Eli Herlina
Universitas Wiralodra

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KAJIAN STRUKTURALISME SEMIOTIK DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR Eli Herlina
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v3i2.17

Abstract

Analisis mengunakan pendekatan strukturalisme semiotik. Menurut pendekatan strukturalisme semiotik sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra. Analisis ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Tylor dalam moleong 2004:14). Penenelitian ini membahas tentang tanda (simbol) dan menekankan makna dalam sebuah karya sastra, ikon, dan indeks yang terdapat pada novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar. Kata kunci: Strukturalisme Semiotik, Novel Salah Pilih, Nur St. Iskandar.
SITUASI KEBAHASAAN DI WILAYAH PANGANDARAN (TELAAH PERGESERAN DAN PEMERTAHANAN BAHASA) Eli Herlina
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v3i1.26

Abstract

Bahasa adalah alat komunikasi yang hanya dimiliki manusia. Seiring perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan terjadi pergeseran bahasa.Pergeseran bahasa biasanya terjadi dalam komunitas bilingual atau multilingual yang disebabkan karena adanya kontak bahasa. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran bahasa, antara lain pengaruh budaya global, migrasi, industrialisasi, perubahan ekonomi, urbanisasi, dan prestise. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti situasi kebahasan di wilayah wisata Pangandaran. Mengingat masyarakat Pangandaran adalah komunitas yang plural. Komunitas di Pangandaran tidak hanya didominasi oleh penduduk asli yang beretnis Sunda, tetapi juga para pendatang seperti dari Jawa, karena letak geografisnya yang berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah. Selain itu, karena sebagian besar wilayahnya berupa pantai sehingga banyak para nelayan dari pulau lain yang datang dan menetap di Pangandaran.
KAJIAN STRUKTURALISME DINAMIK DALAM NOVEL SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI Eli Herlina
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v2i2.32

Abstract

Siti Nurbaya adalah novel karya Marah Rusli yang diterbitkan pertama-tama pada tahun 1922 oleh penerbit Balai Pustaka. Meskipun bukan novel pertama yang diterbitkan Balai Pustaka, novel karya Marah Rusli ini dianggap menonjol dan mengemuka pada zaman Balai Pustaka. Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang strukturalisme dinamik yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik terutama pada roman ”Siti Nurbaya karya Marah Rusli”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata terurai dengan jelas dan tidak mengutamakan angka. Data penelitian ini adalah novel Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Penelitian ini menggunakan pendekatan strukturalisme dinamik untuk mendeskripsikan pandangan unsur-unsur pembangun novel dalam novel Siti Nurbaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca novel dan analisis dokumen. Validasi data menggunakan trianggulasi data, dan teknik analisis data menggunakan model interaktif. Jadi dapat dikatakan bahwa strukturalisme dinamik adalah kajian strukturalisme dalam rangka semiotik. Artinya karya sastra dikaitkan dengan sistem tanda. Tanda mempunyai dua fungsi: otonom, yakni tidak menunjukkan di luar dirinya dan yang kedua yaitu informasional, yakni menyampaikan pikiran, perasaan, dan gagasan. Adapun penerapan dapat dilakukan dengan pertama-tama menjelaskan struktur karya sastra yang diteliti, secara tidak langsung adalah mengkaji unsur intrinsik yang ada di dalam sebuah karya sastra. Kemudian menjelaskan, kaitan pengarang, realitas, karya sastra, dan pembaca.
UNSUR SOSIAL-BUDAYA DALAM NOVEL SURGA SUNGSANG KARYA TRIYANTO TRIWIKROMO SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA DAN MODEL PEMBELAJARANNYA Eli Herlina
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v2i1.36

