Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MODEL LAJU ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI TANAH DENGAN PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI DI DAS KRUENG ACEH Muhammad Idkham; Purwana Satriyo; Aulianur Akbar
Agrovigor Vol 5, No 2 (2012): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v5i2.328

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh memiliki fisiografi datar, bergelombang, berbukit dan bergunung Kegiatan konservasi di lahan kritis merupakan langkah konstruktif yang dapat meningkatkan fungsi lahan untuk berproduksi sehingga potensinya dapat dioptimalkan kembali.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak pemberian serbuk gergaji terhadap laju aliran permukaan dan tingkat erosi di DAS Krueng Aceh dengan menggunakan Rainfall simulator. Penelitian dilakukan di Lab. Fisika Tanah, Jurusan Agroteknologi Unsyiah dan Desa Deyah Kutabaro Aceh Besar, berlangsung pada Bulan Januari dan Februari  2012.  Rainfall Simulator sebagai model yang digunakan yang dapat diset besar kelerengan DAS yaitu 5% dan 10%. Serbuk gergaji dengan berat 0 g dan 300 g dicampur ke dalam tanah yang akan dimasukkan ke dalam masing-masing plot simulator,  parameter yang diamati adalah limpasan (aliran permukaan) selama 15 menit dan 30 menit, besarnya erosi dan pengaruh pemberian serbuk gergaji terhadap aliran permukaan dan erosi yang terjadi. Pemberian serbuk gergaji sebesar 300 g yang mampu mengurangi limpasan permukaan sebesar 4,33 % dan memperkecil tingkat erosi yang terjadi yaitu sebesar 16,64 %. semakin curamnya lereng di DAS maka semakin besar aliran permukaan yang terjadi. Rata-rata aliran permukaan dengan durasi 15 menit dan 30 menit sebesar 4,13 liter/menit dan 5,13 liter/menit pada kemiringan 5%. Untuk kemiringan lereng 10%, rata-rata aliran permukaan dengan durasi 15 menit dan 30 menit sebesar 7.22 liter/menit  dan 12,64 liter/menit. Pengaruh kemiringan terhadap erosi yaitu semakin curamnya suatu lereng maka semakin besar erosi yang terjadi. Rata-rata erosi yang terjadi dengan durasi 15 menit dan 30 menit sebesar 33,17 g dan 95,51 g  pada kemiringan 5%. Untuk kemiringan lereng 10% masing–masing memiliki rata-rata erosi dengan durasi 15 menit dan 30 menit sebesar 427,29 g  dan 655,72 g.
Analisis Performansi Model Roda Ramping Bersirip (Narrow Lug Wheel) pada Tanah Basah di Soil bin Muhammad Idkham; Tineke Mandang; Wawan Hermawan; Gatot Pramuhadi
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1375.922 KB) | DOI: 10.19028/jtep.06.1.15-22

