Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Prevalensi Kejadian Preeklampsia dengan Komplikasi dan Faktor Risiko yang Mempengaruhinya di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang (Studi Prevalensi Tahun 2015, 2016, 2017) Martadiansyah, Abarham; Qalbi, Anugrah; Santoso, Budi
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 2 No. 1 (2019): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.389 KB)

Abstract

Preeklampsia dengan komplikasi merupakan penyakit obstetri dengan prevalensi tertinggi di Indonesia sehingga dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Penyakit ini dikenal sebagai the disease of theorydikarenakan belum terdapatnya teori yang mampu menjelaskan faktor risiko penyakit ini secara jelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi kejadian preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin periode 1 Januari 2015 - 31 Desember 2017 sekaligus menganalisis faktor risiko yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional.Penelitian ini menggunakan data sekunder rekam medik ibu bersalin di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel penelitian terdiri dari 117 ibu bersalin dengan PDK dan 183 ibu bersalin non-PDK. Data dianalisis menggunakan uji chi-squaredan regresi logistik biner metode Enter pada aplikasi SPSS. Prevalensi kejadian preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2015–31 Desember 2017 adalah 14,45%. Hasil analisis bivariat menunjukan usia maternal (p=0,000; PR=2,229; CI 95%: 2,556–7,212), IMT (p=0,000; PR=2,167; CI 95%: 1,525-3,080), riwayat hipertensi dalam kehamilan (p=0,000; PR=3,597; CI 95%: 2.860–4.523), dan jumlah paritas (p=0,007; PR=0,618; risk=1,618; CI 95%: 0.43– 0.883) memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian preeklampsia dengan komplikasi. Pekerjaan (p=0,065), jarak kehamilan (p=0,458), dan riwayat penyakit maternal (p=0,573) memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap kejadian tersebut. Hasil analisis multivariat menunjukkan usia maternal, pekerjaan, IMT, jarak kehamilan, dan riwayat hipertensi dalam kehamilan memiliki probabilitas sebesar 74,5% terhadap kejadian preeklampsia dengan komplikasi. Prevalensi kejadian preeklampsia dengan komplikasi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin masih relatif tinggi, dan faktor risiko yang paling signifikan terhadap kejadian tersebut adalah riwayat hipertensi dalam kehamilan.
PENGARUH TEKNIK AFIRMASI TERHADAP TINGKAT STRESS KERJA PERAWAT COVID-19 Jaya KK, Indra Frana; Irfannuddin, Irfannuddin; Santoso, Budi
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 13 No 2 Desember 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v13i2.544

