Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pengaruh Parenting Class Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Pengetahuan dan Sikap Orangtua dalam Pencegahan Kehamilan Remaja Mediastuti, Fitriani; Revika, Era
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.609 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.03.11

Abstract

Kehamilan pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang berkelanjutan. Salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja adalah keluarga. Interaksi dengan orangtua sangat mempengaruhi perkembangan individu remaja. Keterlibatan orang tua dan komunikasi orangtua dengan anak dapat mempromosikan perilaku sehat, sehingga mencegah remaja untuk hamil. Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas model parenting class kesehatan reproduksi remaja terhadap pengetahuan dan sikap orangtua dalam pencegahan kehamilan remaja.Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan pretest-posttest control design. Lokasi penelitian di Wilayah Desa A dan B Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan paired t-test dan menggunakan bantuan software stata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pada kelompok intervensi memiliki perbedaan yang signifikan (p value=0,01); sedangkan pada kelompok kontrol di antara pretest dan posttest terdapat perbedaan yang tidak signifikan (p value=0,87). Variabel sikap pada kelompok intervensi terdapat perbedaan yang signifikan (p value=0,01); sedangkan pada kelompok kontrol di antara pretest dan posttest terdapat perbedaan yang tidak signifikan (p value=0,97). Model parenting class kesehatan reproduksi remaja efektif terhadap pengetahuan dan sikap orangtua dalam pencegahan kehamilan remaja.
ANALISIS PENGELOLAAN PUSAT INFORMASI DAN KONSELING REMAJA BERBASIS MASYARAKAT DI WILAYAH YOGYAKARTA Fitriani Mediastuti; Retno Heru Setyarini
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 10 No. 2: JUNI 2014
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.198 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v10i2.486

Abstract

Remaja berkualitas sangat diharapkan dalam peningkatan pembangunan bangsa. Di Indonesia, upaya untuk meningkatkan sumberdaya manusia khususnya remaja selalu menemui kendala. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengurangi perilaku berisiko pada remaja, yaitu melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) yang berbasis masyarakat. Fokus penelitian ini untuk mengetahui pegelolaan PIKR yang berbasis masyarakat di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian ini kualitatif dengan rancangan studi kasus dan bersifat deskriptif. Subjek penelitian adalah pengurus PIKR, pengguna PIKR dan stakeholder terkait. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan penelusuran dokumen. Untuk mengetahui keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan metode explanation building. PIKR Lentera Merapi, PIKR Friends dan PIKR Tunas Harapan merupakan contoh PIKR berbasis masyarakat dan dalam setiap kegiatannya melibatkan pemberdayaan masyarakat serta stakeholder terkait. PIKR Lentera Merapi memiliki support manajemen yang bagus, terutama dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Pelayanan dengan konsep Primary Health Care (PHC), seperti adanya PIKR berbasis masyarakat ini, sangat dibutuhkan. Hal ini juga terkait dengan mengubah pola pikir masyarakat, yaitu datang ketika sudah sakit diubah dengan konsep datang sebelum sakit. Pengelolaan PIKR berbasis masyarakat yang efektif membutuhkan support manajemen, pemberdayaan masyarakat, dan koordinasi dari berbagai stakeholder.
Efektivitas Pelatihan Peer Educator Berbasis Masyarakat terhadap Pengetahuan dan Sikap dalam Upaya Pencegahan Perilaku Berisiko pada Masa Pandemi COVID-19 Fitriani Mediastuti; Reni Tri Lestari
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 10, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmki.10.1.2022.49-56

