M. Amin Fauzie
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN ALAT PENGURAI SABUT KELAPA SECARA MANUAL Rita Maria Veranika; M. Amin Fauzie; Sukarman syah; Ju mahat
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 8 NO 1 JANUARI 2020
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v8i1.583

Abstract

Abstrak: Alat pengurai sabut kelapa ini adalah suatu alat untuk mengurai sabut kelapa menjadi serat panjang-panjang dari pengikatnya yaitu cocopeat, dimana cara kerja alat ini mula-mula jepitkan sabut kelapa pada dudukan di bagian samping silinder, lalu dorong dudukan sabut kelapa ke arah depan sampai menyentuh mata pengurai. Selanjutnya putar tuas pemutar yang menggerakkan poros (pada poros terdapat paku-paku yang berpungsih untuk mengurai sabut kelapa) searah jarum jam sampai sabut kelapa bersih sampai menjadi helaian-helaian serat sabut yang panjang dan bersih. Pembuatan alat pengurai sabut kelapa ini melalui beberapa proses, mulai dari proses pembuatan rangka, pembubutan poros yang terbuat dari kayu, dan pemasangan paku-paku yang tertanam merata pada poros (pinising). Dari proses pembuatan alat pengurai sabut kelapa ini di lakukan juga pengujian dengan penguraian sabut kelapa dengan menggunakan tiga jenis sabut kelapa. Hasil yang diproleh dari pengujian penguraian sabut kelapa, dari hasil pengujian sabut muda diperoleh berat sabut rata-rata 15 gram dengan kondisi kurang bersih. Untuk sabut kelapa yang sedang diperoleh berat sabut rata-rata 10 gram dengan kondisi sabut yang cukup bersih, dan untuk sabut kelapa tua berat sabut yang dihasilkan rata-rata 5 gram dengan kondisi sabut yang telah bersih dan siap digunakan.                                                                                                 Kata kunci: alat pengurai. sabut. putaran (RPM)
KAJI ULANG SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PEMANAS-PENDINGIN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 500 ML Try Satrio Putra; M. Ali; Sukarmansyah .; M. Amin Fauzie
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 4 No. 1 Januari 2016
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v4i1.263

Abstract

Abstrak: Water dispenser merupakan salah satu perlengkapan rumah tangga dan perkantoran yang berfungsi untuk menampung air minum, baik air panas maupun air dingin. Air panas yang dihasilkan oleh water dispenser biasanya menggunakan heater. Pemakaian alat pemanas dan pendingin sekarang masih banyak terdapat berbagai kelemahannya.Teknologi Termoelektrik dapat menjawab kebutuhan dari alat pemanas dan pendingin tersebut. Termoelektrik memiliki dua sisi yang berbeda temperatur, sisi satu merupakan sisi panas sedangkan sisi lainnya merupakan sisi dingin. Perbedaan temperatur tersebut terjadi akibat pergerakan elektron dari tembaga-semi konduktor tipe p ke semi konduktor tipe n. Dalam penelitian ini dibuat alat uji berbentuk persergi empat dari bahan plastik piber, dengan menggunakan coolsink pada sisi dingin dan heatsink pada sisi panas. Sedangkan media yang akan dipanaskan dan didinginkan menggunakan media air. Penelitian ini difokuskan pada perhitungan beban pemanas dan pendinginan, pada termoelektrik. Kotak penampung air/ box mempunyai ukuran 10 cm x 10 cm x 15 cm. Beban pemanas air dari sebesar 66860,8 J dan untuk beban pendingin air sebesar 29313,2 J. Untuk Perpindahan kalor yang terjadi pada Heatsink dalam proses pemanasan air sebesar Error! Reference source not found. 1,1878 Watt, dan Error! Reference source not found.Perpindahan kalor yang terjadi pada Coolsink dalam proses pendinginan air dalam box sebesar : 0,5339 Watt. Tegangan yang digunakan pada sistem termoelektrik ini adalah sebesar 12 V DC 10 Amper. Jenis termoelektrik yang digunakan adalah termoelektrik jenis TEC1-12706 dengan ukuran dimensi 40 mm x 40 mm x 3,9 mm. Kata kunci: Termoelektrik, Heatsink, Coolsink. Perpindahan Panas
MODIFIKASI ALAT DUDUKAN PADA MESIN GERINDA UNTUK PEMOTONGAN BERBAGAI JENIS KAYU SECARA MANUAL Rita Maria Veranika; M. Amin Fauzie; Sukarman syah; M. Ali
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Vol 10, No 1 (2022): VOL 10 No. 1 2022
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v10i1.852

