Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Ceramah Interaktif Menghadapi Menopause pada Ibu-Ibu Anggota Pengajian Iqro’ RT 14 Maguwo Desa Banguntapan Nining, Nining Tunggal Sri Sunarti; -, Winarsih
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 3 No 2 (2021): JICE
Publisher : Journal of Innovation in Community Empowerment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.078 KB) | DOI: 10.30989/jice.v3i2.628

Abstract

ABSTRAK Wanita menopause di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 sudah mencapai 3,9 ribu jiwa (10,73%) dari jumlah penduduk DIY. Di Kabupaten Bantul penduduk perempuan mencapai 30,889 juta penduduk. Lama hidup seseorang menggambarkan derajat kesehatan. Seorang perempuan jika memiliki umur panjang pasti mengalami menopause yang sebagian besar disertai dengan berbagai masalah. Pengetahuan sangat penting bagi seorang perempuan dalam mengahadapi menopause. Beberapa hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan ibu usia premenopause tentang menopause dengan kesiapan menghadapi masa menopause. Pengetahuan tentang menopause memiliki hubungan dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan seorang perempuan dalam menghadapi menopause. Penelitian pada perempuan menopause menunjukkan bahwa sikap perempuan terhadap keluhan masa menopause masih kurang baik (55%). Kelompok pengajian Iqro’ ‘di RT 14 Maguwo sebagian besar merupakan ibu-ibu yang masuk dalam masa pre menopause. Perlu adanya pemberian pengetahuan kepada ibu-ibu ini untuk meningkatkan pengetahuan tentang menopause, sehingga ibu-ibu siap menghadapinya dengan rasa bahagia. Metode yang digunakan ceramah dan tanya jawab. Sasaran ibu-ibu anggota pengajian Iqro’ RT 14 dilaksanakan di Balai RT dengan sasaran ibu-ibu pre menopause sebanyak 26 orang pada hari sabtu, 12 Desember 2020. eningkatan pengetahuan tentang menopause pada ibu-ibu anggota Pengajian Iqro’ RT 14 Maguwo Desa Banguntapan Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul meningkat setelah mengikuti ceramah hal ini dapat dilihat pada hasil pre tes yang menunjukkan pengetahuan baik sebanyak 19,2% meningkat menjadi 50% pada saat post tes. Selama proses ceramah peserta sangat antusias dan aktif bertanya, sehingga bisa bebagi cerita dan pengalaman.
Penyuluhan tentang HIV dan AIDS terhadap Sikap Remaja pada Orang dengan HIV dan AIDS Yohana Dian Natalia; Nining Tunggal Sri Sunarti; Ida Rumawat Astuti
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 1 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.831 KB) | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32035

Abstract

Adanya stigma pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang dihubungkan dengan perilaku menyimpang di kalangan masyarakat merupakan salah satu penyebab penularan HIV dan AIDS. Karena stigma sangat menyangkut sikap seseorang, maka dibutuhkan upaya untuk pencegahan penyebaran pada generasi muda Indonesia yang rentan terhadap pergaulan bebas, narkoba dan kenakalan remaja lainnya. Penelitian kali ini menggunakan metode penyuluhan sebagai upaya preventif agar remaja dapat memiliki sikap positif terhadap ODHA di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang HIV dan AIDS terhadap sikap remaja pada ODHA, di SMA N 8 Yogyakarta, tahun 2014. Metode yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan randomized pre-test and post-test with control group. Populasi adalah siswa siswi SMA N 8 Yogyakarta, tahun 2014. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan 63 responden. Kenaikan rerata sikap pada kelompok eksperimen sebesar 3,85 dan penurunan rerata sikap pada kelompok kontrol sebesar 0,20. Berdasarkan hasil analisis sikap siswa kelas XI SMA N 8 Yogyakarta didapatkan hasil nilai p value= 0,01, (p value<0,05). Ada pengaruh penyuluhan tentang HIV dan AIDS terhadap sikap remaja pada ODHA, di SMA N 8 Yogyakarta, tahun 2014.Kata kunci : penyuluhan, sikap, remaja, HIV, AIDS
PENDIDIKAN SEKS MELALUI PEER COUNSELOR TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH Ni Luh Putu Yuni Krismayanti; Trisno Agung Wibowo; Nining Tunggal Sri Sunarti
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 2: Agustus 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v1i2.40

