Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan

Pemanfaatan Limbah Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus Linn) Sebagai Bahan Tambahan Pada Pakan Ternak Burung Puyuh Fatimatuz Zahro; Roisatul Ainiyah

Publisher : Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan limbah rajungan dianggap sebagai permasalahan yang berpotensi mencemari lingkungan, salah satu limbah padat yang dihasilkan adalah cangkang dengan jumlah cukup banyak. Salah satu pemanfaatan limbah cangkang rajungan adalah dengan dijadikan sebagai tepung. Pemanfaatan limbah cangkang rajungan dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara mengolah limbah rajungan sebagai bahan tambahan pada ransum burung puyuh.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui kandungan kalsium yang ada dalam pakan. Data yang didapat dari hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menarik sebuah kesimpulan hasil penelitian.Hasil penelitian menunjukkan kadar kalsium setiap formula pakan ternak burung puyuh yang berbahan cangkang rajungan menunjukkan nilai yang berbeda, perlakuan R2 (dengan tambahan tepung cangkang rajungan 25%) merupakan perlakuan dengan kadar kalsium tertinggi yaitu 0,45%, kadar kalsium untuk 2 perlakuan lain yaitu R0 (tanpa tambahan tepung cangkang rajungan) dan R1 (dengan tambahan tepung cangkang rajungaan 15%) masing-masing memiliki kadar kalsium 0,20% dan 0,28%. Pada penambahan tepung cangkang rajungan 25% diduga akan memenuhi nutrisi pada pakan burung puyuh, akan tetapi jika dibandingkan dengan nilai kadar kalsium pada SNI 01-3931-2006 yakni antara 2,50-3,50% maka semua perlakuan tidak ada yang memenuhi syarat. Penggunaan tepung limbah cangkang rajungan sampai level 25% belum memberikan perbaikan kadar kalsium pada pakan burung puyuh.Kesimpulan dari penelitian ini Pemberian tepung cangkang rajungan dengan level 25% tidak berpengaruh terhadap formula pakan ternak burung puyuh. Penggunaan tepung limbah cangkang rajungan sampai level 25% belum memberikan perbaikan kadar kalsium pada pakan burung puyuh. Adapun saran yang diberikan penulis adalah untuk penelitian selanjutnya bisa ditingkatkan level penggunaan tepung cangkang rajungan untuk perbaikan kadar kalsium pada pakan burung puyuh.
Pengaruh Substitusi Kolagen Tulang Ikan Lele (Clarias Sp) Pada Sabun Padat Transparan Terhadap Hasil Uji Organoleptik Tiara Dewi Amalia; Roisatula Ainiyah

Publisher : Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Catfish (Clarias sp) is one type of fish that lives in fresh water and is widely cultivated because it has economic value. Several processing industries derived from catfish produce waste in the form of bones, heads, entrails, scales, and skin. Fishery waste can be used as a product, one of which is collagen. Collagen can be derived from the bones of freshwater fish such as catfish (clarias sp). Collagen is a fibrous protein that gives strength and flexibility to tissues and bones and plays an important role in other tissues including skin and tendons. Currently, care products containing collagen are in great demand by the public. Soap is a cleanser with water media. Soap is made in two ways, namely the saponification process and the oil neutralization process. This study aims to determine the effect of bone collagen substitution of catfish (Clarias sp.) on moisture content, pH, and foam stability and the effect of substitution of bone collagen of catfish (Clarias sp.) on transparent solid soap on organoleptic test results. The method in this study used RAL with variations of 0g catfish bone collagen substitution; 2g; 4g; 6g; 8g substituted in 100g transparent solid soap. The results of the catfish bone collagen soap were tested by analysis of water content, pH, foam stability, and organoleptic tests (color, aroma, foam, rough impression, and itching reaction). The research data were analyzed using Analysis of variance (ANOVA) followed by Tukey's test and nonparametric statistics, namely Kruskal Wallis, while the organoleptic test data were analyzed using the Friedman test with a significance level of 5%. The best treatment uses the De Garmo method. The results showed that the addition of catfish bone collagen had a significant effect on water content, pH, and stability of transparent solid soap foam, and the effect of the treatment of catfish bone collagen substitution on transparent solid soap, there was a significant difference in the organoleptic results of color, aroma, foam and a rough impression but there was no significantly different to the organoleptic results of itching reactions. The best treatment for adding catfish bone collagen to transparent solid soap was obtained in treatment P2 (4 grams of Catfish Bone Collagen) with organoleptic test parameters including color 7.20 (like), aroma 6.80 (like), foam 8.12 (very good). like), bad impression 7.00 (like), itching reaction 7.00 (like).
Pengaruh Lama Pengeringan terhadap Karakteristik dan Organoleptik Mie Ikan Lele (Clarias gariepinus) Muhammad Izzuddin; Ernawati; Roisatul Ainiyah

Publisher : Lempuk: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mie merupakan produk makanan yang sangat populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun diluar negeri. Konsumsi mie di Indonesia tercatat sebagai yang terbesar kedua di dunia setelah negara Tiongkok/China. Jenis ikan yang sering digunakan sebagai bahan baku adalah ikan lele, Ikan lele (Clarias sp) merupakan ikan jenis konsumsi yang memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan, karena mudah untuk dibudidayakan dan tidak membutuhkan waktu yang lama, serta tahan dengan kondisi perairan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pengeringan terhadap karakteristik dan organoleptik mie ikan lele kering. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak Lengkap (RAL) dengan 5 faktor perlakuan yaitu P1: 1 jam, P2: 1,5 jam, P3: 2 jam, P4: 2,5 jam, P5: 3 jam. Hasil produk mie ikan lele diuji dengan analisa kadar air, kadar abu dan uji organoleptik (warna, aroma, rasa, dan tekstur). Seluruh data dianalisa menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Friedman. Hasil penelitan kesukaan panelis terhadap indikator warna, rasa, aroma, dan tekstur berbeda – beda. Nilai paling tinggi berturut-turut untuk warna pada P2 yaitu 3,55 (suka), rasa P5 yaitu 4,05 (suka);, aroma P5 yaitu 3,9 (suka) ; dan tekstur berada pada P4 yaitu nilai 4 (suka). Pada uji kadar air diperoleh nilai paling rendah adalah P5 yaitu 5,40% dan kadar abu tertinggi P5 yaitu 2,73%. Produk mie kering masih memenuhi standar mutu SNI 01-2974-1992