Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19 MELALUI PEMBUATAN DAN PEMBAGIAN HANDSANITIZER BERBAHAN BAKU ALAMI DI KOTA MATARAM Dewi, Earlyna Synthia; Ihromi, Syirril; Muliatiningsih, Muliatiningsih; Suwati, Suwati; Karyanik, Karyanik
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.4705

Abstract

ABSTRAKPenyebaran COVID-19 telah menyita perhatian masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Covid-19 merupakan penyakit infeksi pernafasan yang dapat ditularkan melalui percikan batuk dan bersin.  Tujuan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah Untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan handsanitizer, dan memberikan pengetahuan bahwa hand sanitizer dapat dibuat menggunakan bahan alami yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Kelurahan Taman Seruni, Kelurahan Taman Sari,Kecamatan Ampenan,Kota Mataram.  Metode pengabdian ada dua tahap yaitu sosialisasi tentang pentingnya penggunaan handsanitizer, diiringi dengan pelatihan pembuatan handsanitizer secara mandiri, dan pembagian handsanitizer kepada warga. Hasil yang diperoleh yaitu 100 warga paham pentingnya penggunaan mendapatkan handsanitizer, selain itu warga mendapatkan handsanitizer dari proses pelatihan. Dengan demikian, masyarakat sekitar pada akhirnya dapat menggunakan handsanitizer pada saat keluar rumah. Kata kunci: covid-19; handsanitizer; bahan alami. ABSTRACTThe wide-spread of COVID-19 has confiscates the world community’s attention, Indonesia, too. Covid-19 is a disease of infected respiration which can be transmitted through coughs and sneezes. The aims of the Community Service Activity are to educate people about the importance of using a hand-sanitizer, and to provide knowledge on that hand sanitizers can be produced by using natural materials in the environments. This service activity was carried out in Taman Seruni, Taman Sari Village, Ampenan sub-district, Mataram. The method of the community service consists of two stages,the first stage was socialization about how important to using handsanitizer and how to make independently hand-sanitizers as well as distributing hand-sanitizers to people of Taman Seruni. The result was that 100 residents know the importance of using hand sanitizer,beside the residents get a hand-sanitizer from the training process. Thus, they can use hand-sanitizers when they leave the house. Keywords: covid-19; hand-sanitizer; natural materials
TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI UTAMA DAN BRANGKASAN JAGUNG DENGAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL DAN KOMPOS PADA LAHAN KERING DI NUSA TENGGARA BARAT Budy Wiryono; Suwati Suwati; Muliatiningsih Muliatiningsih
Jurnal Ulul Albab Vol 22, No 1 (2018): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.858 KB) | DOI: 10.31764/jua.v22i1.580

Abstract

Abstrak: Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai keunggulan komperatif berupa  wilayah lahan kering yang cukup luas dan berpeluang besar untuk dikembangkan. Kanwil BPN Provinsi NTB (2001) dalam Bappeda (2003) menunjukkan  dari wilayah Provinsi NTB seluas 2.015.315 hektar, sebagian besar berupa lahan kering 1.673.476,307 hektar atau 83,04%. Penelitian ini bertujuan untuk; mengkaji besaran susut hasil panen padi tahap perontokkan, pengeringan, dan penggilingan, serta mengetahui dampak ekonomi susut hasil panen padi di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan penelusuran pustaka dan mengambil data-data sekunder dari instansi terkait, buku-buku, laporan dan artikel ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan perpaduan teknologi pengembangan jagung yang benar dan tepat  lahan kering dapat meningkatkan produksi utama serta brangkasan jagung; selanjutnya penggunaan varietas unggul baik hibrida maupun bersari bebas merupakan komponen penting dalam teknologi produksi jagung di lahan kering, karena berpotensi hasil utama untuk kebutuhan pangan dan bahan baku industri makanan serta pakan ternak dan potensi penyediaan limbah (daun dan berangkasan) tinggi yang berkualitas untuk pakan hijauan ternak, berumur pendek (genjah), tahan terhadap tekanan biotik dan abiotik, dapat menggunakan pupuk sebaik mungkin serta tahan terhadap hama penyakit; kemudian penggunaan kompos sebagai pupuk organik pada saat budidaya jagung cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia misalnya hasil panen lebih berat, lebih tahan disimpan, lebih segar dan tentunya lebih sehat karena lebih bebas dari residu kimia sekaligus dapat memperbaiki ekosistem di lingkungan sekitarnya; hasil lain penelitian ini yakni penggunaan varietas unggul disertai aplikasi pemanfaatan pupuk organik (kompos) diperkirakan akan dapat memberikan hasil utama produksi utama (biji) dan  penyedian limbah (daun dan berangkasan) lebih tinggi sekaligus berkualitas, menyehatkan dan menjaga keberlanjutan kesehatan lingkungan disekitarnya.Kata Kunci : Teknologi; brangkasan; varietas; kompos; lahan kering
OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN KERAWANAN PANGAN PASCA BENCANA DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Muliatiningsih Muliatiningsih; Rosyid Ridho; Erni Romansyah; Suwati Suwati; Marianah Marianah; Syirril Ihromi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.392 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.3123

