Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pendidikan Kesehatan Teknik Menyusui Terhadap Peningkatan Kemampuan Menyusui Pada Ibu Primipara Yuni Astuti; Tuti Anggarawati
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijnr.v3i1.904

Abstract

The puerperium is a period that begins a few hours after the birth of the placenta and ends when the uterus organs will return to their pre-pregnancy state which lasts for 6 weeks or about 42 days after delivery. Postpartum often experience problems with breastfeeding. To achieve successful breastfeeding requires knowledge of proper breastfeeding techniques. Mothers can do breastfeeding properly if they are equipped with knowledge and have a positive attitude from health workers. The aim of knowing the effect of health education on correct breastfeeding techniques in post partum primipara. The research design to be carried out using pre-experimental (One group pre-posttest design) and sample selection using purposive sampling. The results showed that there was an effect of health education on breastfeeding techniques on increasing knowledge of postpartum primipara with p value 0.001.primipara, health education, breasfeeding
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN ROKOK DENGAN KADAR KARBONMONOKSIDA UDARA EKSPIRASI PADA MAHASISWA AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG Kodir Kodir; Tuti Anggarawati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1747.979 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.6

Abstract

Latar belakang: Merokok merupakan kebiasaan yang membahayakan kesehatan. Rokok mengandung zat nikotin yang menimbulkan efek ketergantungan serta menghasilkan karbonmonoksida yang bersifat toksik dan mengganggu sistem oksigenasi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan ketergantungan rokok dengan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi pada mahasiswa Akper Kesdam IV/ Diponegoro Semarang. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 40 mahasiswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat ketergantungan rokok menggunakan kuesioner Fagerstrom Test for Cigarette Dependence (FTCD), sedangkan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi diukur dengan alat smokerlyzer. Data dianalisa dengan uji Pearson Corellation. Hasil: Hasil analisa menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara ketergantungan rokok dengan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi dengan p=0.042. Hasil penelitian membuktikan semakin tinggi tingkat ketergantungan rokok maka semakin tinggi kadar karbonmonoksida udara ekspirasinya. Saran : Pengukuran tingkat ketergantungan rokok dan kadar karbonmonoksida udara ekspirasi direkomendasikan sebagai data dasar pengkajian keperawatan dalam pembuatan intervensi program berhenti merokok.
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI MASYARAKAT Novita Wulan Sari; Tuti Anggarawati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 2 (2021): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyrakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.275 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i2.10

Abstract

Latar belakang: Lansia merupakan kelompok usia 60 tahun ke atas dimana telah mengalami penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Peningkatan usia yang dialami lansia mengakibatkan penyakit degenerative seperti hipertensi. Penyakit tekanan darah tinggi ataupun hipertensi ini menyebabkan aliran darah tidak lancar, maka diperlukan suatu tindakan penanganan salah satunya adalah senam lansia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh senam lansia terhadap derajat hipertensi pada lansia. Metode: Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pretest posttest control group design. Jumlah sampel sebanyak 12 lansia yang diambil dengan teknik purposive sampling dan dibagi ke kelompok intervensi (n=12) dan kontrol (n=12). Bentuk intervensi berupa pemberian senam lansia sebanyak 8 kali selama 2 bulan. Instrumen yang digunakan adalah tensimeter/sphygmomanometer air raksa atau jarum Data dianalisa dengan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan hasil pengukuran derajat hipertensi pada kelompok intervensi memiliki mean pre test 156/95 dan post test 148/93. Hasil analisis dengan uji independent t pada kelompok intervensi menunjukkan nilai p=0,000 yang artinya ada perbedaan signifikan antara pre dan post test (p<?, ?=0,05). Hasil yang berbeda diperoleh pada kelompok kontrol yaitu nilai mean pre test 152/95 dan post test 152/95, nilai p=0,420 yang artinya tidak ada perbedaan signifikan antara derajat hipertensi pre dan post test (p> ?, ?=0,05). Hasil penelitian membuktikan senam lansia berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Saran : senam lansia digunakan sebagai intervensi keperawatan pada lansia yang mengalami hipertensi.
DETEKSI DINI KESEHATAN JIWA DI AKPER KESDAM IV / DIPONEGORO SEMARANG Nanang Khosim; Tuti Anggarawati; Edo Japung; Hajar Fikri; Kistia Rita; Wisnu Wisnu; Tria Friska
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 1 (2019): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.796 KB)