Abstract

AbstractThe design of lug wheels are generally used for cultivation only, not for seeding, planting and weeding. This is due not compatible the shape and size of the lug wheel general design (existing). Therefore it would need to develop a design of narrow lug wheel which shape and size suitable for rice cultivation on the activities of seeding, planting and weeding. The purpose of this study is to analysis the performance of narrow lug wheel for wetland at soil bin test. Lug angle and lug height were were varied, designed lug angle of 300, 400 and 450, with with lug width 7 cm and lug heights 7 cm , 10.5 cm and 14 cm. Research result analysis included relation of tractive efficiency, wheel slip, wheel sinkage to several levels of drawbar load, and several levels of lug angle and lug height ratio. Lug angle have a dominant influence on the change of slip, sinkage and tractive efficiency. The optimal Lug dimension and lug angle is was was resulted by wide of lug was was 7 cm, high was was 10,5cm and and angle of of 45 degrees, maximum tractive efficiency value on optimal lug dimension and lug angle was was 24.5%.AbstrakRancangan roda besi bersirip pada umumnya digunakan untuk budidaya pertanian terbatas hanya pada kegiatan pengolahan tanah, tidak untuk pembenihan, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Hal ini disebabkan oleh tidak cocok bentuk dan ukuran roda besi bersirip rancangan umum (existing). Oleh sebab itu perlu kiranya dikembangkan sebuah rancangan roda ramping bersirip (narrow lug wheel) yang bentuk dan ukurannya sesuai untuk budidaya padi sawah pada kegiatan pembenihan, penanaman dan pemeliharaan. Tujuan penelitian untuk menganalisis kinerja model roda ramping bersirip (narrow lug wheel) pada lahan basah dengan pengujian di soil bin. Sudut sirip dan tinggi sirip divariasikan, sudut sirip dirancang sebesar 300, 400 dan 450 dan lebar sirip tetap 7 cm serta tinggi sirip 7 cm, 10.5 cm dan 14 cm. Analisis hasil penelitian meliputi: hubungan tractive efficiency (%), slipp (%), sinkage (cm) terhadapbeban tarik (N) pada berbagai tingkat sudut dan rasio sirip roda. Sudut sirip memiliki pengaruh dominan terhadap perubahan slip roda, ketenggelaman roda (sinkage) dan efisiensi traksi. Ukuran sirip dan sudut sirip optimum dihasilkan oleh sirip berdimensi lebar 7 cm dan tinggi sirip 10.5 cm dengan sudut sirip 45 derajat, nilai efisiensi traksi maksimum pada ukuran sirip dan sudut sirip optimum adalah sebesar 24.5%. 
ANALISIS PENGOLAHAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR RODA EMPAT DAN PEMBERIAN SEKAM PADI TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA TANAH Susi Chairani; Muhammad Idkham; Dina Wahyuliana
Prosiding Seminar Nasional Biotik Vol 3, No 1 (2015): PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOTIK III 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biotik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.72 KB) | DOI: 10.3126/pbio.v3i1.2635

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan sifat fisika dan mekanika tanah terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.) sebagai tanaman indikator dengan pemberian sekam padi pada dosis yang berbeda. Areal yang digunakan terdiri atas 8 (delapan) petakan lahan yang masing-masing berukuran 10 m x 5 m; dimana 4 (empat) petakan dilakukan pengolahan tanah sedangkan 4 (empat) petakan lagi tanpa pengolahan tanah. Pemberian sekam padi dilakukan pada dosis yang berbeda dengan penanaman tanaman sawi sebagai tanaman indikator. Sebelum dilakukan pengolahan tanah, tanah pada lokasi penelitian bertekstur liat perismaltik, namun setelah dilakukan pengolahan tanah, struktur tanah berubah menjadi gumpal bersudut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tanah (KAT), bobot isi tanah (bulk density), dan porositas tanah pada setiap petakan tidak jauh berbeda. Kadar air sebelum pengolahan tanah adalah 18%, setelah pengolahan tanah kadar air meningkat berkisar 20%-24%, seusai panen kadar air berkisar 18%-30%. Bobot isi tanah (bulk density) sebelum pengolahan tanah sebesar 1.28 gr/cm3, sesudah pengolahan tanah bobot isi tanah turun berkisar 1.25 gr/cm3-1.26 gr/cm3, dan seusai panen bobot isi tanah berkisar 1.20 gr/cm3-1.26 gr/cm3. Porositas tanah sebelum pengolahan tanah adalah 44%, sesudah pengolahan tanah berkisar 43%-53%, dan setelah panen berkisar 44%-54%. Kadar air tanah (KAT), bobot isi tanah (bulk density), dan porositas pada petakan tanpa pengolahan tanah tidak jauh berbeda. Kadar air tanah sebelum tanam adalah 18% dan seusai panen berkisar 16%-26%. Bobot isi tanah (bulk density) sebelum tanam adalah sebesar 1.28 gr/cm3 dan seusai panen bobot isi tanah berkisar 1.26 gr/cm3-1.32 gr/cm3. Porositas tanah sebelum tanam adalah 44% dan setelah panen berkisar 38%-46%.
OPERATOR WORKLOAD ANALYSIS ON TRAILER OPERATION USING TWO WHEEL TRACTOR WITH CAGE WHEEL IN PALM OIL SOIL Muhammad Idkham; Muhammad Dhafir; Safrizal Safrizal; Safna Marisza
Jurnal Agroindustri Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.12.1.48-60

