Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Farmasi

Uji Resistensi In Vitro Salmonella Typhi Yang Diisolasi Dari Penderita Demam Tifoid Terhadap Berbagai Antibiotik Dengan Metode Difusi Cakram Kirby-Bauer Sarmadi Sarmadi; M Nizar; Erliza Putri
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.792 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v3i1.938

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Salah satu pengobatan demam tifoid adalah pemberian antibiotic. Beberapa jenis antibiotic yang sering digunakan dalam terapi demam tifoid adalah antibiotik ampisilin, kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol. Akan tetapi, penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan berpotensi menimbulkan resistensi sehingga menimbulkan banyak masalah dalam penanganan pasien demam tifoid. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Pengambilan sampel dilakukan di RS Bhayangkara dengan mengambil darah penderita demam tifoid sebanyak 3cc-5cc, dimasukkan dalam media gall dan di inkubasi selama maksimal 3 hari. Kemudian jika bakteri pada media tersebut tumbuh, dilakukan uji resistensi isolate bakteri Salmonella Typhi terhadap cakram antibiotic uji. Lalu di ukur diameter zona hambatnya serta di kategorikan menjadi kategori sensitive, intermediate dan resisten. Hasil : berdasarkan hasil penelitian, pada sampel pasien ke 6 uji resistensi isolate bakteri Salmonella Typhi terhadap antibiotic ampisilin, kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol menunjukkan hasil yang intermediate pada antibiotic ampisilin sedangkan keempat antibiotic lainnya menunjukkan hasil yang masuk kategori sensitive. Sedangkan pada sampel pasien ke 7 dan 8 uji resistensi isolate bakteri Salmonella Typhi terhadap antibiotic uji semuanya menunjukkan hasil sensitive. Dan untuk sampel pasien ke 10 menunjukkan hasil resistensi pada antibiotic ampisilin sedangkan untuk antibiotic kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol menunjukkan hasil sensitif. Kesimpulan : antibiotic ampisilin menunjukkan hasil yang resisten dan intermediate yaitu pada sampel pasien ke 10 dan 6 sedangkan antibiotik kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol menunjukkan hasil sensitive pada keempat sampel.
Efek Penambahan Vitamin C Terhadap Aktivitas Kloramfenikol Dalam Menghambat Pertumbuhan Salmonella Typhi Secara In Vitro Sarmadi Sarmadi; Weni Permata Sari; M Nizar
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.871 KB) | DOI: 10.36086/jkpharm.v3i2.1065

Abstract

ABSTRAK Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi, biasanya ditularkan melewati makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses atau urin dari orang yang terinfeksi. Menurut perkiraan terbaru, sekitar 21 juta kasus dan 222.000 kematian terkait tifoid terjadi setiap tahun di seluruh dunia (WHO, 2014). Antibiotik merupakan salah satu pilihan terapi yang efektif dalam pengobatan demam tifoid. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rampengan bahwa kloramfenikol masih menjadi lini pertama pengobatan demam tifoid, namun penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan berpotensi menimbulkan resistensi dan mempercepat berkembangnya kuman penyebab infeksi. Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa penambahan vitamin C mampu meningkatkan kerja antibiotik dalam mengeradikasi bakteri. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang efek penambahan vitamin C terhadap aktivitas kloramfenikol dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi secara in vitro.
Gambaran Penyimpanan Sediaan Farmasi Pada Pedagang Besar Farmasi Di Kota Palembang Muhammad Taswin; Sarmadi Sarmadi; Tedi Tedi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.596 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v4i2.1238

