Jusuf Sulaeman Effendi
Departemen Obstetri & Ginekologi Universitas Padjadjaran RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Postpartum Anxiety Factors Involved in Subjects Undergoing Cesarean Section as Analyzed by Zung Self Rating Anxiety Scale Akbar Rahmat; Lucky Saputra; Akhmad Yogi Pramatirta; Udin Sabarudin; Sofie Rifayani Krisnadi; Herman Susanto; Jusuf Sulaeman Effendi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 1 Nomor 1 Maret 2018
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.383 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v1n1.59

Abstract

AbstractObjective: postpartum mother who underwent cesarean section may experience anxiety. The risk factors associated with anxiety include age, education and income level, parity, social and cultural factors, delivery methods, as well as the history of pregnancy.Method: This study used analytic, cross-sectional method. Postpartum mother (n=194) were recruited for this study. All participants consented to fill a questionnaire, to determine the subject’s parameters and anxiety levels. Severity of postpartum anxiety was determined based on the Zung Self-rating Anxiety Scale (SAS). Result: Postpartum anxiety (SAS ≥45) were mostly found in the group experiencing emergency cesarean section (71.13%) compared to the group with scheduled cesarean section (32.1%) (p<0.001). Forty-seven subjects (82.5%) women aged <20 years old experienced postpartum anxiety, while 32.1% women aged ≥20 years old were found to have similar condition (p<0.001). Subjects with lower education levels had a higher prevalence of postpartum anxiety than those with higher education levels (73.4% vs 12.9%, p<0.001). Different income levels  had 47.2% and 46.3% prevalence of postpartum anxiety respectively, but not statistically significant. Conclusion: there was a correlation between anxiety score on women who experienced an emergency and scheduled cesarean section with age and education level.Beberapa Faktor yang Memengaruhi Kecemasan Pasien yang Menjalani Seksio Sesarea dengan Pemeriksaan Zung Self Rating Anxiety ScaleAbstrakTujuan: Kondisi pascaseksio sesarea dapat menimbulkan kecemasan ibu. Faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kecemasan antara lain usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paritas, faktor sosial budaya, faktor jenis persalinan, dan riwayat persalinan yang lalu. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional. Wanita pasca seksio sesarea yang memenuhi kriteria penelitian (n=194) dengan kuesioner. Tingkat kecemasan dinilai berdasarkan derajat Zung Self-rating Anxiety Scale (SAS).Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, RSUD Ujung Berung, RSKIA Kota Bandung, RSUD Soreang Kabupaten Bandung dari bulan Maret sampai dengan April 2017.Hasil: Penelitian ini menunjukan bahwa kecemasan postpartum (SAS ≥45) lebih banyak ditemukan pada pasien yang menjalani operasi sesar darurat (71,13%) dibandingkan dengan pasien yang telah dijadwalkan terlebih dahulu (32,1%) (p <0,001). Empat puluh tujuh pasien (82,5%) wanita usia <20 tahun mengalami kecemasan pasca melahirkan, sementara 32,1% wanita berusia ≥ 20 tahun ditemukan memiliki kondisi yang sama (p <0,001). Tingkat pendidikan ≤ SLTP memiliki prevalensi kecemasan lebih tinggi dibandingkan > SLTA (73,4% vs 12,9%, p <0,001). Tingkat pendapatan yang berbeda (lebih rendah dari UMR, sama atau lebih tinggi dari UMR) memiliki prevalensi pasca melahirkan sebesar 47,2% dan 46,3%, namun tidak signifikanberbeda  secara statistik. Simpulan: Terdapat perbedaan tingkat kecemasan pasca seksio sesarea pada kelompok  seksio sesarea segera dibandingkan terencana dengan usia dan tingkat pendidikan.Kata kunci: Seksio sesarea, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, paritas, Zung Self-rating Anxiety Scale
Hubungan antara Faktor Risiko Demografi dan Klinis terhadap Kejadian Persalinan Preterm Dini dan Lanjut Rahadyan Aji Sasongko; Jusuf Sulaeman Effendi; Udin Sabarudin; Edwin Armawan; Amillia Siddiq; Zulvayanti Zulvayanti
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 1 Nomor 1 Maret 2018
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.026 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v1n1.64

Abstract

Tujuan: Persalinan preterm dini dan lanjut masih menjadi penyebab penting morbiditas dan mortalitas perinatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, menganalisis hubungan faktor risiko demografi dan klinik dengan persalinan spontan preterm dini dan preterm lanjut periode Januari 2015-Desember 2016. Metode: Penelitian secara potong lintang retrospektif dilaksanakan pada bulan April-Juni 2017 dengan sumber data rekam medis Rumah Sakit Hasan Sadikin. Hasil: penelitian menunjukan insidensi persalinan preterm adalah 38,54%. Diskusi: Terdapat hubungan signifikan dari faktor risiko pendidikan, jumlah perawatan antenatal, riwayat persalinan preterm, dan ketuban pecah dini terhadap kejadian persalinan spontan preterm dini dan preterm lanjut. Pendidikan SD meningkatkan kejadian persalinan preterm dini 2,3 kali, perawatan antenatal kurang dari 4 kali selama kehamilan meningkatkan kejadian persalinan preterm dini 1,6 kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya meningkatkan kejadian persalinan preterm dini 1,9 kali. Ketuban pecah dini meningkatkan kejadian persalinan preterm lanjut 2,6 kali (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, jumlah perawatan antenatal, riwayat persalinan preterm, dan ketuban pecah dini, dengan  persalinan spontan preterm dini dan preterm lanjut. Relation between Demographic and Clinical Risk Factors to the Occurrence of Spontaneous Early and Late Preterm Birth Abstract     Objective: Early and late preterm birth remains an important cause of perinatal morbidity and mortality. Various studies indicate the incidence of is influenced by demographic and clinical factors affecting baby’s outcome. This study aims to analyze demographic and clinical factor’s relations of spontaneous early and late preterm birth in Hasan Sadikin General Hospital, from January 2015 until December 2016. Method: Retrospective-cross sectional was conducted in April until June 2017 from Hasan Sadikin General Hospital’s medical record, collected from January 2015 to December 2016. Results: Incidence of preterm birth from January 2015 until December 2016 was 38,54%. There was significant relations of education, times of antenatal care, previous preterm birth, and premature rupture of membrane with spontaneous early and late preterm birth. Education level of elementary school increased the incidence of spontaneous early preterm birth 2.3 times, previous preterm birth increased the incidence of spontaneous early preterm birth 1.6 times, antenatal care less than 4 times increased the incidence of spontaneous early preterm birth 1.9 times. Premature rupture of membrane increased the incidence of spontaneous late preterm birth 2.6 times (p<0.05. Conclusion: there is a relations between education, times of antenatal care, previous preterm birth, and premature rupture of membrane,  with spontaneous early and late preterm birth.Keywords: Demographic factors, clinical factors, preterm spontaneous early delivery, spontaneous late preterm delivery