Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Efektivitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) Terhadap Mortalitas Larva Aedes sp dan Anopheles Andi Tilka Muftiah; Andi Yulia Kasma; Renaldi M
Jurnal Vektor Penyakit Vol 13 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.773 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v13i2.465

Abstract

Abstract Dengue hemorrhagic fever (DHF) and malaria are diseases that are spread through vector (Vector Borne Disease), which can be prevented by applying larvacides. One of plant showing function as a natural larvacide is fragrant pandan leaves (Pandanus amaryllifolius). The chemical contents in fragrant pandan leaves are polyphenols, flavonoids, saponins, tannin, and alkaloids. This study aimed to recognize the effectiveness of fragrant pandan extract (P. amaryllifolius) in killing the larvae of Aedes sp. and Anopheles. This was experimental research, posttest only with control group design. The study population was Aedes sp. and Anopheles larvae (Instar III-IV) taken from the original habitat, then the sample was determined by purposive sampling method. The results revealed that the most effective concentration of fragrant pandan extract (P. amaryllifolius) in killing the larvae of Aedes sp. and Anopheles was 15%. Probit test results of Lethal Concentration 50% and 90% fragrant pandan extract for 24 hours to Aedes sp. larvae showed 9.445% and 14.087%, while to Anopheles larvae depicted 14.874% and 31.468%. It is expected to be guided to community in applying fragrant pandan extract as an alternative larvacide in everyday life to control vector diseases, particularly dengue hemorrhagic fever and malaria. Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merupakan penyakit yang disebarkan melalui vektor nyamuk (Vector Borne Disease), yang dapat dicegah penyebarannya dengan menggunakan larvasida. Salah satu tanaman yang berfungsi sebagai larvasida alami adalah daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan kimia yang ada di daun pandan wangi adalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) dalam mematikan larva Aedes sp. dan Anopheles. Jenis penelitian ini adalah Experimental dengan desain posttest only with control group. Populasi penelitian adalah larva nyamuk Aedes sp. dan Anopheles (instar III-IV) yang diambil dari habitat asli, kemudian sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) yang efektif dalam mematikan larva Aedes sp. dan Anopheles dalam jumlah terbanyak adalah 15%. Hasil uji probit Lethal Concentration 50% dan 90% ekstrak daun pandan wangi selama 24 jam terhadap larva Aedes sp. menunjukkan angka 9,445% dan 14,087% sedangkan terhadap larva Anopheles menunjukkan angka 14,874% dan 31,468%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam mengaplikasikan ekstrak daun pandan wangi sebagai larvasida alternatif di kehidupan sehari-hari untuk mengendalikan penyakit vektor khususnya demam berdarah dengue dan malaria.
Efektivitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius) Terhadap Mortalitas Larva Aedes sp dan Anopheles Andi Tilka Muftiah; Andi Yulia Kasma; Renaldi M
Jurnal Vektor Penyakit Vol 13 No 2 (2019): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.773 KB) | DOI: 10.22435/vektorp.v13i2.465

Abstract

Abstract Dengue hemorrhagic fever (DHF) and malaria are diseases that are spread through vector (Vector Borne Disease), which can be prevented by applying larvacides. One of plant showing function as a natural larvacide is fragrant pandan leaves (Pandanus amaryllifolius). The chemical contents in fragrant pandan leaves are polyphenols, flavonoids, saponins, tannin, and alkaloids. This study aimed to recognize the effectiveness of fragrant pandan extract (P. amaryllifolius) in killing the larvae of Aedes sp. and Anopheles. This was experimental research, posttest only with control group design. The study population was Aedes sp. and Anopheles larvae (Instar III-IV) taken from the original habitat, then the sample was determined by purposive sampling method. The results revealed that the most effective concentration of fragrant pandan extract (P. amaryllifolius) in killing the larvae of Aedes sp. and Anopheles was 15%. Probit test results of Lethal Concentration 50% and 90% fragrant pandan extract for 24 hours to Aedes sp. larvae showed 9.445% and 14.087%, while to Anopheles larvae depicted 14.874% and 31.468%. It is expected to be guided to community in applying fragrant pandan extract as an alternative larvacide in everyday life to control vector diseases, particularly dengue hemorrhagic fever and malaria. Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merupakan penyakit yang disebarkan melalui vektor nyamuk (Vector Borne Disease), yang dapat dicegah penyebarannya dengan menggunakan larvasida. Salah satu tanaman yang berfungsi sebagai larvasida alami adalah daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan kimia yang ada di daun pandan wangi adalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) dalam mematikan larva Aedes sp. dan Anopheles. Jenis penelitian ini adalah Experimental dengan desain posttest only with control group. Populasi penelitian adalah larva nyamuk Aedes sp. dan Anopheles (instar III-IV) yang diambil dari habitat asli, kemudian sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) yang efektif dalam mematikan larva Aedes sp. dan Anopheles dalam jumlah terbanyak adalah 15%. Hasil uji probit Lethal Concentration 50% dan 90% ekstrak daun pandan wangi selama 24 jam terhadap larva Aedes sp. menunjukkan angka 9,445% dan 14,087% sedangkan terhadap larva Anopheles menunjukkan angka 14,874% dan 31,468%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam mengaplikasikan ekstrak daun pandan wangi sebagai larvasida alternatif di kehidupan sehari-hari untuk mengendalikan penyakit vektor khususnya demam berdarah dengue dan malaria.
Early Detection of Peripheral Arterial Disease (PAD) by Ankle Brachial Index (ABI) Examination in Type 2 Diabetes Mellitus Patients Muhammad Sahlan Zamaa; Renaldi M; Sitti Nurhadijah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.117 KB)

