Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Studi Pengolahan Nugget Ikan Tenggiri (Scombridae Commerson) Skala Rumah Tangga Aripudin Aripudin; Pola Sabar Tumohom Panjaitan; Liliek Soeprijadi; Elvi A. Sebayang
PELAGICUS Volume 2 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v2i3.10391

Abstract

ABSTRAKIkan tenggiri (Scombridae commerson) mengandung omega-3 yang berperan dalam pembentukan sel saraf otak anak-anak. Ikan tenggiri memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat diolah menjadi produk nugget yang disukai oleh berbagai kalangan baik anak-anak dan orang dewasa. Pada proses pengolahan nugget ikan tenggiri dengan penambahan bahan tambahan dapat menjadikan produk nugget yang bertekstur kenyal. Bahan baku yang digunakan dilakukan pengujian organoleptik untuk mengetahui kualitas mutunya agar pada akhirnya dapat dihasilkan produk nugget yang memenuhi standar dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. Pada pengujian organoleptik terhadap bahan baku diperoleh nilai rata rata 7,8 sehingga ikan tenggiri yang digunakan dalam pembuatan nugget layak dan memenuhi standar. Pada tahapan proses pembuatan nugget diperoleh rendemen yang berbeda pada setiap perlakuannya mulai dari penerimaan bahan baku sampai dengan pelumuran tepung panir sebagai salah satu bahan tambahan yang digunakan. Terhadap hasil akhir olahan produk nugget ikan tenggiri dilakukan pengujian sensori dengan hasil rata-rata 8 yang artinya layak untuk di konsumsi.ABSTRACT Mackerel (Scombridae commerson) contains omega-3 which plays a role in the formation of children's brain nerve cells. Mackerel has a high economic value that can be processed into nuggets that are favored by various groups, both children and adults. In the process of processing mackerel fish nuggets with the addition of additional ingredients, it can make nugget products that have a chewy texture. The raw materials used are carried out by organoleptic testing to determine the quality so that in the end it can produce nugget products that meet the standards and are suitable for consumption by the public. In organoleptic testing of raw materials, an average value of 7.8 was obtained so that the mackerel used in making nuggets was feasible and met the standards. At the stage of the process of making nuggets, different yields were obtained for each treatment, starting from receiving raw materials to coating breadcrumbs as one of the additional ingredients used. The final result of processed mackerel fish nuggets was carried out by sensory testing with an average result of 8 which means it is suitable for consumption.
Kajian Formulasi Fortifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Karakteristik Mutu Snack Ekstrusi Aripudin Aripudin; Iman Mukhaimin; Gita Juwita
PELAGICUS Volume 3 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v3i1.10706

Abstract

Snack cemilan sehat yang berbahan dasar ikan menjadi salah satu pilihan untuk menambah nilai gizi pada snack ekstrusi. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan snack ekstrusi serta menentukan formulasi terbaik dengan menggunakan jumlah penambahan lumatan daging ikan nila yang berbeda-beda yakni 5%, 10% dan 15% berdasarkan parameter mutu uji hedonik, uji proksimat (kadar air, abu, protein, lemak) dan analisis total cemaran mikroba (angka lempeng total). Snack ekstrusi dibuat melalui tahap penerimaan bahan baku, penyiangan, pencucian, lumatan daging ikan nila, preparasi bahan tambahan dan penimbangan, pengadonan, penggilingan dan cetak, penggorengan, penirisan dan pengemasan. Hasil analisis formulasi P2 snack ekstrusi dengan penambahan 10% lumatan daging ikan nila merupakan formulasi yang paling disukai oleh 25 panelis dengan nilai rata-rata 6,5, kenampakan 7 (suka), aroma 6 (agak suka), rasa 7 (suka), dan tekstur 6 (agak suka). Hasil uji proksimat menunjukkan bahwa jumlah penambahan lumatan daging ikan nila berbanding lurus dengan peningkatan kadar air, abu, protein dan lemak. Dimana formulasi P2, memiliki nilai uji proksimat kadar air 5,07%, kadar abu 1,81%, kadar lemak 31,47%, kadar protein 13,03%, dan nilai ALT <2,5 x 104 Cfu/ml.
Pengaruh Penambahan Gracilaria sp. terhadap Mutu Sosis Ikan Bandeng (Chanos chanos) Aef Permadi; Devi Wulansari; Anasri Tanjung; Aripudin Aripudin
PELAGICUS Volume 1 Nomor 2 Mei 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.795 KB) | DOI: 10.15578/plgc.v1i2.8884