Abstract

The operation of the pivot trailer on flat land is more ergonomic than conventional trailers, but on sloping land it has never been tested. The operation of the two-wheeled tractor carried out by the operator on uneven land has problems with the steering handlebar which goes up and down following the movement of the tractor body, thus affecting the increase in workload. To reduce the excessive workload, it is necessary to design a trailer that can be controlled easily. The purpose of this study was to analyze ergonomics, especially the operator's workload when operating a pivot trailer and conventional trailer on a two-wheel tractor using cage wheels. The trailer is towed on a tractor with treatment on sloping land and flat land with several turns, and data collection of the operator's workload uses the heart rate method. The results showed that the operation of the pivot trailer for sloping land (0°, 10°, and 30°) respectively showed IRHR values of 1.13, 1.15, and 1.46 or work levels of "Light", "Light”, and “Medium”. When using a conventional trailer, the IRHR values are 1.12, 1.12, and 1.39 or work levels of “Light”, “Light” and “Medium”. The average energy consumption rate for operating a pivot type trailer is 2.80 kcal/hour.kg-bb (kilocalories per hour per operator weight), while using a conventional trailer is 2.75 kcal/hour.kg-bb. The level of operator workload is also influenced by skills in driving.
Analisis beban kerja operator pada pengoperasian trailer pivot II menggunakan traktor roda dua dengan roda besi termodifikasi di lahan miring Safrizal Safrizal; Zulkhairi Zulkhairi; Syafriandi Syafriandi; Muhammad Dhafir; AJ Sudarma; Muhammad Idkham
Sultra Journal of Mechanical Engineering (SJME) Vol 1 No 1 (2022): Sultra Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.854 KB) | DOI: 10.54297/sjme.v1i1.304

Abstract

Desain penggandengan trailer pivot pada traktor sudah dilakukan penambahan roda bantu dibawah tempat duduk operator dan penambahan pin pivot, dimana hal ini agar memudahkan operator memanuver trailer yang digandengkan pada traktor saat melintasi lahan yang bergelombang dan belokan. Namun penggandengan ini masih memiiki kelemahan, diantaranya tempat duduk, penempatan kaki operator yang belum bisa menyesuaikan dengan setiap operator dan tidak ada sistem pengereman yang akan mengakibatkan trailer tidak dapat berbelok dengan sempurna di lahan miring, begitu pula dengan penggunaan roda traktor yang dapat menyesuaikan dengan berbagai lahan miring dan tidak menyebabkan kesulitan pada saat penggangkutan hasil panen, oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis beban kerja operator pada pengoperasian trailer pivot II menggunakan traktor roda dua dengan roda besi termodifikasi di lahan miring sawit. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Tahapan pengujian dilakukan pada lahan datar dan lahan miring (10°, 30°) dengan pengambilan data awal yaitu data antropometri, data denyut jantung baik pada saat steptest dan saat pengoperasian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian traktor dengan trailer pivot II menggunakan roda besi termodifikasi pada lahan miring (0°, 10°, dan 30°) masing-masing menunjukkan nilai IRHR sebesar 1,04-1,07, 1,07-1,19 dan 1,10-1,24 dengan tingkat beban kerja rata-rata “Ringan”. Sedangkan energi rata-rata yang dikeluarkan operator per berat badan dalam mengendarai trailer pivot II pada di lahan datar diperoleh nilai rata-rata yaitu 1,18–1,45 kkal/kg.jam. Pada lahan miring 10° mempunyai nilai 1,40–2,10 kkal/kg.jam. Sedangkan pada lahan 30° adalah 1,62–2,34 kkal/kg.jam.
Uji Kinerja Mesin Penyangrai Kopi dengan menggunakan Sumber Elemen Pemanas Listrik (Heater) dan Tenaga Penggerak Motor Listrik Hasnanda Maulina; Muhammad Idkham; Syafriandi Syafriandi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.958 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i1.19025