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Kesalahan dalam proses penyimpanan masih menjadi penyebab terbesar kerusakan pada sediaan farmasi yang dapat berdampak pada keselamatan pasien. Sebelum sediaan farmasi sampai ke tangan pasien diperlukan instansi kesehatan yang terlibat dalam kegiatan pendistribusian, yaitu Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi maka PBF perlu menerapkan operasional penyimpanan yang termasuk dalam salah satu aspek penting pada Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2021 pada Pedagang Besar Farmasi di Kota Palembang dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar kuisioner dan checklist lembar observasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan pedoman CDOB, yaitu infrastruktur penyimpanan, sistem penyimpanan, dan sistem pencatatan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99,4% infrastruktur penyimpanan telah memenuhi standar CDOB, 85,71% sistem penyimpanan telah memenuhi standar CDOB, dan 95,55% sistem pencatatan telah sesuai dengan CDOB. Kesimpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan penyimpanan sediaan farmasi pada Pedagang Besar Farmasi di Kota Palembang masuk ke dalam kategori baik dengan persentase 92,17%. Kata kunci: Cara Distribusi Obat yang Baik, Pedagang Besar Farmasi, Penyimpanan Obat ABSTRACT Background: Errors in the storage process are still the biggest cause of damage to pharmaceutical preparations that can have an impact on patient safety. Before pharmaceutical preparations reach the patient's hands, it is necessary to have a health agency involved in distribution activities, namely Pharmacy Wholesalers (PBF). To ensure the safety, efficacy and quality of pharmaceutical preparations, PBF needs to implement storage operations which are included in one of the important aspects of the Guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB). Methods: This research is a non-experimental research with a descriptive design. Data collection was carried out in March-May 2021 at Pharmaceutical Wholesalers in Palembang City using data collection tools in the form of questionnaire sheets and checklists of observation sheets which were then analyzed descriptively based on CDOB guidelines, namely storage infrastructure, storage systems, and recording systems. Results: The results showed that 99.4% of the storage infrastructure met the CDOB standard, 85.71% of the storage system complied with the CDOB standard, and 95.55% of the recording system complied with the CDOB. Conclusion: From the results of the study, it can be concluded that the application of pharmaceutical preparation storage at Pharmacy Wholesalers in Palembang City is in the good category with a percentage of 92.17%. Keywords : Drug Storage, Good Drug Distribution, Pharmaceutical Wholesalers
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Sediaan Krim Antijerawat Mengandung Antibiotik yang Diracik di Apotek Terhadap Aktivitas Antibakteri Staphylococcus aureus Muhammad Nizar; Tedi Tedi; Sarmadi Sarmadi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.193 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v4i1.1254

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Jerawat merupakan penyakit kulit yang umum terjadi, peradangan dapat dipicu oleh bakteri seperti Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Sediaan antibiotik topikal seperti neomycin, tetrasiklin, klindamisin, dan kloramfenikol cukup berguna untuk kebanyakan pasien dengan kondisi jerawat ringan hingga parah. Antibiotik topikal dapat berupa salep dan krim yang dapat mengalami perubahan karena dipengaruhi oleh suhu sehingga penyimpanannya harus diperhatikan. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental karena ada perlakuan terhadap sediaan krim antijerawat racikan yang dipengaruhi suhu dan lama penyimpanan terhadap aktivitas antibakteri dengan cara mengukur diameter zona hambat aktivitas antibakteri. Hasil: Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat pada sediaan krim antijerawat racikan yang mengandung antibiotik pada penyimpanan hari ke-28 sediaan mengalami penurunan kecuali pada krim A yang mengandung antibiotik klindamisin mengalami kenaikan. Kesimpulan : Adanya pengaruh suhu dan lama penyimpanan sediaan krim antijerawat racikan yang mengandung antibiotik terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus dengan adanya penurunan daya hambat sediaan diakhir penyimpanan. Abstract Background : Acne is a common skin disease, inflammation can be triggered by bacteria like Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, and Staphylococcus aureus. Topical antibiotic preparations such as neomycin, tetracycline, clindamycin, and cloramphenicol are quite useful for most patients with mild to severe acne conditions. Topical antibiotics can be in the form of ointments and creams that can experience changes because they are affected by temperature so that storage must be considered. Method : This type of research is an experimental research because there is a treatment of preparations for anti-acne creams which are influenced by temperature and storage time for antibacterial activity by measuring the diameter of the inhibitory zone of antibacterial activity. Results : Based on the measurement of inhibitory zone diameter on antifungal cream preparations containing antibiotics in storage 28 days the dosage decreased except in cream A which contained antibiotic clindamycin increased. Conclusion : The effect of temperature and storage duration of anti-acne cream preparations containing antibiotics on the inhibitory power of Staphylococcus aureus bacteria with a decrease in dosage inhibition at the end of storage.
Uji Daya Hambat Serbuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap Bakteri Salmonella Typhi M Nizar; Sarmadi sarmadi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i1.1760

