Bongakaraeng Bongakaraeng
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN PENGOLAHAN MAKANAN, PENYEDIAAN AIR BERSIH, PEMBUANGAN TINJA DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KAKENTURAN SATU KECAMATAN MAESA KOTA BITUNG Novalinda I. Anes; Bongakaraeng Bongakaraeng; Jasman Jasman
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 2 No 2 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.616 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v2i2.549

Abstract

Angka kejadian diare di provinsi Sulawesi Utara sampai tahun 2006 sebanyak 50 kasus dengan jumlah kematian 1 orang, kasus diare balita di Puskesmas Tinumbala tahun 2007 terdapat 537 kasus dan tahun 2008 menjadi 585 kasus dan kelurahan yang kasus paling tinggi terdapat di kelurahan Kakenturan Satu dengan jumlah 190 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengolahan makanan, penyediaan air bersih, pembuangan tinja dan pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Kakenturan Satu Kecamatan Maesa Kota Bitung. Jenis penelitian adalah studi observasional analitik dengan rancangan cross Sectional study , jumlah sampel 165 anak balita dengan ibu sebagai respondennya, analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil pengolahan dan analisis data secara bivariat dimana tidak ada hubungan antara pengolahan makanan dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,682. Tidak ada hubungan antara pengolahan air bersih dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,113. Tidak ada hubungan antara pengolahan limbah dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,637. Tidak ada hubungan antara pengolahan tinja dengan kejadian diare pada balita dibuktikan dengan hasil analisis nilai p = 0,328. Ibu balita tetap mempertahankan dan meningkatkan cara pengolahan makanan yang sudah baik, masyarakat Kota Bitung disarankan agar tetap menjaga sarana air bersih agar tetap dalam kondisi yang baik, menjaga kondisi sarana pengolahan air limbah supaya tetap dalam keadaan baik (tidak tersumbat). Masyarakat yang belum mempunyai sarana limbah dan tinja disarankan untuk membuatnya sehingga tercipta lingkungan sehat. Variabel yang diteliti pada penelitian ini tidak berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di kelurahan Kakenturan Satu sehingga perlu adanya penelitian lanjutan dengan variabel lain atau dengan menggunakan jenis penelitian yang berbeda.
PENGARUH LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP PENYAKIT KECACINGAN PADA PETUGAS PENGELOLA SAMPAH DI TPA SUMOMPO KOTA MANADO Debby Ch. Kamasaan; Bongakaraeng Bongakaraeng; Joy V,I. Sambuaga
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 3 No 1 (2013): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v3i1.562

Abstract

Petugas pengelola sampah di TPA Sumompo ada yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan tidak menggunakan APD, dari 30 petugas terdapat 10 orang yang memakai APD yaitu sarung tangan dan sepatu boot dan yang tidak memakai APD sebanyak 20 orang. Pemakaian APD yang tidak lengkap dapat memungkinkan kontak langsung dengan sampah sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh lama kerja dan penggunaan APD terhadap kejadian penyakit kecacingan pada petugas pengelola sampah di TPA Sumompo Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional study, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner serta hasil pemeriksaan tinja di Balai Penunjang Pelayanan Kesehatan (BPPK) Balai Laboratorium Kesehatan. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 orang petugas pengelola sampah, variabel independen dalam penelitian ini yaitu lama kerja dan penggunaan APD dan variabel dependen yaitu kejadian penyakit kecacingan. Hasil analisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi square didapatkan hasil yaitu ada pengaruh antara lama kerja dengan kejadian kecacingan pada petugas pengelola sampah di TPA Sumompo dengan nilai p= 0,022 (<α 0,05) dan ada pengaruh antara penggunaan APD dengan kejadian kecacingan dengan nilai p= 0,025 (< α 0,05), kelengkapan penggunaan APD dengan nilai p= 0,047
GAMBARAN INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS BANDARA DAN KENYAMANAN MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO Vili Vita Wungkana; Bongakaraeng Bongakaraeng; Elne Vieke Rambi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 2 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.053 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v4i2.580