Abstract

Abstrak : Penyangraian adalah suatu proses untuk menentukan sifat fisik dan kimia. Selain itu, penyangraian juga berdampak pada sifat organoleptik seperti warna, aroma, dan rasa. Maka dari itu, pentingnya penyangraian untuk meningkatkan kualitas produksi kopi. Penyangraian biji kopi dengan alat penyangraian berbahan bakar kayu dan gas banyak telah dilakukan, sedangkan dengan menggunakan sumber panas listrik masih sedikit. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah mengetahui kinerja mesin sangrai kopi berdasarkan tingkat penyangraian yaitu light roast, medium roast, dan dark roast dengan menggunakan sumber elemen pemanas listrik (Heater) dan tenaga penggerak motor listrik. Prosedur penelitian dimulai dengan menghidupkan mesin dan memanaskan tabung penyangraian sesuai tingkatan sangrai yaitu light roast (190 °C), medium roast (200 °C), dan dark roast (205 °C) dengan bahan biji kopi robusta sebanyak 3 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai keseragaman warna untuk tingkat sangrai light 90,9%, medium 92,8%, dan dark 99,1%. Nilai kadar air untuk tingkat sangrai light 5,9%, medium 4,3%, dan dark 3,3%.Coffee Roasting Machine Performance Test Using an Electric Heating Source And an Electric MotorAbtract : Roasting is a process to determine the physical and chemical properties. In addition, roasting also has an impact on organoleptic properties such as color, aroma, and taste. Therefore, the importance of roasting is to improve the quality of coffee production. Roasting coffee beans with wood-fired and gas-fired roasters has been carried out,while the use of electric heat sources is still small. Therefore, the purpose of this study was to determine the performance of a coffee roasting machine based on the roasting level, namely light roast, medium roast, and dark roast by using an electric heating element (heater) source and electric motor propulsion. The research procedure begins by starting the machine and heating the roasting tube according to the roast level, namely light roast (190 °C), medium roast (200 °C), and dark roast (205 °C), with 3 kg of robusta coffee beans. The results showed that the color uniformity values for light roasting levels were 90.9%, medium 92.8%, and dark 99.1%. The value of water content for light roast is 5.9%, medium is 4.3%, and dark is 3.3%.
Uji Kinerja Trailer Tipe Pivot Pada Traktor Roda Dua Jenis Pneumatic Di Lahan Miring Untuk Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) Sawit Muti Keumala Desi; Muhammad Idkham; Muhammad Dhafir
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.917 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i1.19067

