Hamsir Ahmad
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

OPTIMALISASI PERAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MASALAH KEBERSIHAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KELURAHAN MANDALA KECAMATAN MAMAJANG KOTA MAKASSAR: Optimizing the Role of the Community in Dealing with Environmental Sanitation in the Residential Area of Mandala Sub District, Mamajang District, Makassar City Abdur Rivai; . Rasman; Hamsir Ahmad
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 7 No. 1 (2021): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 7 NO. 1 OKTOBER 2021
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v7i1.14021

Abstract

Meningkatnya aktivitas manusia di kalangan rumah tangga menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Akibatnya beban badan air yang selama ini dijadikan tempat pembuangan sampah rumah tangga menjadi semakin berat, termasuk terganggunya komponen lain seperti saluran air, biota perairan dan sumber air penduduk. Bukan hanya sampah dibuang ke saluran air akan tetapi  limbah rumah tangga dan limbah lainnya juga kerap kali dibuang begitu saja ke selokan (kanal).  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat memiliki kepedulian terhadap  kelestarian  lingkungan hidup dengan tidak membuang   sampah di sembarang tempat apalagi pada saluran air (kanal). Khayalak sasaran yang terlibat dalam   kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah    masyarakat di Kelurahan Mandala  Kecamatan Mamajang Kota Makassar, memiliki luas wilayah 0,41 Ha dan merupakan kelurahan yang terdiri dari 4 RW dan 18 RT. Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.800, terdiri 2.157 jiwa laki-laki dan 2.143 jiwa perempuan, sehingga jumlah keseluruhan 4.300 jiwa. Wilayah ini tergolong padat penduduk dan kondisi tersebut dapat mempengaruhi kebersihan lingkungan dan ketersediaan sarana-prasarana sanitasi. Sebagian besar penduduk belum memiliki wadah penampungan sampah yang memadai, sehingga banyak sampah yang berceceran dan terbuang ke saluran air (kanal). Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan  beberapan metode, yaitu ceramah dan tanya jawab,  Focus Group Discussion (FGD), dan workshop   (Praktik   manajemen   pemilahan   sampah   mandiri). Dari hasil post test yang dilakukan diperoleh tingkat pengetahuan dan keterampilan warga terhadap pengelolaan sampah terjadi peningkatan yang signifikan, tedapat 62,07 % baik, 27,59 % cukup & 10,34 % kurang. Kata kunci: Pewadahan sampah, pemilahan sampah, pelestarian lingkungan.                                                              ABSTRACT The increase in human activity among households causes an increasing volume of waste generated from time to time. As a result, the burden on water bodies that have been used as a dumping ground for household waste has become increasingly heavy, including the disruption of other components such as waterways, aquatic biota and residents' water sources. Not only waste is dumped into waterways, but household waste and other waste are also often thrown into ditches (canals). This community service activity aims to raise public awareness of having a concern for environmental sustainability by not throwing garbage in any place, especially in waterways (canals). The target audience involved in this community service activity is the community in the Mandala Village, Mamajang District, Makassar City, which has an area of 0.41 Ha and is a sub-district consisting of 4 RW and 18 RT. The number of family heads is 1,800, consisting of 2,157 male and 2,143 female, bringing the total number to 4,300. This area is classified as densely populated and this condition can affect the cleanliness of the environment and the availability of sanitation facilities. Most of the population does not have adequate garbage collection containers, so a lot of garbage is scattered and thrown into waterways (canals). This activity was carried out using several methods, namely lectures and questions and answers, Focus Discussion Groups (FDG), and workshops (Independent waste sorting management practices). From the results of the post test, it was found that the level of knowledge and skills of residents on waste management experienced a significant increase, there were 62.07% good, 27.59% sufficient & 10.34 % less.   Keywords: Garbage storage, waste sorting, environmental conservation.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI PABRIK GULA BONE ARASOE Ria Astuti; Zaenab Zaenab; Hamsir Ahmad
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1844

