Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengembangan Modul Kriya Logam pada Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Akmal, Muhammad syafruddin; Syahrir, Nurlina; Alimuddin, Alimuddin
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v6i1.31539

Abstract

This study aims to produce a learning module on metal craftsmanship that will be used in synthetic material craft classes in the Fine Arts Education Study Program, Faculty of Art and Design, Makassar State University. This type of research is Research and Development (RnD) research by using a simplified research phase according to Borg and Gall. The object of this research is a metal craft learning module that has been developed based on the RPS used in the material craft class synthetic and has been validated by media and material experts. The analysis used is non statistical qualitative data analysis. The result oh the study resulted in a metal craft learning module that had content about what learning competencies were contained in the metal craft learning module. In additional, at the validation stage from the material and media expert validator it showed that the metal craft learning module that had been valid was used in the classroom synthetic material craft.Key Word : Development, Learning, Metal Craft. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pembelajaran mengenai seni kriya logam yang akan digunakan pada kelas seni kriya bahan sintetik Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negri Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (RnD) dengan menggunakan tahap penelitian yang disederhakan menurut Borg & Gall. Objek penelitian ini adalah modul pembelajaran seni kriya logam yang telah dikembangkan berdasarkan RPS yang digunakan dalam kelas seni kriya bahan sintetik dan telah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang bersifat non statistik. Hasil penelitian menghasilkan modul pembelajaran seni kriya logam yang memiliki konten mengenai apa-apa saja kompetensi belajar yang terdapat didalam modul pembelajaran seni kriya logam. Selain itu pada tahap validasi dari validator ahli materi dan media menunjukkan bahwa modul pembelajaran seni kriya logam yang telah valid digunakan dalam kelas seni kriya bahan sintetik. Kata Kunci : Pengembangan, Pembelajaran, Seni Kriya Logam
LACA’ BADIK MAKASSAR: Suatu Studi Identifikasi Pakem (Laca’) Bentuk-Bentuk Badik Makassar Lanta L; Nurlina Syahrir; Dian Cahyadi
TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar Vol 6, No 3 (2019): The Event of Research Results as an Effort to Preserve Local Native Art and Cult
Publisher : Universitas Negeri makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tanra.v6i3.13013

Abstract

Penelitian ini ditujukan mengidentifikasi artefak hasil kebudayaan pada masyarakat dalam lingkup etnis Makassar terkait asal-usul, ragam bentuk, ciri khas (alat identifikasi) yang terbentuk dari hasil karsa produk kebudayaan tak benda. Identifikasi produk kebudayaan ditujukan untuk membuat batasan-batasan perimeter kebudyaan sebagai penciri. Metode membangun identitas ini ditujukan sebagai bentuk pertanggungjawaban komunitas adat terhadap bentukan karakter sifat dan sikap anggota komunitas kebudayaannya terhadap komunitas kebudayaan sekitarnya. Secara sosiologi adalah merupakan bentuk iklusi-eksklusi kebudayaan bagi komunita-komunitas kebudayaan pada entitas suku/etnis Makassar. Dimana karakter-karakter tersebut merupakan pengejewantahaan dari konsepsi nilai-nilai filosofi dan falsafah kebudayaan etnis Makassar yang terangkum dalam “Pangadereng”. Dengan melakukan identifikasi “Badik” sebagai salah satu produk artefak kebudayaan tak benda ditujukan untuk mengidentifikasi ragam bentuk (morfo) Badik yang dikaitkan dengan identitas kewilayahan. Tujuan lainnya adalah untuk mengungkap unsur dan aspek pembentuknya agar dapat diungkapkan sebagai materi pada kajian-kajian hasil seni tak benda secara antropoli/sosiologinya. Kemukakan masalah dan tujuan yang ingin dicapai serta target khusus yang ingin dicapai serta metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rancana kegiatan yang diusulkan.Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan bentuk ‘Badik’ pada suku Makassar yang dikenal dengan berbagai ragam penamaan dan bentuknya, dengan memaparkan perbedaan-perbedaan tersebut dalam bentuk Infografis (poster) dan tinjauan aspek-aspek dan unsur-unsur pembentuknya (Tinjauan antropologi/Sosiologi Seni)Hasil identifikasi penelitian ini adalah terdapat enam pakem/laca’ yang menjadi identifier locator kewilayahan pada etnis Makassar.
Deskripsi Karya pada Tari Di Antara Dua Sisi Dian Paramitha Andari; Nurlina Syahrir
JURNAL PAKARENA Vol 4, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.879 KB) | DOI: 10.26858/p.v4i2.12084

