Latifah Hanum
Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Unsyiah

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four- TierDiagnostic Test pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit di Kelas X SMA Islam Al-falah Kabupaten Aceh Besar Riska Irsanti; Ibnu Khaldun; Latifah Hanum
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia Vol 2, No 3 (2017): Juli 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.212 KB)

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian dengan judul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit di Kelas X SMA Islam Al-Falah Kabupaten Aceh Besar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidak adanya miskonsepsi dan mengetahui penyebab miskonsepsi dalam pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit pada siswa di kelas X SMA Islam Al-Falah Kabupaten Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitiannya adalah deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa di kelas X-D yang berjumlah 14 orang yaitu terdiri dari seluruh siswa perempuan. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik yaitu dengan tipe four-tier diagnostic test dan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait penyebab miskonsepsi pada siswa dilakukan wawancara dengan siswa yang dominan mengalami miskonsepsi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat miskonsepsi pada pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yaitu sebesar 38,68%. Penyebab miskonsepsi yang dialami siswa dalam pemahaman materi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit karena memenuhi kriteria syarat konsep dianggap miskonsepsi seperti adanya atribut yang tidak lengkap, gambaran konsep yang salah dan kegagalan siswa dalam melakukan klasifikasi. Selanjutnya hasil wawancara dengan siswa juga menunjukkan bahwa pada umumnya miskonsepsi pada siswa terjadi karena metode mengajar dan adanya intuisi (pemikiran sendiri) pada siswa.Kata Kunci: Miskonsepsi, Four-Tier Diagnostic Test ,Larutan Elektrolit dan Larutan Non ElektrolitAbstractThe research has been conducted under the title "Identification of Student Misconception Using Four-Tier Diagnostic Test on Electrolyte and Non-Electrolyte Solution Material in Class X SMA Islam Al-Falah of Aceh Besar Regency". This study aims to identify the presence or absence of misconceptions and to know the cause of misconception in the understanding of the material of electrolyte solution and non-electrolyte solution on the students in grade X SMA Islam Al-Falah of Aceh Besar District. The approach used in this study is a qualitative approach while the type of research is descriptive. Subjects in this study were students in class X-D which amounted to 14 people consisting of all female students. The sample selection was done by purposive sampling technique. Instrument used in this research is diagnostic test that is with four-tier diagnostic test type and to get more information related to the cause of misconception at student is done interview with student predominantly experiencing misconception. Based on the result of research can be concluded that there is misconception on the understanding of electrolyte solution material and non electrolyte solution that is equal to 38,68%. The causes of misconceptions experienced by students in understanding the material of electrolyte solution and non-electrolyte solution because they meet the criteria of conceptual requirements are considered misconceptions such as the presence of incomplete attributes, illustration of the wrong concept and the failure of students in doing the classification. Furthermore, the results of interviews with students also indicate that in general misconception in students occurs because of teaching methods and the intuition (self-thinking) in students.Keywords: Misconception, Four-Tier Diagnostic Test, Electrolyte Solution and Non-Electrolyte Solution
Analisis Kesulitan Pemahaman Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic test di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh Aida Auliyani; Latifah Hanum; Ibnu Khaldun
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia Vol 2, No 1 (2017): Program Studi Pendidikan Kimia
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.105 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang analisis kesulitan pemahaman siswa pada materi sifat koligatif larutan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pemahaman siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh pada materi sifat koligatif larutan menggunakan three-tier multiple choice diagnostic test. ; 2) mengetahui kesulitan yang dialami siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh dalam memahami materi sifat koligatif larutan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh yang dipilih secara purposive sampling dengan jumlah siswa 27 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik three-tier multiple choice dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14,81% siswa yang paham konsep, 33,94% siswa mengalami miskonsepsi, 45,06% siswa tidak paham konsep, dan 5,96% error. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru disebabkan oleh siswa yang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran ketika proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, siswa juga tidak mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai, siswa tidak serius mempelajari konsep yang menjadi syarat untuk mempelajari konsep selanjutnya, banyak siswa belajar dengan cara menghafal, dan kurangnya latihan soal. Kata kunci:  tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan Abstract The study about analysis of students’ difficult understanding on materials of colligative properties by using diagnostic test of three-tier multiple-choice have been conducted in class of XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh. The objectives of study were to 1) indicate students’ understanding of class XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh on materials of colligative properties by using diagnostic test of three-tier multiple-choice; 2) understand students’ difficulties of class XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh in order to comprehend materials of colligative properties. The study was implemented by using kind of descriptive study with a qualitative approach. Initially, 27 students of class XII IPA 2 in SMA Negeri 5 Banda Aceh were selected purposively which were 10 males and 17 females. Then, data were collected by using diagnostic test of three-tier multiple-choice and interview. The result of study represented that 14.81% of students were well understand the concept, 33.94% of students were misconception, 45.06% of students were wrong understand the concept and 5.96% of error. According to interview, it can be indicated that some factors which were affected difficulties of students’ understanding were lack of interest and attention during learning process. Besides that, the students have none of preparation before entered the class, the students were not studied seriously to the conceptual matterwhich was most important to improve other concepts, more of them were studied by memorize, and lack of exercise. Keywords: diagnostic test, three-tier multiple-choice, difficulty of understanding, colligative properties of solution. 
