Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

POLA KOMUNIKASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN MASYARAKAT DALAM MENANGANI KONFLIK TERKAIT PENGELOLAAN PERTAMBANGAN DI KECAMATAN LAMBU KABUPATEN BIMA Firdaus Firdaus
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 3 No 1 (2016): Januari-Juni 2016
Publisher : Universitas Mbojo Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.511 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Pola Komunikasi Pemerintah Daerah dengan Masyarakat dalam Menangani Konflik Terkait Pengelolaan Pertambangan di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima”.Dengan permasalahan: 1) Bagaimanakah penerapan pola komunikasi formal dalam menanganikonflik terkait pengelolaan pertambangan di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima? 2)Bagaimanakah penerapan pola komunikasi formal dalam menangani konflik terkait pengelolaanpertambangan di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima?. Tujuan penelitian ini yakni: 1) Untukmengetahui penerapan pola komunikasi formal dalam menangani konflik terkait pengelolaanpertambangan di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima. 2) Untuk mengetahui penerapan polakomunikasi formal dalam menangani konflik terkait pengelolaan pertambangan di KecamatanLambu Kabupaten Bima.Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: pertama, berdasarkan analisis terhadap kelimaindikator dari sub variabel pola komunikasi formal dalam penyelesaian konflik, baik melaluitatap muka; pertemuan resmi; sosialisasi; seminar atau sarasehan; melalui surat resmi hasilnyarata­rata dinilai tidak pernah dilakukan oleh pihak pemerintah. Warga sangat menyayangkansikap pemerintah yang masa bodoh dengan peristiwa yang telah merenggut korban jiwa padaKecamatan Lambu. Kedua, berdasarkan analisis terhadap kelima indikator dari sub variabelpola komunikasi informal dalam penyelesaian konflik, baik melalui komunikasi melalui telpon;sms; rumor; gosip atau kabar burung; desas­desus, rata­rata hasilnya dinilai responden belumdilakukan. Sampai sejauh ini pemerintah tidak pernah memberikan kabar ataupun melakukanmusyawarah bersama masyarakat terhadap kebijakan pengelolaan tambang emas yang akandilakukan.
STRATEGI TOKOH MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI DESA RAI OI KECAMATAN SAPE KABUPATEN BIMA Firdaus Firdaus; Junaidin Junaidin; Sita Komariah; Ihwan Ihwan
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 8, No 1 (2021): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga di Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan Untuk mengetahui Strategi komunikasi tokoh masyarakat dalam penanganan KDRT di Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima. enis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 Bulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu Pengamatan (observasi), Wawancara dan Dokumentasi. informan dalam penelitian ini yaitu Tokoh Masyarakat, dan Masyarakat yang ada di Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima. tehnik analisis data yang digunakan yaitu Analisis data, Reduksi data dan Penarikan kesimpulan. tehnik uji keabsahan data menggunakan tehnik triangulasi sumber. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga di Disa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima yaitu; Penghasilan (uang belanja), Masalah asmara (kecemburuan), Intervensi orang tua (mertua), Tidak memperhatikan anak karena lebih banyak melakukan hal lain, Minuman keras (mabuk-mabukkan), dan judi. (2) Strategi tokoh masyarakat dalam penanganan Kekerasan dalam rumah tangga di Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima yaitu; Who (Siapa). Berkaitan dengan komunikator atau orang yang menyampaikan pesan, Says What (Apa). Berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan kepada orang lain, Channel (Media). Berkaitan dengan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan, Whom (Penerima). Berkaitan dengan siapa yang menerima pesan, dan Effect (efek). Berkaitan dengan bagaimana efek setelah pesan itu disampaikan.
Komunikasi Nonverbal Guru Terhadap Siswa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima Firdaus Firdaus; Arief Hidayatullah; Sita Komariah
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 7, No 1 (2020): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi nonverbal guru dengan siswa ABK di SLB Negeri 1 Kota Bima. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: komunikasi nonverbal yang terjadi antara guru dengan siswa ABK memiliki perbedaan masing-masing, dimana dalam komunikasinya akan dibutuhkan cara-cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dari anak tersebut. Penerapan media maupun metode komunikasi dilakukan agar anak penyandang disabilitas akan lebih mudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh gurunya, karena siswa yang mengalami kelainan fisik maupun mental sangat membutuhkan pelayanan khusus dari seorang guru. Dalam proses komunikasi nonverbal berlangsung, menggunakan beberapa jenis komunikasi nonverbal, seperti komunikasi objek digunakan untuk anak penyandang tunarungu, komunikasi sentuhan untuk anak penyandang tunanetra, dan beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya. Hal ini menunjukan bahwa komunikasi yang berlangsung sangatlah berbeda, tergantung dari pada jenis ketunaan yang dialami oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar, guru berperan aktif dalam menyampaikan materi.
Pola Komunikasi Tokoh Adat dalam Melestarikan Budaya Tradisional Suku Sambori Arief Hidayatullah; Firdaus Firdaus
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 6, No 2 (2019): Komunikasi Kearifan Lokal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.789 KB)

