Hari Eko Irianto
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pembuatan Edible Film Dari Komposit Karaginan, Tepung Tapioka dan Lilin Lebah (Beeswax) Hari Eko Irianto; Muhamad Darmawan; Endang Mindarwati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i2.391

Abstract

Penelitian pembuatan edible film dari komposit karaginan, tepung tapioka dan lilin lebah telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan kisaran konsentrasi karaginan (1, 2, dan 3%) yang akan digunakan pada penelitian utama. Penelitian utama bertujuan untuk menentukan konsentrasi optimum dari karaginan (1,5; 2; dan 2,5%), tepung tapioka (0,3; 0,5; dan 0,7%) dan lilin lebah (0,3 dan 0,5%) yang digunakan pada pembuatan edible film. Parameter yang diamati adalah kenampakan edible film secara organoleptik dan karakteristik fisiknya yang meliputi pemanjangan, ketebalan, kuat tarik dan laju transmisi uap air. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan 2% menghasilkan kenampakan edible film yang lebih baik dibandingkan dengan dua konsentrasi lain yang diuji. Dari hasil penelitian utama diketahui bahwa perlakuan konsentrasi karaginan berpengaruh nyata terhadap persen pemanjangan, kuat tarik, laju transmisi uap air dan ketebalan edible film. Perlakuan konsentrasi tepung tapioka berpengaruh nyata terhadap laju transmisi uap air edible film. Sedangkan perlakuan konsentrasi lilin lebah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap sernua parameter yang diamati. Edible film terbaik dihasilkan dari perlakuan penambahan karaginan 2,5%, tepung tapioka 0,3% dan lilin lebah 0,3% dengan karakteristik produk: persentase pemanjangan 4%, nilai kuat tarik 990,48 kg f/cm2, laju transmisi uap air 1054,5 g/M2/hari dan ketebalan 0,079 mm.
Karakteristik Film k-karaginan dengan Penambahan Plasticizer Polietilen Glikol Dina Fransiska; Giyatmi Giyatmi; Hari Eko Irianto; Muhamad Darmawan; Susiana Melanie
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v13i1.504

Abstract

ABSTRAKBahan plastik biodegradable saat ini sedang populer dikembangkan untuk menggantikan plastik kemasan konvensional yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan polietilen glikol (PEG) terhadap karakteristik film berbahan dasar k-karaginan. k-karaginan yang digunakan dalam formulasi pembuatan film yaitu sebanyak 1,5% (b/v), sedangkan konsentrasi PEG yang ditambahkan bervariasi yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10 % (b/b). Larutan dipanaskan hingga suhu 85 oC kemudian dicetak dalam bentuk film tipis, lalu didinginkan dan dikeringkan dengan oven hingga didapatkan berat konstan. Film yang diperoleh kemudian dilakukan analisis termal, kuat tarik, elongasi dan water vapor transmission rate (WVTR).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar polietilen glikol yang ditambahkan pada film karaginan dapat meningkatkan titik leleh dan entalpi, tetapi menurunkan nilai kuat tariknya, dan juga tidak mempengaruhi nilai WVTR. Penambahan PEG sampai konsentrasi 4% juga meningkatkan nilai elongasi film. Dari hasil pengujian diperoleh jumlah optimal penambahan PEG yaitu sebesar 4% dengan nilai kuat tarik sebesar 0,86±0,16MPa, elongasi 25,40±6,64%, dan WVTR 116,02±8,00 g/m2/24 jam. Characteristics of k-Carrageenan Film with Polyethylene Glycol as PlasticizerABSTRACTBiodegradable plastic materials are currently being developed in broader scope, particularly to replace non-biodegradable plastic packaging. This study aimed to determine the effect of polyethylene glycol (PEG) concentration on the characteristics of  k-carrageenan based film.  k-carrageenan used in the film preparation was 1.5% (w/v) while PEG was added at various concentration i.e. 2, 4, 6, 8, and 10% (w/w). The solution was heated up to 85 oC and casted into thin film, then cooled and dried using oven until reached a constant weight. The film produced was then tested for its thermal behaviour, tensile strength, elongation and water vapor transmission rate (WVTR). The results showed that the increase of concentration of polyethylene glycol added to the carrageenan film could increase the melting point and enthalpy value as well as elongation of the film. However, it decreased the tensile strength, and did not affect to the WVTR. The optimum concentration of PEG added was found at 4% with the tensile strength of 0.86±0.16 MPa, elongation of 25.40±6.64%, and WVTR of 116.02±8.00 g/m2/24 hours.
TEKNOLOGI PENANGANAN DAN PENYIMPANAN IKAN TUNA SEGAR DI ATAS KAPAL Hari Eko Irianto
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): December 2008
Publisher : Research and Development Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnol

