Lestari Lestari
Jurusan Arsitektur Universitas Tanjungpura

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS KERUSAKAN DINDING SIMPAI BERDASARKAN TINJAUAN STRUKTURAL Kasus: Rumah –Rumah di Pontianak, Kalimantan Barat Lestari, Lestari
Nalars Vol 12, No 2 (2013): Nalars Volume 12 Nomor 2 Juli 2013
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK . Analisis Kerusakan Dinding Simpai Berdasarkan Tinjauan Struktural (Lestari) ANALISIS KERUSAKAN DINDING SIMPAI BERDASARKAN TINJAUAN STRUKTURAL Kasus: Rumah –Rumah di Pontianak, Kalimantan Barat Lestari Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jalan Ahmad Yani Pontianak 78124 Kalimantan Barat email: lest_tazkiya@yahoo.com Dinding simpai merupakan istilah yang dikenal oleh masyarakat khususnya di Kalimantan Barat untuk dinding plesteran semen dengan perkuatan kawat/ plat baja. Metode membangun dinding ini banyak digunakan pada rumah tinggal dan khusus digunakan pada struktur rangka kayu. Rangka kayu sekaligus sebagai rangka dinding, sehingga dinding sangat erat kaitannya dengan struktur yang digunakan. Dinding simpai ada yang kuat dan bertahan lama namun ada pula yang mengalami kerusakan hanya beberapa tahun setelah pembangunan. Kerusakan umumnya muncul seiring dengan kerusakan struktural. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerusakan pada dinding simpai khususnya akibat pengaruh struktural dengan mengidentifikasi karakteristik kerusakan. Dinding yang diteliti adalah dinding simpai yang digunakan sebagai selubung bangunan atau dinding luar. Metode observasi digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Hasil analisis dapat diketahui bahwa kerusakan dinding simpai sangat erat kaitannya dengan kerusakan pada struktur yang digunakan. Kata kunci: kerusakan, dinding simpai, struktur ABSTRACT. Plester wall with reinforcement or as well known as simpai has long been known to build the wall of houses in West Kalimantan. This method is used particularly to build a wall on a wood frame structure. Wooden frame used as a framework of the wall. This cause the walls are related to the structure used. There are simpai walls durable for a long time but there are also have significant damage just a few years after construction. The damages generally occur as well as the structural damages. This study is aimed to analyze the characteristics damages of the simpai walls based on structural stability perspective. The study will focus on simpai that used as the building envelope. An observation is used as collecting data method. As the result, it had been examided that the simpai damage is strongly influenced by the stability of the structures. Keywords: damage, simpai wall, structure 
MENGENAL ARSITEKTUR LOKAL: KONSTRUKSI RUMAH KAYU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS, PONTIANAK Lestari, Lestari; Zain, Zairin; ., Rudiyono; ., Irwin
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.619 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v3i2.18321

