Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 DENGAN PENGADAAN WASTAFEL PIJAK PORTABEL DI KOTA MATARAM Ahmad Akromul Huda; Muanah Muanah; Suwati Suwati; Suhairin Suhairin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.692 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i2.4128

Abstract

Abstrak: Corona Virus Disease-2019 atau yang biasa disebut Covid-19 merupakan sebuah penyakit menular yang telah menjadi pademi di seluruh negara.  Indonesia merupakan salah satu negara yang juga terdampak wabah Virus Covid-19 dimana Kota Mataram khususnya di BTN Pagesangan Indah yang menjadi mitra kegiatan ini. Proteksi dasar sudah dilakukan untuk menghadapi penyebaran Virus Covid-19 sesuai rekomendasi WHO salah satunya dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Wastafel cuci tangan disediakan oleh pemerintah dan warga setempat dan beberapa poster himbauan untuk selalu mencuci tangan juga terpampang di beberapa tempat. Wastafel cuci tangan yang tersedia baik yang disediakan pemerintah ataupun swadaya masyarakat setempat masih memiliki beberapa hal yang menjadi kekurangan sebagai solusi pencegahan penyebaran Covid-19. Kekurangan tersebut adalah segi pengoperasiaannya yang masih menyentuh kran air atau sabun yang sama antara satu orang dengan orang lainnya yang memungkinkan virus berpindah dan menyebar. Maka dari itu diperlukan  alat tempat cuci tangan portabel yang mampu dioperasikan tanpa harus menyentuh langsung baik keran air ataupun sabun dan hemat energi. Maka dari itu dilakukanlah kegiatan ini dengan menyediakan alat berupa wastafel yang pengoperasiannya dengan cara dipijak sehingga tidak perlu menyentuh keran air dan sabun. Pengadaan wastafel ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran Virus Covid-19 di wilayah mitra. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu dimulai dengan kegiatan survai lokasi pengabdian, perancangan desain wastafel, pembuatan wastafel, pelatihan penggunaan wastafel, dan pelatihan perawatan wastafel. Setelah dilakukan kegiatan pelatihan dan praktik pada pengadaan wastafel pijak terlihat masyarakat memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pelatihan yang dilakukan. Dari hasil praktik masyarakat sudah mampu mengoperasikan dan melakukan perawatan wastafel pijak sesuai dengan yang disampaikan  dalam pelatihan. Abstract:  Corona Disease-2019 virus or commonly called Covid-19 is an infectious disease that has become epidemic throughout the country. Indonesia is one of the countries that is also affected by the Covid-19 Virus outbreak in which the City of Mataram, especially at BTN Pagesangan Indah, is a partner of this activity. Basic protection has been carried out to deal with the spread of the Covid-19 Virus according to WHO recommendations, one of which is regularly using soap and running water. Hand washing basins are provided by the government and local residents and posters urging to always wash your hands are also displayed in several places. The hand wash basins that are available, either provided by the government or non-governmental organizations, still have a number of drawbacks as a solution to preventing the spread of Covid-19. This deficiency is in terms of its operation which still monitors the same water or soap faucet from one person to another which allows the virus to move and spread. Therefore we need a hand washing device that can be operated without having to directly monitor both the air tap and soap and is energy efficient. Therefore, this activity is carried out by providing a tool in the form of a sink that is anti-rigid by stepping on it so that there is no need for a water and soap tap. The provision of this sink aims to reduce the spread of the Covid-19 Virus in partner areas. The method used in this activity begins with a survey of service locations, design of a sink design, making a sink, training in using a sink, and training in sink maintenance. After conducting training and practical activities on the provision of a foot sink, it was seen that the community had high enthusiasm in participating in the training activities carried out. From the results of the practice, the community has been able to and does maintenance of the stepping basin according to what was delivered in the training.
Bulk density and water capacity analysis at magot compost and at soil containing pumice on Lombok Island Ahmad Fathoni; Suhairin Suhairin; Ida Wahyuni; Muliatiningsih Muliatiningsih
Jurnal Agrotek Ummat Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Agrotek Ummat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jau.v10i2.14518