Abstract

Kebanyakan petani memilki traktor roda dua tetapi belum bisa difungsikan sebagai alat angkut TBS sawit karena trailer tipe konvensional yang tersedia memiliki keterbatasan-keterbatasan. Maka dari itu trailer tipe pivot menjadi salah satu solusi, namun untuk trailer tipe pivot ini sendiri belum dilakukan pengujian kinerja pada lahan miring. Tujuan  dari penelitian ini adalah Mengetahui kinerja trailer tipe pivot di lahan miring menggunakan penggerak roda peneumatic pada traktor roda dua dan Mendapatkan perbandingan kinerja antara trailer tipe pivot dengan trailer tipe konvensional.Pengujian dilakukan dengan menggunakan TBS kelapa sawit pada kebun kelapa sawit dengan berat 206,5 kg. Kondisi kontur kebun kelapa sawit di tempat dilakukan pengujian adalah beragam maka dipilih lahan datar (0o), kemiringan 10o hingga 30o untuk pengujian. Hasil pengujian kinerja menunjukkan stabilitas traktor dan trailer yang baik di mana roda-rodatraktordantrailerdapatmenapaksempurnapadalintasanlahandatarmaupun lahan miring, hanya pernah terjadi terjungkit ban trailer di lahan kemiringan 30o pada trailer tipe pivot. Radius putar traktor roda dua yang digandengkandengantrailertipepivotadalahlebihbaikdaripadadigandengkandengan trailer konvensional. Kapasitas kerja yang dikendalikan ketiga operator menggunakan roda ban pada kecepatan tinggi maupun kecepatan rendah untuk trailer tipe pivot lebih baik daripada trailer konvensional. Nilai Slip tertinggi dihasilkan pada kemiringan lahan 30o dan terendah pada kemiringan lahan 10o menggunakan trailer tipe pivot. Secara keseluruhan trailer tipe pivot memiliki kinerja yang lebih baik dari pada trailer konvensional saat dioperasikan dilahan miring.Performance Test Of Pivot Type Trailer On Two Wheeled Pneumatic Tractor On Sloping Land For Transportation Of Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFB)Most farmers have hand tractors but cannot function as a means of transporting palm Fresh Fruit Bunches (FFB) because the conventional type trailers available have limitations. Therefore, the pivot type trailer is one solution, but for this pivot type trailer itself, performance testing has not been carried out on sloping land. The purpose of this study was to determine the performance of a pivot type trailer on sloping land using a peneumatic wheel drive on a hand tractor and get a comparison performance between pivot type trailer and conventional type trailer. The test was carried out using oil palm Fresh Fruit Bunches (FFB) in oil palm plantations weighing 206.5 kg. The condition of the contour of the oil palm plantation where the test was carried out was varied, so flat land (0degre) was chosen, with a slope of 10degre to 30degre for testing. The performance test results show good tractor and trailer stability where the tractor and trailer wheels can tread perfectly on flat and sloping land tracks, only trailer tires tipping over on 30 degre slope land on pivot type trailers have occurred. The turning radius of the hand tractor coupled with the pivot type trailer is better than that of the conventional trailer. The operating capacity controlled by the three operators using the tire wheels at both high and low speeds for pivot type trailers is better than conventional trailers. The highest slip value is produced on a land slope of 30 degre and the lowest on a land slope of 10 degre using a Pivot type trailer. Overall the pivot type trailer has a better performance when operated in slope land. (Performance Test of Pivot Type Trailer On Two Wheeled Pneumatic Tractor On Sloping Land For Transportation Of Oil Palm Fresh Fruit Bunches (FFB))
Perbandingan Erosi Model MUSLE dengan Erosi Pengukuran Rainfall Simulator Nisa Zahratul Jannah; Muhammad Idkham; Devianti Devianti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.485 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i3.17542

