Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONSTRUKSI ALAT TANGKAP JARING RAJUNGAN (Portunus pelagicus, Spp) DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG Rasidi Burhan; Ira Patriani; La Baharudin
JURNAL ENGGANO Special Issue SEMINAR NASIONAL VIRTUAL
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.5.3.%p

Abstract

Beberapa alat tangkap dapat digunakan dalam melakukan penangkapan rajungan, antara lain; alat tangkap bubu, jaring gillnet, jaring arad, pukat garuk, cantrang dll. Jaring arad, pukat garuk dan cantrang masuk kedalam kelompok pukat dasar berkantong yang telah dilarang, sedangkan di kalimantan barat umumnya penangkapan rajungan menggunakan 2 alat tangkap saja, yaitu bubu dan gillnet. Alat tangkap jaring gillnet dapat mencapai 150- 200 kg (dalam 3-4 hari operasi), sihingga di pesisir Kalimantan Barat alat tangkap yang digunakan untuk menangkap rajungan didominasi oleh jaring gillnet, operasi penangkapan rajungan yang dilakukan sepanjang tahun dan penggunaan alat tangkap (gillnet) yang konstruksi berbeda-beda dapat menyebabkan kegiatan penangkapan tidak terkendali. Rajungan (Portunus pelagicus, Spp) merupakan kepiting laut yang banyak terdapat di Perairan Indonesia. Hal ini sesuai dengan kebijakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dengan PERMEN KP No.1 Tahun 2015 tentang penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan, dimana dalam PerMen ini untuk menjaga populasi Khususnya Rajungan terdapat pelarangan untuk menangkap Rajungan dalam kondisi bertelur dan ukuran lebar kerapas lebih kecil dari 10 cm dengan berat 55gram. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat tangkap jaring gillnet rajungan yang selektif sesuai dengan PerMen KP No.1 Tahun 2015. Berdasarakan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan ukuran mata jarring yang digunakan adalah 5 – 7 inchi, nilai shorthening berkisar 50-70%, pada trip 1 pada model no 25 s/d 30 mendapatkan hasil yang terbanyak yaitu 26 ekor rajungan dimana ukuran kerapas <10cm = 0,34% dan >10cm = 0,66%, sedangkan pada trip 2 dengan model yang sama mendapatkan 19 ekor rajungan dimana ukuran kerapas <10cm = 0,26% dan >10cm = 0,74%. Pada model 25 s/d model 30 ini kontruksi alat tangkap adalah ; Ukuran mata (MS) = 6” dan Nilai Shorthening = 40%.Several fishing gears can be used in catching small crabs, among others; traps, gillnet nets, arad nets, scratching nets, cantrangs etc. Arad nets, pukat scratches and cantrang are included in the banned pukat bottom trawling group, while in West Kalimantan, generally catching small crabs uses only 2 fishing gears, namely bubu and gillnet. The gillnet net fishing gear can reach 150-200 kg (in 3-4 days of operation), so that on the coast of West Kalimantan the fishing gear used to catch small crabs is dominated by gillnet nets, crab fishing operations are carried out throughout the year and the use of fishing gear (gillnet) whose constructions vary can lead to uncontrolled fishing activities. The crab (Portunus pelagicus, Spp) is a sea crab that is widely found in Indonesian waters. Based on the results of observations and measurements in the field, the size of the meshes used is 5 - 7 inches, the shorthening value ranges from 50-70%, on trip 1 on models no.25 to 30 get the most results, namely 26 crabs where the kerapas size <10cm = 0.34% and> 10cm = 0.66%, while on trip 2 with the same model, 19 crabs were obtained where the size of the crabs <10cm = 0.26% and> 10cm = 0.74%. In model 25 to model 30, the construction of fishing gear is; Eye size (MS) = 6 ”and Shorthening Value = 40%. 
Analisa Status Tingkat Kecelakaan Kapal Penangkap Ikan dan Solusi Pencegahan Kecelakaan Kapal di PPP. Sungai Rengas Kubu Raya Kalimantan Barat Ahijrah Ramadhani; La Baharudin; Slamet Jumaedi; Lidya Katili
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 4 No 2 (2023): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/manfish.v4i2.618

