Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Effect of Collaborative Care System (CCS) on Blood Glucose Levels in Type 2 Diabetes Mellitus Outpatient Kuman, Nuryati; Rahajeng, Bangunawati
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.291 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2016.5.1.11

Abstract

Some health system in various countries in the world is highly fragmented and is unable to resolve health problems. With collaborative care system, it is expected that DM patients can be managed well. We conducted a study to determine the effect of collaborative care system on blood glucose levels of patients with type 2 diabetes mellitus. This study uses a quasi-experimental design. Data was obtained by measuring random blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus. The samples consisted of 66 diabetic patients divided into 2 groups: 35 patients in the intervention group in Puskesmas Fakfak  and 31 patients in the control group in Balai Pengobatan Misi. Data was analyzed using statistical paired sample t test in the intervention group, the Wilcoxon test for the control group, and the Mann-Whitney test to compare the difference of random blood glucose levels between the groups. The results showed that the collaborative care system in the intervention group for 1 month shows the average random blood glucose levels before CCS 276.11 mg/dL and after CCS 222.43 mg/dL. Whereas in the control group before CCS 217.32 mg/dL and after CCS 266.45 mg/dL. Statistical test result showed significant differences (p<0.05) between random blood glucose levels before and after the CCS in the intervention group and the control group The conclusion of this study is a collaborative care system affects the reduction in random blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus.Key words: Collaborative Care System (CCS), diabetes mellitus type 2, random blood glucose level Pengaruh Collaborative Care System (CCS) terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan dengan Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Beberapa sistem kesehatan di berbagai negara di dunia sangat terfragmentasi dan tidak dapat menyelesaikan masalah kesehatan. Dengan sistem collaborative care, diharapkan pasien diabetes melitus (DM) dapat dikelola dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sistem collaborative care pada kadar glukosa darah pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental. Data diperoleh dengan mengukur kadar glukosa darah sewaktu pada pasien dengan DM tipe 2. Sampel terdiri dari 66 pasien DM yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 35 pasien pada kelompok intervensi di Puskesmas Fakfak dan 31 pasien dalam kelompok kontrol di Balai Pengobatan Misi. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik paired sample t test pada kelompok intervensi, uji Wilcoxon untuk kelompok kontrol, dan uji Mann-Whitney untuk membandingkan perbedaan kadar glukosa darah sewaktu antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem collaborative care pada kelompok intervensi yang dilakukan selama 1 bulan menunjukkan kadar glukosa darah sewaktu rata-rata sebelum SCC adalah 276,11 mg/dL dan setelah SCC adalah 222,43 mg/dL. Pada kelompok kontrol sebelum SCC adalah 217,32 mg/dL dan setelah SCC adalah 266,45 mg/dL. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kadar glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah SCC pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Sistem collaborative care memengaruhi penurunan kadar glukosa darah acak pada pasien dengan DM tipe 2.Kata kunci: Collaborative Care System (CCS), diabetes melitus tipe 2, kadar glukosa darah sewaktu
Peningkatan Keterampilan Teknologi Informasi untuk Optimalisasi Tata Kelola dan Proses Pembelajaran Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Maziyyah, Nurul; Rahajeng, Bangunawati
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 8, No 2 (2020): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.8279

Abstract

Aisyiyah Busthanul Athfal Kindergarten (TK ABA) is a pre-primary educational institution established by the Muhammadiyah foundation, which is expected to create quality future generations in terms of formal, religious, and social education. In managing a kindergarten institution, a management system and adequate human resources are needed in terms of skills such as information technology (IT) skills. The purpose of the community service activities carried out is to introduce IT skills to the teachers of TK ABA Ponggalan, Giwangan. These community service activities were carried out by providing 4-meetings, computer training, and introduction to computer applications that are important in learning management at TK ABA. The results of data analysis showed that 83.33% of teachers had never received formal or non-formal IT training. The evaluation of community service activities shows that 100% of teachers are satisfied with the training provided. The aspect with the lowest level of satisfaction is related to the adequacy of the material provided in the training because it is still at the introductory level. Through the service activities carried out, it can be concluded that providing IT training for teachers of TK ABA is essential in supporting the management and learning at TK ABA Ponggalan, Giwangan. This, of course, can increase the trust of parents and the interest of prospective students in schools, which indirectly affects school income and welfare.
Peningkatan Keterampilan Teknologi Informasi untuk Optimalisasi Tata Kelola dan Proses Pembelajaran Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Maziyyah, Nurul; Rahajeng, Bangunawati
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 8, No 2 (2020): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.8279

