Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN VISUALISASI ATRIBUT DAN STRUKTUR TUBUH WAYANG KULIT PURWA PADA TOKOH ANTAREJA GAYA YOGYAKARTA DENGAN GAYA SURAKARTA Nanang Prisandy; Lilik Indrawati; Ike Ratnawati
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.379 KB) | DOI: 10.17977/um037v1i12016p%p

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan perbedakan visualisasi atribut dan struktur tubuh pada tokoh Antareja Yogyakarta dengan Surakarta. Sumber data utamanya adalah wayang kulit Antareja Yogyakarta dan Surakarta. hasil dari penelitian ini adalah perbedakan atribut dan struktur tubuh (sanggul, jamang , sumping, garuda mungkur, dewala, ulur-ulur, kelat bahu, gelang tangan, praba, sabuk/paningset, pending , badong, kampuh, uncal wastra, uncal kencana, kunca, seluar terluar, seluar panjang, krocong, muka, mata, mulut, hidung, badan, tangan, kaki) pada Antareja Yogyakarta dengan Antareja Surakarta.
Identifikasi Aspek Positif Mural Pada Film Dokumenter “Jogja Berhati Mural” Helmi Zuhdi; Lilik Indrawati; Agnisa Maulani Wisesa
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um037v6i22021p115-127

Abstract

Zuhdi, Helmi. 2020. Identidikasi Aspek Positif Mural Pada Film Dokumenter “Jogja Berhati Mural”. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Universitas Negeri Malang: (I) Dra. Lilik Indrawati, M.Pd (II) Agnisa Maulani Wisesa S, Sn, M.AKata Kunci: Identifikasi, Aspek Positif, MuralPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek positif mural dalam film dokumenter “Jogja Berhati Mural”, dengan didasari latar belakang dan berlandaskan pada asumsi peneliti bahwa dimana masih banyak masyarakat luas yang menganggap mural adalah sebuah tindakan yang negatif. Padahal film “Jojga Berhati Mural” mampu memberikan gambaran tentang mural yang dapat diterima oleh masyarkat luas.Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif-kualitatif, karena penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan scene-scene dalam film dokumenter “Jogja Berhati Mural” yang dipilih secara purposive karena dianggap mampu merepresentasikan aspek positif mural, dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan scene 2, scene 5, dan scene 11 melalui indikator (Image, Writing, Audio Effect, dan Speech), sehingga diharapkan mampu menunjukan representasi positif mural yang terkandung dalam film dokumenter tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen kunci, kehadiran peneliti sebagai pengamat dan apresiator yang menganati dari tiap scene dalam film dokumenter tersebut untuk menemukan aspek positif mural yang tersaji pada 3 scene lewat adegan di dalam film dokumenter “Jogja Berhati Mural”.Setelah bagian-bagian dari scene 2, scene 5, dan scene 11 diidentifikasi dan dideskripsikan berdasarkan indikator (Image, Writing, Audio Effect, dan Speech), maka dapat disimpulkan bahwa dalam scene 3 terpilih tersebut bahwa ada aspek positif mural yang direpresentasikan oleh ke-3 scene terpilih dalam film dokumenter “Jogja Berhati Mural”. Dari 3 scene tersebut mampu menjawab pertanyaan pada penelitian ini, bahwa unsur teks audio-visual yang diberikan dalam film dokumenter tersebut mampu memberikan dan menggambarkan aspek positif mural di tengah masyarakat pada saat film itu dibuat. Sesuai dengan tujuan penelitian ini bahwa mural tidak selamanya memberikan stigma negatif seperti yang digambarkan dalam 3 scene film dokumenter mampu memberikan gambaran tentang kedekatan mural di tengah kota, kegunaan mural dalam kontribusi kegiatan kota, manfaat mural sebagai penghias tatanan kota, dan mural sebagai kegiatan berlanjut yang mampu membentuk karakter personal dan membentuk kebiasaan-kebiasan baru di masyarakat.
Elemen Visual dan Respon Pengunjung Terhadap Interior Noch Kafe di Kota Malang Achmad Ari Fathoni; Swastika Dhesti Anggriani; Lilik Indrawati
Jurnal Kajian Seni Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Kajian Seni Vol 8 No 2 April 2022
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jksks.73636

Abstract

Ngopi culture of the Indonesian people today will proliferate services that provide various types of coffee drinks and comfortable and aesthetically pleasing seats. One of the cafes that provide this service is Noch Kafe, located in Malang City. This study aims to determine the visual elements of the interior at Noch Kafe and to determine the visitor's response to the visual elements of the interior. The study was conducted using qualitative methods to analyze descriptive data and images, and quantitative methods of percentages to analyze visitor response data. Descriptive data were obtained through interviews, documentation, and observation, while the response data were obtained through questionnaires. The results showed that the visual elements of the interior have a Scandinavian style with a blend of modern styles and are adapted to the climatic conditions and Indonesian culture. Space-forming elements are made simple and function properly. These can be seen through application of wood materials and the choice of white color on the walls. In addition, the form adapts to climatic conditions, as seen in glass ceilings and walls. Furniture is also made of wood and is simple in shape and according to its function. The results of visitors' responses to visual elements influenced by personal experience show a good/excellent response to most of the visual elements. However, the survey results also concludes that visitors are disfavored with the shape of the table, the shape of the shelves, the night lighting on the terrace area, and the photo/picture decoration.
Interpretasi Konsep Interior pada Tiga Ruang Museum House of Sampoerna Surabaya Berdasarkan Visualisasi Ruangan Rania Erin Oktiara; Lilik Indrawati; Swastika Dhesti Anggriani
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.723 KB) | DOI: 10.17977/um064v1i12021p121-136