Abstract

Diabetes mellitus is one of the most common health problems in Indonesia. This disease has various complications, including the occurrence of pheriperal arterial disesase (PAD). One method to detect PAD is to examine the ankle brachial index (ABI). This study aims to conduct early detection of PAD incidence in diabetes mellitus patients. This research is a descriptive study with a population of 5649 and a total sample of 104 respondents who were taken using accidental sampling method. Data was collected through visits to the respondent's house. ABI data were collected using 8 MHz vascular doppler. On the right leg, there were 13 respondents who experienced PAD (11 mild occlusion and 2 moderate occlusion), for the left leg there were 13 respondents who experienced PAD (8 mild occlusion and 5 moderate occlusion). PAD is one of the complications that can occur in patients with diabetes mellitus. Early detection of PAD is important, because most patients with PAD do not feel any symptoms. This is important to prevent diabetic ulcers in the patient's feet.
PERBEDAAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH YANG TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT Tk II PELAMONIA MAKASSAR Renaldi M
Jurnal Mitrasehat Vol. 6 No. 1 (2016): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v6i1.174

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi. Diabetes melitus yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik. Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Data penderita DM di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar tahun 2012 tentang jumlah sebanyak 1.375 orang, tahun 2013 tentang jumlah sebanyak 1.568 orang, tahun 2014 tentang jumlah sebanyak 1.792 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian komparatif untuk melihat perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang.Data di ujidenganuji statistik Mann Whitney dengan tingkat signifikan α< 0,05. Hasil penelitian didapatkan Kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II rata-rata 5,00 (± 3,889), kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II rata-rata 0,795 (± 0,226), ada perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassardengan nilai p=0,001<α(0,05) Kesimpulan ada perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat Diabetes Melitus Tipe II diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan sosialisai tentang pentingnya mengontrol kadar gula darah.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLIUS) TERHADAP MORTALITAS LARVA AEDES SP Andi Yulia Kasma; Andi Tilka Muftiah Ridjal; Renaldi M
Jurnal Mitrasehat Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v8i2.197

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebarkan melalui vektornyamuk (Vector Borne Disease), yang dapat dicegah penyebarannya dengan menggunakanlarvasida. Salah satu tanaman yang dapat berfungsi sebagai larvasida alami adalah daunpandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan kimia yang ada di daun pandan wangiadalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, dan alkaloid. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius)dalam mematikan larva Aedes sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment.Populasi penelitian adalah larva nyamuk Aedes sp yang diambil dari habitat asli, kemudiansampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian inimenyimpulkan bahwa ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) efektif dalammematikan larva Aedes sp. Hasil uji probit Lethal Concentration 50% dan 90% ekstrak daunpandan wangi selama 24 jam terhadap larva Aedes sp menunjukkan angka 9,445% dan14,087%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalammengaplikasikan ekstrak daun pandan wangi sebagai larvasida alternatif di kehidupan seharihari untuk mengendalikan penyakit vektor khususnya demam berdarah dengue.
GAMBARAN EVALUASI PROGRAM PENGAWASAN MINUM OBAT (PMO) PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSKESMAS KABUPATEN KOLAKA UTARA Muhammad Hatta; Renaldi M; Verawati
Jurnal Mitrasehat Vol. 7 No. 2 (2017): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v7i2.226

Abstract

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di tingkat global, regional, nasional, maupun lokal. Tuberkulosis menyebabkan 5000 kematian per hari, atau hampir 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Masih ditemukan banyak kendala dalam pelaksanaan program penanggulangan TB dalam pengawasan minum obat di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Kolaka Utara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Program Pengawasan Minum Obat (PMO) Pada Pasien Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2015.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana Informan ditentukan sebanyak 11 informan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik indepth interview (wawancara mendalam) selanjutnya dianalisis dengan metode content analysis.Input (masukan) pelaksanaan program penanggulangan TB dalam pengawasan minum obat (PMO) sudah berjalan dengan baik dan terjadi karena ketersedian tenaga PMO dan ketersediaan dana yang saling mendukung. Proses dalam hal ini pelaksanaan program Pengawas Minum Obat (PMO) dilaksanakan dengan baik karna petugas kesehatan terlibat langsung dalam melaksanakan PMO. Outputnya adalah berkurangnya pasien TB karena PMO berhasil dalam menjalankan tugasnya dimana semua pasien patuh dalam meminum obat.Saran diberikan kepada petugas TB diharapkan untuk lebih meningkatkan kunjungan, pemantauan, dan penyuluhan kepada PMO supaya PMO lebih memahami tugas dan fungsinya, diantaranya mengingatkan dan mengawasi penderita dalam meminum obat sehingga membantu proses penyembuhan penderita TB.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Renaldi M; Muh. Sahlan Zamaa; Nur Arifin
Jurnal Mitrasehat Vol. 12 No. 2 (2022): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v12i2.338

