Ernida Kadir
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pertunjukan Simuntu dan Tari Kreasi Karya Yeni Eliza dalam Sepekan Kesenian Tradisi di Nagari Andaleh Baruh Bukik Anisa Rades Sanoppan; Ernida Kadir; Hasnah Sy
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 5, No 1 (2021): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v5i1.2487

Abstract

This article discusses the Sepekan Kesenian Tradisi, an event for the creativity and potential of Andaleh Baruh Bukik's young generation in building their nagari through performing arts activities, games and traditional performances. Two of the forms of creativity that are produced and displayed in Sepekan Kesenian Tradisi are the new creation of dance and the Simuntu performance. Through the application of qualitative research methods with a dance ethnology approach, data on the creativity and potential of the Andaleh village youth are described and analyzed using the concepts of creativity, biography, and folk festivals. Sepekan Kesenian Tradisi was then followed by the holding of various games and performing arts, which were basically the result of the creativity of the nagari youth, where Yeni Eliza took on the role of initiator of activities and creator of new dance creations which became the material for the activities.Keywords: Traditional Arts Week; Andaleh Baruh Bukik; Simuntu; Creative Dance; festivalAbstrakArtikel ini membahas tentang Sepekan Kesenian Tradisi, sebuah ajang kreativitas dan potensi generasi muda Andaleh Baruh Bukik dalam membangun nagari mereka melalui kegiatan seni pertunjukan, permainan dan pertunjukan tradisional. Dua di antara bentuk kreativitas yang dihasilkan dan ditampilkan dalam Sepekan Kesenian Tradisitersebutadalah seni tari kreasi baru dan pertunjukan Simuntu. Melalui penerapan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnologi tari, data-data tentang kreativitas dan potensi generasi muda nagari Andaleh dideskripsikan dan dianalisis menggunakan konsep kreatifitas, biografi, dan festival rakyat.Penelitian menunjukkan bahwa pertunjukan Simuntu, berperan penting sebagai daya tarik kegiatan,di mana kehadirannya menjadi awal mula keramaian.Proses kegiatan Sepekan Kesenian Tradisi kemudian dilanjutkan dengan digelarnya berbagai permainan dan seni pertunjukan, yang pada dasarnya adalah hasil kreatifitas pemuda nagari, di mana Yeni Eliza mengambil peran sebagai inisiator kegiatan dan kreator tari kreasi baru yang menjadi materi kegiatan.Kata Kunci: Sepekan Kesenian Tradisi; Andaleh Baruh Bukik; Simuntu; Tari Kreasi; festival
Pergelaran Tor-Tor Sombah pada Upacara Adat Kematian Saur Matua dalam Tinjauan Semiotika Peirce Ilham Akbar; Ernida Kadir; Yusfil Yusfil
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 5, No 2 (2022): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v5i2.2488

Abstract

This paper discusses the urgency and significance of Tor-Tor Sombah in the traditional ceremony of the death of Saur Matua in the Toba Batak community. Tor-Tor Sombah is believed to be able to create brotherly bonds between those who are present at the death ceremony of people who are perfect in kinship. The person is called Saur Matua, which means complete or perfect, that is, a person who has had children and grandchildren, and is successful in life both socially and materially. The signs found on Tor-tor Sombah in the traditional ceremony of the death of Saur Matua such as sijaragon, ulos rake, andung, tandok, costumes, and movements. All of these signs were analyzed through Peirce's theory of Semiotics which includes icons, indexes, and symbols, so that the emic meaning of the presence of Tor-tor Sombah at the traditional ceremony of Saur Matua's death, among others was about pride, respect, and gratitude.Keywords: Tor-Tor Sombah; death rituals; Saur Matua; Batak; Peirce's Semiotics AbstrakTulisan ini membahas tentang urgensi dan signifikansi dari Tor-Tor Sombah dalam upacara adat kematian Saur Matua pada masyarakat Batak Toba. Tor-Tor Sombah dipercayai dapat mewujudkan ikatan persaudaraan antara sesama yang hadir di dalam upacara kematian orang yang sempurna dalam kekerabatan. Orang tersebut disebut Saur Matua, yang artinya lengkap atau sempurna, yaitu orang yang telah beranak cucu, dan berhasil dalam kehidupan baik secara sosial serta secara materi. Tanda-tanda yang terdapat pada Tor-tor Sombah dalam upacara adat kematian Saur Matua seperti sijaragon, ulos saput, andung, tandok, kostum, dan gerak. Kesemua tanda-tanda itu dianalisis melalui teori Semiotika Peirce yang meliputi tentang ikon, indeks, dan simbol, sehingga ditemukan makna emik dari kehadiran Tor-tor Sombah pada upacara adat kematian Saur Matua, antara lain tentang kebanggaan, penghormatan, juga tentang rasa terimakasih.Kata Kunci: Tor-Tor Sombah; ritual kematian; Saur Matua; Batak; Semiotika Peirce  
PSEUDO TRADISIONAL RITUAL MENUNTAUK DALAM TARI MANGKIK STAIH ANA ANITA ISMIARTI; ASMARYETTI ASMARYETTI; ERNIDA KADIR
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 6, No 2 (2020): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v6i2.1051

