Hetti Rusmini
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

JUMLAH LEUKOSIT DAN DERAJAT KLINIS PENDERITA INFEKSI DENGUE DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG: Number of Leukosites and Clinical Degree of Dengue Infection Patients at Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Hidayat; Hetti Rusmini; Toni Prasetia; Henri Setiawan
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN TERPADU Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Terpadu (JITKT)
Publisher : Poltekes Kemenkes Tanjungpinang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53579/jitkt.v1i1.10

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus transmitted by mosquitoes. Hematological abnormalities in the form of a decrease in the number of leukocytes which are influenced by the clinical degree due to stress on the bone marrow can occur in cases of DHF. The decrease or increase in the number of leukocytes was thought to be related to the clinical degree of DHF in previous studies. This study aimed to determine the relationship between the number of leukocytes and the clinical degree in patients with dengue infection. This study used an observational analytic method with a cross-sectional approach. The population consisted of 39 patients with dengue infection. The data on the results of the examination of the number of leukocytes and the clinical degree were obtained from medical record documents. Data analysis was performed using the Spearman correlation test. 39 study subjects suffering from dengue infection consisting of clinical degrees I (30.8%), II (61.5%), and III (7.7%). The leukocyte count was between 4,000-10,000/µL (59%) and the leukocyte count <4,000/µL (41%). The mean number of leukocytes at clinical grade I was 4.183/µL, at clinical grade II was 4.754/µL and clinical-grade III was 6.100/µL. The results of statistical tests with the Spearman correlation test obtained the value of r = -0.121 and the value of p = 0.462 (p> 0.05). There was no significant relationship between the leukocyte count and the clinical degree of dengue infection. Future researchers are expected to increase the number of research samples so that they can get all clinical degrees of DHF.
HUBUNGAN FREKUENSI LAMA MENJALANKAN HD DENGAN KADAR TROMBOSIT PADA PASIEN CKD DI RSPBA BANDAR LAMPUNG Nurul Jannah; Hetti Rusmini; Ratna Purwaningrum; Rina Kriswiastiny
Jurnal Medika Malahayati Vol 5, No 3 (2021): Volume 5 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.048 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v5i3.4175

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan masalah yang sangat serius, dimana terjadi kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, terapi yang biasa dilakukan untuk pasien ckd adalah dengan melakukan hemodialisa dimana digunakan untuk mengambil zat – zat nitrogen yang bersifat toksik dari dalam darah, tindakan tersebut mempunyai efek samping pada kondisi fisik serta psikologis penderita CKD. Trombosit memiliki peran penting yaitu melindungi integritas endotel pembuluh darah dalam proses hemostasis apabila terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan spesimen. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dipengaruhi oleh suhu dan waktu sejak pengumpulan spesimen. Pada pemeriksaan laboratorium bisa terjadi kelainan pada trombosit yaitu trombositopenia dan trombositosis. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling, dengan sampel yang dipakai sebanyak 76. Berdasarkan lama menjalankan perawatan HD terhadap kadar trombosit diperoleh (p-value = 0,294), sedangkan lama waktu pelaksanaan HD terhadap kadar trombosit (p-value 0,014). Tidak terdapat hubungan yang signifikan lama menjalankan perawatan HD dengan kadar trombosit pada pasien CKD, dan terdapat hubungan yang signifikan lama proses HD dengan kadar trombosit pada pasien CKD di RSPBA Bandar Lampung Tahun 2019 – 2020.
STUDI LITERATUR: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.) TERHADAP INDEKS LEE DAN MASSA LEMAK ABDOMINAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Hetti Rusmini; Dita Fitriani; Ade Maria Ulfa; Ricki Gustiawan
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 3 (2021): Volume 8 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v8i3.4617