Abstract

Keberadaan sungai Kapuas sebagai sumber kehidupan dan jalur transportasi air, memunculkan permukiman-permukiman di tepian sungai Kapuas.Rumah-rumah yang berada di pemukiman tepian sungai Kapuas umumnya didirikan langsung di tepian sungai Kapuas.Rumah tersebut sebagian besar berupa rumah kayu yang terhubung dengan gertak-gertak sebagai jalur penghubung antar rumah.Konstruksi rumah kayu ini menarik untuk diamati mengingat keadaan tepian sungai perlu diselesaikan oleh bangunan agar tetap bertahan.Tulisan ini memaparkan kontruksi rumah kayu pada salah satu kasus daerah tepian sungai kapuas. Daerah kasus yang diambil adalah Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak.Dalam tulisan ini dipaparkan konstruksi kayu berdasarkan bagian-bagian rumah mulai dari pondasi, rangka, dinding, sampai atap.Terdapat beberapa tipe konstruksi pada kasus yang diteliti.Pertimbangan umum terletak pada kemudahan konstruksi, tampilan atau fasad dan lokasi keberadaan rumah The existence of the Kapuas river as a source of life and water transportation, led to settlements growth on side the Kapuas river. The houses are located on side Kapuas river are generally directly constructed at the river. The houses  mostly made of wood which connected by wooden bridge as connecting lines between houses. Construction of wooden houseis interesting to be identifiedbecause the building must bedurable with the condition around the river. This paper describes the wooden houses construction in one case area of the Kapuas riverside. Case study is taken at Kelurahan Bansir Laut, South East Pontianak District. In this paper described the wooden construction : the foundation, frame, wall, and the roof. There are several types of construction in the cases studied. General considerations is the ease of construction, appearance or facade and location of the house.REFERENCESAbdurachman., Nurwati Hadjib. (2006). Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat Untuk Komponen Bangunan. PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 130-148: BogorHidayat, Husnul. (2014). Konteks Ekologi Kota Tepian Sungai dalam Perspektif Lokalitas Bahan Bangunan. Membangun Karakter Kota Berbasis Lokalitas. Architecture Event 2014Hidayati, Zakiah. (2012). Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Vernakula Rumah Suku Kutai Tenggarong, Kalimantan Timur . JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181Khaliesh, Hamdil., Indah Widiastuti., Bambang Setia Budi. (2012). Karakteristik Permukiman Tepian Sungai Kampung Beting di  Kota Pontianak. Prosseding Temu Ilmiah IPLBI 2012. BandungNingsih, Deffi Surya., Za’aziza Ridha Julia., Larissa Hilmi., Leo Darmi. (2016). Rayap Kayu (Isoptera) Pada Rumah-Rumah Adat Minangkabau Di Sumatera Barat diakses online padahttp://artikel.dikti.go.id/index.php/PKM-P/article/viewFile/23/23 pada tanggal 28 September 2016Puspantoro, Ign Benny, Ir. (2005). Konstruksi Bangunan Gedung : Sambungan Kayu Pintu Jendela. Penerbit Andi : YogyakartaZain, Zairin. (2012). Pengaruh Aspek Eksternal pada Rumah Melayu Tradisional di kota Sambas. Jurnal NALARSs Vol 11 No. 2 Juli 2012 .Universitas Muhammadiyah Jakarta. JakartaZain, Zairin., Indra Wahyu Fajar. (2014). Tahapan Konstruksi Rumah Tradisional Suku Melayu di Kota Sambas Kalimantan Barat. Jurnal Langkau Betang Vol 1 No. 1 2014 . Universitas Tanjungpura. Pontianak
PENERAPAN MATERIAL KACA DALAM ARSITEKTUR Lestari, Lestari; Alhamdani, Muhammad Ridha
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.718 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i2.18798

Abstract

Kaca telah dikenal sejak ribuan tahun dan merupakan bahan buatan manusia yang cukup tua. Penggunaannya sebagai bahan bangunan meluas sejak abad ke 17 terutama setelah perang dunia kedua.  Arsitektur kaca menjadi suatu kecenderungan dari desain-desain bangunan di dunia sejak abad ke-20. Material ini dianggap sangat relevan dengan konsep-konsep yang ada. Kaca digunakan sebagai material ornamen, bukaan atau jendela, material kulit  bangunan,  sampai pada material struktur  bangunan. Sifat kaca yang transparan,  simple, dan bersih menjadikan material ini menguntungkan untuk mendukung konsep yang digunakan. Tulisan ini memaparkan penggunaan kaca sebagai bahan bangunan, baik sebagai bahan ornamen, kulit bangunan atau struktur bangunan, maupun sebagai pendukung konsep arsitektur khususnya konsep transparansi. Dipaparkan pula mengenai sifat-sifat teknis dari bahan kaca sebagai pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan. Glass has been known for thousands of years and is a man made material  that is quite old. Extends its use as building material since the 17 century, especially after the second world war. Glass architecture become a trend of buiding designs in the world since 20th century. This material relevant to the existing concepts. Glass is used as an ornament material, window, the building skin materials, and the building structure materials. Glass  properties that transparent, simple and clean make this material support the concepts used. This paper describes the use of glass as a building material, either as a ornament, the building skins, the building structures, and the building concepts expecially transparency concept. This paper also present the technical properties of glass as a building materialREFERENCESGarg, N.K . 2007. Guidelines for Use of Glass in Building. New age international publisher. New DelhiPiano, R. 1997. The Renzo Piano Logbook. The Monacelli Press. LondonStaib, Schittich. 1999. Glass Construction Manual. Birkhauser. Basel, Switzerland.Weston, Richard. 2002. The House in the 20th Century. Laurence King Publishing ltd. Great BritainWurm, Jam. 2007. Glass Structures: Design and Construction of Self-supporting Skins. Birkhauser Verlag AG. Berlin
PERFORMA PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN SERTA PERSEPSI PENGGUNA BANGUNAN PASAR DI KOTA PONTIANAK Lestari, Lestari; Alhamdani, Muhammad Ridha; Khaliesh, Hamdil
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 2 (2017): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.57 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v4i2.23251