Abstract

Naskah Tari dalam menciptakan karya pada mata kuliah koreografi Fakultas Seni dan Desai Universitas Negeri Makassar. Naskah Tari ini merupakan uraian tentang karya tari dengan judul “Diantara Dua Sisi” yang didalamnya menguraikan beberapa pesmasalahan, yakni 1) untuk mengetahui tingkah laku orang munafik dalam bentuk karya tari’. Metode yang digunakan dalam garapan karya tari dengan cara: proses kerja tahap awal, proses penemuan ide, pematangan alur dan tema, pemilihan dan penetapan penari, pematangan tata rias dan busana, pematangan properti dan tata rupa pentas, dan proses kerja studio terdiri dari proses penata dengan penari, proses penata dengan pemusik, proses penata dengan rias dan busana, proses penata dengan tata rupa pentas, proses penata dengan lightingman, dan proses penata dengan penata cahaya. Hasil karya ini disimpulkan bahwa: karya tari “Diantara Dua Sisi” yang menceritakan tentang manusia yang memiliki dua sifat yang berbeda dan tingkah laku orang munafik
PKM Pelatihan Tari Kreasi pada Siswa-Siswi Kelas 2 SMA Negeri 8 Gowa Nurlina Syahrir; Johar Linda; Rahma Rahma
DEDIKASI Vol 22, No 2 (2020): Jurnal Dedikasi
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/dedikasi.v22i2.16145

Abstract

The ability of second grade students of SMA NEGERI 8 GOWA in dance lessons, especially creative dance, is still below standard. This is ofcourse an obstacle in demonstrating these creative dances, and also an obstacle in the development of regional creation dances.Therefore, a creative dance training was held for the 2nd grade students of SMA NEGERI 8 GOWA. the implementation of the training aims to improve the skills and knowledge of students in demonstrating creative dances, especially the Pa’duppa dance. Creative dance training uses the method of lecturing on theory and demonstration in practice, while the steps taken are: 1. The preparatory stage includes site observation; a. Site observation, b. Processing permission letter, c. Determine the training schedule, 2. Implementation includes, a. Provides material theory / introduction to creative dance, b. Giving practice material, c. Evaluation. Training is carried out to cover the shortcomings, weaknesses, and demands of an institution or school, due to the lack of talent and interest of students in the field of dance, if there are talented people, most of them are below standartd. After the implementation of creative dance training, students are expected to be able to demonstrate and develope and create dances that have been taught and make a traditional culture to be proud of. However, it should be noted that each ethnic group in South Sulawesi has a different cultural background, which in the development of traditional culture, it is necessary to pay attention to these differences, so as not to become a misunderstanding.
CURA ENGGANG: PENCIPTAAN TARI DARI GERAK BURUNG ENGGANG BETINA Siti Rahmadani Nur Bakhtiar; Nurlina Syahrir
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.226 KB) | DOI: 10.26858/bl.v1i2.35004

Abstract

Tari Cura Enggang mengangkat tema Fauna yang menggambarkan peniruan gerak dari Burung Enggang. Terciptaanya karya ini bertujuan mendeskripsikan proses kerja tahap awal penciptaan karya tari Cura Enggang dan merealisasikan gerak dari burung enggang betina serta mengkresikan tari terbaru yang berkiblat pada gerak tradisi untuk diolah dalam tercapai penataan gerak tari Cura Enggang. Proses penciptaan Proses kerja tahap awal penciptaan karya tari Cura Enggang dideskripsikan melalui pematangan ide, pematangan tema, pematangan judul, pematangan tipe tari, pematangan alur atau struktur dramatik, pematangan model penyajian, pematangan dan penetapan penari. Realisasi gerak dari Burung Enggang betina dan mengkreasikan tari terbaru yang berkiblat pada gerak tradisi tari enggang untuk diolah dalam tercapai penataan gerak  tari Cura Enggang. Mengeskplorasi diri mencari bentuk bentuk. Burung Enggang  betina yang indah serta pengembangan dari gerak tari Burung Enggang sehingga menghasilkan tari  kreasi terbaru yaitu Cura Enggang. Realisasi proses penciptaan karya tari Cura Enggang melalui: proses eksplorasi, improvisasi, forming, penata dengan penari, penata dengan busana dan rias, penata dengan pemusik, penata dengan lighting, penata property dan pertunjukan. Kata Kunci: Cura Enggang, Gerak, Burung Enggang Betina AbstractThe Cura Enggang dance raises the Fauna theme which describes the imitation of the motion of the hornbill. The creation of this work aims to describe the work process in the early stages of creating the Cura Enggang dance work and realizing the movements of the female hornbill and creating the latest dance that is oriented to traditional movements to be processed in achieving the arrangement of the Cura Enggang dance movements. The process of creation The work process in the early stages of creating a Cura Enggang dance is described through maturation of ideas, maturation of themes, maturation of titles, maturation of dance types, maturation of dramatic plots or structures, maturation of presentation models, maturation and determination of dancers. Realization of the movements of the female hornbills and creating the latest dances that are oriented to the traditional hornbills dance movements to be processed in achieving the arrangement of the Cura hornbills dance movements. Explore yourself looking for shapes. The beautiful female hornbill and the development of the hornbill dance movement have resulted in the newest dance creation, Cura hornbill. The realization of the process of creating Cura Enggang dance works through: exploration, improvisation, forming, stylists with dancers, stylists with clothes and make-up, stylists with musicians, stylists with lighting, property and performance stylists. Keywords: Cura Enggang, Motion, Female Hornbill
PKM Rias Henna bagi Guru-Guru SMK Negeri 1 Sombaopu Kabupaten Gowa Nurlina Syahrir
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 5
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.388 KB)

