Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POS SALING TOGA: POS SADAR LINGKUNGAN TANAMAN OBAT KELUARGA Pinasti Utami; Ingenida Hadning; M. T. Ghozali; Muhammad Fariez Kurniawan; Sabtanti Harimurti; Bangunawati Rahajeng; Azizah Khoiriyati; Devi Puspitasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 4. Pemberdayaan Kapasitas Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.244 KB) | DOI: 10.18196/ppm.34.279

Abstract

Gencarnya gaya hidup back to nature berdampak pada perilaku masyarakat dalam konsumsi tanaman obat baik yang masih alam maupun yang sudah dalam bentuk sediaan. Minimnya pengetahuan mengakibatkan penggunaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang kurang bijak, selain itu minimnya lahan terbatas juga membuat sulit untuk membudidayakan. Untuk itu pengabdi tergerak untuk meluruskan dari penyimpangan penggunaan TOGA dan mengajarkan tanaman tumbuh dalam pot (Tambulampot). Mitra yang digaet adalah Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (LLHPB PWA DIY) yang memiliki fokus terhadap permasalahan lingkungan, dengan menggerakkan potensi wanita. LLHPB memiliki 5 kader Aisyiyah di tiap kabupaten sehingga harapannya bisa ditularkan di tingkat ranting. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2020 di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dihadiri oleh 35 peserta dari LLHPB. Pada kegiatan ini juga menyosialisasikan Modul SALING TOGA di mana tiap peserta diukur dari pretes dan postes untuk evaluasi tingkat pemahaman. Pada kesempatan ini tiap daerah/POS diberikan paket TOGA sesuai penyakit yang marak dikalangan masyarakat diantaranya gangguan pada Nafas, Hormon, Cerna, Jantung dan Syaraf. Hasil program ini menunjukan adanya peningkatan pemahaman sebesar 13,7% tentang TOGA. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan bagi para kader dan harapannnya bisa secara rutin.
Busapi (Buku Saku Pintar): Solusi Guru Dalam Penanganan Kecelakaan Di Sekolah Yogyakarta Pinasti Utami; Sabtanti Harimurti; M. Thesa Ghozali; Ingenida Hadning
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.223 KB) | DOI: 10.18196/ppm.22.488

Abstract

Kecelakaan anak-anak saat beraktivitas disekolah tidak dapat dihindarkan. Kepanikanmerupakan reaksi pertama yang akan dilakukan oleh para guru atau wali murid akibat kejadiantersebut. Untuk itu pemahaman tenaga pendidik, wali murid dan masyarakat tentangpenanganan pertolongan pertama pada kecelakaab sangatlah penting untuk menghindarkankejadian serius yang tidak diinginkan oleh anak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkanpemahaman guru dan wali murid melalui “BUSAPI” buku saku pintar yang berisi solusi cerdaspenanganan pertolongan pertama pada kecelakaan anak serta untuk mengenalkan lebih dalamprofesi apoteker. Kegiatan ini dilakukan di TK ABA JANTURAN Yogyakarta melalui 2kegiatan. Kegiatan pertama terfokus pada guru dan wali murid sedangkan pertemuan keduaterfokus pada murid-murid TK. Setiap pertemuan berdurasi 4 jam dimana tiap materi yangdiberikan akan dikombinasi dengan modul BUSAPI. Kegiatan pertama diikuti 24 respondendengan metode pretest dan post test, sedangkan kegiatan kedua melakukan praktik pekerjaankefarmasiaan kepada murid TK melalui praktik langsung seperti membuat obat sirupus danpuyer.Selain itu kami juga akan memberikan informasi tentang apoteker dan obat melalui laguanak-anakyang diubah liriknya supaya dapat menarik perhatian murid TK. Analisis databerdasarkan peningkatan persentase pemahaman modul melalui evaluasi pre tes dan post test.Hasil program pengabdian menunjukan adanya peningkatan pemahaman sebesar 28% tentangpenanganan pertolongan pertama pada kecelakaan anak seperti luka, luka bakar, memar, gigitanserangga, menelan benda. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan bermanfaatbagi peningkatan pengetahuan guru dan wali murid yang mengikuti kegiatan tersebut.Sambutan peserta sangat baik dan mengharapkan kegiatan serupa dilaksanakan ditempat yangberbeda.
PROGRAM PEMBERDAYAAN DIFABEL MELALUI PELATIHAN PRODUK HALAL DAN HIGIENIS Pinasti Utami; Salmah Orbayinah; Ingenida Hadning
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 4. Kapasitas Daya Saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Badan Usaha Milik Desa( BU
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.025 KB) | DOI: 10.18196/ppm.44.594

Abstract

Jumlah komunitas difabel di Indonesi cukup signifikan, tercatat 14,2 % dari Jumah penduduk Indonesia di tahun 2018. Komunitas difabel meskipun memiliki kekurangan fisik tetapi tidak membuat pesimis untuk melanjutkan roda kehidupan. Minimnya pemberdayaan dalam usaha komunitas difabel membuat para pengabdi tergerak untuk memberdayakan agar menjadi lebih mandiri. Mitra yang digaet pada pengabdian ini adalah LaziMu Sedayu yang menjadi inisiator terbentuknya komunitas difabel di kecamatan Sedayu. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5-6 Mei 2021 bertempat di Kecamatan Sedayu yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan komunitas difabel sebanyak 26 orang (perwakilan dari tiap desa). Topik pelatihan berupa penguatan dan administrasi organisasi, pengurusan ijin PIRT, produk pangan halal dan higienis, pemanfaatan digital marketing bagi pelaku usaha dan public speaking. Khusus pada pengabdian ini akan difokuskan terkait bidang pangan yaitu Pelatihan Pelatihan Pengolahan Pangan yang halal dan higienis. Pelatihan ini mengundang pakar dari Halal Thoyiban Center UMY. Luaran dari kegiatan ini terjadi peningkatan pemahaman sebesar 5,26% yang diukur dengan metode pre-tes dan pos-tes. Peserta terlihat antusias dalam sesi diskusi dan memiliki kesan yang menyatakan ilmu dan wawasan bertambah serta membuat rasa percaya diri untuk memulai/mengembangkan usaha Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan bagi komunitas difabel dan harapannnya bisa berkelanjutan.