Abstract

Permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. (1) bagaimana unsur-unsur intrinsik novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo terkait tema, alur/ plot, penokohan, latar, dan sudut pandang? (2) bagaimana unsur-unsur ekstrinsik terkait sosial-budaya dalam novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo? (3) apakah novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo dapat dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA? (4) bagaimana model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran sastra di SMA terkait kajian unsur sosial-budaya dalam novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo? Berdasarkan masalah tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur-unsur intrinsik novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo; (2) unsur-unsur ekstrinsik terkait sosial-budaya; (3) novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA; (4) mitra-mitra pembelajaran sebagai model pembelajaran untuk pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kata, frase, kalimat, ungkapan, serta peristiwa dalam novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo. Sumber data sekunder berupa buku-buku yang menunjang penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak dan catat. Teknik analisis data adalah metode pembacaan heuristik dan heurmenistik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Unsur intrinsik novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo yaitu, tema utama dalam novel ini adalah perebutan kekuasaan, tema tambahan adalah kisah pembantaian. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah jenis plot sorot-balik. Tokoh keseluruhan dalam novel ini mencerminkan manusia berwatak kompleks. Latar tempat dalam novel ini didominasi di Kampung Tanjung. Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang persona ketiga bersifat maha tahu. (2) Unsur sosial-budaya novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo yaitu, Unsur sosial berupa persaingan dan pertikaian. Unsur budaya dalam novel ini yaitu kebudayaan bersifat material berupa makam Syekh Muso, dan kebudayaan nonmaterial berupa adat istiadat warga Tanjung yang menganggap makam Syekh Muso sebagai makam keramat. (3) Novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo dapat dijadikan salah satu pilihan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA. (4) Mitra-mitra dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai pilihan model pembelajaran sastra di SMA. Kata kunci: Unsur sosial-budaya, novel Surga Sungsang karya Triyanto Triwikromo
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM CERITA RAKYAT LEGENDA WIRALODRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SMA Eli Herlina
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v1i1.43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk nilai-nilai budaya yang terdapat dalam cerita rakyat Legenda Wiralodra, serta mengimplementasikannya sebagai bahan ajar sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskreptif kualitatif yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Penelitian ini dilakukan secara langsung dengan mewawancarai, mendata, serta mendokumentasikan bangunan dan cerita-cerita mengenai asal usul cerita rakyat Legenda Wiralodra. Data yang telah terkumpul akan disusun, dianalisis, diinterpretasikan, dan disimpulkan sehingga memberikan suatu gambaran tentang hasil penelitian yang sistematis dan akurat.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan teknik pustaka. Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dengan membandingkan data antara dari sumber yang satu dengan data dari sumber yang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya serta implementasinya sebagaibahan ajar di SMA memberikan pengetahuan kepada siswa untuk mengenal dan memahami hal yang menarik dari tokoh dan latar cerita rakyat yang ada di daerah masing-masing sebagai bentuk pelestarian budaya. Kata kunci : Nilai-nilai Budaya, Cerita Rakyat, Legenda Wiralodra, Bahan Ajar Sastra
FENOMENA GENDER VIOLENCE TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL TELEMBUK KARYA KEDUNG DARMA ROMANSHA: SEBUAH KAJIAN FEMINISME SASTRA Imas Juidah; Eli Herlina
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v5i2.95

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yang meliputi tema, alur, latar, dan penokohan; (2) bentuk gender violence yang dialami tokoh utama perempuan dalam novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yang meliputi physical violence, psychological violence, dan sexual violence tokoh utama novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha. Data dalam penelitian ini berwujud kata, frase, kalimat, dan ungkapan yang terdapat dalam novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha. Sedangkan, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha. Hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut. (1) Unsur intrinsik novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha meliputi: (a) tema novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu perlawanan perempuan dalam menghadapi berbagai ketidakadilan karena kodrat dan jenis kelamin, serta kekerasan gender; (b) alur yang digunakan dalam novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu alur mundur; (c) latar novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha meliputi latar tempat, waktu, dan sosial; (d) tokoh novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu terdapat satu tokoh utama dan tiga puluh dua tokoh tambahan; (e) sudut pandang novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama “aku”. (2) Bentuk gender violence yang dialami tokoh utama perempuan dalam novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha meliputi: (a) physical violence yang dialami tokoh utama perempuan novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu berupa dorongan dan pukulan; (b) psychological violence yang dialami tokoh utama perempuan novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu berupa penyelewengan dan pengucapan kata-kata yang tidak menyenangkan; dan (c) sexual violence yang dialami tokoh utama perempuan novel Telembuk karya Kedung Darma Romansha yaitu berupa pemerkosaan.
HEGEMONI GRAMSCI DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA LEILA S. CHUDORI: SEBAGAI KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Nurhani Safitri; Eli Herlina; Saroni
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v7i2.283

Abstract

Karya sastra umumnya melihat suatu fenomena yang terjadi di lingkungan sosial dalam mengungkapkan suatu masalah yang terjadi. Sastra dipandang sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang secara turun temurun dilestarikan kepada generasi bangsa Indonesia dan diakui sebagai wahana pendidikan moral dan karakter (Clark dalam Juanda, 2016: 2-3). Novel merupakan salah satu genre sastra yang berbentuk prosa fiksi. Novel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dalam novel Laut Bercerita karya Laila S. Chudori menceritakan sebuah pergerakan yang dilakukan para mahasiswa pada masa Orde Baru terjadinya sebuah pergerakan aktivis tahun 1998-an. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrisikan bentuk-bentuk pergerakan yang ada dalam realita sosial dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data yang ada dalam penelitian ini berupa teks kata, frasa, kalimat, ataupun pragraf yang terdapat dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori yang mengarah sesuai dengan fokus permasalahan. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori yang terbit tahun 2017 oleh badan penerbit Kepustakaan Populer Gramedia dengan jumlah halaman 379. Dari pembahasan tersebut peneliti memperoleh kesimpulan bahwa aspek hegemoni Gramsci dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori dalam sudut kajian sosiologi sastra terdapat beberapa aspek, yaitu budaya/kebudayaan, ideologi, kaum intelektual, negara, ekonomi.
ANALISIS STEREOTIP GENDER “FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK” (KAJIAN FENIMISME MARXIS) SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA SISWA SMA KELAS XI Erlina Andriyanti; Eli Herlina; Saroni Saroni
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i1.320

