Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN MESIN PENGADUK PADA UKM OLAHAN WALUH DI KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Sunyoto Sunyoto; Atiek Zahrulianingdyah; Rosidah Rosidah; Indah Anisykulillah
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 6, No 2/Nov (2020): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.384 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v6i2/Nov.7020

Abstract

The aim of this activity is to solve the problems faced by SMEs engaged in processing pumpkin  as a superior product of Semarang Regency, Central Java. As an activity partner is UKM "KARUNA" led by Mrs. Nanik with the address of Getasan Village, Getasan District, Kab. Semarang. The main product of SME partners is geplak waluh (as snack). The process of making geplak waluh goes through several steps, and the most burdensome stage is the stirring process which takes a long time (8 hours) and is done manually. To overcome this problem, the implementation team has designed appropriate technology in the form of a geplak waluh mixer. The activity method includes several stages, including problem analysis, concept design, drawing work, component manufacturing, assembly, machine testing, and machine refinement. This activity has succeeded in implementing a geplak pumpkin mixer with 1 HP electric motor, 23.33 RPM stirring blade rotation, 24 kg production capacity, 5 hours cooking process. Thus the application of this machine can save 3 hours of time (37,5%), better product quality, more hygienic, and relieve workers
MODEL PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA BAGI KELUARGA MISKIN DI PEDESAAN Asih Kuswardinah; Muhammad Ansori; Rosidah Rosidah
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 31, No 2 (2014): October 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpp.v31i2.5691

Abstract

Development model of study aimed to describe: level of identifying the meaning of welfare family; determinant of welfare family; needs analysis for poor family through FGD. The result of FGD then would be the foundation of planning the textbook and education model for poor family in village area. The subject of this study was 61 poor families in Wonosobo by the particular consideration of local government.The result of the study showed that the level of understanding the family welfare for poor family was Good with the percentage of 18.4%; Average of 52.0%; Fair of 20.9%; Poor of 8.7%. The determinants of family welfare based on the highest mean score for each indicator were: Praying (mean=3.48); Children Education (mean=3.30); Husband-wife communication (mean=3.16); The major determinant was prayer. On the other hand, the textbook material refer to the result of FGD such as: the identification of education and family welfare; interrelationship in the family; parent’s role in educating the children; family financial control; safety and health plan. From the result of the study, it is suggested that Local Government provide both formal and informal education facilities for poor family; Increase the quantity of teaching learning process and workshop especially for creative food processing to poor family. For poor family in village area, it is suggested that they have to improve their knowledge about family welfare.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI WIRAUSAHA PEMBUATAN MAKANAN KECIL BERBASIS PISANG DI KELURAHAN TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN KODYA SEMARANG Titin Agustina; Rosidah Rosidah
Jurnal Abdimas Vol 15, No 2 (2011): December 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v15i2.9903

Abstract

Kelurahan Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan kodya Semarang adalah suatu wilayah potensial penghasil pisang karena karena keadaan alam tanaman pisang tumbuh subur di wilayah tersebut Pada umumnya penduduk setelah panen pisang dijual segar begitu saja di pasar – pasar setelah melalui pemeraman.Akan tetapi tidak semua pisang hasil panen tidak selamanya bisa diperam sehingga pisang tersebut masih mentah. Demikian pula pisang yang sudah masak dari pemeraman tidak semuanya laku terjual pada saat itu juga, karena sifat yang mudah busuk akan mempengaruhi kualitas pisang dan sekaligus mempengaruhi nilai jualnya. Sampai saat ini umumnya pemanfaatan pisang hanya dikonsumsi dalam bentuk segar ataupun direbus hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan makanan kecil berbahan dasar pisang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan pangan pasca panen yang melimpah seperti pisang dapat diolah menjadi variasi makanan yang menarik maupun menjadi produk setengah jadi yaitu tepung, sehingga dapat meningkatkan nilai jualnya dan memberikan nilai tambah dari komoditas pisang, dengan meningkatnya kreativitas makanan berbahan dasar pisang diharapkan dapat membuka peluang usaha baru, terutama masyarakat khususnya kaum perempuan di Keluraahan Tlogosari Wetan, Kecamatan Pedurungan, Kodya Semarang, untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu memberdayakan perempuan melalui wirausaha pembuatan makakanan kecil berbasis pisang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah:1. Meningkatkan pengetahuan peserta dalam pembuatan makanan kecil berbasis pisang.2. Memberikan ketrampilan cara pembuatan makanan kecil berbasis pisang.3. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan cara menghitung biaya produksi dan harga jualnya untuk dipasarkan. Hasil yang dicapai dalam kegiatan pelatihan ini dapat berjalan dengan baik dan sesuaidengan rencana, berdasarkan evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan Pemberdayaan Perempuan Melalui Wirausaha Pembuatan Makanan Kecil Berbasis Pisang di Kelurahan Tlogosari Wetan Kecamatan Pedurungan Kodya Semarang melalui metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi oleh tim pengabdian, maka para peserta dapat memahami materi pelatihan. Sehingga melalui metode latihan/praktek ibu –ibu membuat makanan kecil, adapun hasinyal 100 % dikatakan berhasil,hendaknya pelatihan tersebut dapatlah sebagai dasar pengetahuan dan keterampilan, yang selanjutnya dapat ditekuni dan dikembangkan menjadi salah satu alternatif untuk membuka usaha dengan berwirausaha.