Abstract

At the end of 2019, the world was shocked by the outbreak of a new pneumonia that started in Wuhan, Hubei Province which then spread rapidly to more than 190 countries and territories. This outbreak is named coronavirus disease 2019. The first Covid-19 was reported in Indonesia on March 2, 2020, and March 31, 2020 data shows that there were 1,528 confirmed cases. This pandemic resulted in an increasing number of infected patients and resulted in the need for more intensive nurses and especially in hospitals. Nurses are the health workers who most interact with Covid-19 patients when they are treated at the hospital, this can result in stress related to this situation that has never been experienced at all in Indonesia. Affirmation is a therapy that can be used to reduce the stress level of a nurse's job. The purpose of this study was to see the effect of affirmation techniques on the work stress level of Covid-19 nurses. The design used in this study was quasi-experimental with pre and post test. Data analysis used t-test. The sampling technique in this study was total sampling, the number of samples in this study was 25 respondents, the study was conducted by giving a nurse work stress questionnaire (ENSS) before and after the intervention with affirmation techniques, the intervention was carried out 4 times a week for 4 weeks. The average level of work stress before the intervention was 119.24 with a maximum value of 160 and a minimum value of 93. The average level of work stress after intervention was 92.92 with a maximum value of 120 and a minimum value of 65, from the data. The results of the statistical test of the work stress level of Covid-19 nurses before and after the intervention with affirmation techniques obtained p-value = 0,000. The implication of this research is expected to be applied continuously to maintain the mental health of nurses and to care for Covid-19 patients
Hubungan Kadar Lipid dengan Kadar Ureum & Kreatinin Pasien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 1 Januari-31 Desember 2013 Bhagaskara Bhagaskara; Phey Liana; Budi Santoso
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular masih sangat tinggi pada semua fase penyakit ginjal kronik. Salah satu faktor risiko yang penting dalam menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskular di dalam masyarakat ialah adanya perubahan kadar lipid. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara kadar lipid dengan mortalitas pada pasien penyakit ginjal kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar lipid dan kadar ureum kreatinin di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan besar sampel penelitian sebanyak 93. Data diambil dari rekam medik pasien di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari sampai 31 Desember 2013. Sebanyak 58 (62,4%) pasien berada pada kategori usia 40 – 59 tahun dan 49 (52,7%) pasien berjenis kelamin laki-laki. Rerata kadar lipid dari 93 pasien ialah : rerata kadar kolesterol total 178 mg/dl, rerata kadar kolesterol-LDL 153,9 mg/dl, rerata kadar kolesterol-HDL 36,71 mg/dl dan rerata kadar trigliserida 163,26 mg/dl. Rerata kadar ureum 163,25 mg/dl dan rerata kadar kreatinin 11,6 mg/dl. Dari hasil analisis didapatkan bahwa ada hubungan antara kadar kolesterol-LDL dan kadar ureum (p=0,016), ada hubungan antara kadar kolesterol-LDL dan kadar kreatinin (p=0,004). Ada hubungan antara kadar kolesterol-LDL dan kadar ureum kreatinin di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pengaruh Kalium Pada Jus Pisang Terhadap Fungsi Mitokondria Sel Otot Skeletal Pada Tikus Wistar Yang Diberikan Latihan Fisik Budi Santoso; Swanny Swanny; Adnan Faris
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.391 KB) | DOI: 10.32539/JKK.v5i3.6317

Abstract

Perubahan elektrolit dalam tubuh akan mempengaruhi kontraksi otot. Pisang mengandung beberapa elektrolit yang dibutuhkan untuk kontraksi otot seperti kalium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kalium pada jus pisang terhadap fungsi mitokondria sel otot skeletal setelah latihan fisik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan Tikus Rattus novergicus galur wistar jantan dengan umur 6-8 dengan perlakuan selama 8 minggu. Fungsi mitokondria sel diketahui dengan mengukur kadar protein PGC1 alfa dengan tes ELISA dari specimen otot gastrocnemius. Sebanyak 28 ekor tikus dibagi menjadi 4 kelompok: (1) Kontrol (2) tikus dengan jus pisang (3) tikus dengan latihan fisik (4) tikus dengan jus pisang + latihan fisik. Hasil penelitian didapatkan kadar PGC1 alfa pada kelompok1yaitu109,421+ 25,509 pg/ml,kelompok2 =113,604 +18,723 pg/mlkelompok3 =100,901 +9,521 pg/ml dan kelompok 4 =92,278 +7,488 pg/ml. Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan kadar PGC1 alfa yang bermakna antar kelompok tikus (p=0,14).
Perubahan Rerata Tekanan Arteri Mahasiswa Program Studi Kedokteran Overweight Dan Normal Setelah Melakukan Aktifitas Fisik Mathius Karina; Budi Santoso; Eddy Roflin
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 3 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i3.8558

