Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL CINA PADA PEMBELI DI TOKO OBAT CINA SEKITAR PASAR 16 ILIR PALEMBANG TEDI TEDI; FADLY FADLY; DAHLIA DAHLIA
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 12 No 2 (2017): JPP Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.636 KB)

Abstract

Obat Tradisional Cina sudah banyak beredar di masyarakat Indonesia dan dikenal sebagai obat yang mempunyai efek yang cepat serta khasiat yang manjur dalam pengobatan.Fakta yang beredar tentang obat tradisional Cina yang terdaftar dan tidak terdaftar ataupun tentang efek samping penggunaan obat tradisional menurunkan kewaspadaan masyarakat. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian tentang identifikasi penggunaan obat tradisional cina pada pembeli di toko obat cina sekitar pasar 16 ilir Palembang, dengan tujuan mengetahui penggunaan obat untuk jenis penyakit apa, jenis sediaan yang digunakan, waktu penggunaan obat, karakteristik pembeli, dan alasan penggunaan obat pada pembeli.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan cara menghitung presentase penggunaan obat tradisional cina berdasarkan data-data yang diinginkan. Data diperoleh melalui kuisioner yang telah dibuat oleh peneliti yang akan diberikan dan diisi langsung oleh responden.Berdasarkan hasil identifikasi penggunaan obat tradisional cina penggunaan obat terbanyak pada jenis penyakit kulit dengan persentase 40%, jenis sediaan yang digunakan yaitu serbuk dengan persentase 22%, untuk penggunaan obat terbanyak responden menggunakan hanya pada saat sakit saja dengan persentase 73%, kemudian karakteristik pembeli yaitu pada tingkat pendidikan SMA, berusia rata-rata 17-27 tahun, dan penghasilan dibawah Rp1.000.000,00, dan alasan penggunaan terbanyak yaitu karena obat tradisional cina berkhasiat cepat dan aman. Dapat disimpulkan bahwa obat tradisional Cina sebagian besar digunakan pada jenis penyakit kulit dengan jenis sediaan serbuk yang digunakan hanya pada saat sakit saja dan dapat digunakan oleh semua kalangan dengan alasan penggunaan karena memiliki khasiat yang lebih cepat dibandingkan dengan obat modern.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENGGUNA KOSMETIK PEMUTIH WAJAH SPECIAL UV WHITENNG DI DESA CENGAL KABUPATEN OKI NIKE ARDILA; TEDI TEDI; SARMADI SARMADI
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7661.034 KB)

Abstract

Keinginan untuk tampil cantik ataupun menarik dengan warna kulit putih bagi wanita sudah merupakan kodrat, hal tersebut membuat orang menggunakan kosmetik pemutih, adanya efek samping kosmetik pada kulit sudah sejak lama ditemukan.Menurut Tzank (1955) sebanyak 7% dari semua kasus kerusakan kulit di sebuah klinik di Paris adalah akibat kosmetik. Penelitian ini menggunakan metode survey analitic dengan pendekatan cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika analisis antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada satu saat. Dimana variabel yang diteliti variabel dependen adalah pengetahuan dan variabel independen adalah perilaku pengguna Kosmetik Pemutih Wajah Special UV Whitening. Berdasarkan analisa statistik korelasi menggunakan spearman maka didapatkan nilai R = 0.319 yang menandakan ada hubungan yang sedang angka korelasi menunjukkan nilai positif artinya hubungan yang terjadi searah, dengan nilai sig 0.012 < menunjukkan bahwa terdaapt hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pengguna kosmetik pemutih wajah Special UV Whitening di Desa Cengal Kabupaten OKI, sedangkan dengan menggunakan tabel crosstabs uji chi square didapatkan x2 hitung (4.942) > x2 tabel 3.938 yang dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan proporsi kejadian yang artinya sejalan antara pengetahuan dengan perilaku pengguna kosmetik pemutih wajah, dengan nilai sig (0,026 < 0.05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pengguna kosmetik pemutih wajah Special UV Whitening di Desa Cengal Kabupaten OKI. Distribusi frekuensi responden yang berpengetahuan tinggi dalam menggunakan kosmetik pemutih wajah sebanyak 35 (57,4%) dan yang berpengetahuan rendah sebanyak 26 responden (42,6%), respondenyang berperilaku dengan baik dalam menggunakan kosmetik pemutih wajah sebanyak 42 (68,9%) dan yang berperilaku kurang baik sebanyak 19 responden (31,1%). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan Kabupeaten OKI Tahun 2014 nilai p-value = 0.026 < 0.05
Hubungan Program Germas Terhadap Kebiasaan Hidup Masyarakat Yang Telah dan Belum Mendapatkan Sosialisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukarame Palembang Tedi Tedi; Fadly Fadly; Ridho R
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 13 No 1 (2018): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.141 KB) | DOI: 10.36086/jpp.v13i1.77