Abstract

Aisyiyah Busthanul Athfal Kindergarten (TK ABA) is a pre-primary educational institution established by the Muhammadiyah foundation, which is expected to create quality future generations in terms of formal, religious, and social education. In managing a kindergarten institution, a management system and adequate human resources are needed in terms of skills such as information technology (IT) skills. The purpose of the community service activities carried out is to introduce IT skills to the teachers of TK ABA Ponggalan, Giwangan. These community service activities were carried out by providing 4-meetings, computer training, and introduction to computer applications that are important in learning management at TK ABA. The results of data analysis showed that 83.33% of teachers had never received formal or non-formal IT training. The evaluation of community service activities shows that 100% of teachers are satisfied with the training provided. The aspect with the lowest level of satisfaction is related to the adequacy of the material provided in the training because it is still at the introductory level. Through the service activities carried out, it can be concluded that providing IT training for teachers of TK ABA is essential in supporting the management and learning at TK ABA Ponggalan, Giwangan. This, of course, can increase the trust of parents and the interest of prospective students in schools, which indirectly affects school income and welfare.
DRUG RELATED PROBLEMS PAOA PENATALAKSANAAN PASIEN STROKE 01 INSTALASI RAWAT INAP RSAL OR RAMELAN SURABAYA PERIOOE 1 SEPTEMBER m 31 OKTOBER 2006 Bangunawati Rahajeng; Widyati Widyati; Zullies Ikawati
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 8 No. 2 (2011)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Stroke merupakan penyakit yang memerlukan perawatan jangka panjang sehingga untuk mendapatkan therapeutic outcome yang baik perlu kerjasama antara dokter, perawat, apoteker, pasien, dan keluarga pasien. Kejadian drug related problems sangat umum terjadi pada pasien rawat inap yang berisiko meningkatkan kesakitan, kematian, dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri kejadian DRPs pada pasien stroke rawat inap dan untuk mengetahui apakah terjadi DRPs pada penatalaksanaan pasien stroke rawat inap di RSAL Dr Ramelan Surabaya periode 1 September - 31 Oktober 2006. Penelitian dilakukan dengan rancangan studi cross sectional yang dikerjakan secara prospektif terhadap suatu populasi terbatas, yaitu seluruh pasien stroke rawat inap di RSAL Dr. Ramelan Surabaya periode 1 September - 31 Oktober 2006. Data pasien stroke rawat inap didapat dari poli saraf dan UGo, kemudian dilakukan pencatatan status pasien dari rekam medik di bangsal rawat inap. Kekurangan rekam medik dilengkapi dengan melihat catatan perawat, melihat kondisi pasien langsung dengan mengikuti visite dokter, dan wawancara pasien atau keluarga pasien. Data yang diperoleh dilakukan kajian DRPs dengan acuan guidelines stroke yang ada, dihitung persentasenya. Sebanyak 102 dari 109 pasien memenuhi kriteria inklusi. Pad a 102 pasien didapat 67 pasien mengalami DRPs (65,69 %) dan 35 pasien tidak mengalami DRPs (34,31 %). Jenis DRPs yang terjadi adalah drug needed 27 pasien (22,50 %), wrong drug/innappropriate drug 32 pasien (26,67 %), wrong dose 26 pasien (21,67 %), adverse drug reaction 16 pasien (13,33 %), drug interaction 19 pasien (15,83 %). Kata kunci: drug related problems, stroke  
The Off-Label Use of Oxcarbazepine In Indonesia Bangunawati Rahajeng; Zullies Ikawati; Tri Murti Andayani; Iwan Dwiprahasto
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 43 No. 1 (2018)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oxcarbazepine is a second-generation anticonvulsant drug that is a keto analog of carbamazepine. Oxcarbazepine was approved by The National Agency of Drug and Food Control Indonesia (NA-DFC) for generalized epilepsy, tonic-clonic primary and partial epilepsy with or without secondary generalization. However, as other anticonvulsants, oxcarbazepine is also often used without approved indication (off-label). The aim of this study is to investigate the off-label use of oxcarbazepine through an observational study with retrospective data collection. Data were obtained from four hospitals in Yogyakarta, namely Dr. Sardjito Hospital, UGM Hospital, PKU Muhammadiyah Hospital and Bethesda Hospital. Off-label use of oxcarbazepine was identified based on official registration by NA-DFC Indonesia. The results of this study showed that the use of oxcarbazepine in 2014 was 224 prescriptions, which 117 (52.68%) was off-label. Most off-label indications according to ICD-10 were cephalgia 48 (41.03%), followed by trigeminal neuralgia 35 (29.91%), stroke 6 (5.13%) and others 29 (23.93%). From these study, the off-label use of oxcarbazepine was mostly in the cases of neuropathic pain.
EDUKASI COVID-19 MELALUI MEDIA BUKU PINTAR BAGI GURU DAN ORANG TUA TK ABA PONGGALAN, GIWANGAN Nurul Maziyyah; Bangunawati Rahajeng
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 5. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1032.954 KB) | DOI: 10.18196/ppm.35.97