Abstract

Judul Penelitian, peran tokoh adat dalam melestarikan budaya tradisional suku sambori. Sambori merupakan sebuah desa yang ada di wilayah Kecamatam Lambitu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Desa Sambori merupakan sebuah desa yang berada didataran tinggi pengunungan Lambitu Kabupaten Bima.  Kehidupan masyarakat di Desa Sambori masih tergolong sangat tradisional, dimana masyarakat masih mempertahankan nilai-nilai, norma dan aturan yang sudah sejak lama tertanam secara turun-temurun. Masyarakat Sambori memiliki adat-istiadat yang berbeda dengan orang Bima pada umumnya. Seperti bahasa, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, tradisi kesenian dan norma sosial. Masyarakat Sambori, sebagainnya masih tinggal dalam rumah adat yang di sebut “Uma Lengge”. Kehidupan sosial masyarakat suku Sambori masih sangat kental dengan “nuntu ra mufaka” yang lebih di kenal dengan musyawarah. Biasanya Suku Sambori menyelesaikan setiap masalahnya dengan melakukan musyawarah untuk mendapatkan kesepatakan bersama. Tokoh adat masyarakat Sambori memiliki peran yang sangat penting dalam mewarisi serta melestarsikan berbagai budaya suku Sambori tersebut. Pola komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara berluang (terus-menerus) hingga menjadi tanda yang melekat pada proses komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy (2010) bahwa pola komunikasi dikelompokan menajadi tiga, yakni pola komunikasi primer, sekunder dan linear. Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2003) pola komunikasi meliputi; pola komunikasi satu arah, pola komunikasi dua arah dan pola komunikasi banyak arah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dekskriptif kualitatif. Subyek penelitian ditentukan dengan purposive sampling, yakni tokoh adat masyarakat Sambori. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis data, yakni mereduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data yang digunakan adalah dengan triangulasi data. Data disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif tentang pola komunikasi tokoh ada dalam melestarikan budaya tradisional di Sambori. Pola komunikasi yang dilakukan Ompu Alwi kalau dilihat dari perspekti pola komunikasi, maka pola komunikasi yang dilakukan Ompu Alwi adalah pola komunikasi linear atau  pola komunikasi  dua arah  (two ways  communication).  Ompu Alwi  selalu  menjalin komunikasi dua arah dengan seluruh elemen  masyarakat Sambori. Ompu Alwi berperan sebagai komunikator sekaligus sebagai komunikan. Menurut Ompu Alwi, hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian dari masyarakat. Sebap, dengan mendengarkan masukan dari masyarakat, maka masyarakat merasa dihargai oleh pimpinan dalam lingkunganya. Dengan demikian, setiap aktivitas masyarakat bisa diselelsaikan secara bersama sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Demikian juga dalam hal pelestarian kebudayaan masyarakat Sambori.
PERSEPSI MASYARAKAT RABANGODU UTARA TENTANG COVID 19 DI KOTA BIMA Putri Pebuyanti; Arief Hidayatullah; Firdaus Firdaus
Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan Vol 8, No 1 (2021): KOMUNIKASI DAN KEBUDAYAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makna Komunikasi Simbolik Tarian Mpa’a Ntumbu Tuta di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima Yayu Rahmawati Mayangsari; Firdaus Firdaus
Professional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/professional.v9i2.3429