Abstract

Gangguan jiwa merupakan suatu kondisi ketidakwajaran seseorang dalam bertingkah laku, yang dapat terjadi karena menurunnya fungsi kejiwaan yang menyebabkan penyimpangan perilaku akibat distorsi emosi. Salah satu bentuk gangguan jiwa dapat berupa depresi. Depresi merupakan suatu gangguan alam perasaan (mood) yang dapat ditandai dengan tidak adanya harapan, patah hati, perasaan tidak berdaya, ketidakmampuan dalam mengambil kepututusan atau untuk memulai suatu kegiatan, tidak mampu berkonsentrasi, semangat hidup memudar, tegang, dan selalau ingin bunuh diri. Depresi dapat terjadi akibat dari ketidakmampuan psikologis untuk beradaptasi dengan kondisi tertentu, seperti lingkungan yang baru. Mahasiswa baru di Akper Kesdam IV/Diponegoro, dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga dapat digolongkan ke dalam seseorang dengan risiko terjadinya depresi. Dalam deteksi dini kesehatan jiwa mahasiswa baru Akper Kesdam IV/Diponegoro ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar mahasiswa dalam kondisi wajar sesuai dengan Skala Depresi Beck, dan hanya sebesar 3,84% mahasiswa berada dalam batas klinis depresi. Dapat disarankan bagi mahasiswa yang berada dalam batas klini sdepresi untuk diberikan terapi atau bimbingan konseling kejiwaan. Agar tidak mengarah ke depresi yang lebih berat.
PENYULUHAN KESEHATAN PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS PADA WANITA USIA SUBUR DI RW VI KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG SEMARANG Yuni Astuti; Tuti Anggarawati; Revi Arysa Bagaskari; Nicky Galuh; M. Naafi’izko; Prita Puspa Hersolina; Sri Rahma Putri
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 2 (2019): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker serviks merupakan salah atau penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri dan terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Kanker serviks ini masih menjadi masalah kesehatan utama bagi wanita dan tingkat prevalensinya sangat tinggi di Indonesia. Di Kelurahan Meteseh bulan Januari-Sepetember 2018 terdapat kasus kanker serviks sebanyak 4 orang. Intervensi untuk mencegah terjadinya kanker ke stadium lanjut maka wanita usia subur perlu diberikan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan tentang deteksi dini dan pencegahan kanker serviks. Wanita Usia subur diharapkan mau melaksanakan pemeriksaan IVA dan Paps Smear sehingga kanker serviks bisa dicegah sedini mungkin.
OPTIMALISASI KESEHATAN JIWA REMAJA MELALUI KONSTRUKTIF DEFENSE MECHANISM Tuti Anggarawati; Nanang; Enggar Dwi Prasetyo; Alfia Tyas Mahestye; Bynar Fredy Anggara; Indah Triwahyu Annisa; Adi Irawan
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 1 No. 2 (2019): Desember : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja adalah masa transisi usia dimana seseorang belum dikatakan dewasa namun bukan lagi seorang anak. Remaja akan fase pencarian identitas diri, gejolak hormon, dan tekanan yang besar dari sekolah serta lingkungan sekitarnya. Proses pematangan fisik yang terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial) menyebabkan remaja harus menghadapi perubagan fisik, kognitif dan emosional yang dapat menimbulkan kondisi stres dan memicu perilaku unik pada remaja. Perilaku –perilaku yang dimunculkan oleh remaja untuk menghadapi kondisi stres seperti cemas, depresi, merokok, menjadi anak jalanan, adiksi game, kekerasan, penyalahgunaan obat, sampai bunuh diri. Bunuh diri merupakan kematian no.2 terbanyak di dunia pada usia 15 – 29 tahun (WHO, Preventing Suicide, 2014), 350 juta orang di dunia diestimasikan mengalami depresi, dan depresi merupakan penyebab disabilitas utama di dunia. (WHO, Depression, 2012). Gangguan mental emosional: gejala depresi dan anxietas pada usia ? 15 tahun sebesar 6% atau sebesar > 14 juta jiwa Gangguan jiwa berat (Psikosis): gejala psikosis sebesar 1,7/1000 atau sebesar > 400.000 jiwa. Salah satu penyebab dari timbulnya gangguan mental emosional sampai akhirnya mengalami psikotik adalah karena remaja tidak mampu dalam beradaptasi pada masa transisi atau dalam menghadapi perubahan kehidupannya. Secara alamiah sebenarnya apabila tubuh baik fisiologis maupun psikologis terpapar oleh suatu stressor atau tekanan atau keadaan yang tidakpasti tubuh akan melakukan suatu mekanisme untuk mempertahankan kondisi tubuhnya seperti semula. Bentuk dari pertahanan diri seseorang berbeda sesuai dengan mekanisme psikis yang diperlukan untuk beradaptasi dengan relitas eksternal.Defence mekanisme yang positif /konstruktif akan membangun jiwa remaja menjadi pribadi yang handal dan siap menjadi generasi penerus bangsa yang dapat dibanggakan untuk keluarga, masyarakat dan negara. Kesehatan jiwa remaja merupakan hal penting dalam menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondusif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa tidak ternilai.
MANAJEMEN STRESS LANSIA AGAR SEHAT DAN TERBEBAS DIABETES MILLITUS Tuti Anggarawati; Nanang K.A; Khairun Nisa; Alfatihah H.A.F; Andi Widianto; Figik Kurniawan
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 3 No. 1 (2021): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.978 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v3i1.39