Abstract

Latar belakang: Indonesia memiliki 40% remaja yang mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubunganseksual pranikah dan 66% remaja memiliki teman yang hamil di luar nikah. Yogyakarta terdapat 97,05% remajayang sudah tidak perawan. Bantul terdapat 113 pernikahan dini, 90% diakibatkan oleh kehamilan di luar nikah.Sasaran pendidikan seks ini di SMK Muhammadiyah Kretek karena 80% siswa memiliki pengetahuan yang kurangtentang seks pranikah. Angka kejadian ini menunjukan bahwa adanya masalah.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan seks melalui peer counselor tehadap pengetahuan remaja tentang seks pranikah di SMK Muhammadiyah Kretek.Metode: Studi Quasi experiment dengan one group pretes­posttest design. Pengambilan sampel secara purposivesampling dengan jumlah responden 64 siswa. Jenis data primer dengan instrumen penelitian berupa kuesioner.Analisis data dengan uji paired sampel T­tes.Hasil: Rerata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan seks oleh peer counselor adalah 74,88 dengan SD 5,21dan rerata pengetahuan setelah diberikan pendidikan seks oleh peer counselor adalah 82,00 dengan SD sebesar8,52 sehingga terjadi peningkatan sebesar 7,12 dengan SD sebesar 6,81. Analisis dengan paired sample T­testdiperoleh nilai p= 0,000.Simpulan: Ada pengaruh pendidikan seks melalui peer counselor terhadap pengetahuan remaja tentang sekspranikah di SMK Muhammadiyah Kretek Tahun 2013, dan secara statistik bermakna. Background: Indonesia has 40% of teens who have friends that have had premarital sexual intercourse and 66%of teenagers have a friend who is pregnant out of wedlock. Yogyakarta there are 97.05% of teenagers are notvirgins. Bantul there were 113 early marriage, 90% caused by pregnancy out of wedlock. Target sex educationin SMK Muhammadiyah Kretek because 80% of students have less knowledge about premarital sex. This incidentshows that the fgure of an issue.Objective: To determine the influence of sex education through peer counselor towards the youth knowledge aboutpremarital sex in SMK Muhammadiyah Kretek.Methods: This study by Quasi-experiment with one group pretes-posttest design. Sampling purposive of the totalrespondents 64 students. Types of primary data with survey instruments form questionnaire. Paired data analysisof test samples T-test.Results: Mean knowledge before being given sex education by peer counselor is 74.88 with SD 5.21 and the average level of knowledge when given sex education by peer counselor is 82.00 with SD size 8.52 7.12 results in animprovement of the SD as large as 6.81. Analysis with Paired sample t-test obtained p value 0.000.Conclusion: The influence of sex education through peer counselor for teens about premarital sex knowledge inSMK Muhammadiyah Kretek Year 2013, and statistically meaningful.
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DENGAN NIAT UNTUK MENIKAH PADA USIA MUDA Anita Puji Lestari; Nining Tunggal Sri Sunarti; Kurniasari Pratiwi
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 3: Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i3.61

