Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Pendeteksian Serangan ARP Poisoning dengan Menggunakan Metode Live Forensic Muhammad Rizky Choiruman; Jafaruddin Gusti Amri Ginting; Nanda Iryani
InfoTekJar : Jurnal Nasional Informatika dan Teknologi Jaringan Vol 6, No 2 (2022): InfoTekJar Maret
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/infotekjar.v6i2.4904

Abstract

Network forensics is an important aspect to identify eavesdropping or intrusion on a network. Wiretapping by the attacker can trigger an even bigger attack. Therefore, a network forensics method is needed to collect network traffic records to look for evidence in the event of an attack. In this study, a forensic investigation was conducted to identify an ARPattack poisoning using themethod Live Forensic, the attack trial was carried out when the client accesses the server using the SSL and FTP protocols, when access has been made by the client the attacker can interceptdata. client By utilizing the ARP protocol through the tools Ettercap, this eavesdropping activity can disrupt network security aspects, especially in terms of confidentiality (data confidentiality) and integrity (data authenticity). This process requires tools to be able to search for the attackers quickly, for it was in this research using the tools XArp that can provide alerts and to detect the identity of perpetrators of the attack and the identity of the victim in real time.
Analisis Perbandingan Performansi Eksternal Border Gateway Protocol (EBGP) pada Jaringan Konvensional dan Jaringan Software Defined Network Lu'lu' Hasna' Mahdiyah; Jafaruddin Gusti Amri Ginting; Nanda Iryani
RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer) Vol 4, No 2 (2021): RESISTOR (Elektronika Kendali Telekomunikasi Tenaga Listrik Komputer)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/resistor.4.2.147-154

Abstract

Topologi jaringan komputer yang semakin besar akan membuat konfigurasi router menjadi tidak efisien dan juga dibutuhkan peningkatan dalam mempertahankan kinerja kebutuhan internet. Eksternal Border Gateway Protocol (EBGP) salah satu mekanisme yang terdapat pada BGP sebagai penghubung antar Autonomous System dimana adanya pertukaran informasi antar Autonomous System yang berbeda dengan skala network yang lebih besar. Software Defined Network sebuah konsep dalam mengelola jaringan dengan melakukan pemisahan antara control plane dan data plane yang memiliki kemampuan untuk mengatur ribuan perangkat melalui sebuah point of management. Telah dilakukan penelitian mengenai analisis perbandingan performansi EBGP bedasarkan parameter Quality of Service (QoS) delay, jitter, troughput dan packet loss pada arsitektur jaringan konvensional dan jaringan Software Defined Network menggunakan ONOS controller. Dari hasil pengukuran mengunakan beban traffic 7.5 MB, 10 MB dan 12.5 MB didapatkan bahwa performansi dari jaringan Software Defined Network lebih unggul dan stabil dibandingkan jaringan konvensional. Hal ini sesuai dengan data yang didapatkan dari pengujian kedua jaringan tersebut.The larger the computer network topology will make the router configuration inefficient and also required an increase in maintaining the performance of internet needs. External Border Gateway Protocol (EBGP) is one of the mechanisms contained in BGP as a liaison between Autonomous Systems where there is an exchange of information between different Autonomous Systems with a larger network scale. Software Defined Network is a concept in managing a network by separating the control plane and data plane which has the ability to manage thousands of devices through a single point of management. Research has been carried out on comparative analysis of EBGP performance based on the Quality of Service (QoS) delay, jitter, throughput and packet loss parameters on conventional network architectures and Software Defined Network networks using an ONOS controller. From the measurement results using a traffic load of 7.5 MB, 10 MB and 12.5 MB, it is found that the performance of the Software Defined Network is superior and stable compared to conventional networks. This is in accordance with the data obtained from testing the two networks.
Implementasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi English Competency Test Sarah Astiti; Nanda Iryani
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 5, No 2: December 2020
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v5.i2.2020.267-274