Abstract

Pengaruh bising bisa mengganggu efisiensi dan produktifitas kerja, telah dibuktikan secara statistik di beberapa industri. Produktifitas menurun dan para pekerja banyak membuat kesalahan bila dipengaruhi oleh bising tingkat tinggi, diatas sekitar 80 dBA dalam waktu yang lama. Sebaliknya juga diamati bahwa jika lingkungan suatu ruang kerja terlampau sunyi, produktifitas juga turun dan para pekerja melakukan lebih banyak kesalahan. Ini membuktikan bahwa bising hingga tingkat tertentu masih bisa diterima oleh manusia. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran intensitas kebisingan aktivitas bandara terhadap kenyamanan masyarakat di pemukiman sekitar Bandar Udara Internasioanl Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner serta hasil dari pengukuran intesitas kebisingan. Sampel dalam penelitian ini yaitu masyarakat yang tinggal di daerah yang terdekat dengan bandara yaitu Desa Teterusan, Wusa dan Kelurahan Mapanget Barat yang diambil secara simple random sampling. Hasil analisis secara univariat didapatkan hasil yaitu rata-rata intensitas kebisingan di Desa Teterusan untuk pengukuran pada pagi = 61,5 dBA, siang = 62,3 dBA, Sore = 62,4 dBA, rata-rata pengukuran intesitas di Desa Mapanget Barat untuk pengukuran pagi = 50,9 dBA, Siang = 53,7 dBA, sore = 50,9 dBA dan rata-rata pengukuran intensitas kebisingan di Desa Wusa untuk pengukuran pagi= 63,3 dBA, siang= 66,4 dBA dan sore = 69,5dBA. Kesimpulan : Rata-rata pengukuran intensitas kebisingan di Desa Teterusan dan Desa Wusa > dari NAB yaitu sebesar 50,9 dBA – 69,5 dBA, dan tingkat kenyamanannya, diaman masyarakat yang merasa nyaman akibat bising oleh aktivitas bandara sebanyak 31,82% dan tidak nyaman sebanyak 68,18%.
PENGARUH LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) TERHADAP KAPASITAS PARU PEKERJA PENGUMPUL SEMEN DI UNIT PENGANTONGAN SEMEN TONASA LINE KOTA BITUNG Ruli A. Rembang; Semuel Layuk; Bongakaraeng Bongakaraeng
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 4 No 2 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v4i2.584

Abstract

Penimbunan debu dalam paru terjadi saat menarik nafas dimana udara yang mengandung debu masuk kedalam paru. Sesuai dengan hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas Tinumbala ada beberapa tenaga kerja dari unit pengantongan semen Tonasa yang datang berobat di Puskesmas Tinumbala dengan hasil diagnosis para tenaga kerja tersebut menderita penyakit ISPA. Pekerja di unit pengantongan semen Tonasa tersebut menderita ISPAdisebabkan oleh karena para tenaga kerja tidak menggunakan APD seperti masker selama bekerja sebagai tenaga pengumpul semen. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh lama dan alat pelindung diri (APD) pada pekerja pengumpul semen terhadap kapasitas paru di unit pengantongan semen Tonasa Line Kota Bitung. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan Cross sectional study, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner serta pengukuran kapasitas paru. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kerja yang bekerja di unit pengantongan semen PT. Tonasa Line baik sebagai tenaga administrasi maupun sebagai tenaga pengumpul semen, data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil analisis didapatkan hasil yaitu ada pengaruh yang bermakna antara lama kerja dengan gangguan kapasitas paru pada tenaga pengumpul semen di PT. Tonasa Line, dengan nilai p= 0,005 ; PR : 2, 890 (95% CI : 1,177-7,097), lama kerja sebagai faktor risiko dan berisiko sebesar 2,890 kali dapat menyebabkan gangguan kapasitas paru pada tenaga kerja. Ada pengaruh yang bermakna antara penggunaan APD (masker) dengan gangguan kapasitas paru dengan nilai p= 0,013 ; PR : 3, 417 (95% CI : 1,188-9,924). Penggunaan APD merupakan faktor risiko dan berisiko sebesar 3,417 kali menyebabkan gangguan kapsitas paru bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan APD (masker). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh antara lama kerja dan penggunan APD (masker) terhadap gangguan kapasitas paru bagi pekerja pengumpul semen di PT. Tonasa Line Kota Bitung.
KADAR TIMBAL (PB) DALAM DARAH PADA POLISI LALU LINTAS YANG BERTUGAS DI SEKITAR PUSAT KOTA MANADO. 2013. Sherly Alusingsing; Bongakaraeng Bongakaraeng; Anselmus Kabuhung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 5 No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v5i1.593