Abstract

Abstrak: Alat mesin gerinda adalah alat yang berguna untuk memproses Pemotongan Kayu yang meliputi kayu jabon, kayu pulai, kayu meranti.Berdasarkan tenaga penggeraknya alat potong ini di gerakkan secara manual.Dari hasil pengujian menggunakan alat yang sudah dimodifikasi di dapat hasil bahwa kayu jabon membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan kayu pulai dan meranti karena kayu jabon memiliki KAS rata-rata 118,43%, kaku 15,36%, BJS 0,33 dan BJKU 0,37. Kayu jabon juga gampang dikeringkan, permukaanya halus, kayunya gampang dipaku di lem, dipotong dan susutnya juga rendah.Pada alat potong bagian utama alat direncanakan menggunakan mesin gerinda dan mata potong sebagai proses pemotongan. Setelah dilakukan pengujian alat potong, bagian-bagian utama yang direncanakan aman. Kata kunci: mesin gerinda, berbagai jenis kayu
STUDI PENGARUH VARIASI ELEKTRODA E 6013 DAN E 7018 TERDAHAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAHAN BAJA KARBON RENDAH Rita Maria Veranika; M. Amin Fauzie; Hermanto Ali; Maulana Solihin
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 7 No. 2 Juli 2019
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.321 KB) | DOI: 10.52333/destek.v7i2.500

Abstract

Abstrak: Perkembangan industri penggunaan pengelasan baja sangat banyak ditemukan dalam penyambungan logam.Lingkup penggunaan teknik pengelasan meliputi perkapalan, dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapatdijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa barang logam dengan menggunakan energipanas. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan listrik elektroda terbungkus terhadap pelat baja karbon rendah denganketebalan 12 mm dan variasi elektroda adalah E 6013 dan E 7018. Dari proses tersebut maka dilakukan prosespengujian tarik dan pengujian kekerasan dengan tujuan memperoleh grafik tegangan dan regangan di daerah base dandaerah HAZ, serta untuk mengetahui nilai kekerasan yg terdapat pada daerah HAZ sebanyak 5 titik penekanan denganmenggunakan pengujian Brinnel. Dari hasil pengujian tarik benda uji yang dilas menggunakan jenis elektroda E 7018mempunyai nilai tegangan tarik yang lebih tinggi yaitu 50,622 kg/mm2 bila dibandingkan dengan benda uji yang dilasmenggunakan jenis Elektroda E 6013 yaitu 45,732 kg/mm2. Untuk pengujian Kekerasan dengan metode Brinell padabenda uji yang dilas memakai elektroda E 7018 nilai kekerasan pada daerah lasan dan daerah HAZ lebih tinggidibandingkan jenis Elektroda E 6013 disebabkan kandungan dalam elektroda E 7018 adalah low hydrogen sehinggamempengaruhi proses pendinginan logam las, karena elektroda E 7018 mempunyai hydrogen yang rendah maka prosespendinginan akan lebih cepat sehingga logam las akan menjadi lebih keras.Kata kunci: pengelasan, elektroda, BCR, tegangan, brinnell
PERANCANGAN ALAT PERONTOK BIJI LADA KAPASITAS 10 KG DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK M. Amin Fauzie; Togar P.O. Sianipar; Rita Maria Veranika; Puja Agung Pratama
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 1 JANUARI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i1.700

Abstract

Abstrak: Alat perontok lada adalah suatu alat yang digunakan untuk merontokan lada apabila saat musim panen. Dengan adanya alat perontok lada ini akan dapat mampu mempercepat dalam proses perontokan lada apabila produktivitas konsumen meningkat. Alat perontok lada yang akan dibuat ini adalah hasil dari identifikasi masalah yang kerap dialami petani sehingga nantinya dapat bekerja sesuai kebutuhan. Alat ini mempunyai penggerak motor listrik 0,37 kW yang berhubungan langsung dengan poros penggerak utama piringan pisau ulir. Putaran motor listrik 1420 rpm diturunkan dengan perbandingan diameter. Kata kunci: perontokan, lada, putaran (rpm)
LAJU DAN BENTUK KOROSI PADA BAJA HQ-760 YANG MENDAPAT PERLAKUAN HARDENING DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT R. Kohar; Sofwan Hariady; M. Amin Fauzie; Hermanto Ali
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Vol 10, No 1 (2022): VOL 10 No. 1 2022
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v10i1.854

Abstract

Abstrak: Baja yang mengalami perlakuan hardening, maka ketahanan korosinya akan menurun. Korosi merupakan gejala alamiah yang tidak dapat dihindari, namun dapat dikendalikan. Dalam penelitian ini, benda uji yang digunakan adalah baja HQ-760 setara dengan baja karbon menengah yang mendapat perlakuan panas pada suhu 830oC, 840oC dan 850oC yang ditahan selama 20 menit dan dilanjutkan dengan pendinginkan cepat di dalam oli. Pengujian korosi dilakukan dengan cara merendam benda uji di dalam larutan NaCl pengganti air laut, selama 1, 2, 3, 4 dan 5 hari. Dari pengujian tersebut diperoleh bahwa dengan memberikan perlakuan hardening pada benda uji, maka laju korosi akan meningkat. Semakin tinggi suhu perlakuan hardening yang diberikan, laju korosi akan membesar dan bentuk korosi yang diperoleh adalah korosi merata. Kata kunci : hardening, HQ-760, korosi merata
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGGULUNG TALI PLASTIK DUA ROLL DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Sukar mansyah; Rita Maria Veranika; M. Amin Fauzie; Hermanto Ali; Salman K.
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI VOLUME 9 NOMOR 2 JULI 2021
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v9i2.780