Abstract

 Hilman seorang seniman tari  dari  Kota Sungai Penuh membangkitkan kembali ritual menuntauk menjadi pseudo tradisional dan mewujudkanya kedalam bentuk tari berjudul Mangkik Staih. Ritual menuntauk adalah salah satu bentuk upacara (ritual) meminta ilmu (menuntauk) yang dilakukan oleh masyarakat tradisional dengan menghadirkan berberapa persyaratan berupa sesajen dan perlengkapan  yang dipersembahkan kepada arwah leluhur.Pseudo tradisional ini menjadi pembuka di setiap bagiannya.Dalam melakukan analisis pembahasan tentang pseudo tradisional dirujuk pendapat Soedarsono yang membicarakan mengenai kaidah-kaidah tradisi yang telah dihilangkan nilai-nilai tradisionalnya yang bersifat sakral. Analisis bentuk pseudo ritual dalam tari Mangkik Staih dilakukan dengan berpedoman kepada pendapat Sumandiyo Hadi yang menyangkut tentang elemen-elemen tari. 
SINKRETISME: REFLEFKSI BUDAYA KOTA SIBOLGA SENI PERTUNJUKAN TARI ANAK DI SUMATERA UTARA Sri Ayuni Lase; Surherni Surherni; Ernida Kadir
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 7, No 1 (2021): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v7i1.1544

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Sinkretisme: Refleksi Budaya Masyarakat Pesisir Kota Sibolga Tapian Nauli, di Suamtera Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskripstif analisis. Teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori sinkretisme oleh A. Suyono, teori budaya oleh Suwardi Endraswara dan teori koreografi atau komposisi oleh Y.Sumandiyo Hadi. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang terdapat di dalam seni pertunjukan Tari Anak.Tari anak menceritakan tentang perjuangan orang tua yang menginginkan kesembuhan pada anaknya melibatkan dukun. Dukun berperan dalam proses pengobatan anak yang sakit dengan membacarakan mantra-mantra. Tari anak berikan doa-doa, petuah, dan harapan.
MEMBANGUN HARMONISASI EDUKASI MELALUI PEMBELAJARAN TARI JAWA, BALI DAN SUNDA Suci Hasmita; Hardi Hardi; Ernida Kadir
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 8, No 2 (2022): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v8i2.3121

Abstract

Tulisan ini membahas tantangan dan upaya membangun harmonisasi melalui edukasi dan apresiasi tari Jawa, Bali dan Sunda di Program Studi Seni Tari Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Penulis menggunakan metode penelitian kulitatif deskriptif analisis. Dilandasi dengan teori kreativitas dan strategi pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik yaitu mampu membuat suatu strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif di dalamnya agar target yang ingin di capai dapat maksimal. Berkaitan hal tersebut hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka dari itu evaluasi dan kontroling sangat dibutuhkan antara dosen dengan mahasiswa. Keberhasilan proses pembelajaran tari Jawa, Bali dan Sunda yaitu dengan metode yag sesuai dengan mahasiswa yang mayoritas budaya Melayu. Tujuan penelitian ini gunanya untuk mengetahui kendala dalam proses pembelajaran tari Jawa, Bali dan Sunda yang dibuktikan dari hasil belajar mahasiswa. Kata kunci: strategi pembelajaran; harmonisasi; inovatif
BERBAGAI VARIAN TARIPADA ACARA PESTA PERKAWINAN Merianti Sabriana; Ernida Kadir; Asmaryetti Asmaryetti
Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 1, No 2 (2023): Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/gjg.v1i2.3774

Abstract

This paper discusses the low appreciation of dancers for the designation of dance at weddings. Under these conditions, the bride and groom are similar to the one-day King and Queen, who deserve to be respected. Ignoring the direction of facing in dance performance as an indication of the form of joyful respect for the bride and groom becomes a problem. This neglect can be seen in the dancer's position when the show always faces the audience and turn sits back to the bride and groom as the main character in the wedding ceremony. Such behavioris called discord in Minangkabau terminology. That is, behavior that does not conform to custom. The discordant performance by the dancers and the absence of evaluation from various parties became the fulcrum of the analysis of this study was carried out. Thus, this question explains phenomena and describes reality through qualitative research, using descriptive methods, and then analyzes through various related theories, namely normative ethics theory, structural theory, and performing arts theory.