Abstract

Background: The pandemic COVID-19 has had an impact on various sectors. One of those affected is teenagers. During the pandemic, teenagers are unable to carry out activities such as school and extracurricular activities. This can affect risky behavior in adolescents if adolescents do not have the knowledge to prevent it. Community-based peer educator training during the pandemic COVID-19 is urgently needed by youth as agents of change. Health promotion by involving youth has a more effective impact.Objective: This study aims to determine the application of community-based peer educator training on an adolescent knowledge and an attitudes in preventing risky behavior during the pandemic.Methods: This research is a quasi-experimental research with one group pretest-posttest design. The research location is Village A, Ngaglik District, Sleman Regency. Respondents were selected by purposive sampling. Data analysis was carried out with a sample paired t test and using SPSS supporting software.Results: Statistically, the results showed that adolescents' knowledge after receiving the training material increased compared to before and had a significance (p-value=0.01). The attitude of adolescents after receiving the material increased compared to before and had a significance (p-value = 0.01).Conclusion: Training peer educator based on community during the pandemic was effective on adolescent knowledge and attitudes to prevent risk behavior.Recommendation: There needs to be a joint commitment (BKKBN, educational institutions through the PIKM forum and village government) so that training peer educator based on community is more optimal and sustainable.
Analisis Kebutuhan Sumber Informasi dalam Upaya Pencegahan Kehamilan pada Remaja Fitri Mediastuti
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 1 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1380.337 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32034

Abstract

Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan terkait sumber informasi yang diharapkan dalam upaya pencegahan kehamilan pada remaja. Hal ini terkait dengan fenomena kehamilan pada remaja memiliki dampak yang cukup kompleks. Sekitar 70.000 remaja di negara berkembang meninggal setiap tahun dari penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan (WHO, 2014). Di Indonesia angka fertilitas total untuk periode tiga tahun terakhir adalah 2,6 anak per wanita, angka ini tidak berubah sejak SDKI 2002-2003. Di Kabupaten Bantul, angka dispensasi nikah pada tahun 2013 paling tinggi yaitu 178 dan alasan permintaan dispensasi nikah mayoritas karena kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan bersifat deskriptifdengan subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri I Srandakan Bantul. Dari berbagai sumber yang ada, teman merupakansumber informasi yang paling banyak diharapkan dalam pengambilan keputusan dan bersikap. Sekolah menjadi pilihan utama siswa untuk mendapatkan sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi. Kenyataan yang ada, informasi di sekolah masih perlu ditingkatkan dan teman yang diharapkan informasinya belum dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu program yang diusulkan adalah yang melibatkan remaja untuk berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Model peer teaching dengan melibatkan sumber ahli diharapkan dapat menguatkan pemahaman remaja tentang kehamilan pada saat usia remaja. Sumber informasi yang paling diharapkan oleh remaja dalam pengambilan keputusan untuk bersikap terkait kehamilan pada remaja adalah teman sebaya. Model peer teaching dengan melibatkan perguruan tinggi kebidanan diharapkan dapat menguatkan pemahaman remaja tentang kehamilan pada saat usia remaja.
DISKUSI MELALUI PEER GROUP (TEMAN SEBAYA) TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL Rinda Tirta Pratiwi; Fitriani Mediastuti; Winarsih Winarsih
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 3: Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i3.65

Abstract

Latar belakang: Salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah peer group. Hasil Survey Behavior(2011) yang dilakukan di 5 kota menunjukkan bahwa 39 % responden sudah pernah melakukan hubungan seksual saat masih remaja usia 15-19 tahun, sisanya 61 % berusia 20-25 tahun dan sebesar 74 % remaja memperoleh informasi tentang seksualitas dari teman. Hasil survei data kejadian KTD (Kehamilan Tidak Diinginkan) di SMAN 1 Srandakan dari tahun ajaran 2007-2008 sampai 2011-2012 terdapat 15 kasus. Pengaruh kelompok sebaya terjadi karena remaja lebih banyak bersama dengan teman sebaya sebagai kelompok.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh diskusi melalui peer group (teman sebaya) terhadap konsep diri remaja ten- tang perilaku seksual di SMAN 1 Srandakan.Metodologi Penelitian: Studi quasi experiment dengan nonequivalent time sampel design. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah responden 68 siswa di SMAN 1 Srandakan pada bulan Maret sampai April 2014. Jenis data primer dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data denganpaired sampel T-test.Hasil Penelitian: Analisis dengan paired sample T-test diperoleh t sebesar -2,130 nilai signifikan 0.037 (p-hitungvalue<0,05).Simpulan: Ada pengaruh diskusi melalui peer group (teman sebaya) terhadap konsep diri remaja tentang perilakuseksual di SMAN 1 Srandakan dan secara statistik bermakna.ABSTRACTBackground: One of factors which influence adolescent self-concept is peer group. The result of Survey Behavior did in 5 town said that 39% respondents had did sexual intercourse when adolescent period at 15-19 years old, 61% at 20-25 years old and 74% adolescent got information about sexuality from their friends. The survey data of mar- ried by accident in SMAN 1 Srandakan from year 2007-2008 to 2011-2012 has 15 cases. Influence of peer group happened because adolescent more with friend as a group.Objective: To determine the influence discuss of peer group to adolescent self-concept about sexual behavior in SMAN 1 Srandakan.Methods: The study by Quasi-ekperiment with nonequivalent time sample design. Sampling used simple random sampling of the total respondents 68 students in SMAN 1 Srandakan on March to April 2014. Types of primary data with research instrument using questionnaire. Data analysis used paired t-test.Results: Analysis with paired t-test obtained t count by -2,130 with significant value 0.037 (p-value<0.05).Conclusion: There is influence discuss of peer group to adolescent self concept about sexual behavior in SMAN 1 Srandakan and statistically meaningful.
PERAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA Ni Luh Putu Veronica E. D. S.; Fitriani Mediastuti; Andina Vita S.
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 2: Agustus 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i2.43