Abstract

Abstrak: Alat penggulung tali rafia adalah suatu alat yang digunakan untuk menggulung tali rafia yang digerakkan oleh motor listrik yang tujuannya agar bahan yang digulung lebih mudah untuk di angkut dan disimpan. Pada proses merancang dan membuat alat penggulung tali rafia dengan dua roll penggerak motor listrik dilakukan perhitungan daya rencana 0,25 HP atau ¼ HP (0,1864 Kw) yang digunakan pada motor listrik, putaran pully poros yang digerakkan adalah 233 rpm, dan roll penggulung adalah 6,16 N/mm2, kecepatan alat penggulung tali rafia ini tergantung pada panjang tali rafia yang akan digulung. Semakin panjang tali yang digulung akan semakin lama waktu yang diperlukan untuk proses penggulungan.Alat penggulung tali rafia ini sesuai yang diharapkan dan memperoleh gulungan yang tertata dan teratur dengan ukuran sesuai yang diharapkan.Kata kunci: penggulung, rancangan, tali rafia
STUDI LAJU KOROSI PADA BAJA PADUAN RENDAH YANG MENGALAMI PERLAKUAN BENDING DI DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT R. Kohar; Sofwan Hariady; M. Amin Fauzie
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 10 No. 2 Juli 2022
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v10i2.936

Abstract

Abstrak: Salah satu penyebab kegagalan pada logam adalah akibat serangan korosi. Laju korosi akan meningkat saat material tersebut mengalami pengerasan permukaan akibat dari perlakuan bending. Pada penelitian ini spesimen yang digunakan berupa pelat baja Creusabro 8000, yang setara dengan AISI 4130, yang ditekuk sampai membentuk sudut 120o. Selanjutnya, spesimen diuji korosi dengan metode kehilangan berat, dimana spesimennya direndam di dalam air yang setara dengan air laut selama 24 jam sampai 120 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa spesimen yang mendapat perlakuan bending memiliki laju korosi sebesar 0,0736 mm/yr sementara spesimen yang tidak mengalami perlakuan bending sebesar 0,0685 mm/yr. Ini disebabkan oleh adanya tegangan dalam yang diterima saat proses bending yang memicu inisiasi korosi, sedangkan jenis korosinya bisa dikategorikan sebagai korosi merata.Kata kunci: laju korosi, bending, air laut, creusabro 8000
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENDINGIN AIR AQUASCAPE DENGAN KAPASITAS AIR 10 LITER M. Amin Fauzie; M. Ali; Hermanto Ali; Rita Maria Veranika; Redi Darmawan
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 10 No. 2 Juli 2022
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v10i2.945

Abstract

Abstrak: Aquascape adalah sebuah seni yang mengatur tanaman air, batu, karang,kayu dan lain-lain sebagainya.Seni ini menggunakan media didalam kotak kaca atau akrilik yang menyerupai aquarium.Dalam merawat tumbuhan-tumbuhan yang berada didalam Aquscape itu hidup tergantung pada temperatur air. Pengujian ini dibuat alat uji menggunakan dua buah termoelektrik sebagai pendingin sedangkan water block alumium sebagai penampung air sementara untuk didinginkan dan dipindahkan kedalam aquascape. Adapaun tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa suhu temperatur air yang sesuai pada tanaman yang berada di dalam aquascape. Nilai perpindahan panas konduksi yang terjadi dalam pengujian menggunakan dua buah termoelektrik yang disusun sejar adalah 1,1211 Watt.Kata kunci: aquascape, termoelektrik, water block aluminium, perpindahan panas konduksi
PENGARUH PERLAKUAN ANNEALING HARDENING DENGAN PENDINGINAN VARIASI KEKENTALAN OLI TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI-1037 R. Kohar; M. Amin Fauzie
JURNAL DESIMINASI TEKNOLOGI Volume 11 No. 1 Januari 2023
Publisher : UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52333/destek.v11i1.1019

Abstract

Abstrak: Perlakuan panas berperan penting dalam mendapatkan sifat-sifat tertentu sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini, baja AISI 1037 mendapatkan perlakuan annealing pada temperatur 820oC selama 20 menit kemudian didinginkan di dalam furnace. Selanjutnya dilakukan proses hardening pada temperatur 840oC selama 15 menit dan dilanjutkan dengan pendinginan cepat di dalam oli yang memiliki kekentalan bervariasi. Hasil pengujian kekerasan pada benda uji asal yang tanpa perlakuan adalah sebesar 91,1 HRB dengan struktur mikronya campuran pearlit dan ferrit, sementara setelah annealing kekerasannya turun menjadi 85,8 HRB dengan struktur mikronya relatif tetap tetapi disertai adanya peregangan lamel antara ferit dan sementit. Dengan pengerasan dan pendinginan cepat dalam oli (SAE 10), kekerasannya adalah 93,7 HRB dengan struktur mikro martensit. Selain itu, peningkatan viskositas dari media pendinginnya menyebabkan penyerapan panasnya melambat dan kekerasannya menurun sehingga struktur mikronya adalah campuran martensit, perlit dan ferit.Kata kunci: baja AISI 1037, perlakuan panas, annealing, hardening