Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POLA PERMUKIMAN TEPIAN AIR, STUDI KASUS: DESA SEPUK LAUT, PUNGUR BESAR DAN TANJUNG SALEH KECAMATAN SUNGAI KAKAP, KABUPATEN KUBU RAYA Putro, Jawas Dwijo; Nurhamsyah, M
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1476.162 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v2i1.13841

Abstract

Proses terbentuknya lingkungan permukiman dimungkinkan karena adanya proses penciptaan lingkungan hunian sebagai wadah fungsional yang menampung segala kebutuhan manusia dan dilandasi oleh pola aktifitas serta merupakan hasil interaksi antara manusia atau kelompok masyarakat dengan setting (rona lingkungan) baik bersifat fisik maupun non fisik (sosial budaya). Manusia dalam menempati lingkungan huniannya disesuaikan dengan preferensi lingkungan yang menyangkut pemahaman karakteristik alam dan manusia serta hubungan timbal baliknya. Penyesuaian ini memunculkan konsep bermukim yang memperlihatkan cara masyarakat beradaptasi dengan lingkungan dan membentuk pola permukiman. Seperti halnya yang dibahas dalam penelitian ini dengan mengambil kasus masyarakat di tiga desa yaitu ; Desa Sepuk Laut, Desa Tanjung Saleh, dan Desa Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, yang beradaptasi dengan lingkungan dan membentuk pola pemukiman pada kawasan tepian air. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pola permukiman yang terbentuk pada tiga desa diatas mengacu pada tahapan perkembangan kawasan pinggiran sungai atau air, struktur pola permukiman kawasan yang linier, orientasi kearah tepian air, kepadatan dan kualitas bangunan, serta topografi tepian air The process of settlements formation was possibly made by the process of creating dwelling environment as a functional space that accommodate all human needs, These condition are based on the patterns of activity and interaction between people or society with the their environmen setting; both physical and non-physical (social and cultural). In occupied their environment, humans are adapt  to the  environment  preferences  concerning their understanding  to  the natural  characteristics  and  vice-versa.  This adaptation  led to  the concept of  living  that shows  how  people adapt  to the environment  and  creating  their settlement patterns. This study used case study from three villages, namely; Sepuk Laut village, Tanjung Saleh village, and Punggur Besar  village of Sungai Kakap Sub-district, Kubu Raya Regency, which adapt to the environment and form a pattern of settlement in the waterfront areas. The results of this study shown that the settlement pattern formed based on the stage of development of the river and waterfront areas. Besides, it also found that the structure of the settlement is in linear patterns, orientation to the water, the density and quality of the buildings, and the topography of the waterfront.REFERENCESAbdullah. 2000. Upaya Meningkatkan Income Penduduk Kawasan Penyangga Kota Melalui Penataan Prasarana Permukiman. laporan penelitian. Lemlit Universitas Tadulako. PaluBertrand, Alvin L. 1972. Seventy Years or Rural Sociology in The United States.Essay Press.New YorkBintarto, R. !983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahannya. Ghalia. JakartaDepdikbud, 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. JakartaMoeleong, Lexy. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. BandungMuhajir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin. YogyakartaRapoport, Amos (1989). Dwelling Settlement and Tradition. Prentice Hall Inc. LondonSnyder, J.C; Catanese A.J. 1985. Pengantar Arsitektur. Erlangga. Jakarta.Suprijanto, I. 2001.Model Pengembangan Kawasan Kota Tepi Air. Makalah pada KOLOKIUM Hasil Litbang PUSKIM 2002. Puslitbang Permukiman. Balitbang Departemen KimpraswilTaylor, Lee. 1980. Urbanized Society. Goodyear Puiblishing Company Inc. Santa Monica, California.Turner, F, C. 1976. Housing Policy by People: Towards Autonomy in Building Environment. Marion Boyars. London
STUDI PERANCANGAN ULANG TATA RUANG DALAM GEDUNG PRODI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA Purnomo, Yudi; Khaliesh, Hamdil; Nurhamsyah, M
Jurnal Teknik Sipil Vol 11, No 1 (2011): Edisi Juni 2011
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.546 KB) | DOI: 10.26418/jtsft.v11i1.1071

Abstract

Abstrak Fungsi bangunan umumnya berkaitan dengan aktivitas yang terjadi di dalam bangunan. Berkaitan dengan hal tersebut penataan layout ruang sangat berperan dalam menciptakan situasi belajar-mengajar yang aktif. Penataan layout ruang juga dapat menciptakan kemudahan aksesibilitas sehingga efektivitas pemanfaatan ruang lebih tinggi. Dalam hal alih fungsi bangunan yang paling penting adalah penggunaan ke depan dan proyeksi kebutuhan ruang yang sesuai. Sebagai bangunan lama yang mengalami alih fungsi, tentunya bangunan Prodi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura memerlukan penyesuaian ruang, khususnya penataan kembali ruang dalamnya. Pemanfaatan ruang yang efektif sangat perlu melihat bahwa setiap fungsi biasanya memiliki intensitas pemakaian yang berbeda-beda. Maka dalam melakukan penataan sebuah bangunan diperlukan sebuah kajian sebagai sebuah tahapan/proses perencanaan. Metode penelitian yang dilakukan dalam kajian ini menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Rowe (1991) bahwa pemecahan masalah terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: (1) menstrukturkan atau menstrukturkan kembali permasalahan ruang, (2) Menguraikan pemecahan masalah, dan (3) Melakukan evaluasi alternatif solusi. Tuntutan kebutuhan fungsional yang terus berkembang seiring perkembangan program studi ke depan menuntut adanya ruang-ruang yang dapat menampung aktifitas belajar mengajar, administrasi di tingkat program studi serta dapat menampung berbagai fasilitas penunjang kegiatan akademis lainnya. Kata-kata kunci: perancangan, tata ruang dalam
Menuju Desa Cerdas Perbatasan: Survey Kesiapan Desa Cerdas Muazir, Syaiful; Lestari, Lestari; Alhamdani, M. Ridha; Nurhamsyah, M
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 16, No 2 (2020): JPWK Vol 16. No. 2 June 2020
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v16i2.27417