Abstract

Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi karena adanya peningkatan kolesterol plasma, Low-Density Lipoprotein (LDL), trigliserida dan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) atau kombinasi dari beberapa abnormalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) terhadap indeks Lee dan massa lemak abdominal tubuh tikus putih wistar yang diinduksi diet tinggi lemak. Metode dalam penelitian ini adalah melakukan telaah artikel sesuai dengan issue yang akan diteliti. Dilakukan sesuai dengan analisis PICOST yaitu population, intervention, comparison, output, studi dan times dari 328 jurnal terpilih 6 jurnal. Literature dari 6 jurnal terdapat 2 jurnal yang membahas tentang ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) (34%), 6 jurnal membahas diet tinggi lemak (100%), 1 jurnal membahas indeks Lee (50%) dan 1 jurnal membahas massa lemak abdominal (50%). Pemberian ekstrak daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) berpengaruh terhadap indeks Lee dan massa lemak abdominal tikus putih yang diinduksi diet tinggi lemak.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) DAN LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) DARAH TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Dita Fitriani; Hetti Rusmini; Yuliana Wildani Marek
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 4 (2019): Volume 6 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.998 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i4.2293

Abstract

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan fraksi lipid di dalam darah. Bunga pepaya mengandung senyawa yang mampu mempertahankan kadar kolesterol dalam batas normal karena mengandung senyawa flavanoid dan tanin yang berperan sebagai antioksidan. Pada penelitian ini digunakan tikus sebagai hewan coba untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bunga pepaya (Carica papaya L) terhadap kadar HDL dan LDL darah tikus yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus Sprague dawley jantan berusia 12-16 minggu dengan berat 200-250 g, dengan pre and post test with control group design. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu; kelompok tikus yang hanya diberi pakan standar (K), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak (KN), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga pepaya 31 mg/kgBB (P1), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga pepaya 62 mg/kgBB (P2), dan kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga pepaya 125 mg/kgBB (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bunga pepaya dengan dosis 31 mg/kgBB, 62 mg/kgBB dan 125 mg/kgBB mampu meningkatkan rerata kadar HDL dan menurunkan rerata kadar LDL darah tikus secara signifikan (p <0,05). Namun semakin besar dosis tidak berpengaruh terhadap kadar HDL dan LDL.
PENGARUH FLAVANOID DALAM EKSTRAK MENTIMUN (Cucumis sativus L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH MENCIT (Mus musculus L) YANG MENGKONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI hetti rusmini; Dwi Marlina; Putri Lestari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 3 (2019): Volume 6 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.31 KB) | DOI: 10.33024/jikk.v6i3.2087

Abstract

Hiperkolesterolemia adalah kondisi kadar kolesterol dalam darah melebihi 240mg/dl yang merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskular yang berada di peringkat pertama sebagai penyebab kematian di dunia. Flavanoid adalah senyawa yang terdapat dalam mentimun yang dapat menurunkan kolesterol total darah dengan cara menghambat aktivitas enzim HMG KoA reduktase dan bertindak sebagai kofaktor enzim kolesterol esterase dan inhibitor absorbsi kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi flavanoid dalam ekstrak mentimun terhadap kadar kolesterol total darah yang mengkonsumsi makanan cepat saji. Metode Penelitian ini merupakan eksperiment murni menggunakan pre & post test control group design. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah nilai kolesterol total darah mencit sebelum diberikan flavanoid dalam ekstrak mentimun dengan dosis P1 = 126,8 mg/dl, dosis P2 = 140 mg/dl, dosis P3 = 146,8 mg/dl dan setelah diberikan flavanoid dalam ekstrak mentimun dengan dosis P1 = 85,8 mg/dl, dosis P2 = 67,8 mg/dl, P3 = 23,8 mg/dl. Terdapat pengaruh, semakin besar dosis flavanoid dalam ekstrak mentimun yang diberikan semakin besar pula penurunan kadar kolesterol total darah yang mengkonsumsi.
PENGARUH LABA-ICS (LABACS) TERHADAP FORCED EXPIRATORY VOLUME IN 1 SECOND (FEV1) PASIEN ASMA DI KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG Cindi Anggraeni; Retno Ariza Soemarwoto; Hetti Rusmini; Aditya Aditya
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (2021): Volume 8 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v8i1.4047

