Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

MYSTICISM ELEMENTS IN LAW OF BUTON MANUSCRIPT Niampe, La
LITERASI: Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : LITERASI: Jurnal Ilmu-Ilmu Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.775 KB)

Abstract

This article discusses the mysticism elements (tasawuf) in Undang-undang Buton (Law of Buton) which only function as parable. By using philological approach, I will describe the elements as follow. Firstly, God Element compared to the position of Wolio government, the authority of the Sultan and Sapati. Secondly, the Seven Status Elements compared to seven ranks in Wolio government. Thirdly, the Twenty Characters Elements compared to the total of custom completeness of the Sultan and Sapati. Fourthly, the Al-Qur’an element with thirty-three sections, compared to the total of minister in Wolio government. Fiftly, the Conviction Elements with seventy-two individuals compared to the total of the villages in Wolio government. The existences of the five elements are believed able to give blessing value to Law of Buton. Further, the existence of those elements in Law of Buton also gives political legitimacy for Buton government. Keyword: mysticism elements, Law of Buton, parable, Wolio
Survival Vocabulary of Wuna Language in Plant Environment of Kowala Ode Sidu, La; Niampe, La; Ino, La
International Research Journal of Management, IT & Social Sciences Vol 3 No 5: May 2016
Publisher : International Journal of College and University (IJCU)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21744/irjmis.v3i5.18

Abstract

This article is taken from the results of a study entitled "Survival Vocabulary of Wuna Language in Plant Environment of Kowala ". The purpose of a study is to describe and analyze the survival vocabulary of Wuna Language in the plant environment kowala. The method used the field method. In presenting the data used quantitative descriptive method and data analysis used in the study method. Based on the analysis of data, amongst the 200 vocabularies submitted to 50 respondents, showed that most of the vocabulary in the plant environment kowala still significant in surviving. Plant kowala still closely related to community’s lives in the areas of social, economic, moral ethics and faith. Furthermore, community attitudes toward kowala plants still appreciate it. This can be showed by their attitude to let the plants of kowala grow anywhere, as shown in communitys gardens, in the middle of the plant teak, guava or anywhere without any interference from the community.
NILAI-NILAI SOSIAL YANG TERKANDUNG DALAM UNGKAPAN KASUNGKI PADA MASYARAKAT MUNA DESA KAROO KECAMATAN KONTUKOWUNA Harnifa, Harnifa; Ana, Haeurn; Niampe, La
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 5, No 2 (2020): JURNAL BASTRA EDISI APRIL-JUNI 2020
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v5i2.13985

Abstract

Abstract  : The purpose of this study is to describe and analyze the social values contained in the Kasungki expression in the Muna Community of Karoo Village, Kontukowuna District. This research is a field research. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data in this study are data in the form of spoken language which is spoken directly by parents (customary stakeholders). Sources of data in this study were obtained from customary and indigenous stakeholders in Karoo Village, Kontukowuna District. The data collection techniques used in this study were observation, interview, record, and note taking techniques. The results in this study were obtained from the social values contained in the expression of kasungki in the Muna Village Karoo community, Kontukowuna District which includes 1. cooperation, 2. care for the fate of others, 3. like to pray for others. Keywords: kasungki; value; social value 
PENGEMBANGAN LITERASI TRADISI LISAN MELALUI PELATIHAN PODCAST PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI TRADISI LISAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HALU OLEO Niampe, La; Saputri, Shinta Arjunita; Hadi, Arie Toursino; Kamil, Sitti Utami Rezkiawati; Tunda, Amin
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 2, No 3 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.615 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v2i3.22060