Abstract

Pandemi dan New Normal merupakan dua hal baru yang berdampak pada sektor pendidikan salah satunya adalah di perguruan tinggi. Terlihat jelas dengan adanya perubahan sistem pembelajaran secara tatap muka beralih menjadi sistem daring. Pusat Bahasa Institut Teknologi Telkom Purwokerto juga melakukan perombakan metode pengadaan tes TOEFL yaitu dengan melakukan pengembangan aplikasi English Competency Test (ECT). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran Quality of Service (QoS) terhadap jaringan selama proses tes daring dan menganalisis dengan parameter ukur berupa throughput, delay, dan packet loss. Objek penelitian mengambil kondisi jaringan user secara realtime dengan kendala pada umumnya seperti kurang stabilnya jaringan yang menyebabkan gangguan saat tes daring berlangsung. Tujuannya adalah agar kita mengetahui seberapa besar penggunaan bandwith, jumlah paket yang hilang dan waktu tunggu dalam proses pertukaran data di jaringan. Mahasiswa melakukan ujian dengan rentang waktu selama 115 menit dengan komposisi 3 bagian yang terdiri dari listening, structure dan reading. Pengambilan data mengambil kondisi jaringan yang digunakan oleh user di berbagai tempat secara langsung berjumlah 150 user dan 1 admin dalam implementasi aplikasi ECT. Hasil yang didapatkan bahwa penggunaan performansi dari sisi user/mahasiswa lebih besar dibandingkan jika diukur dari sisi admin dengan bandwith terbesar sebesar throughput 7968 bps, delay sebesar 1665,5 ms, dan packet loss sebesar 7,3 %. Hasil semua sangat baik sesuai standar ITU-T G.1010 namun kategori sedang untuk throughput dari sisi user.
Analisis Performansi Data Plane Development Kit Terhadap Open Virtual Switch pada Jaringan Virtual Nanda Iryani; Afifah Dwi Ramadhani; Queenta Paradissa Ramadhani
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 6, No 1: June 2021
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v6.i1.2021.93-100

Abstract

Virtualisasi merupakan teknologi yang digunakan untuk merubah sesuatu yang bersifat fisik ke dalam bentuk virtual. Jaringan virtual dalam virtualisasi membutuhkan switch virtual untuk menghubungkan sejumlah virtual mesin. Switch virtual yang umum digunakan adalah Open vSwitch. Paket yang melewati Open vSwitch diteruskan dengan cara mencocokkan flow entries yang ada di flow table. Hal ini membuat pemrosesan paket relatif lebih lambat karena melewati banyak space. Data Plane Development Kit (DPDK) hadir dalam bentuk extended packet yang menawarkan kinerja pemrosesan paket secara lebih efisien. Penelitian ini melakukan penerapan DPDK pada Open vSwitch sekaligus menganalisis performansinya terhadap parameter Quality of Service (QoS) yang diterapkan pada jaringan virtual. Metode yang digunakan yaitu melalui peningkatan background traffic sebesar 100 Mb, 150 Mb, dan 200 Mb dengan mengirimkan traffic protokol Transmission Control Protocol (TCP) sebanyak 30 kali pengujian selama 20 detik. Parameter QoS yang diukur yaitu delay, jitter, throughput, dan packet loss. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan DPDK pada Open vSwitch berhasil meningkatkan performansi QoS pada jaringan sebesar 21%. Nilai delay, jitter, dan packet loss menurun, sedangkan throughput meningkat seiring bertambahnya ukuran data. Hasil pengukuran parameter QoS secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat baik berdasarkan standar rekomendasi menurut ITU-T G.1010.
Analisis Performansi BGP Resource Public Key Infrastructure Studi Kasus PT. Time Excelindo Nanda Iryani; Jafaruddin Gusti Amri Ginting; Dyas Dendi Andika
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 7, No 1: June 2022
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v7.i1.2022.135-142