Abstract

Keselamatan kapal penangkap ikan merupakan interaksi faktor-faktor yang kompleks yaitu human factor (nakhoda dan anak buah kapal), machines (kapal danperalatan keselamatan) dan environmental (cuaca dan skim pengelolaan sumberdaya perikanan). Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung dan mengukur status tingkat kecelakaan kapal penangkap ikan di PPP Sungai Rengas serta menguraikan solusi pencegarahan kecelakaan kapal tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2021 di PPP Sungai Rengas, Kalimantan Barat. Analisis risiko kecelakaan dilakukan dengan menghitung FAR dan RI dari datakecelakaan yang ada dalam tiga tahun terakhir. Hasil identifikasi pengukuran pelengkapan dokumen kapal, standar peraturan dan kecakapan perwira kapal di PPP sungai rengas dari 32 responden di dapatkan hasil 100% untuk penyelesaian terhadap kepemilikan dokumen kapal dan kepemilikan surat ijin kapal, sedangkan yang perlu di cermati adalah pertanyaan dengan nilai terendah berkaitan dengan kepemilikan sertifikat keahlian Ankapin 1, 2, 3 dan setifikat keterampilan BST, AFF dan SAT. Perhitungan status kecelakaan dan jenis kecelakaan kapal di PPP sungai Rengas dengan intikator 10 pertanyaan melalui kuisioner yang melibatkan 32 respondensi (Nahkoda Kapal) didapatkan hasil paling terbesar adalah 31%. Pertanyaan pengetahuan dasar keselamatan di atas kapal pengetahuan tentang penggunaan alat komunikasi (radio) ketika terjadi kondisi darurat, dan yang paling terkecil adalah 6% pertanyaan pengetahuan kondisi-kondisi emergency dan darurat di atas kapal.
PENINGKATAN KETERAMPILAN NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT KESELAMATAN DI ATAS KAPAL PADA KONDISI DARURAT DI PPI SUNGAI KAKAP Ahijrah Ramadhani; La Baharudin La Baharudin; Jumadi Sudarso; Frangky F Tumion; Sadri Sadri; Rasidi Rasidi; Ho Putra Setiawan; Slamet Jumaedi; Risko Risko; Nurmala E Simbolon; Purnamawati Purnamawati
Bina Bahari Vol 2, No 3 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/binabahari.v2i3.43

Abstract

Kegiatan nelayan di atas kapal merupakan salah satu kegiatan dengan tingkat resiko tinggi yang mengakibatkan kerugian pada aspek materil hingga keselamatan nelayan di atas kapal. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus bagi nelayan dalam menggunakan alat keselamatan di atas kapal pada kondisi darurat. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat nelayan yang ada di PPI Sungai Kakap tentang keterampilan menggunakan alat keselamatan di atas kapal. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan sosialisasi kepada khalayak sasaran yang mengacu pada pekerja/awak kapal dan penyampaian materi terkait penyebab terjadinya kecelakaan kapal dan upaya pencegahan yang dilakukan di atas kapal. Berdasarkan hasil pre test yang dilakukan diperoleh bahwa hanya 42 % dari keseluruhan peserta yang benar – benar paham mengenai keselamatan kerja di atas kapal berdasarkan prosedur. Setelah kegiatan ini dilakukan, secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran peserta akan pentingnya keterampilan nelayan dalam menggunakan alat keselamatan di atas kapal dan cara menggunakan bahan alternatif sebagai alat keselamatan pada keadaan darurat. Selain itu, para nelayan mampu memahami penyebab terjadinya kecelakaan kapal serta memahami upacaya terhadap pencegahan dari kecelakaan tersebut.