Abstract

Latar Belakang: Pernikahan pada usia muda berdampak pada peningkatan angka kematian ibu melahirkan, ke- hamilan yang tidak diinginkan, aborsi, jumlah anak terlantar, angka pengangguran dan perceraian. Upaya menga- tasi masalah tersebut pemerintah membuat sebuah program keluarga berencana yang bertujuan menekan angka pertumbuhan penduduk salah satunya adalah dengan pendewasaan usia perkawinan (PUP).Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia perkawinan dengan niat untuk menikah pada usia muda di SMP Muhammadiyah Piyungan.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam pe- nelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Piyungan tahun pelajaran 2013-2014 sebanyak 71 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling.Hasil: Remaja yang memiliki pengetahuan baik tentang PUP 28 (39,4%) responden dan yang berpengetahuan cukup 35 (49,3%). Remaja yang sangat tidak berniat menikah muda 33 (46,5%) dan yang tidak berniat 37 (52,1%)responden. Hasil uji statistik menggunakan Kendal Tau (ττ) diperoleh signifikansi sebesar 0,017.Simpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia perkawinan dengan niatmenikah pada usia muda.ABSTRACTBackground: Marriage at a young age have an impact on improving maternal mortality, unwanted pregnancy, abor- tion, the number of abandoned children, unemployment and divorce. In an effort to overcome these problems the government makes a family planning program aimed suppress the population growth rate is one of the maturation age of marriage.Objective: To determine the relationship of adolescent knowledge about the maturation age of marriage with the intention to marry at a young age in Junior High School Muhammadiyah PiyunganMethods: This research used quantitative methods with cross sectional approach. The population in this study is the eighth grade students of junior high school Muhammadiyah Piyungan 2013-2014 school year as many as 71 students. Sampling with a total sampling technique.Results: Adolescents who have a good knowledge of the maturation age of marriage 28 (39.4%) of respondents, knowledgeable enough 35 (49.3%) of respondents. Teenagers who do not intend to get married very young 33 (46.5%) of respondents, had no intention of 37 (52.1%) of respondents. The results of statistical tests using Kendal Tau (τ) obtained a significance of 0.017.Conclusion: There is a relationship between adolescent knowledge about the maturation age of marriage with the intention of getting married at a young age.
Penyuluhan tentang HIV dan AIDS terhadap Sikap Remaja pada Orang dengan HIV dan AIDS Yohana Dian Natalia; Nining Tunggal Sri Sunarti; Ida Rumawat Astuti
Jurnal Studi Pemuda Vol 3, No 1 (2014): EDISI KHUSUS: Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Anak Muda
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/studipemudaugm.32035

Abstract

Adanya stigma pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang dihubungkan dengan perilaku menyimpang di kalangan masyarakat merupakan salah satu penyebab penularan HIV dan AIDS. Karena stigma sangat menyangkut sikap seseorang, maka dibutuhkan upaya untuk pencegahan penyebaran pada generasi muda Indonesia yang rentan terhadap pergaulan bebas, narkoba dan kenakalan remaja lainnya. Penelitian kali ini menggunakan metode penyuluhan sebagai upaya preventif agar remaja dapat memiliki sikap positif terhadap ODHA di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang HIV dan AIDS terhadap sikap remaja pada ODHA, di SMA N 8 Yogyakarta, tahun 2014. Metode yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan randomized pre-test and post-test with control group. Populasi adalah siswa siswi SMA N 8 Yogyakarta, tahun 2014. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan 63 responden. Kenaikan rerata sikap pada kelompok eksperimen sebesar 3,85 dan penurunan rerata sikap pada kelompok kontrol sebesar 0,20. Berdasarkan hasil analisis sikap siswa kelas XI SMA N 8 Yogyakarta didapatkan hasil nilai p value= 0,01, (p value<0,05). Ada pengaruh penyuluhan tentang HIV dan AIDS terhadap sikap remaja pada ODHA, di SMA N 8 Yogyakarta, tahun 2014.Kata kunci : penyuluhan, sikap, remaja, HIV, AIDS
TINGKAT KECEMASAN MASA PANDEMI COVID-19 DENGAN DISMENOREA PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Nining Tunggal Sri Sunarti; Winarsih Winarsih
JURNAL ILMIAH DHDT - KEBIDANAN Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Kebidanan & Kespro
Publisher : Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Deli Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36656/jpk2r.v4i2.839

Abstract

Anxiety levels during the COVID-19 pandemic with dysmenorrhea in adolescents at the AISYIYAH Orphanage, TUNTANG, SEMARANG REGENCY Adolescence is a period that has many problems and requires adjustment caused by changes in social expectations, roles and behavior. The COVID-19 pandemic is a challenge for adolescents in dealing with menstruation. Teenagers become uncomfortable, causing anxiety when approaching the time of menstruation and during menstruation. The anxiety experienced by adolescents in facing all these challenges cannot be separated from the incidence of dysmenorrhea which is the most common disorder in adolescents. This study used the DASS-42 questionnaire to determine the relationship between anxiety levels and dysmenorrhea. The results show p value = 0.015. This study concludes that there is a significant relationship between the level of anxiety and dysmenoea. Keywords: Level of anxiety, COVID-19 pandemic, dysmenorrhea, adolescents
Webinar tentang Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Dalam Mengatasi Dismenore di Masa Pandemi COVID-19 Nining Tunggal Sri Sunarti; Winarsih
J.Abdimas: Community Health Vol 2 No 2 (2021): J.Abdimas: Community Health - November 2021
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/jach.v2n2.330