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 saat ini diarahkan kepada pembelajaran jarak jauh guna mendukung upaya memutus rantai penularan virus COVID-19. TK ABA Ponggalan, Giwangan, Yogyakarta sebagai salah satu tempat pendidikan taman kanak-kanak juga melakukan modifikasi dalam sistem pembelajaran yang diterapkan. Keterbatasan dalam penerapan pembelajaran jarak jauh secara penuh mengharuskan adanya interaksi terbatas yang masih dilakukan oleh pihak guru dengan orang tua sehingga protokol kesehatan tetap perlu dipahami dan dilaksanakan. Kondisi pandemi dengan jumlah kasus yang masih tinggi di Indonesia menunjukkan bahwa belum semua pihak memahami mengenai protokol kesehatan yang benar. Program pengabdian ditujukan untuk mengetahui gambaran pemahaman para guru dan orang tua terhadap COVID-19 dan melakukan edukasi terkait COVID -19 melalui media buku. Hasil kuesioner kepada 4 guru dan 38 orang tua murid menunjukkan bahwa sebagian besar responden (67,67%) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai COVID-19, 16,67% memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 16,67% responden memiliki pengetahuan yang kurang. Aspek yang masih belum banyak dipahami adalah terkait gejala penyakit serta persyaratan handsanitizer. Buku pintar disusun sesuai dengan hasil analisis pengetahuan tentang COVID-19. Buku ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman para guru dan orang tua murid dalam rangka meningkatkan kewaspadaan para pihak selama berinteraksi di sekolah maupun di lingkungan rumah masing-masing.
AKSI APOTEKER BANTUL UNTUK MENDUKUNG SEJAWAT TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGANAN COVID-19 Ingenida Hadning; Muhammad Fariez Kurniawan; Dyani Primasari Sukamdi; Vella Lailli Damarwati; Andy Eko Wibowo; Pinasti Utami; Muhammad Tesa Ghozali; Bangunawati Rahajeng
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 9. Manajemen Rumah Sakit Era Pandemi Covid-19
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.786 KB) | DOI: 10.18196/ppm.39.125