Abstract

Abstrak Mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sombaopu, Kelurahan Sungguminasa Kecamatan Sombaopu Kabuten Gowa. Permasalahan yang dihadapi adalah masih kurangnya akses dan media bagi Mitra dalam mengembangkan diri bidang tata rias Henna, Keterampilan Mitra dalam dalam membuat desain motif Henna masih kurang, Masih rendahnya keterampilan Mitra dalam rias Henna, serta Kurangnya pengetahuan Mitra terhadap jenis-jenis motif desain dan jenis-jenis Henna berdasarkan bahannya. Metode transfer IPTEKS yang dilakukan tim pelaksana dilakukan pada tiap tahapan dengan menggunakan prinsip bahwa setiap inovasi dan pengetahuan yang diterima oleh mitra sebaiknya melalui proses mendengar, mengetahui, mencoba, mengevaluasi, nenerima, meyakini dan melaksanakan. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi tahap Sosialisasi dan observasi, Tahap testing, Tahap Pelatihan, dan Tahap Evaluasi.Pelatihan ini bertujuan agar mitra mampu memaksimalkan proses produksi dengan peralatan  yang lebih modern, melakukan proses pemasaran yang terintegrasi dengan system pemasaran online, serta proses pengemasan yang inovatif dengan kemasan yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan inovasi pemasran produk yang mampu memberikan keuntungan dari usaha yang dijalankan, terutama ditengah kondisi pandemi saat ini.Kata kunci: PKM; Tata Rias; Henna; Guru SMK; keterampilan
KANDUNGAN NILAI PENDIDIKAN PADA PERTUNJUKAN SAYANG-SAYANG DALAM FESTIVAL DAWAI ETNIK MANDAR 2022 OLEH GROUP MUSIK RESOTA NADA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR Sri Indarsih; Khaeruddin Khaeruddin; Nurlina Syahrir
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v2i1.43955

Abstract

Sri Indarsih, 2023. Kandungan nilai pendidikan pada pertunjukan Sayang-sayang dalam festival dawai etnik Mandar 2022 oleh group musik Resota Nada di Kabupaten Polewali Mandar. Skripsi, Jurusan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni dan Desain. Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Khaeruddin, S.Sn., M.Pd, dan Dr. Nurlina Syahrir, M.Hum). Penelitian ini bertujuan untuk Untuk 1) Mendeskripsikan bentuk pertunjukan Sayang-sayang dalam festival dawai etnik Mandar 2022 oleh group musik Resota Nada di Kabupaten Polewali Mandar. 2) Untuk mendeskripsikan nilai pendidikan apa saja yang terkandung pada pertunjukan Sayang-sayang dalam festival dawai etnik Mandar 2022 oleh group musik Resota Nada di Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Obyek penelitian ini adalah pertunjukan Sayang-sayang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa 1) Bentuk pertunjukan Sayang-sayang mandar terdiri dari pelaku atau pemain, lagu dan busana. 2) Kandungan nilai pendidikan yang terkandung pada pertunjukan Sayang-sayang Mandar yaitu a) Nilai Religius berupa Doa, anjuran untuk taat beragama. b) Nilai Moral berupa etika yang baik dan sopan, menghormati dan menghargai leluhur dan c) Nilai Budaya berupa melestarikan warisan budaya nenek moyang.Kata Kunci : Nilai pendidikan, pertunjukan, Sayang-sayang Mandar
Konstruksi Koreografi Tari Batara Sebagai Media Pembelajaran Seni Budaya Di Sulawesi Selatan Nurlina Syahrir
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 9
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.281 KB)