Abstract

Perubahan pola penyakit yang disebut dengan transisi epidemiologi menggeser perhatian kesehatan Indonesia kepada penyakit tidak menular. Pemerintah menyusun Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sebagai wujud dari nawa cita Presiden RI. Program Germas mengedepankan upaya preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan tiga indikator fokus Germas. Aktivitas fisik setiap hari, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dan memeriksa kesehatan secara berkala. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan program germas terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang telah/belum mengetahui atau mendapatkan sosialisasi program germas. Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini dilakukan di Puskesmas yang terdapat di Kecamatan Sukarame Palembang yang dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2018. Data diuji dengan chi square dengan analisis cross tab menggunakan aplikasi analisa statistik. Hasil uji menunjukan bahwa nilai Assymp sig pearson’s chi square sebesar 0.034 yang artinya bahwa Ho ditolak sehingga dapat diartikan ada hubungan antara program germas terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang telah dan belum mendapatkan sosialisasi di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Sukarame Palembang secara signifikan. Program Germas berhubungan secara signifikan terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang telah/belum mengetahui atau mendapatkan sosialisasi program germas.
PENYULUHAN DAN PEMBERIAN COMPLEMENTER MEDICINE DALAM PENGUATAN PERAN KELUARGA MENDAMPINGI PENDERITA TB Sarmalina Simamora; Ratnaningsih Dewi Astuti; Tedi Tedi
Jurnal LINK Vol 18, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.09 KB) | DOI: 10.31983/link.v18i2.8547

Abstract

Penyakit TBC adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah global hingga saat ini . Persoalan TBC di dunia termasuk Indonesia masih menjadi beban negara yang memerlukan perhatian serius. Pengetahuan, kondisi kesehatan, status ekonomi, dukungan keluarga, tenaga kesehatan dan efek obat merupakan faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Pasien yang menjalani pengobatan dengan baik mengalami kesembuhan, namun beberapa pasien tidak sembuh karena tidak menjalani pengobatannya dengan patuh. Diperlukan dukungan keluarga agar pasien dapat sembuh tepat pada waktunya. Tujuan kegiatan ini adalah memberi edukasi kepada pasien dan keluarganya agar meningkatkan peran keluarga dalam mendampingi pasien TB sehingga berperilaku baik agar tidak menularkan penyakitnya kepada keluarga dan orang lain. Dalam kegiatan ini juga diperkenalkan dan diberikan beberapa obat complementer berbasis herbal untuk pendamping pengobatan TB. Metode kegiatan adalah penyuluhan, pemberian buku saku dan pemberian bantuan bahan obat complementer berbasis herbal. Dampak dari penyuluhan dievaluasi melalui pengisian kuisioner untuk mengukur sikap yang menunjukkan kepedulian anggota keluarga dalam mendampingi pasien menjalani pengobatannya. Dampak dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya perubahan perilaku anggota keluarga dalam mendampingi pasien TB setelah mereka mendapat edukasi, diperkenalkan dan mendapat bantuan complementer medicine.
Gambaran Pemberian Informasi Obat Analgetik Sebagai Upaya Swamedikasi di Apotek-Apotek Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin Tedi Tedi; Ratnaningsih Dewi Astuti; Bella Maya Sari
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.414 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v3i2.1063