Abstract

Prevalensi diabetes tipe 2 terkait usia lansia sampai tahun 2030 mengalami peningkatan tajam karena diprediksi lebih dari 82 juta populasi lansia di negara berkembang menderita diebetes. Tipe 2 merupakan bentuk penyakit yang sering di lansia dan merupakan ancaman serius terhadap kesehatan karena terjadi komplikasi kronis. Tanda dan gejala diabetes pada lansia sering kali tidak jelas dan diagnosa biasanya terlambat. Gejala diabetes dapat muncul tidak spesifik dan tidak pasti, seperti keletihan, inkontinensia urin, atau perubahan status mental seperti depresi, konfusi, dan apatis. Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur maka intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu fungsi pankreas dan sekresi insulin yang berkurang, perubahan karena lansia sendiri yang berkaitan dengan resistensi insulin akibatnya kurangnya massa otot dan perubahan vaskuler, aktifitas fisik yang berkurang, banyak makan dan kegemukan, stress, sering menggunakan obat-obatan, dan adanya faktor keturunan. Stres memicu reaksi biokimia tubuh melalui 2 jalur, yaitu neural dan neuroendokrin. Reaksi pertama respon stres yaitu sekresi sistem saraf simpatis untuk mengeluarkan norepinefrin yang menyebabkan peningkatan frekuensi jantung. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah meningkat guna sumber energi untuk perfusi. Peningkatan hormon stres yang diproduksi dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi meningkat. Kondisi yang rileks dapat mengembalikan kotra-regulasi hormon stres dan memungkinkan tubuh untuk menggunakan insulin lebih efektif. Seseorang yang terkena diabetes akan memerlukan pengobatan yang terus-menerus untuk mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Tapi ada pengobatan lain yang bisa dilakukan sendiri untuk membantu mencegah penyakit ini bertambah buruk. Stres yang tinggi yang dialami penderita dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian, sehingga dibutuhkan kemampuan penderita dalam melakukan perawatan diri dengan memanajemen stress yang dialami.
PENDIDIKAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HIGIENE SAAT MENSTRUASI BAGI SISWA SMP Yuni Astuti; Tuti Anggarawati; Afriza Prima Safira; Salsabila Lintang W; Riskha Esnawati; Bekti Sri Utami; Diah Ayu P
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.632 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v4i1.58

Abstract

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi secara teratur setiap bulan yang disebabkan oleh pelepasan telur yang tidak dibuahi dari ovarium atau indung telur. Remaja putri yang sedang menstruasi harus menjaga kebersihan diri dan hygiene merupakan upaya untuk menjaga kebersihan diri dan kesehatan melalui perawatan diri. Perilaku hygiene saat menstruasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh remaja SMP, jika remaja tidak melakukan personal hygiene saat menstruasi seperti tidak mengganti celana dalam saat mengganti pembalut, mengganti pembalut saat sudah penuh saja, dan jarang mandi dapat menimbulkan gangguan pada fungsi reproduksi. Hasil wawancara dengan salah pengurus PKK menyatakan bahwa siswa di RW 03 Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tembalang belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang perilaku personal hygiene pada saat menstruasi. Kegiatan pendidikan kesehatan ini bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya remaja putri pada saat mendapatkan menstruasi. Dari hasil kegiatan ini pengetahuan remaja putri meningkat dari 30% menjadi 70% sedangkan keterampilan meningkat dari 20% menjadi 80%. Saran untuk kegiatan ini dapat ditindaklajuti secara simultan dan melibatkan seluruh elemen yang ada di keluarga dan masyarakat.
EDUKASI TENTANG KEKERASAN PADA ANAK MASA PANDEMI COVID -19 DI KELURAHAN METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG Tuti Anggarawati; Yuni Astuti
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 4 No. 1 (2022): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.891 KB) | DOI: 10.55606/pkmsisthana.v4i1.59

