Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA TRANSPORTASI PALM OIL MILL EFFLUENT DARI PABRIK KELAPA SAWIT KE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DI RIAU Ardhi wahyu Eka; Hasan Iqbal Nur; Khumaidah Nur
ROTOR Vol 10 No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.316 KB) | DOI: 10.19184/rotor.v10i2.6486

Abstract

The delivery of Palm Oil Mill Effluent (POME) by the Palm Oil Mill (POM) of Tanah Putih (60,000 tons / year) and POM Sei Buatan (30,000 tons / year) through the river ship represents 78% of POME's total supply requirement for Biogas Power Plant (BPP) Tandun, Riau. How to get recommendations on routes, ship types and most optimum ship sizes is important. The optimization is done by analyzing the transportation including the investment and then comparison between the modes with some alternative routes on the existing segment, the actual condition limitation and the minimum criterion of total cost. The result of analysis shows that for POME delivery the optimum route is port to port using 1 unit of SPOB vessel with 1,500 ton capacity for each segment. The optimum ship type is Self Propelled Oil Barge (SPOB) when compared to Self Propelled Container Barge (SPCB) and Landing Craft Tank (LCT) and Tank Truck with 8 ton capacity. The total cost for ship procurement is Rp 8,035 billion. The amount of POME delivered can generate 9 million kWh of electrical power. Total revenues from electricity sales and electricity cost savings of the factory amounted to Rp 8.774 billion, resulting in a gross profit of Rp 739 million Keywords: Transportation Analysis, Palm Oil Mill Effluent, Biogas Power Plant
Evaluasi Penyelenggaraan Angkutan Kapal Perintis di Indonesia Tahun 2015-2020 Antoni Arif Priadi; I Kadek Laju; Hasan Iqbal Nur; Tri Achmadi; Aditya Verdifauzi
Warta Penelitian Perhubungan Vol 33, No 2 (2021): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v33i2.2004

Abstract

Untuk menunjang perkembangan daerah-daerah terpencil, pemerintah telah menerapkan kebijakan dalam menyediakan sarana angkutan perintis yang menghubungkan daerah-daerah terpencil tersebut dengan daerah-daerah lainnya dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakatnya. Hal ini diharapkan dapat memacu perkembangan perekonomian daerah terpencil tersebut dalam mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah lain yang lebih maju sehingga nantinya dapat meningkatkan effective purchasing power masyarakat pengguna jasa transportasi di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi layanan angkutan kapal perintis selama kurun waktu 2015 sampai dengan 2020. Analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian layanan perintis berdasarkan voyage pada tahun 2019 adalah sebesar 96% dari total target voyage sebesar 1.893 voyage. Tingkat ketercapaian layanan perintis berdasarkan layanan barang pada tahun 2019 adalah sebesar 58% dari total target sebesar 140.662 ton. Tingkat ketercapaian layanan perintis berdasarkan layanan penumpang pada tahun 2019 adalah sebesar 180% dari total target sebesar 430.974 pax. Berdasarkan jumlah voyage, layanan perintis tahun 2019 memiliki 16 trayek dengan realisasi di bawah 60% (14%), 1 trayek dengan realisasi di atas 100% (1%), dan 96 trayek lainnya dengan realisasi 60%-100% (85%). Berdasarkan jumlah layanan penumpang, layanan perintis tahun 2019 berdasarkan penumpang terlayani memiliki 24 trayek dengan realisasi di bawah 60% (26%), 50 trayek dengan realisasi di atas 100% (53%), dan 20 trayek lainnya dengan realisasi 60%-100% (21%). Berdasarkan jumlah layanan barang, layanan perintis tahun 2019 berdasarkan barang terlayani memiliki 25 trayek dengan realisasi di bawah 60% (33%), 5 trayek dengan realisasi di atas 100% (7%), dan 45 trayek lainnya dengan realisasi 60%-100% (60%).Kata kunci: Angkutan perintis, daerah terpencil.