Abstract

Permasalahan yang ada pada pasar-pasar tradisional termasuk yang terjadi pada pasar Kemuning dan Dahlia Kota Pontianak dapat menggambarkan kualitas performansi bangunan. Pencahayaan, sirkulasi udara, dan temperatur dalam ruang pada bangunan merupakan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kenyamanan aktivitas pengguna. Tulisan ini memaparkan mengenai hasil penelitian khususnya mengenai tingkat pencahayaan, keadaan udara, dan temperatur dalam ruang pada dua pasar tradisional di Kota Pontianak tersebut. Performansi kedua pasar tersebut diukur untuk dibandingkan dengan standar untuk aktivitas yang sesuai. Selain itu dikumpulkan pula pendapat dari para pengguna tentang kepuasan terhadap aspek pencahayaan, keadaan udara, dan temperatur dalam ruang di kedua pasar tersebut. Data-data yang dikumpulkan melalui 2 cara yaitu observasi dan kuesioner. Observasi dilakukan dengan pengukuran pada bangunan. Kuesioner disebarkan kepada 195 responden khususnya penjual dan pembeli pasar untuk melihat tingkat kepuasan berdasarkan persepsi pengguna. Hasil analisis diperoleh bahwa tingkat performansi pencahayaan, keadaan udara, dan temperatur dalam ruang pada kedua bangunan pasar tersebut termasuk rendah, begitu pula kepuasan pengguna terhadap kedua aspek tersebutKata-kata Kunci: pasar tradisional, performasi bangunan, pencahayaan, penghawaan. THE PERFORMANCE OF LIGHTING, VENTILATION, AND USER PERCEPTION ON MARKET BUILDING IN PONTIANAK CITY Problems that exist on traditional markets including those that occur in the Kemuning and Dahlia market, Pontianak City can represent  the quality of building performance. Lighting, ventilating and air temperature in buildings are aspects that can affect the comfort of occupants. This paper describes the results of research especially regarding the level of lighting, ventilating and air temperature in two traditional markets at Pontianak City. The performance of both markets is compared to the standard for the appropriate activity. The user satisfaction is also identified. The data collected through 2 ways that are observation and questionnaire. Observations were made with measurements of buildings. Questionnaires were distributed among 195 respondents, especially sellers and market buyers to see the level of satisfaction based on user perceptions. The analysis indicates performance levels of both market buildings are low, as are user satisfaction with those aspects.Keywords: traditional market, building performance, lighting, ventilating, temperatureREFERENCESKaryono, Tri Harso. (2001). Penelitian Kenyamanan Termis di Jakarta sebagai Acuan Suhu Nyaman Manusia Indonesia. Dimensi Teknik  Arsitektur Vol. 29, No. 1. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra. SurabayaKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja  Perkantoran dan IndustriKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar SehatKeputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko ModernKeputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-Lembaga Usaha PerdaganganPeraturan  Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan GedungStandar Nasional Indonesia (SNI) 03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara pada Bangunan GedungStandar Nasional Indonesia (SNI) 8152 – 2015 Tentang Pasar RakyatSukriswanto, Ucang. (2012). Analisis Kelayakan Revitalisasi Pasar Umum Gubug Kabupaten Grobogan. Tesis tidak diterbitkan, Program Studi magister Teknik Sipil, Universitas Diponegoro Semarang.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan
Menuju Desa Cerdas Perbatasan: Survey Kesiapan Desa Cerdas Muazir, Syaiful; Lestari, Lestari; Alhamdani, M. Ridha; Nurhamsyah, M
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 16, No 2 (2020): JPWK Vol 16. No. 2 June 2020
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v16i2.27417

