Permasalahan saat ini dihadapkan bahwa peternak hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang yang dijual, dan jumlah piutang/utang. Namun pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja. Serta juga ditemukan bahwa ada sebagian dari biaya nonproduksi dimasukkan dalam biaya produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi telur, akan mempengaruhi harga pokok dari usaha peternakan. Semakin besar biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan dalam memproduksi telur, maka harga produk yang dihasilkan akan semakin tinggi. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan harga pokok produksi telur ayam yang benar dengan akuntansi yang ada. Pengabdian ini dilakukan di Peternakan Ayam Petelur yang terletak di Desa Sei Jelai, Kecamatan Tambang Ulang Pleihari, Kabupaten Tanah laut , Provinsi Kal-Sel. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja oleh Tim Pengabdian dengan pertimbangan bahwa peternakan tersebut merupakan perternakan yang memiliki skala usaha yang memadai. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada bulan November 2019 . Sebelum pelaksanaan pengabdian masyarakat , peneliti terlebih dahulu melakukan survey tempat lokasi dengan mengamati sekilas kegiatan peternakan ayam petelur dan melakukan wawancara dengan pihak pemilik peternakan sekaligus dengan pekerja lapangan. Selama ini peternak hanya melakukan perhitungan harga pokok produksi lewat pencatatan biaya saja dan hanya melakukan harga pasar sehingga harga pokok produksi Perhitungan peternak termasuk keliru. Berdasarkan hasil perhitungan pada Peternakan Ayam Petelur sei jelai ini dengan metode full costing, diperoleh harga pokok produksi per Kilo Gram telur sebesar Rp. 14.181,- Dan dari hasil perhitungan menjadi acuan peternak untuk melakukan pencatatan biaya dengan baik dan menghasilkan harga pokok produksi yang sebenarnya.