Abstract

Sosis ikan mengandung protein tinggi yang dapat bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Sosis ikan dapat dikombinasikan dengan sumber gizi lain untuk meningkatkan nilai gizinya. Penambahan Gracilaria sp. dalam pembuatan sosis ikan bandeng dapat meningkatkan nilai gizi dan kandungan serat pangannya (dietary fiber).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan bubur Gracilaria sp. dan daging ikan bandeng yang disukai panelis, dan pengaruh penambahan konsentrasi bubur Gracilaria sp. terhadap kadar proksimat dan zat besi pada sosis ikan bandeng.  Objek penelitian dibagi menjadi 2 (dua) kelompok percobaan yaitu: A0,  kelompok kontrol (sosis ikan bandeng tanpa penambahan bubur Gracilaria sp.) dan A1, kelompok sosis ikan bandeng dengan penambahan bubur Gracilaria sp. Penambahan bubur Gracilaria sp. sebanyak 1 : 8 (70 g : 580 g) dari berat lumatan daging ikan menghasilkan produk yang disukai oleh panelis dengan penambahan bubur Gracilaria sp. dapat meningkatkan nilai tekstur dan gel forming ability, serta dapat meningkatkan kadar serat pada sosis, namun mempengaruhi penurunan kadar protein dan lemak.
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI TEPUNG TULANG IKAN PATIN (Pangasius sp) TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN DAN KARAKTERISTIK MUTU ROTI TAWAR Iman Mukhaimin; Aripudin Aripudin; Martha Evelina Silaban
Aurelia Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v4i1.10995

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh penambahan konsentrasi tepung tulang ikan patin terhadap tingkat penerimaan konsumen dan karakteristik mutu roti tawar Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu pembuatan tepung tulang patin, pembuatan roti tawar dengan 4 perlakuan berbeda yaitu penambahan tepung tulang patin 0% (A1), 2,5% (A2), 5% (A3), dan 7,5% (A4) dan pengujian tingkat penerimaan konsumen dengan uji hedonik menggunakan 25 panelis terlatih, dan  pengujian karakteristik mutu roti tawar terdiri dari uji proksimat (kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat) dan uji angka lempeng total (ALT). Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil analisis uji Friedman pada sampel dengan penambahan tepung tulang ikan patin pada roti tawar berpengaruh terhadap tingkat penerimaan panelis untuk parameter aroma, rasa dan tekstur (p<0,05). Tingkat penerimaan panelis tertinggi 7,71 didapatkan oleh roti tawar dengan perlakuan penambahan tepung tulang ikan patin sebanyak 2,5%(A2) dengan karakteristik mutu kadar air sebesar 17,76%, kadar abu sebesar 2,54%, kadar protein sebesar 12,15%, kadar lemak sebesar 2,52%, dan kadar karbohidrat sebesar 65,03% dan ALT sebesar 4,2 x 102 CFU/g. Roti tawar dengan perlakuan penambahan tepung tulang ikan patin sebanyak 2,5%(A2) telah sesuai dengan SNI 01-3840-1995.
Pengaruh Penambahan Edible Coating Kitosan Rajungan (Portunus pelagicus) Terhadap Sensori Dodol Betawi Pola Panjaitan; Reva Fiani; Aripudin Aripudin; Catur Pramono Adi; Liliek Soeprijadi
Jurnal Airaha Vol 9 No 02: December 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.222 KB) | DOI: 10.15578/ja.v9i02.187

Abstract

The research objective was to determine the effect of the edible coating of crab chitosan on the sensory quality of Betawi dodol. The process of making crab chitosan edible coating starts from mixing chitosan, 1% acetic acid, and glycerol, immersing dodol into edible coating solution, and storage. Edible coating with a concentration of 4% chitosan (K3) can maintain appearance and texture values ​​until day 12 and aroma until day 16, longer than K0 and K1 treatments can only maintain appearance and texture values ​​until day 4 and aroma until the 8th day and K2 which can maintain the appearance and texture values ​​until the 8th day and the aroma until the 12th day and there is no difference in the taste values ​​in the three treatments. Based on the Friedman test, the parameters of appearance, aroma, and texture have a sig. <0.05 so that H1 is accepted and H0 is rejected, which means that the difference in chitosan concentration has a significant effect. Meanwhile, the Friedman taste test has a sig.> 0.05 so that H0 is accepted and H1 is rejected, which means that the difference in chitosan concentration does not have a significant effect.
Utilitization Of Catfish Bone Gelatin (Pangasius Sp.) In Marshmallow Products Catur Pramono Adi; Sukma Budi Prasetyati; Elvi Andriani Br Sebayang; Aripudin Aripudin
Barakuda'45 Vol 4 No 2 (2022): Edisi November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v4i2.266