Abstract

Abstrak: Upaya pemantapan ketahanan pangan tidak terlepas dari penanganan kerawanan pangan. Desa Bengkaung merupakan salah satu desa di Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat yang merupakan salah satu desa berdampak bencana gempa yang terjadi pada bulan Agustus 2018. Upaya pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu altenatif peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan dengan melakukan budidaya tanaman hortikultura. Tujuan dari Pengabdian ini ialah memberikan pemahaman kepada masyarakat khusunya ibu-ibu rumah tangga tentang pemanfaatan lahan pekarangan dalam pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu melalui penyuluhan, demonstrasi dan pelatihan. Dari hasil penyuluhan dan pelatihan diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga di Dusun Bengkaung Daye Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat memerlukan informasi dan pelatihan mengenai pemanfaatan lahan pekarangan dan pembuatan pupuk. Abstract: Efforts to strengthen food security cannot be separated from handling food insecurity. Bengkaung Village is one of the villages in Batu Layar District, West Lombok Regency which is one of the villages of the earthquake disaster that occurred in August 2018. Community empowerment efforts as one of the alternatives to improve community welfare are through optimizing the use of yards by cultivating horticultural crops. The purpose of this Community Service is to provide an understanding to the community, especially housewives, about the use of yard land in meeting family food needs. The methods used in this activity are through counseling and training. From the results of counseling and training obtained from the community, especially housewives in Bengkaung Daye Hamlet, Batulayar District, West Lombok Regency, they need information and training on the use of yard land and fertilizer production.
PERANAN FITOREMEDIASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG EMAS DI KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fitriatul Munawarah; Budy Wiryono; Muliatiningsih Muliatiningsih
Jurnal Agrotek Ummat Vol 4, No 2 (2017): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.801 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v4i2.982