Abstract

Salah satu penyakit ginjal yang paling mematikan adalah gagal ginjal. Meskipun penyakit ginjal tidak menular, itu berakibat fatal. Gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis adalah dua jenis gagal ginjal. Gagal ginjal kronis berkembang menjadi gagal ginjal terminal karena telah terjadi kerusakan ginjal yang persisten dan fungsi ginjal belum kembali seperti semula. Terapi penggantian ginjal adalah salah satu pilihan terbaik untuk individu dengan CKD. Di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar didapatkan jumlah jumlah kunjungan pasien hemodialisis Tahun 2018 sebanyak 469, Tahun 2019 sebanyak 813 kunjungan, Tahun 2020 sebanyak 6060 dan Tahun 2021 sebanyak 7120 kunjungan. Dengan jumlah pasien yang rutin melakukan terapi Hemodialisis sebanyak 73 orang. Pada penelitian ini dikaji dukungan dan kepatuhan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Tajuddin Chalid Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang menggunakan metodologi cross-sectional, ukuran sampel total 73 individu, dan populasi 73 individu. Berdasarkan temuan analisis Univariat, 61 responden (92,4%) mendapat dukungan keluarga dengan baik. Sedangkan pada variabel kepatuhan pasien menjalani terapi HD diperoleh data responden yang patuh sebanyak 59 responden (89,4%). Uji statistik Fisher's Exact Test digunakan untuk mengetahui hasil analisis data, dan hasilnya adalah p = 0,00 (p 0,05). Menurut temuan uji statistik, ada hubungan antara kepatuhan pasien dalam menerima terapi hemodialisis dengan dukungan keluarga. Disarankan agar keluarga tetap membantu keluarga yang menjalani terapi hemodialisis dengan mendampingi pasien selama menjalani hemodialisis berdasarkan temuan analisis penelitian ini.
Gambaran Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Tempat Pembuangan Akhir Sampah Antang Makassar Muhammad Sahlan Zamaa; Kamariana; Renaldi; Muhammad Hatta; Andi Wahyuni; Arman Jaya
Journal of Bionursing Vol 5 No 1 (2023): Journal of Bionursing
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bion.2023.5.1.168

Abstract

Background: ARI (Acute Respiratory Infection) is one of the main causes of death in Indonesia and worldwide. Many toddlers experience ARI in Antang landfill area. In general, Antang landfill area is far from healthy standard. In Puskesmas Tamangapa, ARI cases on children under five were 0.94% in 2018, 1.03% in 2019, 0.38% in 2020, and 0.44% in 2021. Lack of previous studies conducted research in this area. Aim: This study aimed to describe the incidence of ARI on toddlers. Method: This research was descriptive research in that number of sample was 46 toddlers who had suffered from ARI based on the evaluation of the last 3 months from the Puskesmas Tamangapa selected by total sampling. Data collection applied questionnaire as a research instrument. Results: The results revealed that toddlers with ARI were male 29 (63.0%), good nutritional status was 32 (69.6%), complete immunization status by 31 (67.4%), those whose father smoked were 42 (91.3%), exposed to the smell of light garbage by 21 (45.7%) and the density of the housing was not dense by 38 (82.6%). Conclusion: It concluded that most respondents were male, performed appropriate nutritional status, complete immunization status, their father smokes, exposed to the smell of light garbage and the density of the dwelling is not dense.
Peran Perawat pada Fase Preparedness dalam Penanggulangan Bencana: Systematic Review Renaldi. M Renaldi. M; Endah Tri Wulandari; Annisa’i Rohimah; Uki Noviana; Sri Warsini
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 4 (2023): Jurnal Keperawatan: Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i4.1220

Abstract

Bencana alam berpotensi membunuh ribuan orang dalam hitungan menit dan masih banyak lagi dampak negatif yang terjadi setelahnya. Salah satu tenaga kesehatan yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi bencana adalah perawat. Meningkatnya frekuensi bencana di seluruh dunia menuntut perawat untuk cukup siap dalam menanggapi bencana agar dapat mengurangi konsekuensi negatif dari peristiwa tersebut. Pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan perawat terhadap bencana merupakan faktor penting dalam respon yang tepat terhadap meningkatnya kejadian bencana. Untuk mengetahui peran perawat pada fase kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana di rumah sakit. Strategi yang digunakan untuk mencari artikel adalah kerangka Population Concept Context. Basis data menggunakan "ScienceDirect, ProQuest, dan EBSCOhost. Batasan yang digunakan dalam tinjauan sistematis ini adalah artikel berbahasa Inggris dengan publikasi dari 2016 hingga 2021. Pencarian awal menghasilkan 500 artikel dan hanya 11 artikel yang dimasukkan dalam ulasan artikel. Kesiapsiagaan bencana rumah sakit merupakan bentuk penanggulangan bencana yang harus dilakukan dengan langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampak bencana.