Abstract

Pada masa pendemi Covid-19 saat ini, tenaga kesehatan bertindak sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien yang terinfeksi virus Corona. Pengabdian masyarakat ini sebagai bentuk dukungan bagi sejawat tenaga kesehatan yang mengabdi dalam perawatan pasien pada masa pandemi Covid-19. Tenaga kesehatan menjadi pihak yang paling rentan dan berisiko tertular virus Corona dari pasien yang ditanganinya. Hal tersebut menggerakkan sisi kemanusiaan tim pengabdi dari Program Studi Farmasi, FKIK, UMY melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berjudul “Aksi Apoteker Bantul untuk Mendukung Sejawat Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Covid-19”. Tim pengabdi bekerja sama dengan mitra, yaitu organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Bantul. Tim pengabdi dan mitra bekerja sama dalam pembuatan hand sanitizer dan menyiapkan paket. Tim pengabdi dan mitra juga bekerja sama dalam pendistribusian paket ke empat rumah sakit dan sembilan puskesmas di Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14—16 April 2020. Dalam kegiatan ini, tim pengabdi dan mitra membagikan 600 paket untuk tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul. Paket tersebut berisikan vitamin, madu, susu, dan hand sanitizer yang bertujuan menjaga kesehatan para tenaga kesehatan. Hand sanitizer dibuat sendiri atas kerja sama Program Studi Farmasi, FKIK, UMY dan Program Studi Farmasi, Akbidyo di Laboratorium Riset Program Studi Farmasi, FKIK, UMY. Paket tersebut dibagikan ke empat rumah sakit dan sembilan puskesmas di Kabupaten Bantul. Rumah sakit yang memperoleh paket tersebut adalah RS Panembahan Senopati Bantul, RSPAU dr. S. Hardjolukito, RS PKU Muhammadiyah Bantul, dan RS Santa Elisabeth Bantul. Puskesmas yang memperoleh paket, yaitu Puskesmas Pandak I, Bambanglipuro, Srandakan, Imogiri I, Bantul I, Sedayu I, Banguntapan I, Kasihan I, dan Piyungan. Tim pengabdi berharap pengabdian masyarakat ini membawa manfaat yang besar bagi tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul sehingga tenaga kesehatan selalu sehat dan dapat bertugas dengan maksimal dalam merawat pasien Covid-19 pada masa pendemi ini. Diharapkan juga makin banyak masyarakat yang memperhatikan tenaga kesehatan yang berjuang pada masa pendemi ini.
POS SALING TOGA: POS SADAR LINGKUNGAN TANAMAN OBAT KELUARGA Pinasti Utami; Ingenida Hadning; M. T. Ghozali; Muhammad Fariez Kurniawan; Sabtanti Harimurti; Bangunawati Rahajeng; Azizah Khoiriyati; Devi Puspitasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 4. Pemberdayaan Kapasitas Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (939.244 KB) | DOI: 10.18196/ppm.34.279

Abstract

Gencarnya gaya hidup back to nature berdampak pada perilaku masyarakat dalam konsumsi tanaman obat baik yang masih alam maupun yang sudah dalam bentuk sediaan. Minimnya pengetahuan mengakibatkan penggunaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang kurang bijak, selain itu minimnya lahan terbatas juga membuat sulit untuk membudidayakan. Untuk itu pengabdi tergerak untuk meluruskan dari penyimpangan penggunaan TOGA dan mengajarkan tanaman tumbuh dalam pot (Tambulampot). Mitra yang digaet adalah Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (LLHPB PWA DIY) yang memiliki fokus terhadap permasalahan lingkungan, dengan menggerakkan potensi wanita. LLHPB memiliki 5 kader Aisyiyah di tiap kabupaten sehingga harapannya bisa ditularkan di tingkat ranting. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2020 di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dihadiri oleh 35 peserta dari LLHPB. Pada kegiatan ini juga menyosialisasikan Modul SALING TOGA di mana tiap peserta diukur dari pretes dan postes untuk evaluasi tingkat pemahaman. Pada kesempatan ini tiap daerah/POS diberikan paket TOGA sesuai penyakit yang marak dikalangan masyarakat diantaranya gangguan pada Nafas, Hormon, Cerna, Jantung dan Syaraf. Hasil program ini menunjukan adanya peningkatan pemahaman sebesar 13,7% tentang TOGA. Hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan bagi para kader dan harapannnya bisa secara rutin.
Pengenalan Profesi Apoteker Kepada Siswa Sma Melalui Lomba Keterampilan Kefarmasian Ingenida Hadning; Muhammad Fariez Kurniawan; Bangunawati Rahajeng; Pinasti Utami
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.741 KB)