Abstract

Penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah karena adanya kondisi yang tidak aman dan tindakan tidak aman dari pekerja. Khusus mengenai unsafe action (tindakan tidak aman) ini sangat erat kaitannya dengan faktor manusia atau terjadi karna kesalahan manusia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja di Pabrik Gula Bone Arasoe.  Pengumpulan data dengan cara observasi dengan menggunakan kuesioner. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan uji statistik chi square, dengan jumlah populasi sebanyak 144 karyawan dan jumlah sampel sebanyak 106 karyawan yang dipilih secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan faktor pemeriksaan kesehatan dengan kejadian kecelakaan kerja (p= 0,002 < 0,05) pengetahuan dengan kejadian kecelakaan kerja (p=0,032<0,05) penggunaan alat pelindung diri dengan kejadian kecelakaan kerja (p = 0,023 < 0,005), serta tidak terlihat ada hubungan atau tidak ada hubungan faktor pelatihan dengan kejadian kecelakaan kerja (p= 0,055 > 0,05) serta hasil penelitian menunjukkan terdapat 74 orang (70%) responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja. Adapun kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pemeriksaan kesehatan, pengetahuan dan penggunaan APD dengan kejadian kecelakaan kerja. Tidak terdapat hubungan antara pelatihan dengan kejadian kecelakaan kerja. Oleh karena itu, disarankan agar dilakukan pengawasan terhadap karyawan sebelum melakukan kegiatan atau masuk dalam area produksi. Kata Kunci : Kecelakaan kerja, Alat pelindung diri, Pabrik gula
TINGKAT KEBISINGAN PADA INSTITUSI PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR TAHUN 2016 Hamsir Ahmad; Muhammad Rifai
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.676

Abstract

ABSTRAK Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.Kebisingan yang sesuai peraturan gubernur sulawesi selatan Nomor : PERGUB.no 69 tahun 2010Tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisik di lingkungan pendidikan dan Kriteria kerusakan lingkungan hidup yaitu 55 dB.Tujuan penelitian ini,Untuk mengetahui tingkat kebisingan di perguruan tinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar. Jenis penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh data faktualdanpengukuran di lapangandenganmenggunakanalatukur (Sound Level Meter).Hasil pengukuran intensitas kebisingan di Jurusan Kesehatan Lingkungan pada titik 1 rata-rata 57,9 dB, titik 2 rata-rata 50,7 dB, dan titik 3 rata-rata 49,5 dB. Jurusan Farmasi pada titik 1 rata-rata 70,4 dB, titik 2 rata-rata 60,1 dB, dan titik 3 rata-rata 54,8 dB. Jurusan Keperawatan pada titik 1 rata-rata 58,4 dB, titik 2 rata-rata 50,1 dB, dan titik 3 rata-rata 51,2 dB. Serta Jurusan Gizi pada titik 1 rata-rata 61,5 dB, titik 2 rata-rata 53,9 dB, dan titik 3 rata-rata 49,9 dB. Kesimpulanpenelitian, bahwa Intensitas kebisingan Pada Institusi Perguruan Tinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar tiga Jurusan (kesling, keperawatan, dan Gizi) memenuhi syarat dan satu jurusan (farmasi) tidak memenuhi syarat karena kebisingannya melampaui NAB menurut peraturan gubernur sulawesi selatan Nomor : PERGUB.no 69 tahun 2010. Jenis bising yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar adalah bising terputus-putus. Oleh karena itu, upaya meminimalisir kebisingan dapat dilakukan dengan cara penataan gedung ruang belajar, penambahan pagar hidup  dan upaya untuk menanam pohon di dekat pagar.Kata Kunci      : Kebisingan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar,NAB.
Identifikasi Gas Karbon Monoksida Di Persimpangan Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar inayah inayah; Andi Ruhban; Hamsir Ahmad
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2099

