Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

DESAIN DIDAKTIS KONSEP GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) Suryadi, Didi; Nurlaelah, Elah
Jurnal Online Pendidikan Matematika Kontemporer Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Online Pendidikan Matematika Kontemporer
Publisher : Jurnal Online Pendidikan Matematika Kontemporer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu alternatif desain pembelajaran terkait konsep garis singgung lingkaran yang dilatarbelakangi oleh adanya learning obstacle khususnya hambatan epistimologis pada konsep tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berupa penelitian desain didaktis (Didactical Design Research). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan subjek penelitian yaitu (1) siswa SMP kelas IX dan siswa SMA kelas X untuk identifikasi learning obstacle awal ,dan (2) siswa SMP kelas VIII untuk implementasi desain didaktis dan identifikasi learning obstacle akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat tipe learning obstacle, yaitu: tipe 1: learning obstacle terkait konsep garis singgung lingkaran dan materi prasyarat; tipe 2: learning obstacle terkait dengan konteks variasi informasi yang tersedia pada soal; tipe 3: learning obstacle terkait dengan koneksi konsep garis singgung lingkaran dengan konsep matematika yang lain; dan tipe 4: learning obstacle terkait dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah. Berdasarkan implementasi desain didaktis dan gambaran learning obstacle dapat disimpulkan bahwa desain didaktis ini merupakan salah satu alternatif desain pembelajaran konsep garis singgung lingkaran untuk SMP.Kata Kunci : Desain Didaktis, Garis Singgung Lingkaran, Learning obstacle.
MODEL PEMBERIAN TUGAS RESITASI (M-APOS) YANG DILAKSANAKAN DENGAN BAHASA INGGRIS DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWA CALON GURU Nurlaelah, Elah
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 17, No 2 (2012): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v17i2.232

Abstract

Makalah ini menyajikan hasil observasi terhadap pembelajaran Aljabar Matrik  yang menggunakan model M-APOS yang dilaksanakan dalam Bahasa Inggris untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan kepercayaan diri mahasiswa calon guru. Implementasi pembelajaran menggunakan siklus ADL yang terdiri dari fase activities, fase class discussion dan fase exercises. Fase activities dalam penelitian dilaksanakan melalui tugas resitasi, dimana mahasiswa menyiapkan presentasi dengan memanfaatkan media power point dan menyajikannya dengan menggunakan bahasa inggris. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa proses pembelajaran ini  memberikan fasilitas dan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mahaiswa dalam menumbuhkan kemampuan komunikasi matematis, belajar mandiri, menumbuhkan percaya diri  dan memiliki tanggung jawab dalam menggali konsep yang harus dikuasainya.  Hasil penelitian inipun menunjukkan bahwa aktivitas yang diberikan dapat menumbuhkan keterampilan menyajikan suatu materi dalam bentuk presentasi, memaksa mahasiswa untuk berkomunikasi matematika dengan bahasa inggris, dimana hal ini belum biasa dilaksanakan dalam perkuliahan umum. Kata Kunci : daya matematis, model pembelajaran M-APOS, siklus ADL 
PERBANDINGAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP ANTARA YANG MEMPEROLEH PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Nurafifah, Fifih; Nurlaelah, Elah; Sispiyati, Ririn
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 18, No 1 (2013): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v18i1.205

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII pada bidang matematika, dimana kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan pada era globalisasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran MEA, pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional; 2) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA; dan 3) mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran PBL. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain kelompok kontrol tidak ekuivalen (Non Equivalent Control Group Design) dan populasi yang digunakan adalah seluruh siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan sampel sebanyak tiga kelas. Instrumen pada penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes (berupa angket, lembar observasi dan jurnal harian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang memperoleh pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA), pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pembelajaran konvensional; 2) respon siswa selama proses pembelajaran matematika terhadap model pembelajaran MEA dan model pembelajaran PBL positif. Kata kunci : kemampuan berpikir kritis, Means-Ends Analysis (MEA), Problem Based Learning (PBL).
INOVASI PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR I DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ISETL BERDASARKAN TEORI APOS Nurlaelah, Elah; Usdiyana, Dian
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 6, No 1 (2005): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v6i1.363