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Amonium thiosulfat dan Sodium thiosulfat sebagai bahan pengkhelat pada proses Fitoremediasi dengan menggunakan  tanaman Paspalum conjugatum (Rumput Paitan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilakukan di lapangan pada bulan Mei sampai Juli 2017. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variasi perlakuan: PAT1 = pemberian Amonium thiosulfat sebanyak 1 gr, PAT2 = pemberian Amonium thiosulfat sebanyak 2 gr, PST1 = pemberian Sodium thiosulfat sebanyak 1 gr, PST2 = pemberia Sodium thiosulfat sebanyak 2 gr. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi konsentrasi Hg pada tanaman, berat berangkasan, dan tinggi tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan standar deviasi mean. Bahan pengkhelat Amonium thiosulfat lebih tinggi mengikat Hg di bandingkan dengan Sodium thiosulfat. Konsentrasi kadar total Hg tertinggi terdapat pada perlakuan Amonium thiosulfat dosis 2 gr/15 liter  sebesar 1137,87 ppm. Semakin tinggi konsentrasi Hg pada tanah mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat.Abstract: Ammonium thiosulfate and Sodium thiosulfate as chelating material in the Phytoremediation process using Paspalum conjugatum (Paitan Grass). The method used in this study is an experimental method conducted in the field from May to July 2017. The study was designed using Randomized Block Design (RBD) with a variety of treatments: PAT1 = giving 1 gr Ammonium thiosulfate, PAT2 = giving 2 gr Ammonium thiosulfate giving, PST1 = giving 1 gr Sodium thiosulfate, PST2 = giving 2 grams of Sodium thiosulfate. Each treatment was repeated three times to obtain 12 experimental units. The parameters observed in this study include the concentration of Hg in plants, the weight of stature, and plant height. Observation data were analyzed using the standard deviation of the mean. The chelating agent Ammonium thiosulfate is higher in binding to Hg compared to Sodium thiosulfate. The highest concentration of total Hg was found in Ammonium thiosulfate treatment with a dose of 2 gr / 15 liters of 1137.87 ppm. The higher the concentration of Hg on the soil resulted in stunted plant growth.
KAJIAN INDEKS ERODIBILITAS TANAH PADA BEBERAPA SISTEM POLA TANAM Muliatiningsih Muliatiningsih; Zulaeha Zulaeha
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.162 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.272

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepekaan tanah atau tingkat erodibilitas tanah pada beberapa sistem pola tanam. Penelitian dilakukan di lapangan dengan pengambilan sampel tanah di desa Malaka kecamatan Pemenang Lombok Utara pada lahan dengan kemiringan ≥ 6° dan analisis sifat fisika dan kimia tanah dilakukan di laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pola tanam yang berbeda yaitu lahan yang ditanami tanaman semusim (P1), lahan yang ditanami tanaman tahunan (P2) dan lahan yang ditanami secara tumpang sari (P3) pada lokasi penelitian menunjukkan nilai erodibilitas yang berbeda. Nilai erodibilitas tanah tertinggi terdapat pada P3 yaitu sebesar 0,70 sedangkan P2 dan P1 masing-masing sebesar 0,62 dan 0,69. Nilai permeabilitas pada P2 yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan P1 dan P3
TEH BUBUK HERBAL DAUN ASHITABA DAN KULIT BUAH NAGA Syirril Ihromi; Asmawati Asmawati; Earlyna Sinthia Dewi; Muliatiningsih Muliatiningsih
Jurnal Agrotek Ummat Vol 6, No 2 (2019): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.814 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v6i2.1220

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan salah satu tanaman introduksi yang berpotensi meningkatkan produksi sel darah merah, produksi hormon pertumbuhan serta meningkatkan pertahanan tubuh untuk melawan infeksi, kanker dan  juga sebagai sumber antioksidan. Selain daun ashitaba bahan potensial untuk dikembangkan menjadi teh herbal adalah kulit buah naga yang kaya polyphenol dan sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi daun ashitaba dan kulit buah naga merah yang tepat  dan mengetahui pengaruh formulasi daun ashitaba dan kulit buah naga merah terhadap sifat kimia dan organoleptik teh bubuk herbal. Adapun formulasi perlakuan yaitu; perlakuan 1 (daun ashitaba 0%:kulit buah naga merah100%), 2 (daun ashitaba 25% : kulit buah naga merah 75%), 3 (daun ashitaba 50% : kulit buah naga merah 50%), 4 (daun ashitaba 75% : kulit buah naga merah 25%) dan 5 (daun ashitaba 100% : kulit buah naga merah 0%). Hasil penelitian menunjukkan formulasi daun ashitaba dengan kulit buah naga berpengaruh secara nyata terhadap kadar abu, antioksidan, skor nilai rasa, warna bubuk dan warna seduhan tetapi tidak berpengaruh pada kadar air da skor aroma teh herbal. Perlakuan terbaik didapatkan pada perlakuan  P2 (formulasi daun ashitaba 25% dengan kulit buah naga 75%) karena menghasilkan teh herbal yang memenuhi standar SNI.
PEMANFAATAN LIMBAH BAMBU SEBAGAI BAHAN FILTRASI UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN NITROGEN TOTAL DALAM AIR BUANGAN LIMBAH TAHU Muliatiningsih Muliatiningsih; Erni Romansyah; Karyanik Karyanik
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.426 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.709