Uji Daya Serap Serbuk Gergaji Kayu Pinus (Pinus mercusii) Terhadap Logam Timbal (II) Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Siti Zubaidah; Ibnu Khaldun; Latifah Hanum
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia Vol 2, No 2 (2017): May 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.291 KB)

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian penyerapan ion logam Pb(II) menggunakan serbuk gergaji kayu pinus (Pinus mercusii). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya serap serbuk gergaji kayu pinus (Pinus mercusii) terhadap ion logam Pb(II). Populasi serbuk gergaji kayu pinus yang digunakan sebagai adsorben ion logam Pb(II) ini diambil dari pegunungan Bur Gajah Kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayo Lues dengan sampel sebanyak 200 gram. Studi penyerapan dilakukan dengan memvariasikan variabel pH, kecepatan pengadukan, pengaruh temperatur dan konsentrasi awal ion logam Pb(II). Konsentrasi sisa penyerapan ion logam Pb(II) diukur menggunakan spektrofotometri serapan atom (SSA). Kapasitas penyerapan serbuk gergaji dihitung menggunakan dua model isoterm yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich. Setelah kondisi optimum didapatkan serbuk gergaji kayu pinus diaktivasi secara kimia menggunakan larutan NaOH 0.1 N, sebagai kontrol digunakan adsorben tanpa aktivasi. Kondisi optimum hasil penelitian serbuk gergaji kayu pinus dengan ukuran ayakan 150 mesh, waktu kontak 30 menit dan massa serbuk gergaji kayu 1 gram dapat menyerap ion logam Pb(II) pada kondisi pH 5, kecepatan pengadukan 100 rpm, dan suhu 75°C. Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas penyerapan berdasarkan model isoterm Langmuir dan Freundlich berturut-turut yaitu 7,7041 mg/g dan 0,8635 mg/g, serta perbandingan efisiensi penyerapan secara aktivasi dan tanpa aktivasi yaitu sebesar 99,84% dan 85,47%.        Kata kunci: Daya serap, serbuk gergaji, pinus (Pinus mercusii), ion logam Pb(II), AAS AbstractThe research has been conducted about ion absorption of Pb (II) by using sawdust pine (Pinus mercusii). This study aims to determine the absorption of sawdust pine (Pinus mercusii) towards metal ions Pb (II). The population of pine wood sawdust that was used as adsorbent metal ions Pb (II) was taken from Bur Gajah mountain Blangpegayon district of Gayo Lues with 200 grams sample. Studies of absorptions were conducted by varying the variable of pH, the speed of stirring, the temperature effect and the initial concentration of metal ions Pb (II). The concentration of residual absorption of metal ions Pb (II) was measured by using atomic absorption spectrophotometry (AAS). The absorption capacities of sawdust were calculated by using two models namely the isotherm Langmuir isotherm and Freundlich. After being gotten the optimum condition, the pine wood sawdust was chemically activated by using 0.1 N NaOH solutions, as an adsorbent that was used without activation control. The optimum conditions of the results of sawdust pine wood with size 150 mesh, contact time of 30 minutes and a mass of sawdust 1 gram can absorb metal ions Pb (II) at pH 5, 100 rpm the speed of stirring, and a 75 ° C temperature. Based on the results of the absorption capacity from isotherm Langmuir and Freundlich models, it can successively be obtained namely 7.7041 mg / g and 0.8635 mg / g. then, the comparison of the efficient absorption through activation and without activation were 99.84% and 85.47%.                                                                     Keywords: Absorption, sawdust, pine (Pinus mercusii), metal ions Pb (II), AAS
Menganalisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Penilaian Four-Tier Multiple Choice (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Banda Aceh) Malik Yakubi; . Zulfadli; Latifah Hanum
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia Vol 2, No 1 (2017): Program Studi Pendidikan Kimia
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.136 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar persentase tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dengan menggunakan instrumen penilaian four-tier multiple choice (FTMC) dan mengetahui tanggapan guru terhadap instrumen penilaian FTMC dalam menganalisis tingkat pemahaman siswa. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 2 sebanyak 31 orang dan 5 orang guru mata pelajaran kimia Tahun Ajaran 2016/2017 yang ditentukan berdasarkan teknik random sampling. Data penelitian diperoleh menggunakan tes dan angket. Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda FTMC sebanyak 15 butir dan lembar angket tanggapan guru sebanyak 5 pertanyaan. Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa persentase tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia yang menggunakan instrumen FTMC yang dikategorikan memahami konsep sebesar 43%, tidak memahami konsep 27%, miskonsepsi 19%, dan error 11% serta tanggapan guru terhadap penggunaan instrumen penilaian FTMC dalam menganalisis tingkat pemahaman siswa pada materi ikatan kimia dikategorikan baik sekali dengan persentase 92%. Kata kunci: four-tier multiple choice, tingkat pemahaman, ikatan kimia. AbstractThe study titled “Analyze of level of students’ understanding in learning of chemical bonding by using instrumentation of Four-Tier Multiple Choice” had been done in Class X of SMA Negeri 4 Banda Aceh. The objectives of study were to understand level of understanding in learning of chemical bonding by using the instrumentation of four-tier multiple choice (FTMC) and to understand teacher’s responses to the instrumentation in analyzing of students’ understanding. The descriptive research used qualitative approach. Then, subject of study was 31 students of class X IPA 2 and 5 teachers of chemistry department in academic year of 2016/2017 which was determined by using technique of random sampling. Data were collected by using test and questionnaire. The test used 15 questions of FTMC and 5 questions of questionnaire. The result of study indicated that the level of students’ understanding which was analyzed by using FTMC were 43% of understand the concept, 27% of wrong conception, 19% of misconception, and 11% of error conception. Furthermore, the teachers’ responses to the implementation of FTMC were categorized as very good with a percentage of 92%.  Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding
Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 1 Unggul Darul Imarah Rizqa Afdhila; Muhammad Nazar; Latifah Hanum
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia Vol 2, No 3 (2017): Juli 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.87 KB)

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Blended Learning Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA Negeri I Unggul Darul Imarah”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar, aktivitas dan tanggapan peserta didik serta guru terhadap penerapan pembelajaran blended learning pada materi larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan di SMA Negeri I Unggul Darul Imarah dengan subjek penelitian peserta didik XI IPA 2 yang berjumlah 21 orang, terdiri dari 13 perempuan dan 8 laki-laki. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian diperoleh dari hasil evaluasi akhir,  lembar observasi aktivitas, dan angket tanggapan peserta didik serta guru. Berdasarkan analisis data diperoleh persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pertemuan I, II, dan III masing-masing sebesar 71,48%, 82,24%, dan 93,75. Persentase ketuntasan belajar diperoleh sebesar 80,95% dengan kategori sangat baik. Guru dan peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap penerapan pembelajaran blended learning dengan persentase masing-masing yaitu 89,58% dan 83,31%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar peserta didik telah tuntas secara klasikall dengan kategori sangat baik. Aktivitas juga meningkat selama penerapan pembelajaran blended learning, serta guru dan peserta didik memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran blended learning. Untuk peneliti lain yang akan melaksanakan pembelajaran blended learning diharapkan dapat menyusun jadwal lebih rinci untuk kegiatan di course e-learning. Kata kunci : Blended learning, ketuntasan belajar, larutan penyangga, e-learning AbstractThe research had been conducted entitled "Application of Blended Learning on Surface Buffing Material in SMA Negeri I Unggul Darul Imarah". The aim of this study is to describe learning completeness, activities and responses of students and teachers to the application of blended learning on buffer material. This research was conducted four times meeting in SMA Negeri I Unggul Darul Imarah, the subject of this research is 21 students of class XI IPA 2  consisting of 13 female and 8 male students.  This is descriptive research with qualitative approach. The Research data obtained from the final evaluation, activity observation sheet, and questionnaire responses of students and teachers. Based on the data analysis, the percentage of students learning activity’s average of the meetings I, II, and III was 71.48%, 82.24% and 93.75, respectively. Percentage of learning completeness was obtained by 80.95% with very good category. Teachers and students responded positively to the application of blended learning with percentage of 89.58% and 83.31%. Based on the result of the research, it can be concluded that the students' learning completeness has been completed classicallly with very good category. Activities also increase during the application of blended learning, as well as teachers and students also give a positive response to blended learning. For other researchers who will conduct research in blended learning is expected to arrange a more detailed schedule for activities in the e-learning course. Keyword: Blended learning, learning completeness, buffer solution, e-learning