Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEKTIVITAS MODIFIKASI KONSTRUKSI BUBU DASAR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN PULAU LEMUKUTAN KALIMANTAN BARAT Ho Putra Setiawan; Sadri Sadri; Agus Setiawan
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 8 No 2 (2017): NOVEMBER 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.715 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.8.157-167

Abstract

Exploiting the potential of catching fish in the waters of the island of Lemukutan by using the base to catch fish trap and still are traditional. Technical aspects in this research is to modify the base where trap construction entrance on change into six and eight and the bamboo wood frame in Polyethylene nets agency change (PE) pipe frame of cast concrete picture with. The purpose of this research is Get method model, analyze the effectiveness of basic trap modification construction basic financial analysis and trap. Analysis of the composition of catches against the third type of trap get results of 84.88 kg or of 690 tail at a depth of 9 m and 95.53 kg or 800 tail at a depth of 12 m. The frequency of occurrence of the yellow tail fish (Caesio erythrogaster) had the largest proportion at a depth of 9 m long and 12 m is 86.8 % and 99.5 %. Analysis of the index of Diversity (H ‘) to the waters of the Lemukutan Island of 1.6 by category index of diversity (H ‘ ≤ 2). The results of the analysis of R/C Ratio indicates that modifications to the construction of beam model trap obtaining R/C = 1.035 where economically feasible and viable use developed as a basic fishing effort in the waters of the island of Lemukutan.
EFEKTIVITAS MODIFIKASI BUBU DASAR KONSTRUKSI ATRAKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN PULAU LEMUKUTAN Ho Putra Setiawan; Sadri Sadri; Agus Setiawan; Slamet Tarno
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 10 No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2346.775 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.10.79-91

Abstract

Trap have different construction to catch the fishes. The purpose of this study is to obtain the basic trap construction model method, analyze the effectiveness of basic construction modifications and financial analysis. The acquisition of catch composition shows that red snapper (Lutjanus alfifrotouris) gets the largest proportion in unit weight (kg) at a depth of 10 m for modification of basic trap attractors construction beam model of 27,49% and construction does not use attractors at 16,45% and at the depth of 14 m for modification of the base trap attractor construction beam model is 27,40% and the construction does not use attractors at 24,97%, while the largest proportion in units of number (tail) at a depth of 10 m yellow tail fish (Caesio erythrogaster) is 37,89% while construction beam models do not use attractors at 22,80% and at 14 m depth the largest proportion obtained in units of number (tail) is found in yellow tail fish (Caesio erythrogaster) for modification of the base trap attractor construction beam model of 25,64% while the construction does not use contractor at 19,94%. The diversity index value (H') of Lemukutan Island waters region is 3,9 while the comparative analysis of fish production (one-way anova) shows that the treatment of the two fishing gear construction models did not significantly affect the production of fish caught at a depth of 10 m and 14 m. The results of the R/C ratio showed that the modified fishing gear of the attractor construction beam model obtained an R/C = 1,435 and the construction did not use the attractor R/C value = 1,031, thus the two basic construction models were economically feasible to develop as a business arrest in Lemukutan Island waters.
ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MUARA MERICAN DAN TANJUNG LANTERA DI DESA RANTEREIJO KABUPATEN PEKALONGAN PROPINSI JAWA TENGAH Ho Putra Setiawan
Geoid Vol 4, No 2 (2009)
Publisher : Department of Geomatics Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24423998.v4i2.7305