Abstract

Drama merupakan sebuah karya sastra yang berusaha mengungkapkan sisi kehidupan manusia dalam bentuk dialog dan diproyeksikan dalam bentuk pentas. Berdasarkan sarana pementasannya salah satu jenis drama adalah film. Film dapat disebut juga sebuah media untuk mengekspresikan tindak tutur kata tiruan kehidupan manusia. Film yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” mengisahkan tentang kisah seorang perempuan bernama Hayati yang tidak dapat bersatu dengan pria yang dicintainya, karena keterikatan stereotip perempuan dalam budaya Minangkabau. Film ini dapat diarahkan dalam fokus analisis stereotip gender, khususnya pada perempuan. Stereotip gender merupakan bentuk pelabelan terhadap suatu jenis kelamin yang seringnya bersifat negatif dan pada umumnya menyebabkan ketidakadilan. Tujuan penelitian ini yaitu mendesripsikan analisis stereotip gender pada Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck sebagai Bahan ajar sastra siswa SMA Kelas XI. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penganalisisannya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kajian fenisme menurut Marxis. Data yang didapatkan dalam penelitian ini bersumber dari Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik dokumentasi dan catat. Hasil analisis yang didapatkan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menunjukan adanya stereotip gender dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wjick banyak memperlihatkan stereotip yang merugikan terhadap perempuan, diantaranya perempuan rawan menjadi fitnah bagi masyarakat, Perempuan ditempatkan dalam posisi seperti pajangan dan hiburan, perempuan sebagai pihak yang konsumtif dan hedon, seorang istri yang harus selalu menunggu suaminya pulang dirumah, urusan selain urusan rumah tangga merupakan urusan laki-laki dan bukan menjadi urusan perempuan, perempuan digambarkan seperti sebuah barang yang bisa dimiliki asal mempunyai harta kekayaan dan juga dapat diberikan pada orang lain. Terkait dengan hal tersebut, Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck memberikan kontribusi yang positif terhadap pembelajaran sastra, yaitu menjadi bahan ajar sastra siswa SMA kelas XI.
BAHAN AJAR MENYAJIKAN TEKS PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS Ika Nurmalia Indah; Eli Herlina; Saroni Saroni
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.553

Abstract

This research is motivated by the problem of teaching materials used by teachers and students. So far, persuasive text teaching materials used in class VIII SMP/MTs are still very limited. The learning process with a lack of appropriate techniques and media is one of the factors in learning persuasive texts that are less attractive and difficult. The formulation of the problem in this study is formulated as follows. (1) How do the teaching materials present persuasive texts with serial picture media for Grade VIII students of SMP/MTs?; (2) Are teaching materials presenting persuasive texts using serialized images media appropriate to be used as alternative teaching materials for class VIII students of SMP/MTs?; (3) How is the student's response to teaching materials presenting persuasive texts with serial picture media for Grade VIII students of SMP/MTs? The purpose of this research is to know and describe: (1). teaching materials presenting persuasive texts with serial picture media for class VIII students of SMP/MTs; (2) the feasibility of teaching materials in presenting persuasive texts with serial picture media for class VIII students of SMP/MTs; (3) student responses to teaching materials presenting persuasive texts with serial picture media for class VIII students of SMP/MTs. The method used in this research is descriptive method with a qualitative approach. The data sources for this study were respondents, namely two Indonesian language teachers as validators and five students of class VIII SMP. Meanwhile, the data in this study were from previous research, reference books, and similar research journals. The techniques used are interview techniques and questionnaires or questionnaires. Based on the results of the study it can be concluded as follows. (1) The teaching materials are arranged in a systematic and structured manner in accordance with KD in the 2013 Curriculum. The teaching materials present persuasive texts with serial picture media including instructions for using modules, concept maps, core competencies, student worksheets and answer key sheets. Teaching materials presenting persuasive texts have two learning activities, namely examining the structure and language rules of persuasive texts and presenting persuasive texts. (2) The results of the combined validation between material experts and media experts obtained an average value of 86.50%. This value indicates that teaching materials presenting persuasive text with serial image media are very valid and appropriate to use. (3) The results of student responses or responses as a whole to teaching materials, obtained an average value of 87.5. This value indicates that the five students responded very well to teaching materials presenting persuasive texts using serial picture media.