Abstract

Overweight sedang dalam tren peningkatan. Salah satu terapi untuk overweight adalah aktifitas fisik. Tekanan darah memiliki hubungan dengan overweight dan aktifitas fisik. Rerata tekanan arteri merupakan salah satu komponen penting tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan rerata tekanan arteri setelah melakukan aktifitas fisik pada mahasiswa dengan tubuh overweight dan mahasiswa dengan tubuh normal. Penelitian eksperimental dengan rancangan pre-test and post-test control group design dilakukan di kampus Madang Fakultas Kedokteran Unsri pada bulan November 2017. Sebanyak 29 mahasiswa dengan indeks massa tubuh (IMT) normal dan 29 mahasiswa IMT overweight diberi perlakuan berupa Harvard Step Test. Uji-t independen dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS versi 22. Perubahan rerata tekanan arteri pada responden kelompok IMT normal adalah 9,97±10,71 mmHg dan pada kelompok IMT overweight adalah 11,31±7,99 mmHg. Hasil uji statistik pada penelitian ini diperoleh nilai p=0,59 (p>0,05). Perubahan rerata tekanan arteri setelah aktifitas fisik antara mahasiswa dengan tubuh normal dan dengan tubuh overweight tidak berbeda signifikan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel denyut jantung dan dengan dua kelompok usia yang berbeda. 
Pengaruh Penyuluhan Personal Hygiene terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Menstruasi dan Praktik Personal Hygiene Pada Siswi Kelas IX di SMP Negeri 24 Palembang danSMP Negeri 45 Palembang Nadia Mutiara; Budi Santoso; Irfannuddin Irfannuddin
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 50, No 2 (2018): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v50i2.8548

Abstract

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang mengalami perubahan fisiologis, psikologis dan kognitif. Kemampuan kognitif remaja pada tahap perkembangan intelektual sangat mempengaruhi kemampuan mengamati ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah faktor terpenting dalam pembentukan perilaku dan tindakan. Remaja yang telah mengalami menstruasi akan berperilaku sehat seperti memelihara kesehatan dan kebersihan selama menstruasi. Menstruasi adalah kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Selama menstruasi, hal yang penting dilakukan adalah Personal hygiene seperti pembersihan area genitalia, penggunaan pembalut yang tidak terlalu lama, dan kebiasaan mencuci tangan setelah mengganti pembalut untuk mencegah infeksi yang ditimbulkan selama menstruasi.Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik dengan rancangan pre- dan post-intervention dengan control. Data penelitian ini didapat dengan cara dilakukan penyuluhan dan menggunakan kuesioner. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon, Uji Paired t-Test, Uji Mann whithney dan Uji Independent t-Test.Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan tentang menstruasi pada kelompok yang diberi penyuluhan termasuk baik yaitu sebanyak 75% yang mendapatkan nilai ?70 mengenai pengetahuan tentang menstruasi dan 85% yang mendapatkan nilai ?70 mengenai praktik personal hygiene. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pengetahuan tentang menstruasi sebelum dan setelah penyuluhan personal hygiene (p=0,000), serta terdapat perbedaan yang signifikan antara skor praktik personal hygiene sebelum dan setelah penyuluhan personal hygiene (p=0,001).Terdapat pengaruh penyuluhan personal hygiene terhadap tingkat pengetahuan tentang menstruasi dan praktik personal hygiene pada siswi  kelas IX yang diberi penyuluhan di SMP Negeri 24 Palembang.
Kemajuan Visus Penderita Retinopati Diabetik yang Diterapi dengan Laser Fotokoagulasi dan atau Injeksi Intravitreal di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang Mulyati Mulyati; Ramzi Amin; Budi Santoso
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 47, No 2 (2015): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v47i2.2754

Abstract

Retinopati diabetes adalah kelainan retina yang ditemukan pada penderita diabetes melitus. Insiden retinopati diabetik mencapai 40-50% penderita diabetes dan prognosisnya yang kurang baik terutama bagi tajam penglihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan visus penderita retinopati diabetik berdasarkan penatalaksanaan dengan laser fotokoagulasi dan atau injeksi intravitreal anti VEGF. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Penelitian dilaksanakan di Bagian Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dengan data yang berasal dari Bagian Rekam Medik Rawat Jalan periode Januari 2012 sampai Juni 2014. Dari 155 arsip pasien retinopati diabetik diperoleh 43 penderita retinopati diabetik yang memenuhi kriteria. Perempuan adalah kelompok yang paling banyak menderita retinopati diabetik 62,8%. Kelompok usia yang paling banyak menderita retinopati diabetik adalah 46-58 tahun (69,8%). Pasien terbanyak didiagnosis dengan PDR (64,3%). Penderita banyak dilakukan tindakan injeksi intravitreal anti VEGF meskipun persentase kemajuan visus lebih besar pada tindakan laser fotokoagulasi.
The Recommended Aerobic Gymnastics Has Better Effects on Improving Cognitive and Motoric Ability in Children Irfannuddin; Yunita Fediani; Budi Santoso; Minerva Riani Kadir; Masayu Rita Dewi
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 2 No. 3 (2018): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v2i3.57