Abstract

Untuk mengembangkan daerah perbatasan, pemerintah telah menetapkan daerah perbatasan sebagai pusat kegiatan strategis nasional. Saat ini, ada 26 pusat kegiatan strategis nasional dan sebagian besar termasuk dalam kategori daerah tertinggal dengan segala keterbatasannya. Kondisi ini membuat daerah perbatasan sulit untuk bersaing. Untuk mempercepat pembangunan desa perbatasan, salah satu konsep yang dapat digunakan adalah desa cerdas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan indikasi pilar desa cerdas di dusun Aruk (desa perbatasan). Kegiatan penelitian meliputi: (1) penilaian kesiapan literasi/melek ICT masyarakat, (2) penilaian pilar desa pintar, (3) eksplorasi potensi dan masalah, dan (4) ekspolrasi indikasi-indikasi strategi pengembangan desa cerdas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa wilayah perbatasan telah "dibangun" melalui pendekatan pembangunan infrastruktur fisik. Indikasi "kesiapan" aplikasi desa pintar berada dalam kategori "tinggi". Dari hasil pengukuran, infrastruktur fisik dan kesiapan aparatur sipil Negara ditemukan menjadi indikator dengan skor tertinggi. Sementara itu, faktor sosial ekonomi perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, dusun Aruk hampir siap untuk "menerima" konsep desa pintar, dengan asumsi bahwa jika diterapkan, akan dapat meningkatkan daya saing desa melalui beberapa strategi seperti fasilitasi dan penyediaan infrastruktur.
Menuju Desa Cerdas Perbatasan: Survey Kesiapan Desa Cerdas Muazir, Syaiful; Lestari, Lestari; Alhamdani, M. Ridha; Nurhamsyah, M
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 16, No 2 (2020): JPWK Vol 16. No. 2 June 2020
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v16i2.27417

Abstract

Untuk mengembangkan daerah perbatasan, pemerintah telah menetapkan daerah perbatasan sebagai pusat kegiatan strategis nasional. Saat ini, ada 26 pusat kegiatan strategis nasional dan sebagian besar termasuk dalam kategori daerah tertinggal dengan segala keterbatasannya. Kondisi ini membuat daerah perbatasan sulit untuk bersaing. Untuk mempercepat pembangunan desa perbatasan, salah satu konsep yang dapat digunakan adalah desa cerdas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan indikasi pilar desa cerdas di dusun Aruk (desa perbatasan). Kegiatan penelitian meliputi: (1) penilaian kesiapan literasi/melek ICT masyarakat, (2) penilaian pilar desa pintar, (3) eksplorasi potensi dan masalah, dan (4) ekspolrasi indikasi-indikasi strategi pengembangan desa cerdas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa wilayah perbatasan telah "dibangun" melalui pendekatan pembangunan infrastruktur fisik. Indikasi "kesiapan" aplikasi desa pintar berada dalam kategori "tinggi". Dari hasil pengukuran, infrastruktur fisik dan kesiapan aparatur sipil Negara ditemukan menjadi indikator dengan skor tertinggi. Sementara itu, faktor sosial ekonomi perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, dusun Aruk hampir siap untuk "menerima" konsep desa pintar, dengan asumsi bahwa jika diterapkan, akan dapat meningkatkan daya saing desa melalui beberapa strategi seperti fasilitasi dan penyediaan infrastruktur.
PUSAT SENI TEATER DI KOTA PONTIANAK Zakia, Hasma Katifah; Nurhamsyah, M; Putro, Jawas Dwijo
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 1 (2013): Edisi Juni 2013
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtsft.v13i1.2018

Abstract

AbstrakSeni merupakan bagian darikebudayaan suatu bangsa yang merupakan pencerminan dari peradaban bangsatersebut pada suatu kurun waktu tertentu yang selalu dikenang dan dipelihara.Dalam perkembangannya, seni terpecah menjadi beberapa cabang,seperti seni rupa, seni musik, seni tari, seni teater, dan seni sastra. Salahsatu cabang seni budaya yang mendapat perhatian besar di masyarakat adalah seniteater. Teater diibaratkan sebagai dunia kecil yang menceritakan konflikkehidupan manusia dalam bentuk dialog yang mengandung makna dan pesan moralyang ingin disampaikan. Pusat Seni Teater merupakan suatu tempat yang menjadi sentralkegiatan seni teater, termasuk kegiatan pengenalan, pembelajaran, latihan,tempat berkumpul hingga proses akhir yaitu pertunjukan. Keberadaan Pusat Seni Teater di Kota Pontianakdapat memberikan fasilitas untuk melakukan pertunjukan, berkumpul, latihan, danpendidikan seni teater yang saat ini masih dirasakan kurang. Proses yang digunakan dalam perancangan ini adalahmenggunakan tahapan permulaan, persiapan, pengajuan judul, evaluasi dantindakan. Bentuk massa bangunan dalam Pusat Seni Teater ini diambil daridefinisi dan fungsi Pusat Seni Teater yang fleksibel, dinamis, lentur dangembira. Bentuk bangunan juga mempertimbangkan faktor lingkungan sekitar seperti iklim, dancurah hujan.Kata-kata kunci: seniteater