Abstract

Abstrak. Potensi bahaya erosi pada lahan berlereng seperti lahan perkebunan perlu kiranya  dilakukan pengukuran dan perkiraan erosi. Metode perkiraan erosi salah satunya adalah model MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) yang awalnya dikembangkan pada skala petak pertanian di Amerika Serikat, sehingga untuk mengetahui sejauhmana MUSLE mampu memperkirakan erosi maka dilakukan akurasi tingkat erosi dengan membandingkan erosi pengukuran dengan erosi model MUSLE pada dua plot percobaan tanaman kacang tanah dan tanaman bayam. Erosi pengukuran pada penelitian ini yaitu menggunakan simulasi hujan buatan berupa alat rainfall simulator. Sampel tanah pada rainfall simulator diambil dari lahan Perkebunan Kurma dengan kelerengan yang curam 25% dan jarak tanam 8 x 8 m2 tanpa adanya penerapan tanaman penutup tanah. Pengukuran erosi dilakukan per kejadian pemberian hujan dengan rainfall simulator dengan terlebih dahulu mengukur limpasan menggunakan literan dan kemudian menimbang tanah yang tertampung pada bagian bawah plot (reservoir). Hasil penelitian menujukkan adanya perbedaan erosi model MUSLE dan erosi pengukuran rainfall simulator pada plot percobaan tanaman kacang tanah berkisar antara9 x 10-6 ton/ha - 6,62 ton/ha, dan plot percobaan tanaman bayam berkisar 1,92 x 10-5 ton/ha - 6,37 ton/ha. Tingkat akurasi erosi model MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) dengan erosi pengukuran rainfall simulator pada plot tanaman kacang tanah memiliki persamaan y = 0,000086x-0,000028 dengan nilai korelasi (r) = 0,82 (sangat kuat), (R2) = 0,67 (kuat) dan RMSE = 1,6. Sedangkan pada plot tanaman bayam memiliki persamaan y = 0,00095x-0,0001 dengan nilai korelasi (r) = 0,86 (sangat kuat), (R2) = 0,74 (kuat) dan RMSE = 1,44. Nilai RMSE 1 dikarenakan variasi nilai yang dihasilkan oleh suatu model MUSLE memiliki nilai yang jauh dari variasi nilai pengukurannya.Comparison of MUSLE Erosion Models with Rainfall Simulator Erosion MeasurementAbstract. The potential for erosion hazards on sloping land such as plantation land needs to be measured and estimated for erosion. There are several methods of estimating erosion, one of which is the MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) model. The MUSLE model is an erosion estimation method developed on a farm plot scale in the United States, so to find out to what extent MUSLE is able to estimate erosion, erosion rate accuracy is carried out by comparing erosion measurements with the erosion of the MUSLE model on two experimental plots of peanut and spinach plants. Measurement erosion in this study uses artificial rain simulations in the form of a rainfall simulator. Soil samples in the rainfall simulator were taken from the Barbatee Dates Plantation with a steep slope of 25% and a spacing of 8 x 8 m2 without the application of ground cover crops. Erosion measurements are carried out per rainfall incidence using a rainfall simulator by first measuring runoff using liters and then weighing the land that is stored at the bottom of the plot (reservoir). The results showed that there were differences in erosion of the MUSLE model and the erosion of the rainfall simulator measurement on the experimental plot of peanut plants ranging from 9 x 10-6 tons/ha - 6.62 tons/ha, and the experimental plot of spinach plants ranging from 1.92 x 10-5 tons. / ha - 6.37 tonnes / ha. The accuracy rate of erosion of the MUSLE model (Modified Universal Soil Loss Equation) with the erosion of the rainfall simulator measurement on the peanut plant plot has the equation y = 0.000086x-0.000028 with a correlation value (r) = 0.82 (very strong), (R2 ) = 0.67 (strong) and RMSE = 1.6. Whereas the spinach plant plot has the equation y = 0.00095x-0.0001 with a correlation value (r) = 0.86 (very strong), (R2) = 0.74 (strong) and RMSE = 1.44. The value of RMSE 1 is because the variation in the value generated by a MUSLE model has a value that is far from the variation in the measurement value.
Perancangan Perangkat Keras Alat Pengusir Hama Burung Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino Uno M. Zikri Herida; Muhammad Idkham; Mustaqimah Mustaqimah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.402 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22358