Abstract

Latar Belakang: Tingginya persentase upaya masyarakat untuk mengobati diri sendiri serta kebutuhan informasi obat yang tinggi, maka pemberian informasi obat harus diberikan secara tepat oleh tenaga kefarmasian untuk mencegah medication error pada masyarakat. Tidak hanya pada obat yang diresepkan, tetapi juga pada obat bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan ketepatan pemberian informasi obat analgetik bebas sebagai upaya swamedikasi di apotek-apotek Kecamatan Talang Kelapa Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi dengan pendekatan deskriptif dengan jumlah sampel 16 orang. Pengambilan data dilakukan dengan metode pasien simulasi yang melakukan pembelian obat analgetik di apotek sesuai skenario yang disiapkan. Hasil: Dari sebelas aspek ketepatan informasi obat analgetik bebas yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian di delapan apotek kecamatan Talang Kelapa. Informasi yang paling tepat diberikan yaitu cara penyimpanan obat dan cara memperlakukan obat yang masih sisa sebesar 100%. Informasi lainnya yang memiliki penilaian sangat baik yaitu lama penggunaan obat dan cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak sebesar 87,5%, informasi khasiat obat dan cara pemakaian obat sebesar 81,3%. Informasi dengan ketepatan baik antara lain waktu pemakaian obat (68,7%), kontraindikasi (62,5%), dosis (62,5%), efek samping (56,3%). Sedangkan edukasi mengenai penyakit pasien menjadi informasi paling rendah ketepatannya dengan persentase 37,5% dengan penilaian cukup baik. Kesimpulan: Secara keseluruhan ketepatan pemberian informasi obat analgetik bebas sebagai upaya swamedikasi di apotek-apotek Kecamatan Talang Kelapa sudah dinilai baik. Hanya saja tenaga kefarmasian yang ada kebanyakan bersikap pasif, sehingga dibutuhkan keaktifan pasien simulasi dalam mendapatkan informasi agar bisa menentuan tepat atau tidaknya sebuah informasi.
Gambaran Penyimpanan Sediaan Farmasi Pada Pedagang Besar Farmasi Di Kota Palembang Muhammad Taswin; Sarmadi Sarmadi; Tedi Tedi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.596 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v4i2.1238

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Kesalahan dalam proses penyimpanan masih menjadi penyebab terbesar kerusakan pada sediaan farmasi yang dapat berdampak pada keselamatan pasien. Sebelum sediaan farmasi sampai ke tangan pasien diperlukan instansi kesehatan yang terlibat dalam kegiatan pendistribusian, yaitu Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi maka PBF perlu menerapkan operasional penyimpanan yang termasuk dalam salah satu aspek penting pada Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2021 pada Pedagang Besar Farmasi di Kota Palembang dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar kuisioner dan checklist lembar observasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan pedoman CDOB, yaitu infrastruktur penyimpanan, sistem penyimpanan, dan sistem pencatatan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99,4% infrastruktur penyimpanan telah memenuhi standar CDOB, 85,71% sistem penyimpanan telah memenuhi standar CDOB, dan 95,55% sistem pencatatan telah sesuai dengan CDOB. Kesimpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan penyimpanan sediaan farmasi pada Pedagang Besar Farmasi di Kota Palembang masuk ke dalam kategori baik dengan persentase 92,17%. Kata kunci: Cara Distribusi Obat yang Baik, Pedagang Besar Farmasi, Penyimpanan Obat ABSTRACT Background: Errors in the storage process are still the biggest cause of damage to pharmaceutical preparations that can have an impact on patient safety. Before pharmaceutical preparations reach the patient's hands, it is necessary to have a health agency involved in distribution activities, namely Pharmacy Wholesalers (PBF). To ensure the safety, efficacy and quality of pharmaceutical preparations, PBF needs to implement storage operations which are included in one of the important aspects of the Guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB). Methods: This research is a non-experimental research with a descriptive design. Data collection was carried out in March-May 2021 at Pharmaceutical Wholesalers in Palembang City using data collection tools in the form of questionnaire sheets and checklists of observation sheets which were then analyzed descriptively based on CDOB guidelines, namely storage infrastructure, storage systems, and recording systems. Results: The results showed that 99.4% of the storage infrastructure met the CDOB standard, 85.71% of the storage system complied with the CDOB standard, and 95.55% of the recording system complied with the CDOB. Conclusion: From the results of the study, it can be concluded that the application of pharmaceutical preparation storage at Pharmacy Wholesalers in Palembang City is in the good category with a percentage of 92.17%. Keywords : Drug Storage, Good Drug Distribution, Pharmaceutical Wholesalers
Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Sediaan Krim Antijerawat Mengandung Antibiotik yang Diracik di Apotek Terhadap Aktivitas Antibakteri Staphylococcus aureus Muhammad Nizar; Tedi Tedi; Sarmadi Sarmadi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.193 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v4i1.1254