Abstract

Mineral soil has a high bulk density and is a limiting factor as a nursery medium. For the application of nursery media, planting media that is light, large water holding capacity are also needed. The magot compost comes from the Magot Lingsar unit the Regional TPA of NTB Province and the soil contains pumice an average of 68.2% comes from Tanak Beak Village, Central Lombok Regency, which has potential as a medium for nurseries. The purpose of this study was to identify the Bulk Density and water holding capacity of magot compost and soil containing pumice with the control variable of mineral soil from Labuapi, West Lombok Regency. Bulk density analysis method by analyzing dry weight per unit volume on soil rings and water capacity by analyzing wet weight minus dry weight. The subjects studied were magot compost with size < 2 mm, soil containing pumice size < 2 mm and control soil mineral rice fields. The results showed that the lowest Bulk Density was magot compost 0.42 gr/cm3, soil containing soil 0,64 gr/cm3, and rice field soil 1.42 gr/cm3, this was because magot compost was residue from waste. While the largest water holding capacity was soil containing pumice of 42.67%, magot compost 22.00%, and paddy soil 6.33%, caused by the number of macro and micro pores in pumice, whereas in magot compost water is bound to the humus surface. Suggestions for further research are the permanent wilting point time test on plant seeds.
PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KOTA MATARAM Suhairin Suhairin; Suwati Suwati; Muliatiningsih Muliatiningsih; Earlyna Sinthia Dewi; Karyanik Karyanik
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14535

Abstract

ABSTRAKKepadatan penduduk di wilayah perkotaan akan menimbulkan masalah-masalah sosial perkotaan seperti : terbatasnya area pekarangan, ruang interaksi yang kurang, dan genangan air pada saat hujan. Curah hujan tertinggi di Kecamatan Sekarbela terjadi pada bulan Januari hingga Maret dengan rata-rata 323-338 mm, hal ini cenderung membuat genangan di beberapa titik termasuk di wilayah lingkungan Bagek Kembar. Tujuan pengabdian ini adalah untuk membantu warga lingkungan Bagek Kembar mengurangi genangan air hujan, yaitu dengan membuat lubang resapan sederhana yang umum dikenal dengan lubang biopori. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi dan pelatihan pembuatan secara langsung. Sosialisasi di sini adalah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada mitra mengenai apa itu lubang biopori, apa manfaat, dan bagaimana proses pembuatannya. Sosialisasi dilakukan dengan “door to door” mendatangi tiap rumah yang dipilih sebagai titik penggalian lubang biopori, dengan unsur yang terlibat adalah dosen, mahasiswa, karyawan, dan warga (mitra). Hasilnya adalah warga memiliki 2 sampai 3 lubang biopori dan menjadi faham tentang manfaat dan kegunaan dari lubang tersebut. Evaluasi dilakukan secara berkala, selang 3 bulan pasca pembuatan. Kata kunci: lubang resapan; biopori; kompos biopori. ABSTRACTPopulation density in urban areas will cause urban social problems such as: limited yard areas, less interaction space, and stagnant water when it rains. The highest rainfall in Sekarbela District occurs from January to March with an average of 323-338 mm, this tends to cause puddles at several points including in the Bagek Kembar neighborhood area. The purpose of this service is to help residents of the Bagek Kembar neighborhood reduce rainwater stagnation, namely by making a simple infiltration hole commonly known as a biopore hole. The method used in this activity is socialization and direct manufacturing training. The socialization here is to provide knowledge and knowledge to partners about what biopori holes are, what are the benefits, and how the process is made. The socialization was carried out by "door to door" visiting each house chosen as the point for digging the biopore holes, with the elements involved being lecturers, students, employees, and residents (partners). The result is that residents have 2 to 3 biopori holes and become aware of the benefits and uses of these holes. Evaluation is carried out periodically, 3 months after manufacture. Keywords: infiltration hole; biopore; biopore compost.
PENGUATAN EKONOMI PEREMPUAN KEPALA KELUARGA BERBASIS PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA SEBAGAI ECOENZYM DI DESA SIGAR PENJALIN LOMBOK UTARA Earlyna Sinthia Dewi; Muliatiningsih Muliatiningsih; Suhairin Suhairin; Karyanik Karyanik; Nur Annisa Istiqamah; Desy Ambar Sari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15970