Abstract

Latar belakang: Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seksual remaja adalah faktor peran orang tua. Rema- ja sangat sedikit mendapatkan informasi mengenai pendidikan seksualitas dari orang tua mereka. Di Bantul terda- pat 135 kasus pernikahan dini (LPA 2012). Hasil survei data kejadian pernikahan dini di Desa Terong sejumlah 21 kasus pada tahun 2012.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan peran orang tua terhadap sikap seksual remaja di Dusun Pencitrejo, De- saTerong, Kecamatan Dlingo kabupaten Bantul.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 60 remaja dan 60 orang tua remaja. Jenis data primer dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data dengan uji chi square.Hasil: Orang tua yang memiliki peran tinggi terhadap remaja ada 18 responden dan remaja yang memiliki orang tua dengan peran yang tinggi memiliki sikap seksual positif yaitu sikap remaja yang tidak memiliki penyimpangan dalam perilaku seksual. Orang tua yang memiliki peran cukup ada sejumlah 34 responden dengan remaja yang memiliki sikap seksual positif sejumlah 32 remaja (94,1%) dan sikap seksual negatif sejumlah 2 remaja (5,9%), se- dangkan orang tua yang memiliki peran kurang sejumlah 8 responden dengan remaja yang memiliki sikap seksual positif 1 remaja (12,5%) dan sikap seksual negatif 7 remaja (87,5%). Analisis dengan chi square diperoleh nilai p= 0,000.Simpulan: Ada hubungan antara peran orang tua terhadap sikap seksual remaja di Dusun Pencitrejo, Desa Te-rong, Kecamatan Dlingo, dan secara statistik bermakna (p=0,000).Background: one of factors which influence adolescent sexual attitudes is role of parents. Teens get very little information about the sexuality education from their parents. Bantul has 135 cases of early marriage (LPA, 2012). The survey data of early marriage incidence in Terong Village indicate 21 cases in 2012.Objective: To determine the relationship of parents to adolescent sexual attitudes in Pencitrejo Hamlet, Terong Vil- lage, Dlingo Sub-district.Methods: The study quantitative method with cross sectional design. Sampling used purposive sampling with as many as 60 respondents of teens and 60 respondents of parents of teens. Types of primary data with research instrument using questionnaire. Data analysis used chi square.Results: There were 18 respondents of parents have high role for adolescent and teenagers who has parents with high role has positive sexual attitudes. Positive sexual attitudes is adolescent who do not have the attitudes devia- tion in sexual behavior. Parents who has quite role for adolescent, there were34 respondent, and teenagers with positive sexual attitudes as many as 32 respondents of teens (94,1%) and negative sexual attitudes as many as 2 respondents of teens ((5,9%). Whereas parents who has less role for adolescent, there were 8 respondents, with teenagers who has positive sexual attitudes as many as 1 respondent (12,5%) and negative sexual attitudes as many as 7 respondents (87,5%). Chi square analysis with p value= 0,000.Conclusion: there is a relationship between role of parents to adolescent sexual attitudes in Pencitrejo Hamlet, Terong Village, Dlingo Sub­district and statistically significant (p=0,000).
Analisis Kebutuhan Sumber Informasi dalam Upaya Pencegahan Kehamilan pada Remaja Fitri Mediastuti
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 1 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32034