Abstract

Menstrual pain is a problem that often occurs in women. Many women experience menstrual problems, including pain during menstruation, known as dysmenorrhea. Dysmenorrhea affects 40% to 70% of women of reproductive age and is one of the most frequent causes of school absence. Research in the United States, dysmenorrhea is the leading cause of repeated absenteeism from school. Several studies have shown that adolescents with dysmenorrhea experience a decrease in academic achievement, social and sports activities. Service activities are carried out through webinar activities with the lecture method. A dedication to empowering young women in overcoming Dysmenorrhea in the COVID-19 Pandemic Period with 37 participants from the AKBIDYO Health Science College student. The activity was held on Sunday, July 18, 2021 which was presented through a webinar zoom meeting, because it was in the period of Enforcement of Community Activity Restrictions (PPKM). Activities can be carried out smoothly. The conclusion obtained: The knowledge of the youth participating in the webinar has increased by 4.17%. Most of the adolescent knowledge of the webinar participants was in the good category with a pre value of 79.16% and a post value of 83.33%. Suggestions for adolescents after receiving information about dysmenorrhea and how to overcome it, it is hoped that changes in attitudes and behavior will be more prepared in dealing with dysmenorrhea and for speakers to make scheduled and structured webinars that continue to focus on adolescents by looking at research and current issues.
PENDIDIKAN SEKS MELALUI PEER COUNSELOR TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH Ni Luh Putu Yuni Krismayanti; Trisno Agung Wibowo; Nining Tunggal Sri Sunarti
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 1, No 2: Agustus 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.598 KB) | DOI: 10.36307/jik.v1i2.40

Abstract

Latar belakang: Indonesia memiliki 40% remaja yang mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubunganseksual pranikah dan 66% remaja memiliki teman yang hamil di luar nikah. Yogyakarta terdapat 97,05% remajayang sudah tidak perawan. Bantul terdapat 113 pernikahan dini, 90% diakibatkan oleh kehamilan di luar nikah.Sasaran pendidikan seks ini di SMK Muhammadiyah Kretek karena 80% siswa memiliki pengetahuan yang kurangtentang seks pranikah. Angka kejadian ini menunjukan bahwa adanya masalah.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan seks melalui peer counselor tehadap pengetahuan remaja tentang seks pranikah di SMK Muhammadiyah Kretek.Metode: Studi Quasi experiment dengan one group pretes­posttest design. Pengambilan sampel secara purposivesampling dengan jumlah responden 64 siswa. Jenis data primer dengan instrumen penelitian berupa kuesioner.Analisis data dengan uji paired sampel T­tes.Hasil: Rerata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan seks oleh peer counselor adalah 74,88 dengan SD 5,21dan rerata pengetahuan setelah diberikan pendidikan seks oleh peer counselor adalah 82,00 dengan SD sebesar8,52 sehingga terjadi peningkatan sebesar 7,12 dengan SD sebesar 6,81. Analisis dengan paired sample T­testdiperoleh nilai p= 0,000.Simpulan: Ada pengaruh pendidikan seks melalui peer counselor terhadap pengetahuan remaja tentang sekspranikah di SMK Muhammadiyah Kretek Tahun 2013, dan secara statistik bermakna. Background: Indonesia has 40% of teens who have friends that have had premarital sexual intercourse and 66%of teenagers have a friend who is pregnant out of wedlock. Yogyakarta there are 97.05% of teenagers are notvirgins. Bantul there were 113 early marriage, 90% caused by pregnancy out of wedlock. Target sex educationin SMK Muhammadiyah Kretek because 80% of students have less knowledge about premarital sex. This incidentshows that the fgure of an issue.Objective: To determine the influence of sex education through peer counselor towards the youth knowledge aboutpremarital sex in SMK Muhammadiyah Kretek.Methods: This study by Quasi-experiment with one group pretes-posttest design. Sampling purposive of the totalrespondents 64 students. Types of primary data with survey instruments form questionnaire. Paired data analysisof test samples T-test.Results: Mean knowledge before being given sex education by peer counselor is 74.88 with SD 5.21 and the average level of knowledge when given sex education by peer counselor is 82.00 with SD size 8.52 7.12 results in animprovement of the SD as large as 6.81. Analysis with Paired sample t-test obtained p value 0.000.Conclusion: The influence of sex education through peer counselor for teens about premarital sex knowledge inSMK Muhammadiyah Kretek Year 2013, and statistically meaningful.
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DENGAN NIAT UNTUK MENIKAH PADA USIA MUDA Anita Puji Lestari; Nining Tunggal Sri Sunarti; Kurniasari Pratiwi
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 3: Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.546 KB) | DOI: 10.36307/jik.v2i3.61