Abstract

Penyakit tifus merupakan salah satu penyakit sistemik akut yang endemik diIndonesia.Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui makanandan minuman yang terkontaminasi.Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasipermasalahan dengan mencari obat tradisional dari bahan-bahan alami (hewan), salahsatunya dengan menggunakan cacing tanah (Lumbricus rubellus). Secara empiris cacingLumbricus rubellus telah digunakan sebagai obat tifus.Tujuan penelitian ini adalahmengetahui kemampuan daya hambat serbuk cacing tanah Lumbricus rubellus padakonsentrasi 10%, 20%, 30%,40%, dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonellatyphi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium.Penelitian dilakukanmenggunakan metode Kirby-Bauer cakram.Cacing Lumbricus rubellus diperoleh daripeternak cacing tanah yaitu bapak Hasanudin Firmansyah di Jl. Lapang II No.8 cikoleLembang Bandung 40291.Biakan murni Salmonella typhi didapatkan dari Balai BesarLaboratorium Kesehatan Palembang.Pengambilan data dilakukan dengan mengukurdiameter zona hambat yang terbentuk pada sekeliling paper disc yang telah ditanamkanpengenceran serbuk cacing tanah dengan konsentrasi yang telah ditentukan.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa serbuk cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat menghambatpertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Diameter zona hambat yang dihasilkan paling besaradalah pada konsentrasi 40% dengan lebar 50mm. Hal ini dapat disimpulkan bahwacacingtanah (Lumbricus rubellus) dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk penyakit tifus.
Uji Cemaran Mikroba Pada Kosmetik Foundation Liquid Dengan Metode ALT ( Angka Lempeng Total) Microbial Contamination Test on Cosmetic Foundation Liquid with ALT Method (Total Plate Number) Sarmadi sarmadi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i1.1761

Abstract

Acne Vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering terjadi di masa remaja. Banyak faktoryang mempengaruhi timbulnya jerawat antara lain penggunaan kosmetik. Kosmetik yang dapatmenibulkan reaksi alergi pada kulit diantaranya penggunaan foundation liquid yang dapatmenyebabkan jerawat di wajah. Bahan yang digunakan bersifat komedogenik atau akagenikseperti lanolin,vaselin,alkohol dan asam oleat. Kosmetik yang sudah terkontaminasimikroorganisme biasanya terlihat dari warna, bau dan kekentalan. jika kosmetik yang sudahterkontaminasi tersebut digunakan pada kulit tidak menutupi kemungkinan sulit mengalamiiritasi bahkan infeksi.Hal tersebut memudahkan mikroorganisme masuk kedalam produkkosmetik dan berkembang biak menjadi koloni-koloni selama penyimpanan atau setelahkemasan dibuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Lempeng Total dalamsediaan foundation liquid yang sudah dibuka dijual di toko kosmetik Kota Palembang. Untukmengetahui apakah sifat dan karakteristik foundation liquid masih dapat diterima oleh BPOMdan konsumen.Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental deskriptif. Data yangdiperoleh berupa ALT. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi penentuan danpemilihan tempat pengambilan sampel, pengambilan sampel foundation liquid danpengujian Angka Lempeng Total pada foundation liquid.Pada penelitian ini diperolehAngka Lempeng Total dari foundation liquid telah dibuka Hasil penelitian menunjukkanbahwa nilai Angka Lempeng pada hari ke nol yang lansung diteliti sebesar 0 sampai dengan390 koloni/ml dan setelah dubuka pada hari ke nol samapai dengan hari ke sepuluh hasilmenunjukkan bahwa ALT sebesar 98 x 103 sampai dengan 3,2 x 106 koloni/ml.semua sampelfoundation liquid yang telah dibuka dengan merek yang berbeda tidak memenuhi persyaratandan keamanan.