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat, berupa Pengembangan Literasi Tradisi Lisan Melalui Pelatihan Podcast Pada Mahasiswa Program Studi Tradisi Lisan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo yang bertujuan untuk mengembangkan literasi tradisi lisan pada masyarakat luas melalui podcast yang dibuat oleh mahasiswa sekaligus menambah kemampuan teknologi informasi komunikasi mahasiswa. Latar program pengabdian ini adalah kurangnya literasi masyarakat terhadap jurusan Tradisi Lisan dan juga kurangnya keterlibatan mahasiswa dalam berkomunikasi di lingkup publik secara digital, sehingga dengan melaksanakan pelatihan podcast pada mahasiswa tradisi lisan diharapkan dapat lebih menyebarluaskan literasi tradisi lisan sekaligus mempromosikan jurusan Tradisi lisan FIB UHO sebagai satu-satunya jurusan Tradisi Lisan di Indonesia dan menambah kemampuan komunikasi digital mahasiswa. Hasil pelaksanaan pengabdian menunjukkan pengetahuan masyarakat umum mengenai jurusan Tradisi Lisan belum sesuai harapan namun terdapat ketertarikan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jurusan Tradisi Lisan. Selain itu, pengetahuan mahasiswa peserta pelatihan tentang literasi digital masih kurang namun cukup baik untuk Podcast yang didokumentasikan melalui konten podcast perwakilan peserta pelatihan.
PROSES PENCIPTAAN INTERNAL KELOMPOK “TEATER SENDIRI” UNTUK MENGEMBANGKAN KESENIAN DI SULAWESI TENGGARA Syaifuddin, Syaifuddin; Niampe, La; Udu, Sumiman
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.243 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6613

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penciptaan internal yang dilaksanakan Teater Sendiri sebagai strategi kebudayaannya. Penelitian ini berjenis kualitatif-deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam, sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen dan data kepustakaan. Sumber data juga didapatkan dari hasil pengamatan di lapangan. Teknik analisis data diawali dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah untuk kemudian memasuki tahap penafsiran data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komunitas Teater Sendiri melaksanakan berbagai kegiatan sebagai proses penciptaan internal untuk mengembangkan kesenian. Proses penciptaan internal itu adalah perekrutan anggota (angkatan pertama, angkatan kedua, angkatan “yang lain”), latihan teater, menulis karya sastra dan nonsastra (puisi, prosa, naskah drama, esai/opini), pentas teater, penerbitan buku sastra, penerbitan buletin seni, dan dokumentasi/pengarsipan).Kata kunci: Penciptaan internal, strategi kebudayaan, kelompok Teater                       sendiri
POTENSI WISATA BUDAYA BENTENG BOMBONAWULU KECAMATAN GU KABUPATEN BUTON TENGAH Said, Nurzalma Alfianti; Niampe, La; Marhadi, Akhmad
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.964 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i2.18758

Abstract

The purpose of this study is to describe and analyze the potential for historical tourism and cultural tourism in Fort Bombonawulu. The theory used in this study refers to the concept of sustainable tourism by Muller, namely 5 things that must be considered, including: healthy economic growth, the welfare of local communities, not changing natural structures and protecting natural resources, community culture that grows healthily and maximizes satisfaction. traveler. The method used in this research is qualitative research methods. Data collection techniques in this study were observation, interviews, documentation study, and triangulation of data sources. The research data was studied using qualitative descriptive techniques. The results of the analysis in this study indicate that Fort Bombonawulu has tourism potential both historical tourism marked by the presence of several ancient tombs (kobuhu), mosques (masigi), flags (tombi), galampa daduwali, lawa and also bastion, and cultural tourism which includes several events such as the bongkaa tau cultural festival, the kakadhiuno bukuno kamokulano liwu ritual, and the kadhiuno liwu / kabhiano liwu ritual which presents cultural attractions such as linda mboreranga, mangaru, pokalapa, kabhanti gambusu, andoro-andoro, latotou, as well as traditional culinary that can attract many visitors or traveler. The bombonawulu fort site has the potential for cultural history tourism, both tangible and intangible.Keywords: Fort Bombonawulu, culture, culinary, tourism, history.
RITUAL KADIANO GHUSE PADA MASYARAKAT ETNIK MUNA DI KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA Sunartin, Sunartin; Niampe, La; Ali Basri, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.888 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9098