Abstract

To take advantage of the by-product of catfish bone, gelatin is made as a value added of the by-product of the fishery industry, because Gelatin using sapa bovine fish bone has the same characteristics as catfish bone gelatin. Gelatin is the main ingredient in the manufacture of marshmallows to improve texture and ebilite. The purpose of this study was to determine the panelists' preference for marshmallows with the addition of catfish bone gelatin into marshmallows and to conduct chemical quality tests (water content and ash content) on catfish bone gelatin marshmallows. The method used is descriptive method, the results of this study are marshmallow hedonic testing with the highest appearance parameter value found in the sample F2 = 7.54, namely the addition of 0.93 gram catfish bone gelatin. From the parameters of taste, aroma, and texture, the highest value was found in sample F3 with the addition of 1.16 gram catfish bone gelatin to get a taste parameter value of 7.72, an aroma parameter value of 7.52, and a texture parameter value of 7.66. In chemical testing, all samples met the standard of SNI 3547.2-2008 soft confectionery. In the water content parameter, the highest value was found in sample F2 of 11.85% with a maximum limit of SNI 3547.2-2008 soft confectionery 20.0%. In the ash content parameter, the highest value is found in the F2 sample of 0.455% with a maximum limit of 3.0%. In the protein parameter, the protein test was taken from the best sample of sensory test results, namely marshmallow with the addition of 1.17gram catfish gelatin and 2.34gram beef gelatin with a protein content test result of 0.315%
PEMBUATAN RENGGINANG SINGKONG DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT (Ulva Lactuca) Pola S.T Panjaitan; Catur Pramono Adi; Aripudin Aripudin; Suratna Suratna; Ida Romawati
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 14, No 1 (2023): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v14i1.125

Abstract

Dalam pembuatan rengginang tidak ada penambahan zat gizi sehingga kandungan nutrisi di rengginang itu rendah, salah satunya kandungan protein. Maka dari itu dengan adanya potensi rumput laut ulva lactuca dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan kandungan gizi protein rengginang singkong. Tujuan pada penelitian ini yaitu:Mengetahui cara pembuatan rengginang singkong dengan penambahan tepungrumput laut ulva lactuca; Mengetahui pengaruh penambahan tepung rumput laut ulva lactuca terhadap mutu hedonik rengginang singkong; dan Mengetahui pengaruh kandungan proksimat pada rengginang singkong dengan penambahan tepung rumput laut ulva lactuca.F1 dengan penambahan tepung rumput laut 10%, F2 dengan penambahan tepung rumput laut 12,5%, dan F3 dengan penambahan tepung rumput laut 15% pada parameter kenampakan, aroma, rasa dan tekstur. Pada mutu kimia perlakuan F1 dengan perlakuan F0 yang tidak ada penamabahan tepung rumput laut ulva lactuca menunujukkan adanya penurunan kadar air sebesar 4,55% berarti pada perlakuan F1 telah memenuhi Standar mutu BSN 1999 yaitu dengan kadar air maksimal 11 g dan 1,47% kenaikan kadar protein pada perlakuan F1. Dengan kadar air 10,14% dan kadar protein 1,47% pada perlakuan F1 yang berarti perlakuan F1 telah memenuhi standar BSN 1999 yaitu dengan kadar protein maksimal 6 g.
Marketing Strategy Of Jeruju (Acanthus Ilicifolius) Tea Products In Harapan Mandiri, Kebumen, Central Java Catur Pramono Adi; Lilik Soeprijadi; Aripudin Aripudin; Alya Nida Marbella Arifiana
Barakuda'45 Vol 5 No 1 (2023): Edisi April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47685/barakuda45.v5i1.296

Abstract

The problem that Harapan Mandiri is facing is the lack of consumer buying interest in original Jeju tea products. For this reason, Harapan Mandiri is able to change this condition through product innovation using additional ingredients such as ginger and rosella flowers in the hope of attracting consumer interest. The purpose of this research is to make innovative products to increase sales turnover. The results of the study show the following business analysis: With an investment cost of 6,032,000, fixed costs 2,060,000, variable costs 4,660,000, total expenses 6,720,000/month, revenue costs Rp. 15,000,000, profit/loss Rp. 7,240,000, R/C ratio 2.07, B/C ratio 1.07, BEP price 6,720, BEP production 265 packs. The marketing strategy carried out by Harapan Mandiri in developing its business products is by promoting products more frequently to various community association forums so that people are more familiar with Jeju tea products with the addition of ginger and rosella flowers, always updated with the times so as not to be left behind by market competition. by developing flavor variants in tea and updating packaging to make it more attractive to consumers' purchasing power, collaborating with partnerships so that they can increase marketing relations and collaboration in advancing business and building public trust by maintaining quality taste and product quality.
Siomay Production with The Addition of Tilapia (Oreochromis Niloticus) Bone Meal Pola S.T. Panjaitan; Aripudin Aripudin; Indri Yuliawati; Siti Nurpalah
PELAGICUS Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v4i1.12286