Abstract

Routing Border Gateway Protocol (BGP) yang berfungsi sebagai backbone jaringan internet secara bawaan tidak memilki mekanisme keamanan yang kuat. Sering terjadi kasus dimana routing BGP yang berjalan di internet mengalami pembajakan pada rute jaringannya atau kesalahan konfigurasi baik secara sengaja maupun tidak sengaja terhadap informasi rute BGP yang mengakibatkan jaringan internet mengalami kegagalan atau tidak bisa diakses. Implementasi BGP dengan Resource Public Key Infrastructure (RPKI) akan membuat suatu jaringan melakukan filtering terhadap rute-rute yang ada sehingga keberadaannya bisa membuat jaringan internet yang memanfaatkan BGP diarahkan ke rute-rute yang valid saja dan menghindari pembajakan informasi rute yang tidak valid. Penelitian ini berupaya mengukur performansi terhadap BGP RPKI di PT Time Excelindo. Implementasi BGP RPKI untuk meningkatkan pemakaian CPU dan memory perangkat sebesar 3,6% dan 0,75% serta mengurangi daya input router dalam menerima informasi prefix masuk sebesar 1,15%. Selain itu, di sisi kualitas jaringan setelah menerapkan BGP RPKI menghasilkan nilai download dan upload yang turun sebesar 0,11 Mbps dan 0,02 Mbps ditambah dengan kenaikan nilai latensi  selama 0,13 ms.
Perbandingan Kontroler POX, Ryu dan ONOS Pada Arsitektur Software Defined Network (SDN) Menggunakan Topologi Linear Mega safira Nuraeni; Eka Wahyudi; Nanda Iryani
Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE) Vol 4 No 2 (2022): Journal of Telecommunication, Electronics, and Control Engineering (JTECE)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20895/jtece.v4i2.360

Abstract

Abstrak Software defined network merupakan konsep baru yang memisahkan data plane dengan control plane. Kontroler menjadi suatu hal yang penting dalam membangun arsitektur software defined network, sehingga dibutuhkan informasi terkait performansi kontroler untuk mengetahui tingkat kemampuan suatu kontroler, bebarapa kontroler yang ada diantaranya POX, Ryu dan ONOS. Pada penenelitan ini menggunakan topologi jaringan linear yang menggunakan 10 switch dan 10 host, 12 switch dan 12 host, 14 switch dan 14 host dan 16 Switch 16 host pada background traffic 50 Mbps hingga 200 Mbps. Dari pengujian ini diperoleh hasil bahwa kenaikan nilai troughput, delay dan jitter berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah switch, kontroler POX memiliki performa terbaik dibandingkan dengan kontroler Ryu dan ONOS dengan nilai troughput yang didapatkan sebesar 5.139,456 Kbits/sec hingga 5.142,139 Kbits/sec, untuk nilai delay yang didapatkan sebesar 0,078 ms hingga 0,110 ms sedangkan untuk nilai jitter diperoleh 0,037 ms hingga 0,070 ms. Abstract Software defined network is a new concept that separates the data plane from the control plane. The controller is an important thing in building a software defined network architecture, so information regarding controller performance is needed to determine the level of capability of a controller, some of the existing controllers include POX, Ryu and ONOS. This research uses a linear network topology that uses 10 switches and 10 host, 12 switches and 12 host, 14 switches and 14 host and 16 switches and 16 host on 50 Mbps to 200 Mbps background traffic. From this test, the results show that the increase in throughput, delay and jitter values ​​is directly proportional to the increase in the number of switches, the POX controller has the best performance compared to the Ryu and ONOS controllers with the throughput value obtained from 5,139,456 Kbits/sec to 5,142,139 Kbits/sec. , for the delay value obtained is 0.078 ms to 0.110 ms while the jitter value is obtained from 0.037 ms to 0.070 ms.
Analisis performansi high availability cluster server menggunakan heartbeat pada private cloud: Performance analysis of high availability cluster servers using heartbeat on private cloud Nanda Iryani; Kholifah Dyah Ayatri; Reni Dyah Wahyuningrum
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 2 No. 2: September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v2.i2.2022.129-138