Abstract

Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mendeskripsikan prosesi pelaksanaan ritual kadiano ghuse pada etnik Muna di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna; dan (2) untuk menganalisis makna simbolik yang terkandung dalam ritual kadiano ghuse pada masyarakat etnik Muna di Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Teori yang digunakan sebagai alat analisis dan dasar pembahasan masalah dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik  dan teori semiotika. Teknik pengumpulan data digunakan dengan cara: (1) observasi; (2) wawancara mendalam; dan (3) studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: (1) penyusunan data; (2) sajian data; (3) penafsiran data; dan (4) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa: (1) Prosesi pelaksanaan ritual kadiano ghuse  memiliki beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu (a) pemanggilan pawang hujan; (b) menyiapkan bahan pelaksanaan ritual kadiano ghuse; (c) pawang hujan melaksanakan ritual  kadiano ghuse. (2) Bahan-bahan  yang digunakan  dalam ritual kadiano ghuse selalu memunculkan penggunaan simbol-simbol yang sangat sarat dengan makna tertentu, di antaranya (a)  Tabhako (Rokok) dan Bhakeno Saha (Buah Cabe) memiliki makna untuk mengarahkan hujan ke tempat lain dan menjadikan hujan menghindar dari tempat hajatan masyarakat; (2)  Paesa (Cermin), Ghohia (Garam) dan Winto Kontu ( Batu Asa) memiliki makna untuk menyinari langit agar cerah dan tidak turun hujan, dan sebagai media perantara doa air hujan tidak meluap di tempat hajatan masyarakat; dan (3) Roono Kalei  (Daun Pisang) dan Kalumembe (Tumbuhan yang dijadikan Sapu Tradisional) memiliki makna untuk mengeringkan awan di langit dan untuk menyapu bersih awan yang ada di langit. Kata kunci: Kadiano ghuse, prosesi, makna simbolik, etnik Muna
Historical and Cultural Elements of Buton in the Textof Hikayat Negeri Buton Laniampe, Hasdairta; Niampe, La; Sahidin, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.63 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9088

Abstract

This PenelitianResearch inidimaksudkanintens to untuktomengidentifikasiidentify the unsur-unsurthe sejarahhistorical danand kebudayaancultural elements dalamin the tekstext of Hikayat Negeri Buton (Country HikayatSaga of NegeriButon,mengkajiButon), reviewing the perkembangansejarahhistorical danand kebudayaancultural development dalamin the tekstext Hikayat Negeri Buton as well as describing the Hikayatdanasasjugadescribingthemaknayangterkandungmeaning contained dalamin it, teksiniitberdasarkanbased on analisisanalysis semiotikRoland Barthes.Roland Barthes's semiotics, also become the concern of the research. The JenisThe penelitianresearchis classified iniwatergolongas penelitiankepustakaanliterature research denganwith the menggunakanuse of pendekatankualitatif.qualitative approach.HasilResults darifrom penelitianresearch inithis indicate thatadalah: 1)terdapatindicate: 1) there are empatfourteen belasunsurelements of sejarahyangadahistory dalamin tekstext of Hikayat Negeri HikayatHikayart ButonButon, in which one of these historical elements presents the salahadalahpreseasalorigin of usulpofSipajongan,kemudianSipajongan, as well as terdapatpuladelapan seven unsurfound as cultural elements, which one of them also presents people’s believe to the kepercayaanahliexpert of nuzum, 2)perkembangannuzum, 2) sejarahhistorical danand perkembangankebudayaancultural development terdapatpuladalamare also attached inside the tekstext of Hikayat Negeri HikayaButon, yangmanaButon, in which sejarahnyaits history development berawalstarted darifrom the first ditemukannyafound of Negeriof ButonButon olehby SipajonganSipajongan danand followed by its culture development started perkembanganfollowekebudayaanyaby its adalahawalearly once mulaonceSipajonganSipajongan meninggalkanTanahMelayuleaving Melayu (the Malay Land) as guided in karenaasmendapatkanpetunjukguimimpinya,maksudnyahis dream, meaning by this dream, over past people masihstill begituso percayabelieved denganwith the tafsiraninterpretation ofmimpinya, 3)suntingan dreams, 3) edited tekstext in Hikayat Negeri HikayatHikayaButonyangdianalisisButon analyzed menggunakanusing semiotikRoland Barthes,terdapatlimakodeRoland Barthes's semiotic, found that there are five codes diantaranyaamong them are kodearehermeneutikhermeneutic such as adalah“buluh/bambu” yangbermaknassuch "reed/bamboo" meaning big keluargafamilybesar.. KodeCode of ProairetikProaireticadalahis aaib“perselingkuhan” yangmenyebabkandisgrace "infidelity" that causes WaWa KaakaaKaakaa meninggalkanleave SibataraSibatara danand anaknyahis child Bulawambona.Bulawambona. KodeCode of KulturalCulture such asdisuch adalah“pelamaran”sebagai "engagement" is described as prosesprocess sebelumbefore melakukanpernikahan.marriage. KodeCode semantiksemantics di"great personbesar-besarnya” yangbermakna" is described as orangyangmemilikipeople having high jabatanposition tinggiatauor pejabatofficials in the empirekerajaan.empire. KodeCode simboliksymbolic such as disuch a"malige" is described as a istanapalace tempatthe place the tinggalwwwkeluargafamily of empire kerajaanempiradanand pusatcenter pemerintahangovernment livekerajaan.. KeywordKataKeyw: Buton,HikayatButon Empire, Country Saga of NegeriButon,Unsur-UnsurButon, SejarahHistorical Elements of Buton,Unsur-UnsurButon, KebudayaanCultural Elements of ButonButon
PROSES PELAKSANAAN RITUAL KAKADIU BUKUNO KAMOKULANO LIWU PADA MASYARAKAT BOMBONAWULU DI KELURAHAN BOMBONAWULU KECAMATAN GU KABUPATEN BUTON TENGAH Nurdin, Nurdin; Niampe, La; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.657 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v6i1.12494