Abstract

Abstract: A museum is an institution that collects and looks after historical objects to showcase and function them as educational media for the public. The realization of those functions depends on the interior concept through visualization in each room. One museum that is particularly attractive to the researcher to analyze is Surabaya House of Sampoerna Museum. This museum is recorded to be one of Surabaya’s cultural heritage buildings. It displays the history of the establishment and the development of Sampoerna company thematically in each room in the building, therefore, there are different themes even in one room. The implementation of the mentioned visualization concept has become the basis of interpretation for the researcher with the focus on room visualization. House of Sampoerna Museum consists of five showcase rooms; however, this research only interprets three rooms that do not undergo significant alteration since 2018. The three rooms are referred to as room 1, room 2, room 3. The data collection methods of this research are observation, interview, and document analysis that involves the researcher’s interpretation. Based on the results of this research, the interior concepts of room 1, room 2, and room 3 have been discovered. Keywords: concept, interior, museum, House of Sampoerna, visualization Abstrak: Museum merupakan lembaga yang mengumpulkan dan merawat benda-benda yang memiliki nilai sejarah untuk dipamerkan dan difungsikan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat umum. Penyampaian fungsi tersebut dipengaruhi oleh konsep interior melalui visualisasi pada setiap ruangannya. Salah satu museum yang menarik peneliti untuk menginterpretasi penerapan konsepnya yaitu Museum House of Sampoerna Surabaya. Museum ini tercatat sebagai salah satu bangunan cagar budaya di Kota Surabaya. Museum ini menampilkan sejarah pendirian dan berkembangnya perusahaan Sampoerna yang bersifat tematik pada masing-masing ruangannya, sehingga terdapat tema yang berbeda-beda meskipun masih dalam satu ruangan. Adanya penerapan visualisasi tersebut yang melandasi tujuan penelitian ini untuk menginterpretasi konsep interior yang diterapkan berdasarkan visualisasi ruangannya. Museum House of Sampoerna terdiri atas 5 ruang pamer, akan tetapi pada penelitian ini hanya menginterpretasi 3 ruang pamer yang tidak mengalami perubahan interior secara signifikan sejak tahun 2018, yang disebutkan sebagai ruang 1, ruang 2, ruang 3. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, serta analisis dokumen yang melibatkan interpretasi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui konsep interior yang diterapkan pada ruang 1, ruang 2, dan ruang 3. Kata kunci: konsep, interior, museum, House of Sampoerna, visualisasi
Klasifikasi dan Identifikasi Topeng Sandur Manduro dari Grup “Gaya Rukun” di Desa Manduro Kabupaten Jombang Dyva Agnecia; Lilik Indrawati; Agnisa Maulani Wisesa
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 1 No. 9 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.328 KB) | DOI: 10.17977/um064v1i92021p1217-1231

Abstract

Abstract: Sandur Manduro is a performing art in the form of a traditional theater which includes music, dance, fine arts, theater, and literature. Research on the Sandur Manduro Mask art from the "Gaya Rukun" group is deemed necessary because this group is the only Sandur group in Jombang Regency. Because the art of the sandur manduro mask is a banner instrument, the sandur mask figure has differences in its characteristics. This research seeks to; (1) classify the visuals of the Sandur Manduro mask in the "Rukun Style" group, (2) identify the visuals for the Sandur Manduro mask in the "Rukun style" group, using a descriptive research design. Data collection techniques used the method of observation, interviews, and document analysis. From the results of the study, it was found that the visualization of the protagonist and antagonist roles in Sandur Manduro's mask had differences in the color, nose shape, eyebrows shape, moustache shape and decoration. Meanwhile, the visualization of the role of the supporting character on Sandur Manduro's mask has similarities with the protagonist's role in addition to the color of the face which has two colors, namely red and white. Keywords: Visual classification, visual identification, masks, performing arts Abstrak: Sandur Manduro adalah seni pertunjukan berbentuk teater tradisional yang di dalamnya mengandung seni musik, seni tari, seni rupa, teater dan sastra. Penelitian tentang kesenian Topeng Sandur Manduro dari grup “Gaya Rukun” ini dirasa perlu dilakukan karena grup ini merupakan satu-satunya grup Sandur yang ada di Kabupaten Jombang. Karena kesenian Topeng Sandur Manduro merupakan instrument Panji tokoh topeng Sandur memiliki perbedaan pada karakteristiknya. Penelitian ini berupaya untuk; (1) mengklasifikasi visual Topeng Sandur Manduro grup “Gaya Rukun, (2) mengidentifikasi visual Topeng Sandur Manduro grup “Gaya Rukun, dengan memanfaatkan rancangan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa visualisasi peran protagonis dan antagonis pada Topeng Sandur Manduro memiliki perbedaan yang terdapat pada warna, bentuk hidung, bentuk alis, bentuk kumis dan ragam hias. Sedangkan visualisasi pada peran tokoh pembantu pada Topeng Sandur Manduro memiliki kemiripan dengan peran protagonis selain warna muka yang memiliki dua warna yaitu merah dan putih. Kata-kata kunci: klasifikasi visual, identifikasi visual, topeng, seni pertunjukan