Tikkyrino Kurniawan
Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR UDANG INDONESIA Siti Hajar Suryawati; Estu Sri Luhur; Tikkyrino Kurniawan; Freshty Yulia Arthatiany
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v14i2.8253

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur, perilaku, dan kinerja pemasaran udang di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan BPS. Pendekatan struktur pasar menggunakan analisis CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four) dan analisis IHH (Indeks Hirschman Herfindahl). Pendekatan perilaku pasar menggunakan analisis deskriptif kualitatif berkenaan dengan pasar yang menjadi obyek penelitian. Analisis kinerja pasar udang menggunakan pendekatan Price Cost Margin dan Market Efficiency Indeks (MEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspor udang masih didominasi oleh udang beku (58,78%) ke Amerika Serikat dan Jepang. Selanjutnya, hasil ini mengindikasikan bahwa udang olahan memiliki struktur pasar yang lebih bersaing dibandingkan udang beku karena jumlah perusahaan lebih banyak dengan hambatan masuk pasar yang lebih mudah. Sifat oligopoli pada industri udang menyebabkan sulitnya memperoleh informasi untuk memasuki pasar udang ini karena adanya tekanan yang kuat dari masing-masing industri. Perilaku pasar udang yang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui strategi harga, diversifikasi produk dan promosi. Hal ini berimplikasi pada potensi pengembangan industri udang beku karena jumlah perusahaan masih sedikit dan harga lebih tinggi dibandingkan harga udang olahan. Title: Analysis of Structure, Behavior and Performance of Indonesian Shrimp MarketsThe aims of this study are to analyze structure, behavior and performance of Indonesian shrimp market. Data used are secondary data obtained from the Agency of Fish Quarantine and Quality Fishery Product, Ministry of Marine and Fisheries and Statistic Central Bureau (BPS). Structural analysis using Concentration Ratio for Biggest Four (CR4) and Hirschman Herfindahl Index analysis (IHH). Market behavior approach using  qualitative descriptive analysis related to markets as research object. Market performance analysis using Market Efficiency Index analysis (MEI). The results showed that shrimp exports were still dominated by frozen shrimp (58.78%) to the United State and Japan. Furthermore, the result indicated that shrimp processed have a more competitive market structure than frozen shrimp due to the greater number of companies with easier barriers to market entry. The nature of oligopoly in this industry makes it difficult to obtain information to move the shrimp market because it produces strong pressure from each industry. Shrimp market behavior carried out by the company is through pricing, product diversification and promotion strategies. This has implications for the potential development of the frozen shrimp industry because the number of companies is still small and the price is higher than the price of processed shrimp. 
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PELUANG PERBAIKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN GOWA Tenny Apriliani; Tikkyrino Kurniawan; Hikmah Hikmah
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): DESEMBER (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.821 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i2.5768

Abstract

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan kebijakan pengembangan kawasan minapolitan di perdesaan. Minapolitan menjadi relevan dengan wilayah pengembangan perdesaan karena pada umumnya sektor perikanan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat. Penerapan kebijakan ini menghadapi berbagai hambatan dan tantangan dalam pengembangannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi serta peluang perbaikan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Gowa. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus dan Oktober Tahun 2010. Jenis data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa secara deskriptif. Beberapa permasalahan utama yang dihadapi dalam pengembangan minapolitan adalah terkait dengan aspek infrastruktur dan pemasaran. Permasalahan tersebut perlu segera ditindaklanjuti diantaranya berupa perbaikan dan pengadaan infrastruktur seperti irigasi dan jalan serta peran aktif dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memberikan informasi pasar kepada pembudidaya. Tittle:Identification of Problems and Opportunities for Improving the Minapolitan Area  Development in the Regency of GowaMinistry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF) has established a policy called Minapolitan in the rural areas development. Minapolitan is relevant to the development of rural areas because in general the fisheries sector and utilization of fishery resources is a major livelihood of most people. Implementation of this policy is facing various obstacles and challenges in its development. Therefore this study was to conducted to identify problems faced and opportunities for improvement in the development MInapolitan in Gowa region. This research was conducted in August and October 2010. Primary and secondary data were used in this study. Data collected were processed and analyzed descriptively. Several major problems faced in the development Minapolitan were related to infrastructure and marketing. The problem need to be immediately followed up in the form of maintaining and developing infrastructure, such as irrigation and roads, and encouraging active role of both central and local government to establish market information to fish farmers.
PEMBELAJARAN PEMBANGUNAN PULAU TERLUAR BERBASIS SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN: STUDI KASUS SKPT BIAK NUMFOR Andrian Ramadhan; Rizky Muhartono; Tikkyrino Kurniawan; Harnita Hadiastuty
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2021): Desmber 2021
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v11i2.10060