Abstract

Fokus penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan terkait sumber informasi yang diharapkan dalam upaya pencegahan kehamilan pada remaja. Hal ini terkait dengan fenomena kehamilan pada remaja memiliki dampak yang cukup kompleks. Sekitar 70.000 remaja di negara berkembang meninggal setiap tahun dari penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan (WHO, 2014). Di Indonesia angka fertilitas total untuk periode tiga tahun terakhir adalah 2,6 anak per wanita, angka ini tidak berubah sejak SDKI 2002-2003. Di Kabupaten Bantul, angka dispensasi nikah pada tahun 2013 paling tinggi yaitu 178 dan alasan permintaan dispensasi nikah mayoritas karena kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan bersifat deskriptifdengan subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri I Srandakan Bantul. Dari berbagai sumber yang ada, teman merupakansumber informasi yang paling banyak diharapkan dalam pengambilan keputusan dan bersikap. Sekolah menjadi pilihan utama siswa untuk mendapatkan sumber informasi mengenai kesehatan reproduksi. Kenyataan yang ada, informasi di sekolah masih perlu ditingkatkan dan teman yang diharapkan informasinya belum dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu program yang diusulkan adalah yang melibatkan remaja untuk berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Model peer teaching dengan melibatkan sumber ahli diharapkan dapat menguatkan pemahaman remaja tentang kehamilan pada saat usia remaja. Sumber informasi yang paling diharapkan oleh remaja dalam pengambilan keputusan untuk bersikap terkait kehamilan pada remaja adalah teman sebaya. Model peer teaching dengan melibatkan perguruan tinggi kebidanan diharapkan dapat menguatkan pemahaman remaja tentang kehamilan pada saat usia remaja.
Edukasi Menjadi Remaja Sehat dan Berkualitas Melalui Program SMART Remaja Fitriani Mediastuti
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 2, No 2 (2019): NOV
Publisher : Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Sekolah Vokasi UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jp2m.47462

Abstract

Remaja memiliki risiko tinggi terkait dengan aktivitas seksual dini dan tidak aman yang akan berdampak terjadinya infeksi menular seksual, HIV/AIDS dan kehamilan berisiko. Adanya informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh remaja dalam membentuk pribadi yang sehat dan berkualitas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode ceramah, pemutaran film edukasi dan diskusi. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di SMP PGRI Kasihan Bantul, pada hari Rabu, 23 Januari 2019. Sasaran pengabdian ini adalah siswa SMP dengan  jumlah 79 siswa. Materi tersebut diambil dari buku SMART Remaja untuk menggapai remaja yang SMART (Sehat secara Mandiri dan Bertanggungjawab). Mayoritas siswa berusia rata-rata 13 tahun dan tinggal bersama orangtua kandung sebesar 93,67%. Pendidikan ayah mayoritas SMA yaitu sebesar 55, 70 % dan ibu mayoritas juga SMA yaitu sebesar 59, 49%. Pekerjaan ayah mayoritas petani/ buruh yaitu sebesar 39.24% dan ibu mayoritas sebagai ibu rumah tangga sebesar 62.03 %.  Masih ada siswa yang belum  pernah mendapatkan materi kesehatan reproduksi remaja sebesar 27.85 %. Secara kuantitatif ada kenaikan skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan, yaitu sebesar 10,45%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa edukasi menjadi remaja sehat dan berkualitas melalui program SMART Remaja, efektif. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang tentang kesehatan reproduksi remaja, misal dampak dari perilaku berisiko maka akan meningkatkan perilaku positif pada seseorang.
Penguatan Bidan Dalam Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Di Masa Pandemi Covid-19 Eka Nur Rahayu; Fitriani Mediastuti
J.Abdimas: Community Health Vol 2 No 2 (2021): J.Abdimas: Community Health - November 2021
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/jach.v2n2.337