Abstract

ABSTRAKPengabdian Penguatan Ekonomi Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Berbasis Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Sebagai Ecoenzym Di Desa Sigar Penjalin Lombok Utara. Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra mengenai pengolahan sisa-sisa makanan atau sampah rumah tangga menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bernilai ekonomis. Selain itu, produk yang dihasilkan dari pengolahan limbah tersebut juga dapat memberikan sumbangan pendapatan dalam perekonomian mitra. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dengan dua metode yaitu metode pelatihan dan pendampingan dengan pemberian pre test sebelum kegiatan pelatihan dimulai dan post test setelah kegiatan pelatihan selesai. Pelatihan dan pendampingan dilakukan dengan praktek pembuatan ecoenzym oleh anggota mitra dengan pendampingan oleh tim pelaksana kegiatan hingga ecoenzym dapat dipanen, yaitu selama 3 bulan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa anggota mitra umumnya langsung membuang sampah rumah tangga tanpa diolah yaitu sebesar 76%. Hasil pelatihan pembuatan ecoenzym menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman anggota mitra mengenai ecoenzym sebesar 16% dibandingkan sebelum dilaksanakan kegiatan pelatihan, anggota mitra yang tidak mengetahui tentang ecoenzyme adalah 84%. Hal ini menunjukkan rendahnya pengetahuan dan pemahaman bahwa sampah dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup . Kegiatan pengabdian ini akan berlangsung selama 4 bulan sejak awal persiapan kegiatan hingga produk ecoenzym dapat dipanen. Kata kunci: ekoenzym; Limbah rumah tangga; PEKKA. ABSTRACTEconomic Strengthening Service for Women-Headed Households (PEKKA) Based on the Utilization of Household Waste as Ecoenzymes in Sigar Penjalin Village, North Lombok. This service was carried out in Sigar Penjalin Village, Tanjung District, North Lombok Regency. This service activity aims to increase partners' knowledge about processing food or household waste into products that have added value and economic value. In addition, the products produced from processing this waste can also contribute to the income of the partner's economy. The implementation of community service activities is carried out using two methods, namely training and mentoring methods by giving a pre-test before the training activities begin and a post-test after the training activities are completed. Training and mentoring are carried out by practising making eco enzymes by partner members with assistance from the activity implementation team until the eco enzymes can be harvested, which is for 3 months. The results of the activity show that partner members generally directly dispose of household waste without processing, which is 76%. The results of the training on making eco enzymes showed an increase in partner members' understanding of ecoenzymes by 16% compared to before the training activities were carried out, partner members who did not know about ecoenzymes were 84%. This shows the low knowledge and understanding that waste can be processed into economically valuable products so that it can become a source of income which will ultimately improve welfare and quality of life. This service activity will last for 4 months from the beginning of the preparation of activities until the eco enzyme products can be harvested.  Keywords: ecoenzyme; Household waste; PEKKA.
Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui pelatihan pembuatan sabun cair ecoenzyme di desa Sigar Penjalin Lombok Utara Earlyna Sinthia Dewi; Muliatiningsih Muliatiningsih; Desy Ambar Sari; Suhairin Suhairin; Nur Annisa Istiqamah; Ziana Datul Rizka; Fitri Ramdani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26647

Abstract

Abstrak Pengabdian Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Cair  Ecoenzyme di Desa Sigar Penjalin Lombok Utara. Pengabdian ini dilakukan di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dengan cara pelatihan dan pendampingan, dengan melakukan pre-test sebelum dimulainya pelatihan dan post-test setelah kegiatan pelatihan berakhir. Pelatihan dan pendampingan anggota mitra dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan dengan praktek secara langsung membuat sabun cair dari ecoenzym sampai dengan pengemasannya. Hasil pelatihan pembuatan sabun  cair ecoenzyme menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman dan  ketrampilan anggota mitra mengenai pembuatan sabun cair ecoenzyme yaitu sebesar 20% sebelum dilaksanakan kegiatan dan setelah dilaksanakannya kegiatan meningkat menjadi  100%. Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cair ecoenzyme ini berjalan dengan lancar,  dan dapat meningkatkan ketrampilan ibu2 anggota PEKKA dalam membuat turunan  ecoenzyme menjadi sabun cair ramah lingkungan. Peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan ini karena produk sabun cair ecoenzyme ini langsung dapat digunakan untuk mencuci piring dan pakaian sehingga dapat menghemat pengeluaran sehari-hari untuk membeli sabun yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan anggota mitra. Kegiatan pengabdian ini berlangsung selama 2 bulan sejak awal persiapan kegiatan hingga pembuatan produk sabun cair ecoenzym Kata kunci: ecoenzyme; limbah; perempuan kepala keluarga; pelatihan; sabun cair Abstract Empowerment of Women Headed Households (PEKKA) through Ecoenzyme Liquid Soap Making Training in Sigar Penjalin Village, North Lombok. This service was carried out in Sigar Penjalin Village, Tanjung Subdistrict, North Lombok Regency. The implementation of the service activities was carried out by training and mentoring, by conducting a pre-test before the start of the training and a post-test after the training activities ended. Training and mentoring of partner members was carried out by the activity implementation team by directly practicing making liquid soap from ecoenzymes to packaging. The results of the training in making ecoenzyme liquid soap showed an increase in the understanding and skills of partner members regarding the making of ecoenzyme liquid soap, which was 20% before the activity was carried out and after the activity increased to 100%. The training activity on making ecoenzyme liquid soap ran smoothly, and could improve the skills of PEKKA members in making ecoenzyme derivatives into environmentally friendly liquid soap. Participants seemed enthusiastic about participating in this training because this ecoenzyme liquid soap product can be used directly to wash dishes and clothes so that it can save daily expenses for buying soap which can ultimately improve the welfare of partner members. This service activity lasted for 2 months from the beginning of the preparation of activities to the manufacture of ecoenzyme liquid soap products Keywords: ecoenzyme; waste; female headed household; training; liquid soap