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kandungan nitrogen yang terbuang ke badan air  sehingga dapat mengurangi pencemaran yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 3 perlakuan yaitu P1 (ketebalan arang bambu 15 cm dan daun bambu 5 cm), P2 (ketebalan arang bambu 10 cm dan daun bambu 10 cm), P3 (ketebalan arang bambu 5 cm dan daun bambu 15 cm). Masing-Masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis keragaman pada taraf 5% dan diuji lanjut dengan uji BNJ pada taraf yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahnwa penggunaan arang dan daun bambu memberikan perbedaan yang nyata terhadap penurunan kandungan nitrogen total di dalam limbah cair tahu hasil fitrasi. Kandungan Nitrogen Total terendah terdapat pada perlakuan P2, yaitu 0,052% dengan persentase penurunan sebesar 38,13% dari kadungan nitrogen total limbah cair sebelum difiltrasi.
PENGARUH PEMBERIAN DAUN BAMBU DAN ARANG BAMBU PADA PENGELOLAAN LIMBAH CAIR TAHU Erni Romansyah; Muliatiningsih Muliatiningsih; Dina Soes Putri; Astuti Alawiyah
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.268 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.697

Abstract

Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah cair tahu bersifat asamdan mengandung bahan organik yang tinggi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai tanpa proses penanganan yang baik maka air sungai berubah warna menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan daun bambu dan arang bambu untuk meningkatkan kualitas fisik limbah cair tahu melalui metode filtrasi. Rancangayang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan komposisi arang dan daun bambu yaitu P1 (5 cm daun bambu: 15 cm arang batang bambu), P2 (10 cm daun bambu: 10 cm arang batang bambu), P3 (15 cm daun bambu: 5 cm arang batang bambu). Parameter fisik yang diamati meliputi kekeruhan, aroma, warna, suhu, dan TSS limbah cair tahu. Pemberian daun bambu dana rang bambu perpengaruh terhadap peningkatan kulitas fisik limbah cair tahu. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan P3 dimana dihasilkan rata-rata persentase penurunan kekeruhan 58,80%, kenaikan nilai warna 400%, penurunan suhu 49,32%, penurunan nilai TSS 60%. Terjadinya peningkatan warna air limbah setelah melewati media filtrasi diduga disebabkan oleh arang aktif dari bambu ikut terlarut oleh air karena ukurannya yang kecil sehingga menyebabkan warna dan TSS pada air limbah mengalami kenaikan, namun paling aman untuk dibuangke lingkungan.
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PADAT DARI AMPAS BIOGAS (BIO-SLURRY) KOTORAN SAPI DI DESA PERESAK KABUPATEN LOMBOK BARAT Muanah Muanah; Karyanik Karyanik; Muliatiningsih Muliatiningsih; Suwati Suwati; Earlyna Sinthia Dewi
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 3, No 1 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.524 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v3i1.1295