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.v3i2.140

Abstract

Indonesia merupakan negara produsen ikan tuna terbesar kelima di dunia. Terdapat  beberapa jenis ikan tuna  yang banyak diperdagangkan di pasar internasional, terutama bluefin tuna, southern bluefin tuna, bigeye tuna, yellowfin tuna, albacore, dan skipjack.  Ikan tuna termasuk komoditas yang cepat mengalami proses kemunduran mutu bila tidak disimpan pada suhu rendah dan juga dapat menghasilkan senyawa histamin yang berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya. Ikan tuna segar bermutu baik dapat diperoleh dengan menerapkan teknik penanganan dan penyimpanan yang benar segera setelah ikan ditangkap. Cara penanganan ikan tuna setelah ditangkap yang sering diterapkan adalah penggancoan, pendaratan ke atas kapal, pematian, perusakan saluran saraf dengan alat Taniguchi, pembuangan darah, pembuangan insang dan isi perut,  pembersihan, serta penyimpanan dingin. Mutu ikan tuna dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis dan non-biologis. Faktor-faktor biologis yang berpengaruh meliputi spesies, umur, ukuran, tingkat kematangan seksual, dan adanya parasit atau penyakit, sedangkan faktor-faktor non-biologis adalah metode penangkapan, teknik penanganan, teknik pendinginan, dan teknik penyimpanan.
Strategi Pengelolaan Pasar Ikan Modern Sabilulungan Tri Wulandari; Achmad Poernomo; Hari Eko Irianto
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v16i3.343

Abstract

Pada tahun 2019 Kementerian Kelautan dan Perikanan membangun pasar ikan modern di Kabupaten Bandung yaitu pasar ikan modern Sabilulungan. Pasar ikan modern Sabilulungan yang baru dibangun membutuhkan strategi untuk pengelolaan yang tepat untuk menjamin tercapainya tujuan dan PIM yang mampu bersaing di masa sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengelolaan pasar ikan modern Sabilulungan. Metode penelitian menggunakan teknik purposive sampling kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diperlukan adalah aggressive strategy. Alternatif strategi pengelolaan antara lain: (1) menambah fasilitas foodcourt dan menambah produk yang dijual di foodcourt (2) bekerja sama dengan pengelola lokasi wisata dalam mempromosikan PIM Sabilulungan (3) bekerja sama dengan pemerintah untuk mendorong masyarakat dalam meningkatkan konsumsi ikan di PIM Sabilulungan (4) menyediakan SDM khusus untuk melakukan promosi dan menerapkan kegiatan promosi menjadi lebih intensif dan inovatif (5) menambah fasilitas dan meningkatkan kualitas pelayanan (6) mengembangkan sistem belanja online dan meningkatkan kapasitas pedagang untuk bertransaksi secara online (7) bekerja sama dengan pemasok agar pedagang dapat membeli ikan dari pemasok dengan harga yang lebih murah (8) mengadakan diskon dan kegiatan kompetisi berhadiah di PIM. Pasar Ikan Modern Sabilulungan disarankan untuk meninjau ulang strategi yang disesuaikan dengan kondisi terkini, dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi strategi.