek tidak efisien. Penjadwalan proyek membantu menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara aktivitas, serta menunjukkan perkiraan waktu yang realistis untuk setiap aktivitas.CPM (Critical Path Method) membuat asumsi bahwa waktu aktivitas yang diketahui dengan pasti sehingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap aktivitas. Salah satu keuntungan CPM yaitu CPM cocok untuk formulasi, penjadwalan, dan mengelola berbagai kegiatan disemua pekerjaan konstruksi, karena menyediakan jadwal yang dibangun secara empiris. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelebihan dalam penjadwalan waktu melalui Penerapan Metode CPM pada Proyek Pembangunan Toko Modisland Manado. Dan Metode CPM mendapatkan durasi 168 hari untuk menyelesaikan rangkaian aktivitas pekerjaan tanah, pondasi dan struktur, CPM juga menampilkan lintasan kritis melalui Network Plan atau Jaringan kerja yang menjadi ciri khas Metode CPM  Kata kunci : Proyek, Penerapan, Penjadwalan, Metode CPM, Network Plan
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETERLAMBATAN PADA PROYEK JALAN DI (PROVINSI SULAWESI UTARA) Palulun, Yohanes Ranjed; Pratasis, Pingkan A. K.; Mangare, Jantje B.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 7 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada pekerjaan proyek jalan biasanya terjadi kendalat, baik kendala yang memang sudah diper-hitungkan maupun kendala yang diluar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi faktor penyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana yang telah dibuat, dalam hal ini pada proyek (Jalan di provinsi Sulawesi Utara) dimana sering terjadi keterlambatan baik dari segi teknis maupun non teknis. Penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner kepada responden yang pernah menangani proyek tersebut. Metode Rangking digunakan untuk menentukan Rangking para responden dan memberikan prioritas terhadap variable studi. Pengolahan data kuisioner menggunakan program SPSS dengan metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian didapatkan urutan rangking-rangking tiap faktor yang menjadi penyebab keterlambatan penyelesaian proyek. Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan jalan di (Provinsi Sulawesi Utara) yaitu : Kekurangan bahan material, perolehan ijin dari pemerintah, keterlambatan pengiriman bahan, kekurangan tenaga kerja, ketersediaan keuangan selama pelaksanaan, kesalahan desain yang dibuat oleh perencana, perubahan desain oleh owner, kesalahan dalam penyelidikan tanah,dan kondisi permukaan air bawah tanah dilapangan.  Kata Kunci : Faktor – faktor keterlambatan, Kuisioner, Jalan di Provinsi Sulawesi Utara,  SPSS for windows
STUDI PEMERIKSAAN CEPAT PENERAPAN SNI DALAM RANGKA PENINGKATAN MANAJEMEN PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG DI MANADO Mangare, Jantje B.; Sibi, Mochtar; Malingkas, Grace Y.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dalam rangka memajukan bidang teknik sipil di kota Manado maka dengan mampunya melakukan pendeteksian awal terhadap hasil akhir dari perencanaan struktur gedung di daerah ini maka diharapkan “tindakan pencegahan awal” untuk meminimalisir permasalahan-permasalahan yang dapat terjadi di kemudian hari. Hal-hal yang menyangkut kondisi geografis kota Manado yang rawan gempa, hasil akhir perencanaan struktur kebanyakan berbeda dengan hasil akhir pembangunannya, juga masih memungkinkannya kebelumjelasan SNI, masih minimnya sosialisasi SNI, dan masih sering terjadi kesalahan penerapan SNI, serta apakah dibutuhkan fungsi pengawasan untuk perencanaan struktur bangunan gedung berskala kecil, merupakan landasan untuk mendapatkan suatu solusi yang tepat sasaran untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ini, atau setidaknya meminimkan timbulnya permsalahan-permasalahan ini.Sistem rangka struktur adalah bagian dari bangunan yang merupakan struktur utama pendukung berat bangunan dan beban luar yang diaplikasikan. Rangka struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang merupakan rangkaian yang dijadikan satu kesatuan yang kuat. Di dalam perencanaan rangka struktur ini maka SNI yang sering digunakan yakni, SNI 1726-2012, SNI 1727-2013, dan SNI 2847-2013.Untuk pelaksanaan penelitian ini maka hal-hal yang telah dipelajari, diselidiki dan didalami dari keseluruhan SNI yang akan dipakai terkait penelitian ini. Selanjutnya sesuai dengan keahlian dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti, akan disusun suatu daftar untuk pemeriksaan cepat perencanaan struktur bangunan gedung, sesuai dengan sudut pandang dan engineering judgments dari peneliti. Hal-hal yang dimaksud yakni mengenai prarencana awal suatu struktur, penerapan pembebanan yang sesuai dengan fungsi bangunan yang akan dibangun, hasil-hasil respons dari suatu rangka struktur yang menjadi batasan tingkat keamanan struktur, serta hasil desain akhir. Keseluruhan hal-hal ini selanjutnya akan dicari korelasi dan korespondensinya sesuai dengan isi dari keseluruhan SNI yang akan ditinjau. Kata Kunci: Perencanaan, Struktur, Manajemen, Konstruksi, Gedung, SNI