Abstract

Konsep Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) merupakan tindak lanjut dari nawacita, yang memprioritaskan pembangunan kelautan dan perikanan di kawasan pulau-pulau kecil dan perbatasan/pinggiran. Tantangan utama terkait upaya pembangunan daerah pinggiran adalah ketergantungannya pada intervensi kebijakan yang datang dari luar yang merupakan aspek sumberdaya manusia dan kinerja kelembagaan. Hal tersebut dikhawatirkan berimplikasi negatif pada aspek distribusi manfaat pembangunan dan kepentingan masyarakat lokal. Terkait itu, makalah ini bertujuan untuk mengungkapkinerja pembangunan sumberdaya manusia dan kelembagaan serta isu pembangunan inklusif pada program SKPT. Penelitian dilakukan pada Desember tahun 2019 menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi konsep dan pelaksanaan program SKPT dalam perspektif pembangunan sumberdaya manusia, kelembagaan dan isu pembangunan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan eksogenus tidak harus berkonotasi pembangunan yang mengabaikan aspek manusia dan kinerja kelembagaan lokal. Pelajaran dari Program SKPT di Kabupaten Biak Numfor menunjukkan bahwa dua isu tersebut dapat menjadi modal penting yang ikut berkontribusi pada keberhasilan intervensi terkait program SKPT, termasuk berbagai aktivitas pemberian bantuan dan ekspansi pasar yang terkoneksi dengan kelembagaan-kelembagaan lokal. Title:  Lesson Learned of The Outer Island Development Based on The Marine and Fishery Sector: A Case Study of The SKPT of Biak NumforThe concept of Integrated Marine and Fisheries Center (SKPT) is derived from the Nawacita that prioritizes the development of small islands and border areas. The major challenge of border area is the dependence on external policy regardless to its local human resource and institutional development. As the result, the development might cause benefits distribution issue and leave localcommunities behind. This paper aims to reveal the extent of human and institutional development, as well as the issue of inclusive development in the SKPT program. The research was conducted in December 2019, using a qualitative approach (case study) to explore the concept and implementation of the SKPT that is related to human resource development, institutions and inclusive development issues. The results show that exogenous development must not ignore the issue of local human resource and institutional development. In fact, the SKPT in Biak Numfor Regency uses these two issues as the basis for determining the programs such as forms of aids and market expansion strategies that connect to local institutions.
KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN ROTE NDAO: PENDEKATAN LOCATION QUOTIENT (LQ) DAN SHIFT SHARE (SS) Estu Sri Luhur; Siti Hajar Suryawati; Tikkyrino Kurniawan
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.669 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7712

Abstract

Kabupaten Rote Ndao terletak di Pulau Rote yang merupakan salah satu kawasan pulau-pulau terluar yang memiliki nilai strategis kedaulatan negara dan memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan besar yang harus dikelola secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi sektor perikanan sebagai sektor unggulan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Rote Ndao. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2016. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor perikanan merupakan sektor basis dan unggulan bagi Kabupaten Rote Ndao dengan tingkat spesialisasi yang tinggi (2,16). Hasil analisis SS menunjukkan bahwa sektor perikanan di Kabupaten Rote Ndao masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi memiliki keunggulan kompetitif yang rendah (Rp - 269.889 juta) terhadap sektor perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah: 1) peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) dengan mengembangkan sektor perikanan yang berorientasi pada pasar luar daerah atau luar negeri; dan 2) sektor perikanan perlu ditingkatkan daya saing atau keunggulan kompetitifnya melalui pembangunan industri perikanan (hulu – hilir) yang berkelanjutan.  Title: Contribution of Fisheries Sector in Regional Development of Rote Ndao Regency: Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) ApproachRote Ndao District is located on Rote Island, which is one of the outermost islands that has a strategic value of state sovereignty and has a potential resources of marine and fisheries that must be managed optimally for the welfare of society. This study aims to analyze the fishery sector as a leading sector in regional development of Rote Ndao District. The method used is secondary data from Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Rote Ndao District in 2013-2016. The analysis tool used is the analysis of Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS). The result of LQ analysis shows that the fisheries sector is a base and superior sector with a high level of specialization (2,16). The result of SS analysis shows that fisheries sector still contributes quite significantly to Nusa Tenggara Timur Province, but it had low competitive advantage (Rp - 269.889 billion) over the same sector at the economic level of Nusa Tenggara Timur Province. Policy recommendations from this study are: 1) increasing the regional economic growth by developing the fisheries sector with outside or foreign market oriented; and 2) increasing the fisheries competitiveness and advantageous through the development of a sustainable fisheries industry.