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Jerawat merupakan penyakit kulit yang umum terjadi, peradangan dapat dipicu oleh bakteri seperti Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Sediaan antibiotik topikal seperti neomycin, tetrasiklin, klindamisin, dan kloramfenikol cukup berguna untuk kebanyakan pasien dengan kondisi jerawat ringan hingga parah. Antibiotik topikal dapat berupa salep dan krim yang dapat mengalami perubahan karena dipengaruhi oleh suhu sehingga penyimpanannya harus diperhatikan. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental karena ada perlakuan terhadap sediaan krim antijerawat racikan yang dipengaruhi suhu dan lama penyimpanan terhadap aktivitas antibakteri dengan cara mengukur diameter zona hambat aktivitas antibakteri. Hasil: Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat pada sediaan krim antijerawat racikan yang mengandung antibiotik pada penyimpanan hari ke-28 sediaan mengalami penurunan kecuali pada krim A yang mengandung antibiotik klindamisin mengalami kenaikan. Kesimpulan : Adanya pengaruh suhu dan lama penyimpanan sediaan krim antijerawat racikan yang mengandung antibiotik terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus dengan adanya penurunan daya hambat sediaan diakhir penyimpanan. Abstract Background : Acne is a common skin disease, inflammation can be triggered by bacteria like Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, and Staphylococcus aureus. Topical antibiotic preparations such as neomycin, tetracycline, clindamycin, and cloramphenicol are quite useful for most patients with mild to severe acne conditions. Topical antibiotics can be in the form of ointments and creams that can experience changes because they are affected by temperature so that storage must be considered. Method : This type of research is an experimental research because there is a treatment of preparations for anti-acne creams which are influenced by temperature and storage time for antibacterial activity by measuring the diameter of the inhibitory zone of antibacterial activity. Results : Based on the measurement of inhibitory zone diameter on antifungal cream preparations containing antibiotics in storage 28 days the dosage decreased except in cream A which contained antibiotic clindamycin increased. Conclusion : The effect of temperature and storage duration of anti-acne cream preparations containing antibiotics on the inhibitory power of Staphylococcus aureus bacteria with a decrease in dosage inhibition at the end of storage.
Air Rebusan Daun Akasia Menurunkan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tedi Tedi; Yunike Yunike; Ira Kusumawaty; Ferawaty Suzalin
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 1 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i1.5828

Abstract

This study looks at the intervention of giving acacia leaf boiled water to reduce blood glucose levels. The case study method collected data directly on respondents using interviews, observation sheets, and direction glucose measurements. The results showed a decrease in blood glucose levels before and after being given acacia leaf boiled water for three days. In conclusion, education related to diabetes mellitus and complementary therapy are given together with the provision of interventions, and an increase in the knowledge, skills, and attitudes of the participants is obtained. Keywords: Acacia Leaves, Diabetes Mellitus, Blood Glucose, Polyphenols
Gambaran Tekanan Darah Pengguna Kontrasepsi Oral dan Kontrasepsi Suntikan di Puskesmas Sekip Dian Rizki Maharani; Tedi Tedi
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v1i1.1764