Abstract

Model pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk konstruksi mental mahasiswa berdasarkan teori APOS (Action, process, object, dan schema). Pembelajarannya dilaksanakan berdasarkan siklus ACE (Activities, Class, discussion, Exercises). Implementasi pengajaran berdasarkan siklus ACE adalah belajar dengan menggunakan komputer dan belajar secara berkelompok. Model pembelajaran ini menjadikan mahasiswa aktif baik secara mental maupun fisik dalam mengikuti perkuliahan dan sekitar 50 % mahasiswa pengikut mata kuliah Struktur Aljabar I telah mencapai konstruksi mental action, process, object, dan schema. Key words: Action, process, object, schema
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR YANG BERBASIS PROGRAM KOMPUTER DAN TUGAS RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN DAYA MATEMATIK MAHASISWA Nurlaelah, Elah
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 14, No 2 (2009): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v14i2.297

Abstract

Makalah ini menyajikan hasil kajian teori mengenai pembelajaran berbasis komputer, tugas resitasi, pengertian kreativitas dan daya matematik. Berdasarkan kajian tersebut dikembangkan bahan ajar pada mata kuliah Struktur Aljabar.  Pengembangan bahan ajar ini dirasa perlu untuk memfasilitasi aktivitas belajar yang dapat meningkatkan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah (mathematical problem solving), berkomunikasi matematika (mathematical communication), bernalar matematika (mathematical reasoning), mengkaitkan ide matematika (mathematical connection), dan pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitudes towards mathematics).Kata Kunci : Tugas Resitasi,  Kreativitas dan Daya Matematik.
DADU SICHERMAN (SUATU APLIKASI DARI FAKTORISASI TUNGGAL PADA Z[X]) Nurlaelah, Elah
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 2, No 1 (2001): Jurnal Pengajaran MIPA
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v2i1.386

Abstract

An interesting application of unique factorization in Z[X] is Sicherman dice.  The dice is a pair of dice whose has different number from ordinary dice which faces are labeled 1 through 6. But probability the sum  of faces are same as the sum of ordinary dices. Sicherman dice is obtained by using one to one correspondence between the two polynomials and the face of two dice of ordinary dice.Kata Kunci : ring R[X], daerah Integral, polynomial irreducible,  Faktorisasi tunggal pada Z[X].
ANALYSIS OF STUDENTS’ EPISTEMOLOGICAL OBSTACLES ON THE SUBJECT OF PYTHAGOREAN THEOREM Hutapea, Maya L; Suryadi, Didi; Nurlaelah, Elah
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 20, No 1 (2015): Jurnal Pengajaran MIPA - April 2015
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v20i1.555