Abstract

Untuk mengembangkan daerah perbatasan, pemerintah telah menetapkan daerah perbatasan sebagai pusat kegiatan strategis nasional. Saat ini, ada 26 pusat kegiatan strategis nasional dan sebagian besar termasuk dalam kategori daerah tertinggal dengan segala keterbatasannya. Kondisi ini membuat daerah perbatasan sulit untuk bersaing. Untuk mempercepat pembangunan desa perbatasan, salah satu konsep yang dapat digunakan adalah desa cerdas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan indikasi pilar desa cerdas di dusun Aruk (desa perbatasan). Kegiatan penelitian meliputi: (1) penilaian kesiapan literasi/melek ICT masyarakat, (2) penilaian pilar desa pintar, (3) eksplorasi potensi dan masalah, dan (4) ekspolrasi indikasi-indikasi strategi pengembangan desa cerdas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa wilayah perbatasan telah "dibangun" melalui pendekatan pembangunan infrastruktur fisik. Indikasi "kesiapan" aplikasi desa pintar berada dalam kategori "tinggi". Dari hasil pengukuran, infrastruktur fisik dan kesiapan aparatur sipil Negara ditemukan menjadi indikator dengan skor tertinggi. Sementara itu, faktor sosial ekonomi perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, dusun Aruk hampir siap untuk "menerima" konsep desa pintar, dengan asumsi bahwa jika diterapkan, akan dapat meningkatkan daya saing desa melalui beberapa strategi seperti fasilitasi dan penyediaan infrastruktur.
Menuju Desa Cerdas Perbatasan: Survey Kesiapan Desa Cerdas Muazir, Syaiful; Lestari, Lestari; Alhamdani, M. Ridha; Nurhamsyah, M
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 16, No 2 (2020): JPWK Vol 16. No. 2 June 2020
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v16i2.27417

Abstract

Untuk mengembangkan daerah perbatasan, pemerintah telah menetapkan daerah perbatasan sebagai pusat kegiatan strategis nasional. Saat ini, ada 26 pusat kegiatan strategis nasional dan sebagian besar termasuk dalam kategori daerah tertinggal dengan segala keterbatasannya. Kondisi ini membuat daerah perbatasan sulit untuk bersaing. Untuk mempercepat pembangunan desa perbatasan, salah satu konsep yang dapat digunakan adalah desa cerdas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi dan indikasi pilar desa cerdas di dusun Aruk (desa perbatasan). Kegiatan penelitian meliputi: (1) penilaian kesiapan literasi/melek ICT masyarakat, (2) penilaian pilar desa pintar, (3) eksplorasi potensi dan masalah, dan (4) ekspolrasi indikasi-indikasi strategi pengembangan desa cerdas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa wilayah perbatasan telah "dibangun" melalui pendekatan pembangunan infrastruktur fisik. Indikasi "kesiapan" aplikasi desa pintar berada dalam kategori "tinggi". Dari hasil pengukuran, infrastruktur fisik dan kesiapan aparatur sipil Negara ditemukan menjadi indikator dengan skor tertinggi. Sementara itu, faktor sosial ekonomi perlu ditingkatkan. Secara keseluruhan, dusun Aruk hampir siap untuk "menerima" konsep desa pintar, dengan asumsi bahwa jika diterapkan, akan dapat meningkatkan daya saing desa melalui beberapa strategi seperti fasilitasi dan penyediaan infrastruktur.
Karakter Fisik Bangunan di Daerah Perbatasan Antar Negara, Studi Kasus: Aruk, Kalimantan Barat Lestari, Lestari; Muazir, Syaiful; Alhamdani, Muhammad Ridha; Nurhamsyah, Muhammad
ARSITEKTURA Vol 18, No 2 (2020): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v18i2.41976