Abstract

Abstract: The purpose of this study is to study and describe the kakađiu βukuno kamokulano liwu ritual process in Bombonawulu community, Gu District, Buton Tengah Regency. The study uses qualitative methods by presenting them in the formof descriptions. The location of this research is in Bombonawulu Village, Gu District,Central Buton Regency. Data collection with interviews, observations and documentation. This study, the authors used qualitative data analysis techniques. The results of this study indicate that the process of carrying out the kakađiu βukunokamokulano liwu ritual consists of five stages, namely: (1) the preparatory stage includes the preparation of the complete kakađiu βukuno kamokulano liwu ritual as well as checking the completeness of the ritual at the Daduwali Palace; (2) the steps to the βukuno kamokulano liwu burial place, including: the procession of ritual executives, starting with the black flag bearer, the ritual executor and the group of men, then the group of women and white flag bearers, (3) stages in the dwelling place, including: doing worship, cleaning themselves, climbing the cliff, worshiping again and continuing to open the cover that wraps the βukuno kamokulano liwu frame and (4) the bathing stage, includes: scraping the frame with coconut milk, then smearing it with coconut oil and water the bones with holy water ngkolaki, (5) haroa stage, including: reading congratulations and eating together.Keywords:  Implementation,  Ritual, Kakadiu, Bukuno, Kamokulano,Liwu
PENGETAHUAN ORANG BAJO TENTANG PAMALI DALAM BIDANG EKOLOGI LAUT DI WILAYAH TIWORO Said, Taufiq; Niampe, La; Sifatu, Wa
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.52 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i1.9094

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengetahuan orang Bajo tentang pamali di bidang ekologi laut, dan bentuk pergeseran pengetahuan masyarakat Bajo di bidang ekologi kelautan. Teori yang digunakan untuk membaca data mengacu pada Geertz, C, (1973) yang berpikir tentang sudut pandang asli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang Bajo tentang pamali di bidang ekologi kelautan di wilayah Tiworo, ada 21 jenis pamali yang menjadi pandangan masyarakat Bajo dalam berinteraksi dengan lingkungan laut. Sementara bentuk pergeseran pengetahuan orang Bajo tentang pamali disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: faktor agama, faktor struktur dan agen, faktor diskriminasi orang-orang seperti, kebijakan pemerintah.Kata kunci: Pengetahuan Pamali, orang Bajo, ekologi kelautan