Abstract

ABSTRAKSalah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan masyarakat dalam bertani adalah kecukupan pupuk dalam pemeliharaan.  Melihat fenomena yang terjadi beberap dekade ini masyarakat sering mengalami gagal panen disebabkan langkanya ketersediaan pupuk, sehingga menyebabkab masa pemupukan tertunda. Maka dari itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat desa Peresak untuk mengolah ampas biogas (Bio-Slurry) kotoran sapi menjadi pupuk organik padat. Kegiatan pendampingan ini dilakukan supaya masyarakat mampu mengahasilkan pupuk organik dengan kandungan hara yang tinggi. Selain itu, hasil yang diharapkan dari pupuk organik bio-slurry ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan pupuk kimia, karena pupuk organik yang dihasilkan sudah mencukupi nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dan dapat memperbaiki kondisi tanah secara perlahan serta dapat menekan biaya produksi. Kata kunci: Kotoran sapi, bio-slurry, pupuk organik, nutrisi.ABSTRACTOne of the factors affecting the success of the community in farming is the adequacy of fertilizer in the maintenance.  Seeing the phenomenon that occurs several decades the community often experienced crop failure due to the scarred availability of fertilizer, so that the fertilization period is delayed. Therefore, this activity aims to provide counseling and training to the community of Peresak village to process biogas pulp (Bio-Slurry) of cow manure into solid organic fertilizer. This mentoring activity is done so that people are able to reduce organic fertilizer with high nutrient content. In addition, the expected result of bio-slurry organic fertilizer can reduce public dependence on the use of chemical fertilizers, because the resulting organic fertilizer is sufficient nutrients needed by plants and can improve soil conditions and can reduce production costs. Keywords: Cow manure, bio-slurry, organic fertilizer, nutrients.
PENERAPAN MODEL USAHATANI SEHAT MELALUI PENGGUNAAN PUPUK SILIKAT PLUS PADA TANAMAN KAKAO DI KECAMATAN GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA Mulyati Mulyati; Joko Priyono; Muliatiningsih Muliatiningsih
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.559 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3241

Abstract

ABSTRAKTujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada petani kakao tentang teknik usahatani kakao yang sesuai dengan standard praktik pertanian yang baik atau Good Agriculture Practices (GAP); dan   memperkenalkan konsep usahatani sehat kepada petanik melalui penggunaan pupuk silikat plus (SiPlus). Kegiatan PKM dilakukan melalui penyuluhan secara langsung dengan cara memutarkan video tentang penerapan GAP untuk tanaman kakao dan slide tentang konsep dan penerapan bertani sehat dengan menggunakan pupuk SiPlus di balai desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.  Kegiatan ini dihadiri oleh 21 orang petani dan staf desa serta beberapa tokoh masyarakat yang ada di desa tersebut. Tayangan video tentang GAP kakao difokuskan pada penerapan PSP2S (Panen sering, pemangkasan, pemupukan dan sanitasi).  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tayangan video tersebut telah memberikan motivasi  bagi petani kakao tentang teknik pengelolaa  kebun kakao yang baik. Penggunaan SiPlus merupakan metode baru, sehat dan ramah lingkungan. Secara umum, petani sangat antusias dan menyambut baik ajakan tim PKM untuk menerapkan GAP kakao dan konsep bertani sehat dengan SiPlus.  Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, kombinasi metode GAP dan penerapan model usahatani sehat menggunakan SiPlus direkomendasikan untuk dapat dijadikan sebagai model usahatani kakao di KLU serta dapat disebar-luaskan ke petani kakao lainnya. Kata kunci: model usahatani; silikat plus;  kakao. ABSTRACTThe purpose of this community service (CS) was to provide knowledge and traning to cocoa farmers that are in accordance  with good Agriculture practices (GAP) standard; and  introducing the concept of healthy farming through the use of silicate plus fertilizer (Si plus).  This activities are carried out through direct counseling by playing  a video about the application of GAP for cocoa plants and a slide about the concept  of healthy  farming  using Si plus fertilizer.  The activity was held at the Genggelang village hall. Gangga District,  Noth Lombok Regency, with 21 farmers attended and village staff as well as several community  leaders in the village. The video presented about GAP for cocoa is focused on implementing PSP2S (frequent harvesting, pruning, fertilizing and sanitation). The results showed that the video was motivated cocoa farmers about good cocoa garden management techniques  and synergistic manner.  In general, the farmes were very enthusiastic and welcome the community service team’s invitation to apply GAP for cocoa and the concept of healthy farming with Siplus . To follow-up this activity, a combination of the GAP and applying Siplus  is  recommended to be used as a cocoa farming  model in North Lombok Regency and it can be distributed to other cocoa farmers. Keywords: farming model; silicate plus; cocoa.