Abstract

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan menggunakan alat atauobat-obatan. kontrasepsi dibagi menjadi 2 jenis yaitu kontrasepsi non hormonal dan kontrasepsihormonal. Kontrasepsi hormonal bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi(hipertensi), pada kurang lebih 4–5% perempuan yang tekanan darahnya normalsebelum memakai kontrasepsi contohnya kontrasepsi oral dan suntikan. penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui Gambaran Tekanan Darah Pengguna Kontrasepsi Oral dan Kontrasepsi Suntikan dipuskesmas Sekip. Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini yaitu ibu-ibu yang mengunakan kontrasepsi oral dan suntikan diPuskesmas Sekip sebanyak 73 orang. Sampel diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dandiambil dengan metode random sampling dari data tahun 2017. Pengguna kontrasepsi yaitu kontrasepsisuntikan 3 bulan yaitu 39 orang (53,42%), kontrasepsi oral yaitu 20 orang (27,40%) dan kontrasepsisuntikan 1 bulan yaitu 14 orang (19,18%). pasien kontraepsi melakukan beberapa kali kunjungan mulaidari 2 - 10 kali kunjungan dalam satu tahun. Pada penguna kontrasepsi oral terdapat 12 orang hipertensi, kontrasepsi suntikan 1 bulan 6 orang dan suntikan 3 bulan 12 orang. Tetapi yang mengalami kenaikantekanan darah yaitu kebanyakan yang hanya melakukan 2 kali kunjungan dalam satu tahun sedangkanyang lama ada yang mengalami ada juga yang tidak. Dari hasil yang didapat bahwa kontrasepsi oraldan suntkan belum tentu menyebabkan hipertensi
Hubungan Status Ekonomi Dengan Frekuensi Penggunaan Jarum Insulin Pen Pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan Rs. Bhayangkara Palembang Tahun 2019 Tedi Tedi; Siti Siti
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jkpharm.v2i1.1770

Abstract

Insulin pen adalah salah satu alat suntik yang cukup populer di kalangan penderitadiabetes melitus. Jarum suntik insulin pen ini di gunakan hanya boleh sekali pakai jikadigunakan berulang jarum akan menjadi tumpul dan menimbulkan rasa sakit saat disuntikkan, serta menyebabkan kadar gula darah sulit dikontrol. Status ekonomibiasanya di ukur dalam konteks penghasilan atau pendapatan. Jumlah pendapatanakan menggambarkan besarnya daya beli seseoarang, dan daya beli akanmempengaruhi banyak nya produk yang bisa dibeli. Tujuan dari penelitian ini untukuntuk melihat hubungan status ekonomi dengan frekuensi penggunaan jarum suntikinsulin pen.Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan pendekatansurvey analitik serta menggunakan desain penelitian crossectional, penelitian inidilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yang dilakukan pada bulan Maretsampai Mei 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84 respondenberpendapat keberatan menggunakan jarum suntik insulin pen sekali pakai, sebanyak78 responden merasa terbebani dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk membelijarum suntik insulin pen, sebanyak 56 responden berpendapat bahwa harga jarumsuntik insulin pen itu mahal, sebanyak 81 responden berpendapat bahwa biaya untukmembeli jarum insulin pen secara terus menerus itu besar dan sebanyak 91 respondentidak pernah mendapat informasi mengenai penggunaan jarum insulin pen yang hanyaboleh sekali. Tidak ada satu pun responden yang menggunakan jarum suntik insulinpen sekali pakai oleh karena itu hubungan antara status ekonomi dengan frekuensipenggunaan jarum insulin pen pada pasien Diabetes Melitus rawat jalan Rumah SakitBhayangkara Palembang tahun 2019 tidak dapat di analisis.