Abstract

Kabupaten Pekalongan adalah sebuah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah Ibu Kotanya adalah Kanjen. Kabupaten Pekalongan terdiri dari 19 Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 270 desa, dan 13 Kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kanjen. Luas Kabupaten Pekalongan adalah 836,13 km2, jumlah penduduk 891,442, serta Kepadatan Penduduk 979 jiwa / km2. Sedimentasi  juga dapat dilihat di Rantereijo (terutama di Muara Merican dan di Tanjung Lantera ) sejauh 1,4 Km. Kontur dasar laut dan kontur daratan sekitar Muara Merican dan Tanjung Lantera terdapat kelandaian pantai sampai pada jarak 50 meter dari garis pantai bagian utara pulau mempunyai kedalaman 1,0 – 1,5 meter, sedangkan kedalaman perairan yang agak jauh dari garis pantai yaitu sekitar 100 sampai 110 meter, kedalaman perairannya mencapai 10 – 11 meter. Semakain ke Timur kondisi garis pantai semakin landai dimana kedalaman perairan tersebut dicapai pada jarak yang semakin jauh dari garis pantai. Angin dominan berhembus dari arah barat sebesar 19.226 kali atau sebesar 23,76% dengan kecepatan 0-7 knot dan dari arah Utara sebanyak 16.3756 kali  atau sebesar 18,47%. Perhitungan tinggi dan durasi gelombang  Hs = 0,01616 UA . F1/2 dan Ts = 0,6238 (UA . F)1/3 didapat tinggi gelombang (H) arah Barat 1,61 meter dengan durasi (T) 6,31 detik dan (H) arah Utara 2,72 meter dengan durasi (T) 5,85 detik. Dari pengamatan peta (1997 dan 2002) didapatkan hasil berupa perubahan garis pantai (setelah 5 tahun) dengan angka yang terjadi erosi (arah gelombang Barat) yaitu pada titik pias  6 (-4,556) maksimal dan titik pias 7 (-3,152) minimal, adapun sedimentasi terjadi pada titik pias 51 (90,990) maksimal dan titik pias 18 (22,778) minimal. Sedangkan erosi (arah gelombang Utara) yaitu pada titik pias 72 (-14,403) maksimal dan titik pias 67 (-0,375) minimal, serta sedimentasi terjadi pada titik pias 15 (17,750) maksimal dan titik pias 8 (0,044) minimal. Akan tetapi juga terdapat garis pantai yang tidak mengalami perubahan yaitu pada titik pias 15 (arah gelombang Barat). Berdasarkan data-data dan hasil analisa yang telah diperoleh maka pada daerah pantai Muara Merican dan Muara Tanjung Lantera di pilih bangunan pelindung pantai dapat berupa kombinasi antara Jetty maupun Groin.
PENINGKATAN KETERAMPILAN NELAYAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT KESELAMATAN DI ATAS KAPAL PADA KONDISI DARURAT DI PPI SUNGAI KAKAP Ahijrah Ramadhani; La Baharudin La Baharudin; Jumadi Sudarso; Frangky F Tumion; Sadri Sadri; Rasidi Rasidi; Ho Putra Setiawan; Slamet Jumaedi; Risko Risko; Nurmala E Simbolon; Purnamawati Purnamawati
Bina Bahari Vol 2, No 3 (2023): OKTOBER 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/binabahari.v2i3.43

Abstract

Kegiatan nelayan di atas kapal merupakan salah satu kegiatan dengan tingkat resiko tinggi yang mengakibatkan kerugian pada aspek materil hingga keselamatan nelayan di atas kapal. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus bagi nelayan dalam menggunakan alat keselamatan di atas kapal pada kondisi darurat. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat nelayan yang ada di PPI Sungai Kakap tentang keterampilan menggunakan alat keselamatan di atas kapal. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tahapan sosialisasi kepada khalayak sasaran yang mengacu pada pekerja/awak kapal dan penyampaian materi terkait penyebab terjadinya kecelakaan kapal dan upaya pencegahan yang dilakukan di atas kapal. Berdasarkan hasil pre test yang dilakukan diperoleh bahwa hanya 42 % dari keseluruhan peserta yang benar – benar paham mengenai keselamatan kerja di atas kapal berdasarkan prosedur. Setelah kegiatan ini dilakukan, secara keseluruhan menunjukkan adanya peningkatan kesadaran peserta akan pentingnya keterampilan nelayan dalam menggunakan alat keselamatan di atas kapal dan cara menggunakan bahan alternatif sebagai alat keselamatan pada keadaan darurat. Selain itu, para nelayan mampu memahami penyebab terjadinya kecelakaan kapal serta memahami upacaya terhadap pencegahan dari kecelakaan tersebut.