Abstract

Dewasa ini, untuk menyempurnakan pembinaan pendidikan dan pelayanan kesehatan perlu adanyaprogram untuk pengenalan profesi apoteker sejak dini.Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan profesiapoteker kepada siswa SMA di Kabupaten Bantul. Kegiatan ini bekerjasama dengan Ikatan ApotekerIndonesia Kabupaten Bantul dan Indonesia Young Pharmacist Groups DIY.Peserta terdiri dari 35 orangsiswa dari 7 SMA di Kabupaten Bantul. Kegiatan pertama adalah pemberian informasi terkait pekerjaanapoteker di berbagai tempat kerja. Kegiatan kedua adalah kunjungan ke berbagai laboratorium Farmasidi FKIK UMY dan melakukan praktek pembuatan obat sederhana, yaitu hand sanitizer di LaboratoriumTeknologi Farmasi. Kegiatan ketiga adalah perlombaan cerdas cermat dengan materi terkait pekerjaanapoteker. Dalam lomba cerdas cermat yang dilakukan, terpilih SMA N 1 Bantul sebagai juara 1, SMAN 1 Kasihan sebagai juara 2, dan SMA N 1 Bambanglipuro sebagai juara 3. Evaluasi kegiatan berupapre test dan post test. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman pesertamengenai profesi apoteker dan pekerjaan kefarmasian.Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yangdilakukan bermanfaat bagi peningkatan pemahaman peserta yang mengikuti kegiatan pengabdiantersebut.Program ini diharapkan dapat menjadi cikal bakal ekstrakurikuler baru di bidang kesehatankhususnya pengenalan obat-obatan dasar di SMA, yaitu Apoteker Cilik.
Cost Analysis of Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) Tariff for Stroke Patients Ingenida Hadning; Fitriannisa Fathurrohmah; Muhammad Ridwan; Bangunawati Rahajeng; Pinasti Utami; Indriastuti Cahyaningsih
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 10, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.868 KB) | DOI: 10.22146/jmpf.46720

Abstract

The INA-CBG’s (Indonesia Case Based Groups) package rate implementation for National Health Insurance Program member since 1st January 2014 suffering from stroke has forced all hospitals in Indonesia to do a quality control and efficient service cost. Stroke, one of the catastrophic diseases often accompanied with some of its comorbid factors, requires high treatment cost. Thus, a cost analysis study is needed to prevent hospital loss. This study was aimed at determining the suitability of cost between the real cost of stroke therapy and the Indonesian Case-Based Groups (INA-CBG) rate according to the Ministry of Health Decree number 69 of 2013. This study was an observational study with a cross-sectional design. Data collection was done retrospectively. Study subjects were all that hospitalized strokes of patients who were members of the National Health Insurance and also met the inclusion and exclusion criteria registered between January to June 2014. The study data were in real direct medical costs analyzed for its suitability with the INA-CBG's rate. Descriptive statistical tests and t-tests were used to analyze the data. The results showed that the average real cost of the first-class hospitalization was higher than INA-CBG's rate for cerebral infarction and for unspecified stroke, with insignificant discrepancies. The average real cost of second class hospitalization was lower than INA-CBG's rate for cerebral infarction, otherwise the average cost was higher than INA-CBG's rate for unspecified stroke, with insignificant discrepancies. The average real cost of third class hospitalization was lower than INA-CBG's rate for cerebral infarction and for unspecified stroke, with significant discrepancies. Most of the average costs were higher than the INA-CBG rate. Thus, the hospital is not capable of managing a stroke of cost-based treatment on INA-CBGs. The hospital has suffered losses. INA-CBG's rate of stroke treatment needs to be evaluated.