Abstract

Pada era new normal terjadinya peningkatan penggunaan internet, sehingga membuat web server akan terus menerus bekerja tanpa berhenti. Semakin tinggi sebuah permintaan pada web server maka beban web server akan semakin bertambah dan server akan mengalami down. Solusinya adalah dengan adanya server yang mempunyai kehandalan dan mampu mengatasi masalahnya sendiri. Jika menggunakan sebuah server saja tidak dapat disebut handal dikarenakan jika server tersebut mati maka sistem akan mati dan tidak dapat melayani sebuah permintaan tanpa adanya server cadangan. Solusinya adalah dengan menerapkan high availability dengan metode heartbeat untuk memastikan failover clustering disaat server utama mati maka akan digantikan dengan server cadangan. Heartbeat dibangun dalam beberapa web server yang terpasang pada private cloud. Private cloud digunakan karena memiliki banyak manfaat seperti kendali penuh dapat menyesuaikan penggunaan sumber daya dengan kebutuhan server dengan lebih baik. Faktor penelitian berdasarkan dari nilai downtime dan nilai availability yang menjadikan sebuah parameter server cluster dapat berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan melalui 5 variasi jumlah koneksi, yaitu 200 koneksi, 400 koneksi, 600 koneksi, 800 koneksi, dan 1000 koneksi dengan laju 100 permintaan/detik. Hasil pengujian menunjukkan nilai rata-rata throughput semua variasi sebesar 5,254 Mbit/s dengan tertinggi pada 600 koneksi yaitu 6,233 Mbit/s. Delay menunjukkan kategori Sangat Baik berdasarkan standarisasi TIPHON yaitu kurang dari 150 ms. Presentasi packet loss juga menunjukkan kategori Sangat Baik hingga 1000 koneksi semua paket diloloskan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa High Availability Cluster Server menggunakan Heartbeat pada private cloud menunjukan hasil yang sangat baik dimana sistem masih optimal hingga beban 1000 koneksi.
Analisis Unjuk Kerja Load Balancing F5 BIG-IP LTM menggunakan Algoritma Least Connection dan Round Robin pada Web Server Muhammad Ismail; Eka Wahyudi; Nanda Iryani
Jurnal Litek : Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika Vol. 19 No. 2 (2022): Jurnal Litek, September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.927 KB) | DOI: 10.30811/litek.v19i2.12

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kehandalan sebuah jaringan web server dengan F5 BIG-IP LTM sebagai load balancer yang membagi beban traffic yang masuk ke web server. Pada penelitian ini membandingkan penerapan algoritma least connection dan algoritma round robin pada load balancing F5 BIG-IP LTM dengan dua web server. Pengujian load balancing tersebut menggunakan tool h2load benchmarking dan wireshark serta melakukan pengujian dengan pengiriman jumlah beban traffic sebesar 2000, 4000, 6000, dan 8000 request. Hasil dari pengujian Quality of Service (QoS) diperoleh nilai performansi sangat baik pada ketiga parameter sesuai standarisasi TIPHON, dengan nilai response time sebesar 365,359 ms, 358,837 ms, 365,274 ms, dan 368,068 ms pada algoritma least connection sedangkan pada algoritma round robin diperoleh hasil 359,900 ms, 359,900 ms, 357,832 ms, dan 376,299 ms, nilai throughput sebesar 1876,761 Kbps, 1970,554 Kbps, 1965,507 Kbps, dan 1904,598 Kbps pada algoritma least connection sedangkan pada algoritma round robin diperoleh hasil 1829,785 Kbps, 1927,395 Kbps, 1884,955 Kbps, dan 1876,890 Kbps, dan nilai delay sebesar 1,35 ms, 1,38 ms, 1,40 ms, dan 1,43 ms pada algoritma least connection sedangkan pada algoritma round robin 1,36 ms, 1,40 ms, 1,42 ms, dan 1,46 ms. Dapat disimpulkan bahwa hasil pada algoritma least connection lebih unggul dibandingkan algoritma round robin.