PERBANDINGAN BIAYA PROYEK GEDUNG EMPAT LANTAI STKIP KIE RAHA TERNATE DENGAN METODE EARNED VALUE Daulasi, Adria; Mangare, Jantje B.; Walangitan, Deane R. O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 2 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada setiap proyek diperlukan tindakan pengendalian dari segi biaya dan waktu. Akan tetapi sebelum dilakukan tindakan pengendalian biaya dan waktu, perlu diketahui terlebih dulu kinerja proyek yang telah berlangsung. Dengan salah satu cara inilah kita mendapati perbandingan diantara dua nilai yang akan dianalisa. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja proyek adalah metode Earned Value. Metode Earned Value memadukan unsur jadwal, biaya dan prestasi kerja. Analisa Earned Value ini akan diterapkan pada proyek Proyek Pembangunan Kantor Pusat Administrasi STKIP Kie Raha di Ternate. Kinerja proyek dianalisa berdasarkan indeks performansi biaya dan waktu. Perhitungan didasarkan pada data biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang direncanakan (Planned Value), biaya yang dianggarkan untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan (Earned Value) dan biaya yang telah dikeluarkan (Actual Cost). Hasil analisa pada minggu ke - 7 menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari biaya yang dianggarkan atau waktu pelaksanaan lebih cepat dari jadwal rencana yang ditunjukkan dengan nilai CPI = 1,1079 (CPI > 1) dan SPI = 1.0424 (SPI >1). Hasil perhitungan Earned Value didapati bahwa perbandingan biaya proyek yang direncanakan dengan biaya yang dihasilkan dari perhitungan earned value ialah Rp. 693,194,966,00. Dimana dalam perencanaan biaya yang dianggarkan ialah Rp. 16,551,242,600,00. Sedangkan biaya yang didapat dari perhitungan earned value ialah Rp 15,858,047,634,00 Kata Kunci : Earned Value, Kinerja Biaya, Kinerja Waktu
PENGENDALIAN BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY Studi Kasus : Proyek Pembangunan Check Dam Tahap I di Perumahan Jaya Asri, Kelurahan Entrop, Kota Jayapura. Rampi, Renly Yohanis; Mangare, Jantje B.; Arsjad, Tisano Tj.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 11 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persediaan material pada suatu proyek konstruksi merupakan faktor yang sangat penting, mengingat sebagian besar biaya yang dikeluarkan adalah untuk material. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, masalah umum yang sering kali dihadapi adalah pemesanan material yang jumlahnya berlebihan atau yang tersedia terlalu banyak (overstock) ataupun pemesanan material yang terlalu sedikit (understock). Jika terjadi pemesanan dengan jumlah yang berlebihan maka akan terjadi suatu pemborosan sehingga mengakibatkan biaya penyimpanan bertambah, kerusakan material, dan penyusutan jumlah material. Demikian juga sebaliknya jika material yang dipesan terlalu sedikit akan terjadi kekurangan material yang dapat mengganggu kelancaran proyek atau keterlambatan kegiatan sehingga proyek tidak selesai tepat waktu. Metode Economic Order Quantity merupakan suatu teknik penyelesaian masalah persediaan material untuk mengetahui jumlah material yang harus dipesan, dan disaat kapan pemesanan harus dilakukan agar mendapatkan biaya yang minimum sehingga tidak terjadi pemborosan baik dari segi material maupun biaya.Setelah dilakukan perhitungan pengendalian biaya persediaan material dengan metode Economic Order Quantity maka dapat diketahui dengan jelas jumlah material yang harus dipesan, waktu untuk melakukan pemesanan, dan total biaya yang harus dikeluarkan. Dari hasil perhitungan, jumlah pemesanan yang ekonomis untuk semen adalah 122 sak pada frekuensi pemesanan 20 kali dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 926.865,-. Jumlah pemesanan yang ekonomis untuk pasir adalah 37m3 pada frekuensi pemesanan 6 kali dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 277.069,-. Jumlah pemesanan yang ekonomis untuk pasir adalah 37m3 pada frekuensi pemesanan 6 kali dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 377.209,-. Kata Kunci : Economic Order Quantity, Persediaan Material
PENERAPAN METODE ANALYICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN SISTEM PENGAMANAN PANTAI Mangare, Jantje B.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 11 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka mengatasi persoalan dalam pengambilan keputusan tersebut, disajikan sebuah metode pengambilan keputusan yang disebut Analytical Hierarchy Process, AHP.  Dengan menggunakan metode AHP ini akan membantu pemecahan untuk pemilihan bangunan pengaman pantai. Metode Analytical Hierarchy Process merupakan metode yang cukup representatif dalam membantu proses pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif yang memiliki posisi yang mendekati satu sama lain.  Hal ini terbukti dengan penerapan metode AHP pada pemilihan alternatif sistem pengaman pantai dapat menghasilkan keputusan yang secara kuantitatif dapat diterima. Metode Analytical Hierarchy Process dapat digunakan untuk pemilihan alternatif bangunan pengaman pantai  dimana pada pantai Likupang, penerapan metode ini menghasilkan keputusan sebagai berikut Seawall 42,25 %, Groin 20,78 %, dan Jetty 36,97 %. Kata Kunci: AHP, Pantai, Alternatif bangunan, Seawall, Groin, Jetty
Analisis Efisiensi Biaya Dan Waktu Pelat Lantai Beton Bertulang Konvensional Terhadap Pelat Lantai Bondek Gursal, Andi Arya P.; Tjakra, Jermias; Mangare, Jantje B.