Abstract

Abstract Background Cognitive and motoric ability has important role in children’s development, whereas exercise has benefit effects on those abilities. Knowledge materials mostly have dominant role in primary school curriculum. Physical exercise lesson is only complementary lesson without a target to improve children’s cognitive ability. We conducted a study to give evidence that 3x/week structured exercise program has better effect compared to 1 x/week exercise on cognitive and motoric skill ability in children. Materials and methods Children aged 6-8 years old were divided into treatment (n=34) and control group (n=33). Treatment group were performing fun aerobic gymnastics guided by trained instructor, 45 minutes each, 3 times a week for 8 weeks with intensity target. Control group were also performing the same gymnastic activity for only once a week with no target. Cognitive and motoric ability were assessed before and after intervention. Results A recommended regular exercise has better effect on executive function, reaction speed, coordination, flexibility and agility, compared to control. There were no differences on memory and balance ability. Both groups have shown better result for all indicators after exercise. Exercise in both groups has positive effect on cognitive and motoric ability, but a recommended 3 x/week regular exercise has better effects compared to 1 x/week exercise. Conclusions School program should give more portions for exercise activity in their curriculum. Keywords: Gymnastics exercise, cognitive ability, motoric ability
Physical Activity and Its Technology in Patients with Chronic Disease Budi Santoso
Arkus Vol. 2 No. 1 (2016): ARKUS
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/arkus.v2i1.120

Abstract

Non-Communicable Diseases (NCD) has a high mortality rate. This disease is closely related to an unhealthy lifestyle, including nutritional intake, physical activity, consumption of alcohol and cigarettes. Regular physical activity can increase the chances of living longer by lowering the risk of chronic disease. Pedometer is a technology that can be used to assess and motivate physical activity behavior.
The Recommended Aerobic Gymnastics Has Better Effects on Improving Cognitive and Motoric Ability in Children Irfannuddin; Yunita Fediani; Budi Santoso; Minerva Riani Kadir; Masayu Rita Dewi
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 2 No. 3 (2018): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v2i3.57

Abstract

Abstract Background Cognitive and motoric ability has important role in children’s development, whereas exercise has benefit effects on those abilities. Knowledge materials mostly have dominant role in primary school curriculum. Physical exercise lesson is only complementary lesson without a target to improve children’s cognitive ability. We conducted a study to give evidence that 3x/week structured exercise program has better effect compared to 1 x/week exercise on cognitive and motoric skill ability in children. Materials and methods Children aged 6-8 years old were divided into treatment (n=34) and control group (n=33). Treatment group were performing fun aerobic gymnastics guided by trained instructor, 45 minutes each, 3 times a week for 8 weeks with intensity target. Control group were also performing the same gymnastic activity for only once a week with no target. Cognitive and motoric ability were assessed before and after intervention. Results A recommended regular exercise has better effect on executive function, reaction speed, coordination, flexibility and agility, compared to control. There were no differences on memory and balance ability. Both groups have shown better result for all indicators after exercise. Exercise in both groups has positive effect on cognitive and motoric ability, but a recommended 3 x/week regular exercise has better effects compared to 1 x/week exercise. Conclusions School program should give more portions for exercise activity in their curriculum. Keywords: Gymnastics exercise, cognitive ability, motoric ability