Abstract

Ada sebagian kondisi yang menyulitkan orang tua dalam menghadapi buah hati sehingga tanpa disadari mengatakan atau melaksanakan sesuatu yang tanpa disadari melakukan kekerasan pada anak yang bisa membahayakan atau melukai anak, biasanya tanpa alasan yang terang. Kejadian seperti inilah yang disebut kekerasan pada anak. Unsur- elemen yang mendorong terjadinya tindak kekerasan pada anak antara lain immaturitas/ketidakmatangan orang tua, kurangnya pengetahuan bagaimana menjadi orang tua, kemauan yang tak realistis kepada kecakapan dan perilaku anak, pengalaman negatif masa kecil dari orang tua, isolasi sosial, permasalahan rumah tangga, serta permasalahan obat-obat terlarang dan alkohol. Semua bentuk kekerasan pada anak secara lahiriah/jasmani terjadi saat orang tua frustrasi atau naik pitam, kemudian melaksanakan tindakan-tindakan agresif secara lahiriah, bisa berupa cubitan, pukulan, tendangan, menyulut dengan rokok, membakar, dan tindakan – tindakan lain yang bisa membahayakan si kecil. Sering penyiksaan lahiriah yakni hasil dari hukuman jasmani yang bertujuan menegakkan disiplin, yang tidak sesuai dengan usia si kecil. Banyak orang tua mau menjadi orang tua yang bagus, tapi lepas kendali dalam memecahkan perilaku sang anak. Penyiksaan emosi dengan perbuatan merendahkan atau meremehkan orang lain akan mengganggu pengerjaan perkembangan buah hati selanjutnya. Dampaknya buah hati merasa tidak berharga untuk dicintai dan dikasihi, bayi tumbuh dalam kecemasan dan rasa tidak aman, lambat perkembangannya, atau alhasil mempunyai rasa percaya diri yang rendah. Bila berlangsung berulang-ulang dalam bentang waktu lama akan memunculkan cedera serius terhadap anak, dan meninggalkan bekas baik jasmani atau pun psikis, si kecil menjadi menarik diri, merasa tidak aman, sukar memaksimalkan trust kepada orang lain, perilaku merusak, dan sebagainya, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesusahan membina persahabatan, perilaku merusak seperti tiba-tiba membakar barang atau berperilaku kejam terhadap binatang, beberapa mengerjakan agresi, menarik diri, penyalahgunaan obat dan alkohol, maupun kecenderungan bunuh diri. Agar anak terhindar dari kekerasan maka perlu upaya dari pemberdayaan masyarakat untuk terlibat secara aktif menurunkan angka kejadian kekerasan pada anak di saat pandemic covid. Edukasi tentang kekerasan pada anak dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga sehingga keluarga mampu berfungsi dengan baik dan mampu menciptakan keluarga yang sejahtera.
Efektivitas Edukasi Manajemen Mandiri dalam Pengendalian Kadar Glukosa Darah Diabetisi Tipe 2 Diana Tri Lestari; Tuti Anggarawati
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.612 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i2.186

Abstract

Diabetes mellitus merupakan masalah yang kompleks karena berdampak pada aspek fisik, psikologi, dan sosial diabetesi. Salah satu upaya untuk merubah perilaku diabetesi adalah memberikan informasi yang adekuat tentang manajemen mandiri seperti pengaturan diet, latihan fisik, manajemen terapi, pemantauan kadar glukosa darah mandiri serta manajemen stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi manajemen mandiri dalam mengendalikan kadar glukosa darah pada diabetesi tipe 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen kuasi dengan pendekatan pretest-posttest control group. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi manajemen mandiri DM berpengaruh terhadap pengendalian kadar glukosa darah pada diabetesi tipe 2 kelompok intervensi dengan nilai ???? = 0,004, ∝ < 0,05. Sementara pada hasil pengukuran pre dan post test kadar glukosa darah pada diabetesi tipe 2 kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan nilai ???? =0.09, ∝>0,05. Rumah sakit dan layanan kesehatan primer disarankan untuk menerapkan edukasi manajemen mandiri supaya kualitas hidup diabetesi menjadi semakin lebih baik.