TEKNO Vol 16, No 70 (2018)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pelat bondek sebagai pelat lantai umumnya karena memiliki lebih banyak keuntungan dibanding menggunakan pelat konvensional. Dibandingkan dengan pelat konvensional, pelat bondek dapat menghemat waktu pengerjaan, material yang digunakan dan anggaran biaya yang lebih minimum.Tugas Akhir dengan judul Analisis Efisiensi Biaya dan Waktu Beton Bertulang Konvensional Terhadap Pelat Lantai Bondek memiliki pokok pembahasan, yaitu untuk mengetahui berapa rencana anggaran biaya (RAB) dan waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pelat lantai beton bertulang konvensional dan bondek, serta membandingkan berapa RAB dan waktu pekerjaan dari kedua pelat lantai tersebut menggunakan SNI Harga Satuan Bahan dan Upah Kota Manado Tahun 2018, Analisa SNI Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2016. Dalam tugas akhir ini, objek yang digunakan adalah sebuah bangunan rumah toko (Ruko) 3 lantai. Setelah melalui proses penghitungan, didapatkan nilai RAB pekerjaan pelat lantai bondek sebesar Rp. 216,638,000.00 dimana lebih murah dibandingan dengan pelat lantai beton bertulang konvensional yaitu dengan harga sebesar Rp. 300,930,000.00. Sehingga didapatkan perbandingan anggaran biaya dari kedua pelat tersebut sebesar Rp. 84,292,000.00. Sedangkan dalam hitungan waktu pekerjaan menggunakan Bar Chart, pelat lantai bondek memerlukan waktu 16 Hari dimana lebih cepat daripada pekerjaan pelat lantai beton bertulang konvensional yang membutuhkan waktu 20 Hari. Sehingga didapatkan perbandingan waktu 4 Hari lebih cepat untuk pekerjaan pelat lantai bondek.
Perataan Tenaga Kerja Pada Proyek Pembangunan Dengan Menggunakan Program Microsoft Project 2016 (Studi Kasus : Kos Kalyana Paal 2) Kiling, Rendy C. E.; Dundu, Ariestides K. T.; Mangare, Jantje B.
TEKNO Vol 17, No 73 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penyelesaian suatu proyek yang terdiri dari banyak kegiatan, sumber-sumber untuk penyediaan sumber daya atau resource (tenaga, biaya, material) harus diperhitungkan secara teliti. Tujuan perataan tenaga kerja yaitu penggunaan tenaga kerja yang tersedia dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam periode harian, mingguan, atau bulanan. Bila tenaga kerja berfluktuasi, maka perlu dilakukan usaha untuk meratakan tenaga kerja sepanjang periode proyek. Dalam perataan tenaga kerja sering dikenal dua istilah yaitu smoothing dan leveling. Smoothing berarti tenaga kerja yang digunakan sepanjang proyek merata, sedangkan leveling merupakan proses perataan.  Produktivitas tenaga kerja akan sangat besar pengaruhnya terhadap total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan (Soeharto, 1999). Dengan menggunakan aplikasi program Microsoft Project 2016 dapat membantu kita untuk melihat penggunaan sumber daya yang kurang merata atau masih berfluktuasi dan Diperoleh schedule yang terbaik untuk penjadwalan proyek Pembangunan Kos Kalyana Paal 2 Manado. Dalam mempermudah pengelokasian tenaga kerja di perlukan aplikasi ini agar perataan bisa lebih teratur.