Abstract

Abstrak. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang berkualitas. Upaya yang dilakukan peninjauan kurikulum secara berkala, sarana penunjang pendidikan, menggunakan media yang sesuai serta strategi pembelajaran yang tepat. Materi Seni Budaya yang salah satu unsurnya adalah tari, merupakan suatu perwujudan dari ekspresi personal (individu) dan sosial (komunal). Kompleksitas ekspresi tari bersumber dari pemikiran individu (seniman) sesuai dengan citarasa personalnya  yang diharapkan melahirkan “sesuatu” beserta nilai-nilai sosial (dan kultural) yang mengikatnya, dengan kata lain semua aspek terwujudkan dalam satu kesatuan secara simultan. Menari dikatakan sebagai perwujudan ekspresi personal, karena ketika menari setiap orang dipengaruhi oleh dorongan jiwa, rasa, dan kepekaan artistik yang ada dalam dirinya. Pada setiap perbuatan, termasuk menari, memiliki suatu alasan (sebab) atau makna, baik secara sadar (terencana, tersusun) maupun tidak sadar (spontan, reaktif). Ada empat fase dalam belajar tari sebagai perwujudan ekspresi budaya; bentuk, teknik, irama, dan rasa (termasuk didalamnya nilai-nilai secara kolektif) melibatkan partisipasi banyak orang. Dalam setiap tarian akan tercermin nilai-nilai budaya, yang dimiliki oleh masyarakat dari mana tarian itu berasal. Dalam banyak hal, tari dapat berfungsi memperkokoh dan cerminan masyarakat pendukungnya, kesemuanya sebagai perwujudan ekspresi kultural.  Kata Kunci: Koreografi Tari Batara, Pembelajaran, Seni Budaya
KOREOGRAFI A’KARENA RI BENTENG PANNYUA Nurlina Syahrir; Jamilah Jamilah
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 4
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.307 KB)

Abstract

A'karena choreography from Benteng Pannyua with the interrelation-subjective approach uses a layered pattern. The results of the study prove that this layered pattern results in a socio-cultural construction, and as an initial foundation the identities of the four ethnicities are raised as a foothold in conducting research / exploration. These results were formed and constructed following the choreography concept of A'karena ri Benteng Pannyua with a duration of 1 hour 45 minutes. The symbol of the movement is realized following the spatial landscape in the Fort Rotterdam Rotterdam, all of which are divided into three stages of time namely morning, evening and night atmosphere. In the morning until noon the emphasis on the educational atmosphere, the afternoon until before sunset point points on the religious atmosphere and at night the atmosphere of the fort will be conditioned as its function in the past until now as the public space of the people of South Sulawesi. The purpose of this study is to create the A'karena ri choreography of Benteng Pannyua with the understanding that, the body becomes a point of view in seeing all the problems and the elements in them. Motion, sound, light, body, space-time interact in multiple dimensions. The first four elements are interrelated bases, the other two elements namely space and time are also one frame. In this sense, in fact four are one and two are one, all of which are in unity, as the basis for activity. In this dance work the "concept of one" arises from one realistic thought, about the existence of the universe which is always distinguished by two experts: visible and invisible, palpable and invisible, physical and spiritual. A'karena ri Benteng Pannyua is transformed into a form of dance work with an emphasis on aspects of space (place / location) and time (historical period / setting). Fort Ford Rotterdam with all its history included in the concept as well as the performance area, can be interpreted that this choreography as cultural-symbolic actualization. Interpretation of space and interwoven atmosphere fosters visual, auditive and choreographical (bodily and thematic) ideas as an effort to discover possible dimensions factually, because the end of the construction is the complexity of the problems that strongly support A'karena ri Benteng Pannyua's work both in real and artistic terms.
Tari Galaganjur Sebagai Media Pembelajaran Budaya di Sulawesi Selatan Nurlina Syahrir; Bau Salawati
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 6
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.471 KB)

Abstract

Abstrak. Tari Galaganjur adalah tari berpasangan antara laki-laki dan perempuan, merupakan sebuah teks. Pada tataran konteks tari tersebut bernilai keseimbangan dalam kehidupan sesuai dengan ruang domestiknya. Hal tersebut tersimbolkan dalam Pelaku, Gerak, Kostum dan Pola lantai.Penelitian ini bertujuan untuk mencermati simbol-simbol pembentuk dari tari tersebut dan pada akhirnya menjadi sebuah identitas bagi masyarakat penyangganya. Saat ini generasi muda tidak lagi mengenal dan peka terhadap simbol budayanya yang syarat ajaran perilaku, untuk itu analisis pada ranah kontekstual menjadi kunci utama dalam pencapaian pendidikan karakter yang hendak diwujudkan. Dalam mengkaji teks dan konteks melalui analisis konstruksi yang didasarkan pada pemaknaan simbol. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, wawancara, studi pustaka dan partisipasi dengan tujuan mengungkap taksu tarian. Pemanfaatan identitas merupakan representasi memberikan penguatan kelokalan, untuk itu tari Galaganjur merupakan ruang pembelajaran budaya bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Kata Kunci: Galaganjur, Hidup, Keseimbangan