Abstract

The pandemic COVID-19 has limited access to reproductive health and family planning services. This causes the coverage of family planning acceptors has decrease and reproductive health and family planning counseling is limited. Midwives are worried about security in providing services during a pandemic. Acceptors are afraid to come to health services for fear of contracting the corona virus. This service aims to provide education to midwives in Indonesia in providing reproductive health and family planning services during the pandemic. This service is a webinar. The webinar be held on November 20, 2020. Participants are midwives who are members of the Indonesian Akbidyo Alumni Association. The first theme of the webinar focused on models of reproductive health and family planning services during the pandemic. The second theme is about the REDI KB application which can facilitate reproductive health and family planning services by online. The results of the evaluation showed that the benefits of the application, discussion during the webinar, delivery of material, and the theme of the material were 93.75%; 92.5%, 93%; and 93.25%. The conclusion, this service activity is useful for midwives as a provision in providing health services in the pandemic. Midwives are expected to be able to take advantage of the REDI KB application which can be downloaded in the app store as an online counseling medium. In addition, midwives can also create convenient service flows for both midwives and patients by referring to the family planning service model during the pandemic.
PERAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA Ni Luh Putu Veronica E. D. S.; Fitriani Mediastuti; Andina Vita S.
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 2: Agustus 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.599 KB) | DOI: 10.36307/jik.v1i2.43

Abstract

Latar belakang: Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seksual remaja adalah faktor peran orang tua. Rema- ja sangat sedikit mendapatkan informasi mengenai pendidikan seksualitas dari orang tua mereka. Di Bantul terda- pat 135 kasus pernikahan dini (LPA 2012). Hasil survei data kejadian pernikahan dini di Desa Terong sejumlah 21 kasus pada tahun 2012.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan peran orang tua terhadap sikap seksual remaja di Dusun Pencitrejo, De- saTerong, Kecamatan Dlingo kabupaten Bantul.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden 60 remaja dan 60 orang tua remaja. Jenis data primer dengan instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data dengan uji chi square.Hasil: Orang tua yang memiliki peran tinggi terhadap remaja ada 18 responden dan remaja yang memiliki orang tua dengan peran yang tinggi memiliki sikap seksual positif yaitu sikap remaja yang tidak memiliki penyimpangan dalam perilaku seksual. Orang tua yang memiliki peran cukup ada sejumlah 34 responden dengan remaja yang memiliki sikap seksual positif sejumlah 32 remaja (94,1%) dan sikap seksual negatif sejumlah 2 remaja (5,9%), se- dangkan orang tua yang memiliki peran kurang sejumlah 8 responden dengan remaja yang memiliki sikap seksual positif 1 remaja (12,5%) dan sikap seksual negatif 7 remaja (87,5%). Analisis dengan chi square diperoleh nilai p= 0,000.Simpulan: Ada hubungan antara peran orang tua terhadap sikap seksual remaja di Dusun Pencitrejo, Desa Te-rong, Kecamatan Dlingo, dan secara statistik bermakna (p=0,000).Background: one of factors which influence adolescent sexual attitudes is role of parents. Teens get very little information about the sexuality education from their parents. Bantul has 135 cases of early marriage (LPA, 2012). The survey data of early marriage incidence in Terong Village indicate 21 cases in 2012.Objective: To determine the relationship of parents to adolescent sexual attitudes in Pencitrejo Hamlet, Terong Vil- lage, Dlingo Sub-district.Methods: The study quantitative method with cross sectional design. Sampling used purposive sampling with as many as 60 respondents of teens and 60 respondents of parents of teens. Types of primary data with research instrument using questionnaire. Data analysis used chi square.Results: There were 18 respondents of parents have high role for adolescent and teenagers who has parents with high role has positive sexual attitudes. Positive sexual attitudes is adolescent who do not have the attitudes devia- tion in sexual behavior. Parents who has quite role for adolescent, there were34 respondent, and teenagers with positive sexual attitudes as many as 32 respondents of teens (94,1%) and negative sexual attitudes as many as 2 respondents of teens ((5,9%). Whereas parents who has less role for adolescent, there were 8 respondents, with teenagers who has positive sexual attitudes as many as 1 respondent (12,5%) and negative sexual attitudes as many as 7 respondents (87,5%). Chi square analysis with p value= 0,000.Conclusion: there is a relationship between role of parents to adolescent sexual attitudes in Pencitrejo Hamlet, Terong Village, Dlingo Sub­district and statistically significant (p=0,000).