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna komunikasi simbolik tarian Mpa’a Ntumbu Tuta di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Penelitian ini dilakukan di kec. Wawo Kabupaten Bima, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data primer diperoleh dari sumber yang telah di wawancara mandalam kepada pihak yang telah di tentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, disertai observasi langsung di lapangan. Hasil penelitian yang penulis lakukan untuk mengungkap makna simbolik tarian Mpa’a Ntumbu Tuta di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Makna yang terkandung dalam gerak, iringan, dan tata busana dalam permainan ntumbu tuta. Permainan ntumbu tuta Diawali dengan alunan melodi silu (serunai) dan tabuhan genda (gendang) yang dimaknai sebagai tanda permainan ntumbu tuta akan segera dimulai. Sedangkan pesan secara non verbal disampaiakan memalui gerakan-gerakan yang dilakukan yaitu yang pertama gerakan Wura bongi monca (menabur beras berwarna kuning) gerakan mbiri sala (hadap salam) yang bermakna sebagai tanda penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah itu dilanjutkan dengan gerakan horma (hormat) yang bermakna menghormati para penonton. Setelah gerakan penghormatan dilanjutkan dengan lampa sese (jalan jinjit), kemudian dilanjutkan dengan gerakan ntumbu atau saling membenturkan kepala satu sama lain yang bermakna kekuatan, ketangguhan dan keberanian sang kesatria. Ntumbu dilakukan secara bergantian antara pemain yang satu dengan penari yang lainnya, ini menggabarkan keadilan dan ketangkasan masyarakat desa Ntori sebagai filosofi yang dianut dan dipegangnya. Usai melakukan ntumbu dilanjutkan dengan dengan gerakan ruku hade (penutup) yang bermakna ucapan terimakasih kepada penonton dan yang lebih utama adalah wujud terima kasih kepada Tuhan. Kata Kunci: Makna Simbolik, Komunikasi Budaya, Mpa’a ntumbu tuta
Dampak stigma masyarakat tentang kelurahan penatoi sebagai "Kampung Teroris" Firdaus Firdaus; Yayu Rahmawati Mayangsari
Professional: Jurnal Komunikasi dan Administrasi Publik Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/professional.v9i2.3430

Abstract

This study aims to determine the impact of the community's stigma about Penatoi Village as a "terrorist village". This research use desciptive qualitative approach. This research was conducted in the village of Penatoi, Mpunda District, Bima City. Informant selected purposively and selected based on the criteria of informants that have been made. Data analysis techniques were carried out in stages including reduction, display and drawing conclusions. Based on the results of the research, it can be concluded that the Impact of Community Stigma About Penatoi Village as a "Terrorist Village" greatly influences people's lives in Penatoi Village, this can be seen from three aspects, namely deviant self-concept, social exclusion and involvement in deviant groups. Of the three aspects above, what the people of Penatoi Village feel the most is social exclusion. Penatoi residents in their social interactions experience social exclusion which makes them ridiculed, discriminated against, even to the point of being ostracized from social interactions. If this is not minimized, it will result in negative reactions that lead to physical or verbal violence. In addition, someone who cannot accept this stigma can become a quiet, withdrawn person and can withdraw from the social environment because they feel ostracized. The bad influence or negative stigma of the Penatoi sub-district as a radical/terrorism village is very influential, how come there are many young Penatoi who have taken the police and military tests which are of particular concern to the organizing committee not to be passed, then if there are tattooists traveling outside the area and when asked where they come from and answer from Penatoi, the answer will be 'oh that's a terrorist village, yeah'. Penatoi residents feel discriminated against in the social environment, for example in the lecture environment, moreover I wear a veil so I am often ridiculed as a terrorist. The existence of these issues makes me insecure and inferior.
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS PARIWISATA DALAM PENGEMBANGAN WISATA PANTAI KOLO DI KELURAHAN KOLO KECEMATAN ASAKOTA KOTA BIMA Rahmi Rahmi; Firdaus Firdaus; Yayu Rahmawati Mayangsari
Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Komunikasi Vol. 2 No. 1 (2022): Maret : Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Komunikasi
Publisher : Barenlitbangda Kabupaten Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.367 KB) | DOI: 10.55606/juitik.v2i1.236

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran dinas pariwisata dalam pengembangan wisata pantai kolo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi adalah kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota bima. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan. Informan dalam penelitian ini adalah pegawai pada kantor Dinas Pariwisata Kota Bima. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu Obsevasi, Wawancara dan Dukomentasi. Teknis penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang merupakan pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian. Tehnik analisis data reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diverivikasi. Tehnik penyajian data, penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratis berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan dan bagan. Bentuk-bentuk ini mengabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah di raih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedanag terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali. Kesimpulan banyak strategi komunikasi yang dilakukan oleh dinas pariwisata Kota Bima dalam pengembangan wisata pantai kolo. Strategi-strategi itu dianggap sangat efektif dalam memperkenalkan kolo sebagai salah satu pariwisata unggulan yang ada di kota Bima ini. Namun dalam suatu strategi komunikasi dalam pengembangan wisata pantai Kolo ada empat poin utama yang harus digunakan Dinas Pariwisata yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place) dan Promosi (Promotion).