Abstract

Latar Belakang: Pernikahan pada usia muda berdampak pada peningkatan angka kematian ibu melahirkan, ke- hamilan yang tidak diinginkan, aborsi, jumlah anak terlantar, angka pengangguran dan perceraian. Upaya menga- tasi masalah tersebut pemerintah membuat sebuah program keluarga berencana yang bertujuan menekan angka pertumbuhan penduduk salah satunya adalah dengan pendewasaan usia perkawinan (PUP).Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia perkawinan dengan niat untuk menikah pada usia muda di SMP Muhammadiyah Piyungan.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam pe- nelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Piyungan tahun pelajaran 2013-2014 sebanyak 71 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling.Hasil: Remaja yang memiliki pengetahuan baik tentang PUP 28 (39,4%) responden dan yang berpengetahuan cukup 35 (49,3%). Remaja yang sangat tidak berniat menikah muda 33 (46,5%) dan yang tidak berniat 37 (52,1%)responden. Hasil uji statistik menggunakan Kendal Tau (ττ) diperoleh signifikansi sebesar 0,017.Simpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan remaja tentang pendewasaan usia perkawinan dengan niatmenikah pada usia muda.ABSTRACTBackground: Marriage at a young age have an impact on improving maternal mortality, unwanted pregnancy, abor- tion, the number of abandoned children, unemployment and divorce. In an effort to overcome these problems the government makes a family planning program aimed suppress the population growth rate is one of the maturation age of marriage.Objective: To determine the relationship of adolescent knowledge about the maturation age of marriage with the intention to marry at a young age in Junior High School Muhammadiyah PiyunganMethods: This research used quantitative methods with cross sectional approach. The population in this study is the eighth grade students of junior high school Muhammadiyah Piyungan 2013-2014 school year as many as 71 students. Sampling with a total sampling technique.Results: Adolescents who have a good knowledge of the maturation age of marriage 28 (39.4%) of respondents, knowledgeable enough 35 (49.3%) of respondents. Teenagers who do not intend to get married very young 33 (46.5%) of respondents, had no intention of 37 (52.1%) of respondents. The results of statistical tests using Kendal Tau (τ) obtained a significance of 0.017.Conclusion: There is a relationship between adolescent knowledge about the maturation age of marriage with the intention of getting married at a young age.
SELF-CARE EDUCATION MASA MENSTRUASI PADA REMAJA Nining Tunggal Sri Sunarti; Winarsih Winarsih
Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau Vol 2 No 3 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Putri Hijau
Publisher : INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.156 KB) | DOI: 10.36656/jpmph.v2i3.840

Abstract

Menstrual self-care education in adolescents Adolescent girls during menstruation require self-care such as hygiene, nutrition, rest patterns, exercise or physical activity. Efforts can be made to maintain reproductive health in women, namely by maintaining feminine hygiene during menstruation (Tarwoto and Watonah, 2010). Studies conducted on adolescents show that adolescents have the wrong knowledge about self-care so that they do the wrong self-care (Ibrahim et al., 2022) Based on research conducted by Anamika et al. (2008) on students found that premenstrual syndrome and dysmenorrhea were the most disturbing complaints. The purpose of this service is to increase knowledge about self-care during menstruation in adolescent girls. The method that will be used is the online lecture using the Zoom meeting media. The results obtained from this community service activity are increased knowledge about self-care during menstruation in adolescent girls. The results of the evaluation showed that there was an increase in knowledge about self-care during menstruation of participants before attending the webinar and after attending the webinar. It is necessary to carry out community service continuously as an effort to increase adolescent knowledge about health as an effort to improve the quality of life of adolescents Keywords: Menstrual self-care education, adolescents