Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Health Information : Jurnal Penelitian

Status Kadar Antibodi Spike Receptor Binding Domain setelah Vaksinasi Kedua menggunakan Vaksin Inaktivasi Rizana Fajrunni'mah; Angki Purwanti; Furaida Khasanah; Budi Setiawan
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 14 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v14i2.636

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang berlangsung cukup cepat dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Vaksinasi merupakan salah satu upaya menanggulangi pandemi COVID-19. Salah satu jenis vaksin yang saat ini digunakan adalah vaksin dengan jenis inaktivasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar antibodi setelah vaksinasi kedua menggunakan jenis vaksin inaktivasi sebelum diberikan vaksinasi lanjutan ketiga, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian menggunakan metode observasional yang berlokasi di Poltekkes Kemenkes Jakarta III selama Februari 2022, jumlah sampel sebanyak 33 orang. Pengukuran kadar antibodi S-RBD (receptor binding domain) SARS-CoV-2 kuantitatif menggunakan metode ECLIA dengan alat Cobas e-411. Setelah penelitian, kadar antibodi 100% reaktif dengan rentang yang bervariasi, kelompok tinggi (>250 U/mL) sebanyak 84,8%, menengah (117-250 U/mL) sebanyak 6,1%, dan rendah (<117 U/mL) sebanyak 9,1%. Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar antibodi (p=0,046). Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia, jarak waktu setelah vaksin kedua, riwayat COVID-19, dan riwayat komorbid dengan kadar antibodi. Vaksin COVID-19 jenis inaktivasi menginduksi respons antibodi kuat yang masih bertahan sebelum dilakukannya vaksinasi lanjutan ketiga.