Abstract

Abstrak. Melihat perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka diperlukan alat agar dapat memudahkan para petani dalam mengatasi serangan dari hama burung. Adapun alat pengusir hama burung ini menggunakan arduino uno sebagai pusat sistem kontrol, sensor ultrasonik sebagai pembacaan objek serta speaker mini dengan output suara burung elang sebagai pengusir yang diharapkan dapat berfungsi dengan sangat baik. Penelitian ini ditujukan agar dapat merancang perangkat keras alat pengusir hama burung dengan menggunakan sensor ultrasonik berbasis arduino uno. Metode pemrograman alat ini berdasarkan pembacaan objek yang dilakukan oleh sensor ultrasonik dan diteruskan ke arduino uno lalu speaker mini menerima sinyal dari arduino uno agar dapat mengeluarkan output suara elang. Hasil pengujian didapatkan sensor ultrasonik mampu mendeteksi objek burung pada rentang jarak 50-150 cm, yang mana alat akan bereaksi. Jarak 100 cm menjadi yang terbaik dalam tingkat keberhasilan yang didapat yaitu 84,92%, sedangkan tingkat keberhasilan terendah berada pada jarak 150 cm yaitu 55,42%.Bird Repellent Hardware Design Using Ultrasonic Sensors based on Arduino UnoAbstract. Seeing the development of increasingly sophisticated technology, tools are needed to make it easier for farmers to deal with attacks from bird pests. As for this bird repellent, it uses Arduino Uno as the center of the control system, ultrasonic sensors as object readings and mini speakers with an eagle sound output as a repellent which is expected to function very well. This research is intended to be able to design a bird repellent hardware device using an Arduino Uno-based ultrasonic sensor. The programming method of this tool is based on object readings carried out by ultrasonic sensors and forwarded to the Arduino Uno, then the mini speaker receives a signal from the Arduino Uno so that it can output the sound of an eagle. The test results show that the ultrasonic sensor is able to detect bird objects at a distance of 50-150 cm, which the tool will react to. The distance of 100 cm is the best in the success rate obtained, which is 84.92%, while the lowest success rate is at a distance of 150 cm, which is 55.42%.
Analisis Kebutuhan Energi pada Mesin Penyangrai Kopi Tabung Silinder Berputar dengan Sumber Panas Listrik Ari Maulana; Muhammad Idkham; Syafriandi Syafriandi; Andriani Lubis
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.325 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.21768

Abstract

Abstrak: Kopi merupakan suatu biji-bijian yang diolah menjadi minuman, cara mengolah biji kopi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara menyangrai. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan energi pada mesin penyangrai kopi tabung silinder berputar dengan sumber panas listrik. Bahan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah biji kopi arabika. Metode penelitian yang digunakan adalah menganalisis energi pada mesin sangrai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis energi pada penggunaan energi listrik dalam proses penyangraian masing-masing sebanyak 17,568 MJ, 16,74 MJ dan 18,18 MJ pada pengujian 1,2 dan 3, energi untuk memanaskan udara sebesar 0,005 MJ pada setiap pengulangannya, energi untuk menaikkan suhu produk sebesar 0,172 MJ, 0,172 MJ dan 0,183 MJ pada pengulangan 1, 2 dan 3. Energi panas untuk penguapan dari proses penyangraian sebesar 2,180 MJ, 1,954 MJ dan 2,678 MJ pada pengulangan 1, 2 dan 3. Efisiensi tertinggi dari 3 kali pengulangan sebesar 15,764%. Analysis of Energy Requirements on Rocil Cylinder Tube Coffee Roster with Electric Heat SourceAbstract: Coffee is a grain that is processed into a drink, how to process coffee beans can be done in various ways, one of which is by roasting. The purpose of this study was to analyze the energy requirements of a rotating cylindrical tube coffee roaster with an electric heat source. The material used in this research is Arabica coffee beans. The method used in this research was experimental with energy analyze in the roasting machine. The results showed that the energy analysis on the use of electrical energy in the roasting process were 17,568 MJ, 16,74 MJ and 18,18 MJ respectively in 1, 2 and 3 tests, the energy to increase the product temperature were 0,172 MJ, 0,172 MJ and 0,183 MJ at repetitions 1, 2 and 3. The heat energy for evaporation from the roasting process were 2,180 MJ, 1,954 MJ and 2,678 MJ on repetitions 1, 2 and 3. The highest efficiency of 3 times repetition of 15,764%.