Abstract

Penilaian asma dapat dilakukan secara objektif dengan pengukuran fungsi paru menggunakan spirometri berupa penilaian Forced Expiratory Volume (FEV1). Ada sekitar 23.061.681 penggunaan resep LABA-ICS (LABACs) yang dikeluarkan untuk 805.860 orang dari tahun 2000 hingga 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh LABA-ICS (LABACs) sebagai terapi pengontrol pada pasien asma di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung periode Juli 2017 - Juli 2020. Penelitian ini adalah penelitian jenis analitik yang menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien. Penelitian ini dilakukan pada bulan November tahun 2020 dan Sampelnya adalah pasien asma di Klinik Harum Melati dan Rumah Sakit Umum (RSU) Wisma Rini sebanyak 523 data pasien asma dan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebanyak 118 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perubahan nilai FEV1 yang tidak signifikan dengan Budesonide-Formoterol (p = 0,92), Beclometasone-Formoterol (p = 0,19), dan Fluticasone-Salmeterol (p = 0,88). Terjadi perubahan rerata nilai FEV1 sebelum diberikan Budesonide-Formoterol, Beclomethasone-Formoterol dan Fluticasone-Salmeterol dari 66,87, 70,36 dan 69,56 menjadi 70,19, 75,76 dan 69,31. Pada penelitian ini, meskipun tidak ada perubahan signifikan antara FEV1 sebelum dan sesudah pemberian terapi, tetapi ada perubahan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pemberian terapi.Penilaian asma dapat dilakukan secara objektif dengan pengukuran fungsi paru menggunakan spirometri berupa penilaian Forced Expiratory Volume (FEV1). Ada sekitar 23.061.681 penggunaan resep LABA-ICS (LABACs) yang dikeluarkan untuk 805.860 orang dari tahun 2000 hingga 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh LABA-ICS (LABACs) sebagai terapi pengontrol pada pasien asma di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung periode Juli 2017 - Juli 2020. Penelitian ini adalah penelitian jenis analitik yang menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien. Penelitian ini dilakukan pada bulan November tahun 2020 dan Sampelnya adalah pasien asma di Klinik Harum Melati dan Rumah Sakit Umum (RSU) Wisma Rini sebanyak 523 data pasien asma dan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebanyak 118 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perubahan nilai FEV1 yang tidak signifikan dengan Budesonide-Formoterol (p = 0,92), Beclometasone-Formoterol (p = 0,19), dan Fluticasone-Salmeterol (p = 0,88). Terjadi perubahan rerata nilai FEV1 sebelum diberikan Budesonide-Formoterol, Beclomethasone-Formoterol dan Fluticasone-Salmeterol dari 66,87, 70,36 dan 69,56 menjadi 70,19, 75,76 dan 69,31. Pada penelitian ini, meskipun tidak ada perubahan signifikan antara FEV1 sebelum dan sesudah pemberian terapi, tetapi ada perubahan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pemberian terapi.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUNGA PEPAYA (CARICA PAPAYA L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TOTAL DAN MASSA LEMAK ABDOMINAL PADA TIKUS YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Dita Fitriani; Hetti Rusmini; Miftahul Jannah Gafar
Jurnal Medika Malahayati Vol 6, No 4 (2022): Volume 6 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v6i4.9188

Abstract

Abstrak : Pengaruh Pemberian Ekstrak Bunga Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Kadar Kolesterol Darah Total Dan Massa Lemak Abdominal Pada Tikus Yang Diberi Diet Tinggi LemakHiperlipidemia adalah kondisi kadar lipid di dalam darah melebihi batas normal ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol darah total, yang kemudian berdampak pada peningkatan akumulasi lemak tubuh terutama lemak sentral di  abdomen. Bunga papaya mengandung senyawa yang mampu mempertahankan kadar kolesterol dalam batas normal karena mengandung senyawa flavonoid dan tanin yang berperan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bunga pepaya (Carica papaya L) terhadap kadar kolesterol darah total dan massa lemak abdominal. Penelitian eksperimental murni ini menggunakan 25 ekor tikus Sprague dawley jantan berusia 12-16 minggu dengan berat 200-250 gram. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu; kelompok tikus yang diberi pakan standar (K), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak (KN), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga papaya 31 mg/kgBB (P1), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga papaya 62 mg/kgBB (P2), kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak dan ekstrak bunga papaya 125 mg/kgBB (P3). Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak bunga pepaya menyebabkan terjadinya penurunan kadar kolesterol darah total pada semua kelompok perlakuan (p<0,05) dan penurunan massa lemak abdominal pada kelompok P2 dan P3 (p<0.05).