Abstract

Karbon Monoksida atau CO merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengiritasi yang dihasilkan dari proses pembakaran tidak sempurna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kadar Karbon Monoksida di persimpangan jalan Sultan Alauddin Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan pengukuran secara langsung pada dua titik lokasi. Alat yang digunakan adalah Odalog dan Hygrothermometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon monoksida pada titik I yaitu di pertigaan jalan Monumen Emmy Saelan-Sultan Alauddin pada pagi hari sebesar 9508,57 µg/Nm3, siang hari sebesar 7748,57 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 13302,85 µg/Nm3  dan pada titik II yaitu di Pertigaan Jl. Sultan Alauddin-A.P Pettarani pada pagi hari sebesar 8571,42 µg/Nm3, siang hari sebesar 5645,71 µg/Nm3 dan sore hari sebesar 6902,85 µg/Nm3.Hasil pengukuran menunjukkan dibawah standar baku mutu udara ambien yang ditetapkanberdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu dan Kriteria  Kerusakan Lingkungan Hidup.Kata Kunci : Karbon Monoksida
Uji Resistensi Larvasida Sintetik Dengan Perbandingan Dosis Pada Larva Culex Sp Di Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Widya Larasati Ramly; Hamsir Ahmad; Rostina S; Muh. Saleh
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 8 No 2 (2022): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of larvicides is the most common method used by the community to reduce larval habitat. The dosage of temephos based on WHO is 0.02 mg/l. Abate or temephos can cause resistance if not using the appropriate dose. Resistance is the ability of a vector population to survive against a dose of insecticide that normally kills the vector species. Mosquitoes that have been resistant will be immune or do not die even when exposed to insecticides. This type of research is a pure experiment with a post test only design with a control group design using synthetic larvicides (temephos) with the Susceptibility Test method. Resistance test according to WHO guidelines (susceptibility test) aims to determine changes in the level of susceptibility of vectors before, during and after the use of insecticides. The results obtained after 3 trials within 24 hours at a dose of 0.005mg/l the percentage of mortality of Culex sp. larvae was 98.4%, while at a dose of 0.01mg/l the percentage of mortality of Culex sp. larvae reached 100%, and at a dose of 0.015 mg/l mortality percentage of Culex sp. larvae samples also reached 100%. From the results of this study, it can be concluded that the vulnerability status of Culex sp larvae in the Paccerakang Village, Biringkanaya District, Makassar Regency is still in a vulnerable state or resistance has not occurred. Therefore, this research can be a source of information for local communities in developing control strategies using synthetic larvicides (temephos). Keywords: Resistance, Synthetic larvicides (temephos), Culex sp. larvae.
ANALISIS FAKTOR RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA PEMBUAT BATU BATA DI DESA BULOGADING KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA Zaenab, Zaenab; Ahmad, Hamsir; Nurwalasriani, Nurwalasriani
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18, No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.3255

Abstract

Industri batu bata merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang tradisional yang dalam proses pembuatannya batu bata dibuat dari tanah liat yang dicetak menggunakan cetakan lalu dijemur kemudian disusun setelah itu di bakar hingga matang. Dalam proses pembuatan batu bata seringkali pekerjanya melakukan sikap atau posisi kerja yang kurang ergonomis yang dapat menyebabkan keluhan fisik berupa nyeri pada otot contohnya nyeri pinggang.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung pada pembuat Batu Bata di Desa Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 160 responden dengan metode total sampling. Analisis data diolah menggunakan uji statistik.Hasil penelitian pada pembuat batu bata menggunakan uji person corelation memiliki hubungan yang signifikan antara umur (p value = 0,000), lama kerja (p value = 0,002), sikap tubuh (p value = 0,000) dengan keluhan nyeri punggung.Kesimpulan yang didapatkan ada hubungan antara umur, lama kerja dan sikap tubuh dengan keluhan nyeri punggung pada pembuat batu bata. Disarankan bagi pembuat batu bata yang sudah berumur 60 tahun untuk mengurangi jam kerja, kemudian disarankan untuk bekerja maksimal 8 jam/hari dan tidak tidak melebihi jam kerja, kemudian bagi pembuat batu bata disarankan pada saat proses pengangkatan batu bata harus mengangkat beban sedekat mungkin dengan tubuh.Kata Kunci : Batu Bata, Ergonomi, Nyeri Punggung, Industri