Abstract

Salah satu penyebab pencemaran udara diakibatkan peningkatan dan kemajuan dibidang transportasi menyebabkan kota menjadi semakin padatnya kendaraan bermotor baik beroda dua maupun beroda empat yang mengeluarkan zat-zat yang berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan ataupun bagi manusia yaitu dari asap kendaraan yang bertimbal. Efek timbal sangat berbahaya bagi manusia. Partikel-partikel timbal jika terhirup akan terabsorpsi dalam aliran arah ke bagian tubuh. Petugas lalu lintas yang bertugas di sekitar pusat Kota Manado yang mengatur kendaran dengan jumlah kendaraan yang melewati pusat kota yaitu 1457 kendaraan dimana dapat berisiko tinggi bagi polisi lalu lintas yang terpapar asap kendaraan bertimbal. tujuan untuk mengetahui berapa kadar timbal dalam darah polisi lalu lintas yang bertugas di sekitar Pusat Kota Manado. Penelitian ini bersifat deskriptif laboratoris, dimana menggambarkan hasil pemeriksaan kadar timbal (Pb) dalam darah pada polisi lalu lintas yang bertugas disekitar Pusat Kota Manado. Populasi berjumlah 16 orang dan sampel dalam penelitian ini sesuai kriteria inklusi berjumlah 12 orang. Hasil pemeriksaan Laboratorium Baristand Industri Manado, menunjukan bahwa kadar timbal (Pb) dalam darah pada polisi lalu lintas yaitu 800 ug/dl dan 400 ug/dl. Jadi dapat dikategorikan bahwa kadar timbal (Pb) dalam darah polisi lalu lintas bila dihubungkan dengan nilai standar kadar timbal(Pb) yang ditetapkan oleh WHO 10-20ug/dl Kadar timbal dalam darah sudah tidak normal. Disarankan hrus menggunakan APD (alat pelindung diri) untuk mengurangi paparan asap kendaraan bermotor.
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG PRODUKSI FISH MEAL DAN ICE PLANT DI PT. DEHO CANNING COMPANY KOTA BITUNG Gadis J. Septavy; Bongakaraeng Bongakaraeng; Anselmus Kabuhung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 6 No 1 (2016): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v6i1.604

Abstract

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja mengupayakan agar risiko bahaya dapat diminimalisasikan melalui teknologi pengendalian terhadap lingkungan/tempat kerja serta upaya mencegah dan melindungi tenaga kerja agar terhindar dari dampak negatif dalam melaksanakan pekerjaan. PT. Deho Canning Company adalah perusahaan yang bergerak dibidang proses hasil perikanan laut, seperti: fresh tuna, frozen tuna, conned tuna dan frozen cook loin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan APD pada karyawan ruang produksi fish meal dan ice plant di PT. Deho Canning Company. Penelitian bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan berjumlah 25 karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Hasil penelitian ini yaitu APD digunakan oleh seluruh karyawan (100%) yang terdiri dari topi pelindung, sepatu boots dan menggunakan pakaian kerja sedangkan alat pelindung diri yang paling sedikit di gunakan adalah (47,05 %) alat pelindung telinga. Semua APD secara lengkap tersedia beradasarkan jenisnya. Baik di ruang produksi khususnya di ruang fish meal dan ice plant memenuhi syarat. Saran, perlunya peningkatan pengawasan terhadap penggunaan APD bagi tenaga kerja.
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH PENDERITA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BEO KECAMATAN BEO KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD Marsella Lapasi; Yozua T. Kawatu; Bongakaraeng Bongakaraeng; Anselumus Kabuhung
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 6 No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.241 KB) | DOI: 10.47718/jkl.v6i2.609

Abstract

Penyakit TB merupakan masalah Kesehatan masyarakat terbanyak di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dari 19 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud, Puskesmas Beo adalah salah satu puskesmas yang tertinggi kasus TB pada tahun 2014-2015 sebanyak 38 kasus dengan angka kematian sebanyak 2 orang. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis di wilayah Puskesmas Beo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan Case control, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan hasil pengukuran ventilasi, kelembaban dan pencahayaan. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh rumah penderita yang positif tuberkulosis terdiri dari 38 rumah responden dan 38 rumah kontrol. Hasil analisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi square yaitu ada hubungan yang bermakna antara jenis lantai dengan kejadian Tb Paru (p = 0,000), ada hubungan yang bermakna antara jenis dinding dengan kejadian Tb Paru (p= 0,022), ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi dengan kejadian Tb Paru (p= 0,003), tidak ada hubungan yang bermakna antara kelembaban dengan kejadian Tb Paru (p= 0,165), ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kejadian Tb Paru (p= 0,00). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara kondisi fisik rumah (lantai, dinding, ventilasi, dan pencahayaan) dengan kejadian Tb Paru. Saran bagi seluruh masyarakat yang sedang dalam proses membangun rumah agar lebih memperhatikan aspek sanitasi rumah, seperti pencahayaan dan ventilasi, membuka jendela untuk menghindari penularan penyakit Tb Paru.
PENGARUH LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) TERHADAP KAPASITAS PARU PEKERJA PENGUMPUL SEMEN DI UNIT PENGANTONGAN SEMEN TONASA LINE KOTA BITUNG Ruli A. Rembang; Semuel Layuk; Bongakaraeng Bongakaraeng
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 7 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v7i2.622