Abstract

Fish bone meal is a product by preserving the fish bone in dry form followed by milling it into powder. Siomay is a food originating from China which is usually served by steaming or frying. This food is usually enjoyed along with tea (yam cha). Siomay, as one type dimsum is widely sold in Chinese restaurants and street vendors in Indonesia. The processing steps of making siomay with the addition of tilapia fish bone meal (Oreochromis niloticus) such as receiving of raw material, separating the bones from the meat, washing 1, boiling the fish bones, cutting the bones, drying the bones, grinding the bones, sieving the fish bone meal, kneading, molding followed by steaming and draining. The aim of this study was to describe the process of making siomay with the addition of tilapia fish bone and to describe the hedonic value and proximate value with different formulations. Formulations of fish bone meals were divided into four groups such as F1 (as a control), without any addition of fish bone meal, F2 6%, F3 7% and F4 12%. The hedonic values showed the panellists mostly liked the formulation of F1 with the addition of 6% of fish bone meal. Characteristics of proximate values of F1 resulted in the water content being 66.95%, fat content being 4.5%, protein content being 5.35% and ash content being 5.77%.
PERTUMBUHAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) PADA FILTER AIR YANG BERBEDA TAUFIK HADI RAML; ARIPUDIN ARIPUDIN; CATUR PRAMONO ADI; PUSPA AMELIA PUTRI SANTIKA
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v3i2.2411

Abstract

Water quality problems in the rearing medium can decrease due to activities carried out by fish such as leftover feed and fish feces that settle to the bottom of the water. to overcome the problem, it may be necessary to use technology that can support fish productivity. According to Suandi (2009), the aquaculture recirculation system in fish farming with filtration technology in fish farming is one effort that can be used to overcome the decline in water quality. The use of this system has the advantages of using little water, relatively small land or space requirements, ease of controlling, maintaining and maintaining water temperature and quality. Apart from using a recirculation system, the use of filters to improve water quality is also mandatory. The filters used are zeolite, ginger coral and pumice. This research was conducted to determine the growth rate of carp (Cyprinus carpio) using different water filters, and to find out the problems in goldfish (Cyprinus carpio) cultivation with different water filters. The results obtained from the observation that the use of different water filters provide different growth rates and fish survival. In this observation, the best growth rate for carp was obtained in the P3 treatment using pumice water filter media. Whereas good goldfish survival was obtained in the P2 treatment using ginger coral filter media. The problem in observing during rearing is the high mortality rate in the first week of rearing. ABSTRAKPermasalahan kualitas air pada media pemeliharaan dapat terjadinya penurunan disebabkan karena aktifitas yang dilakukan oleh ikan seperti sisa pakan dan juga sisa feses ikan  yang mengendap di dasar air. untuk mengatasi permasalahan dapat diperlukan penggunaan teknologi yang dapat menunjang produktifitas ikan. Menurut Suandi (2009), Sistem reskulasi budidaya pada budidaya ikan dengan teknologi filtrasi dalam budidaya ikan merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi penurunan kualitas air. penggunaan sistem ini memiliki kelebihan yaitu penggunaan air yang sedikit,kebutuhan lahan atau ruang relatif kecil, kemudahan dalam mengendalikan,memelihara dan mempertahankan suhu serta kualitas air. Selain menggunakan system resirkulasi, penggunaan filter untuk perbaikan kualitas air juga wajib dilakukan. Filter yang digunakan adalah zeolite, karang jahe dan batu apung.  Penelitian ini dilakukan untuk Mengetahui Laju pertumbuhan ikan mas (Cyprinus carpio) dengan menggunakan filter air yang berbeda, dan Mengetahui permasalahan pada budidaya ikan mas (Cyprinus carpio) dengan filter air yang berbeda. Hasil yang diperoleh dari pengamatan yaitu, dengan penggunaan filter air yang berbeda memberikan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yang berbeda. Pada pengamatan ini, laju pertumbuhan yang terbaik untuk ikan mas di peroleh pada perlakuan P3 yang menggunakan media filter air batu apung. Sedangkan untuk kelangsungan hidup ikan mas yang bagus diperoleh pada perlakuan P2 yang menggunakan media filter karang jahe. Permasalahan dalam pengamatan selama pemeliharaan yaitu besarnya mortalitas pada minggu pertama pemeliharaan.