Abstract

Aruk is part of Sebunga Village, Sajingan Besar District, Sambas Regency, west-Kalimantan. The Aruk region is directly adjacent to the country of Malaysia and developed into a Pos Lintas Batas Negara (PLBN). The existence of PLBN provides easy access that affects not only the economic and social culture, but also has an impact on the physical changes of buildings in this area. This research was conducted to recognize the physical characteristics of buildings, especially residential buildings located in the Aruk border area. 74 selected buildings were collected through observation which was strengthened by interviews with users. The variables in this study are the function, use of materials and visual form of the building's appearance. Data were analyzed to see the closeness of building characteristics, especially with the year of establishment so as to conclude the character of residential buildings in these locations. The results of the analysis show that buildings that built earlier periode in the Aruk use material that are easily found around locations, especially wood, and have a more complex appearance than the buildings after. These characteristics tend to change in line with the development of this area and increasingly easy access to the region.
SAMBAS CULTURE CENTER Prihandono, Bowo Yuli; Lestari, Lestari; Nurhamsyah, Muhammad
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 8, No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v8i2.42532

Abstract

Sambas is an area that has a variety of cultures, so it needs to be preserved in order to stay awake. The design of the Sambas Culture Center is the main alternative as a container for Sambas culture to perform, exhibit and introduce culture so that its sustainability is maintained. It is hoped that the Sambas Culture Center design will attract the interest of the community, especially the younger generation, to care about their own culture. This design method uses the J.C Jones design method. All information is analyzed, then synthesized to produce certain concepts according to the initial idea and then evaluated. This design produces a physical form and a philosophy which is a source of pride for Sambas. In this design, according to the cultural data, Sambas is most likely to be preserved, it can be divided into 3, namely in the form of performances, exhibitions, and education. The Sambas Culture Center is a single building with a triangular roof which is equipped with typical Sambas ornaments and the symbol of the Sambas Sultanate at the top of the roof.
EVALUASI PASCA HUNI ASPEK FUNGSIONAL PUSKESMAS PAL III KOTA PONTIANAK Amalia, Laili Rizki; Nurhamsyah, Muhammad; Lestari, Lestari
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 9, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v9i1.43919

Abstract

Community health center also known as Puskesmas are public healthcare facilities located across Indonesia. Puskesmas Pal III is a community health center in Pontianak which has been established and operating since 1993. A re-evaluation is required to adjust current building condition to users needs, standards, and regulations. The re-evaluation is also known as post occupancy evaluation (POE). This study uses mixed methods (qualitative and quantitative) which compare the questionnaire results from building users as respondents to theories and standards regarding Community Health Center or health facilities in general. In the process, the data analysis using this method is connected by three functional aspect variables namely zoning and layout, circulation, and dimensions. The result of the study shows that the spaces in Puskesmas Pal III have been operating properly according to its function, the relationship between spaces is considered quite comfortable and have met the minimum standard also grouped based on the same function, and the circulation in the building is also considered comfortable. Moreover, from samples that have been studied, the space layout is considered quite spacious although there is an inadequate space which is over capacity in motorcycle parking areas for visitors.
PONTIANAK COFFEE SHOP Novan, Novan; Kalsum, Emilya; Lestari, Lestari
JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur Vol 9, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jmars.v9i1.45090

Abstract

Pontianak as the economic center in West Kalimantan has many coffee shops spread around the city, this shows that people's interest in coffee is increasing. however, there are still very few coffee shops in Pontianak that have processing facilities, selling coffee tools and products, and there is no educational platform to provide information about coffee. Therefore, design for a coffee shop that provides facilities that can accommodate these needs. Research method for Pontianak Coffee Shop includes the stages of observation, data collecting, identification, data analysis, planning, and design concept. The design of the Pontianak Coffee Shop building is made with 3 functions, namely a commercial function, a production function, and an educational function which has supporting facilities such as processing, workshops, and sales. The building concept adopts a tropical building form, and touch of nature to the interior and exterior of the building. The concepts are applied in structural is the use of square columns, while the environmental and utility architectural concepts are in the form of balancing the use of natural and artificial energy, and using maximum of natural ventilation systems. Design results are coffee shops building that provides not only coffee but also becomes an icon for the region in particular and Pontianak in general.