Abstract

Hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas Tinumbala ada beberapa tenaga kerja dari unit pengantongan semen Tonasa diagnosis bahwa tenaga kerja menderita penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Pekerja di unit pengantongan semen Tonasa tersebut menderita ISPA disebabkan oleh karena para tenaga kerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti masker selama bekerja. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh lama kerja dan alat pelindung diri pada pekerja pengumpul semen terhadap kapasitas paru di unit pengantongan semen Tonasa Line Kota Bitung. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan Cross sectional study, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner serta pengukuran kapasitas paru. Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh tenaga kerja yang bekerja di unit pengantongan semen PT. Tonasa Line baik sebagai tenaga administrasi maupun sebagai tenaga pengumpul semen yang bberjumlah 42 orang, data dianalisis dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian yaitu ada pengaruh yang bermakna antara lama kerja dengan gangguan kapasitas paru pada tenaga pengumpul semen di PT. Tonasa Line, dengan nilai p= 0,005 ; PR : 2, 890 (95% CI : 1,177-7,097), lama kerja sebagai faktor risiko dan berisiko sebesar 2,890 kali dapat menyebabkan gangguan kapasitas paru pada tenaga kerja. Ada pengaruh yang bermakna antara penggunaan masker dengan gangguan kapasitas paru dengan nilai p= 0,013 ; PR : 3, 417 (95% CI : 1,188-9,924). Penggunaan alat pelindung diri merupakan faktor risiko dan berisiko sebesar 3,417 kali menyebabkan gangguan kapsitas paru bagi tenaga kerja yang tidak menggunakan masker. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh antara lama kerja dan penggunan masker terhadap gangguan kapasitas paru bagi pekerja pengumpul semen di PT. Tonasa Line Kota Bitung.
INTENSITAS BISING DAN AMBANG DENGAR PADA PEKERJA RUMAH KAYU DI KELURAHAN WOLIAN I DAN II KOTA TOMOHON Ivanna S.O Mamesah; Bongakaraeng Bongakaraeng; Suwarja Suwarja
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 9 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jkl.v9i1.641

Abstract

Kebisingan mempengaruhi kesehatan, antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai kepada ketulian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Intensitas kebisingan terhadap ambang dengar pada pekerja rumah kayu di Kelurahan Wolian I dan II Kota Tomohon.Jenis penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Hasil perhitungan besar sampel dalam penelitian sebesar 34 orang tenaga kerja.Hasil pengolahan dan analisis data secara bivariat dengan menggunakan uji chi square mendapatkan hasil yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara kebisingan dengan ambang dengar pekerja rumah kayu, terdapat hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan ganguan ambang dengar pekerja rumah kayu, yang memperoleh nilai p = 0,031, tidak terdapat hubungan antara umur responden dengan gangguan ambang dengan pekerja rumah kayu di Kelurahan Woloan I dan II Kota Tomohon, yang memperoleh nilai p = 0,745. Saran, bagi perusahaan pembuatan rumah kayu sebagai bahan masukan agar dapat menyediakan alat pelindung diri berupa tutup/sumbat telinga bagi pekerja sehingga penyakit akibat kerja berupa gangguan pendengaran dapat dihindari
Analisis Implementasi Program Kesehatan Ibu Dan Anak (Kia) Di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2014 Ellen Pesak; Bongakaraeng Bongakaraeng
JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan) Vol 4 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Bidan (JIDAN) Edisi Desember 2016
Publisher : POLTEKKES KEMENKES MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.562 KB) | DOI: 10.47718/jib.v4i2.632

Abstract

Latar Belakang : Program Kesehatan Ibu an Anak merupakan kegiatan yang meliputi upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitasi. Di Kota Manado terjadi penurunan cakupan pelaksanaan Program Kesehatan Ibu an Anak selama dua tahun berturut-turut (2009 2010). Tujuan : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi Program Kesehatan Ibu dan Anak di puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Manado. Metode : penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang disajikan secara deskriptif eksploratif. Informan utama adalah 3 orang perawat dan 1 orang perawat gigi. Informan triangulasi adalah 4 orang Kepala Puskesmas, 4 orang Guru UKS SD, dan Kasie Kesga DKK Manado. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi menggunakan chek list dan studi dokementasi. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa Implementasi program KIA di puskesmas masih ada yang tidak sesuai jadwal dalam pelaksanaannya. Komunikasi ke pihak sekolah belum tersampaikan dengan jelas, masih ada yang tidak menggunakan juknis dalam melaksanakan program KIA. Sumberdaya berupa tenaga, dana, dan fasilitas masih belum mencukupi kebutuhan program KIA. SOP pelaksanaan program KIA belum ada secara tertulis.