Abstract

This article explains mistakes made by junior high school students in solving Pythagorean Theorem problems as well as analysis of students’ difficulties in applying mathematical concepts (epistemological obstacles), in which these were reflected in their test answers. This research used descriptive exploratory method to describe symptom and phenomena, which occurs within the students’ mind while solving the problem. Data were obtained from a test of Pythagorean Theorem problems given to 99 students from three different schools clusters. Results suggested that students tends to use a quick way to solve the problems without adequate understanding of the concept, remember the term alone without a profound understanding of the concept, fail in solving the problems with implicit information and the problem that requires visual representation in the process of solving the problem. Students also did not like the word problems or a problem with long questions. Teachers play a pivotal role in helping the students to overcome epistemological obstacles such as by giving the students more exercises as well as using different tools and technique in teaching the concept.Keywords: learning obstacles, epistemological obstacles, pythagorean theoremABSTRAKArtikel ini menyajikan kesalahan yang dilakukan oleh siswa sekolah menengah pertama dalam  menyelesaikan soal-soal terkait teorema phytagoras dan juga analisis mengenai kesulitan siswa dalam mengaplikasikan konsep matematik (epistemological obstacle). Kesalahan-kesalahan ini dapat dilihat dari jawaban yang diberikan siswa pada tes yang diberikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk menjelaskan  fenomena yang terjadi pada siswa dalam  menyelesaikan soal-soal terkait teorema Phytagoras. Data yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari hasil tes soal-soal Teorema phytagoras yang diberikan pada 99 siswa dari tiga cluster sekolah yang berbeda. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa cenderung menggunakan cara cepat untuk menyelesaikan persoalan tanpa memahami konsep, mengingat rumus secara utuh tanpa pemahaman yang mendalam terkait konsep phytagoras, gagal  menyelesaikan soal yang memuat informasi yang implisit dan soal yang memuat informasi yang disajikan secara visual. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa tidak suka soal cerita dan soal yang disajikan secara panjang lebar. Guru memainkan peran yang sangat penting dalam membantu siswa untuk mengatasi epistemological obstacle seperti dengan memberikan siswa latihan soal serta menggunakan berbagai media dan teknik pengajaran dalam mengajarkan konsep.Kata kunci: kesulitan belajar,  kesulitan epistemologis, teorema phytagoras
RING ABELIAN DAN MODUL ABELIAN Novianto, Andri; Nurlaelah, Elah; Sispiyati, Ririn
Jurnal EurekaMatika (JEM) Vol 1, No 1 (2013): Jurnal EurekaMatika
Publisher : Program Studi Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam tulisan ini akan diperkenalkan modul abelian sebagai perluasan dari ring abelian. Misalkan suatu ring dengan elemen kesatuan. Suatu ring disebut abelian jika setiap elemen idempoten di merupakan central yaitu, berlaku , untuk , dan idempotent . suatu -modul disebut abelian jika untuk suatu dan , suatu . Dapat dibuktikan bahwa setiap ring tereduksi, setiap ring semikomutatif, setiap ring armendariz, setiap ring armendariz deret pangkat, dan ring simetrik merupakn ring abelian. Begitu juga untuk setiap modul tereduksi, setiap modul semikomutatif, setiap modul armendariz, setiap modul armendariz deret pangkat, dan setiap modul simetrik merupakan modul abelian.Kata kunci: ring, modul, abelian, tereduksi, semikomutatif, armendariz, armendariz deret pangkat, simetrik, pp-modul
MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Nurafifah, Luthfiyati; Nurlaelah, Elah; Usdiyana, Dian
Mathline : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2016): Mathline
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.07 KB) | DOI: 10.31943/mathline.v1i2.21

Abstract

The  purpose  of  this  research  is  to find out the increase of student?s mathematical problem solving competence through the implementation of Osborn Learning Model, as well as compare it with the  student  who  earned  conventional learning.    In  addition,  the  purpose  of this research is to find out the increase of mathematical  problem  solving  competence on a group of student with high, middle, and low capability. The next purpose is to find out the attitude of the students against the osborn learning model. Methods used in this research is quasi Experimenter Method with pretest and post-test Marginalized Control Design. Population on this research are all of  students  of  VIII  grades  in  SMPN  1 Bandung. Samples on this research are two classes   of   VIII   grades,   one   class   as Experimental Class and the other one as control    class.    Research    data    obtained through the test of student?s mathematical problem solving competence, questionnaire, and  observation  sheets.  The  result  of  this research shows that the increasing of student?s   mathematical   problem   solving competence with Osborn Learning Model better than   the increasing of student?s mathematical  problem  solving  competence with conventional learning. There are differences in the increasing competence on the groups of high capability, middle capability and low capability in osborn class and   conventional   class.   In   general,   the students  give  a  positive  attitude  against Osborn Learning Model.  
HIGH SCHOOL STUDENTS’ LEARNING OBSTACLES IN UNDERSTANDING FRACTIONAL EXPONENTS AND ROOT FORMS Nurlaelah, Elah; Lembayung, Trias
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 23, No 1 (2018): JPMIPA: Volume 23, Issue 1, 2018
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v23i1.16937

Abstract

Fractional exponents and root forms are one of the keys concepts in advanced mathematics courses; students’ dynamics in understanding these more complex mathematical processes consequently merits a thorough analysis. Nineteen high schools students were given a test with a series of fractional exponents and root forms related questions, with a varying degree of complexity. We then analyzed students’ answer and classified the underlying learning obstacles based on errors found in students’ answers. Several didactical and epistemological obstacles were found which indicates that learning design for these concepts needs to be improved.