Pingkan A. K. Pratasis
Unknown Affiliation

Published : 36 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : TEKNO

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI Tawas, Hansje J.; Pratasis, Pingkan A. K.
TEKNO Vol 14, No 65 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehingga mampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuk tersebut merupakan tanggapan dinamis lamai pantai terhadap laut. Kondisi gelombang normal terjadi dalam waktu yang lebih lama, dan energi gelombang dengan mudah dapat dihancurkan oleh mekanisme pertahanan alami pantai. Pada saat badai terjadi gelombang yang mempunyai energi besar. Sering pertahanan alami pantai tidak mampu menahan serangan gelombang, sehingga pantai dapat tererosi. Setelah gelombang besar reda, pantai akan kembali ke bentuk semula oleh pengaruh gelombang normal. Tetapi ada kalanya pantai yang tererosi tersebut tidak kembali ke bentuk semula karena material pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke lokasi semula. Dari bentuk permodelan perubahan garis pantai, rata-rata kemunduran garis pantai Beo berkisar antara 0,8–3,6  meter setiap tahunnya. Kata kunci : gelombang, garis pantai
Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado) Mamonto, Hamka Prasetia; Tjakra, Jermias; Pratasis, Pingkan A. K.
TEKNO Vol 13, No 64 (2015): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keuntungan finansial yang di peroleh kontraktor tergantung pada kecakapanya membuat penawaran harga dalam Rencana Anggaran Biaya . Bila  penawaran harga yang diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi kemungkinan besar kontraktor akan mengalami kekalahan. Sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga penawaran yang terlalu rendah, maka kontraktor berpeluang untuk mengalami kerugian. Dalam kenyataannya, biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan suatu proyek (Biaya nyata ) tidak sama persis dengan biaya rencana yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (Biaya Teliti). Dalam skripsi ini penulis melakukan penelitian pada proyek gedung indomaret sam ratulangi manado dengan tujuan untuk mendapatkan perbandingan biaya nyata yang terjadi dilapangan dengan biaya teliti (RAB). Dengan perbandingan ini penulis bertujuan untuk medapatkan selisih harga antara biaya nyata di lapangan dan biaya teliti (RAB) dengan mengunakan perhitungan harga satuan jadi dan perhitungan dengan metode SNI pada kedua biaya ini. Dalam penyusunan biaya teliti (RAB) dengan metode SNI di perlukan data–data yang mendukung diantaranya adalah gambar kerja, daftar harga bahan, daftar harga upah serta daftar volume pekerjaan pada item pekerjaan yang akan di analisa. Sedangkan untuk biaya nyata untuk mendapatkan harga satuan jadi lapangan di perlukan data jumlah tenaga kerja dan jumlah bahan/material yang di gunakan per satu periode waktu tertentu. Dari hasil perhitungan dan survey yang dilakukan, terdapat perbedaan harga upah dan bahan sebagaimana yang direncanakam tidak sama dengan yang terealisasi di lapangan, pada metode SNI nilai indeks bahan dan upah telah di tetapkan dan menjadi standart perhitungan untuk perencanaan pekerjaan konstruksi. sedangkan indeks bahan dan upah pada harga satuan jadi, di dapatkan dari perhitungan lapangan. Perbedaan indeks, daftar harga Bahan dan Upah mempengaruhi harga satuan pekerjaan. Sehingga hasil perhitungan didapat adalah harga biaya nyata lebih kecil dari biaya teliti dengan selisih harga sebesar Rp. 32.932.957,- atau sebesar 34,65 %. Dapat di tarik kesimpulan bahwa kontraktor tidak mengalami kerugian pada pelaksanaan proyek konstruksi. Kata kunci : biaya nyata, biaya teliti (RAB), SNI, harga satuan jadi  
ANALISIS TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : REHABALITASI DAN PERLUASAN RUMAH DINAS REKTOR UNSRAT) Tamamengka, Jan; Pratasis, Pingkan A. K.; Walangitan, Deane R. O.
TEKNO Vol 14, No 65 (2016): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pelaksanaan proyek analisis, peran yang sangat penting dalam pekerjaan  adalah tenaga kerja. Salah satu cara yang dipakai sebagai patokan yaitu bagaimana cara mendapatkan/mengetahui lama waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan 1 m² pasangan batu bata dan berapa besar nilai produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pasangan batu bata. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui studi gerak dan waktu.Kerja yang digunakan adalah uji petik pekerjaan yaitu dengan mengamati secara langsung aktivitas pada pekerjaan dan mendapatkan alokasi pemanfaatan waktu dari setiap item pekerjaan. Penelitian yang  diambil untuk aktivitas tenaga kerja adalah pada pekerjaan batu bata. Dari hasil penelitian menggunakan metode uji petik pekerjaan  (Work Sampling) pada pekerjaan pasangan batu bata pada proyek “REHABILITASI DAN PERLUASAN RUMAH DINAS REKTOR UNSRAT”, dapat ditarik kesimpulan, hasil perhitungan didapat waktu baku untuk menyelesaikan 1 m² pasangan batu bata adalah 48,201 menit. Alokasi pemanfaatan waktu oleh tenaga kerja selama waktu kerjanya pada kegiatan penyusunan batu bata adalah 91,8 %. Produktivitas tenaga kerja = 0,0284 m²/menit. Kata kunci : tenaga kerja, produktivitas, uji petik pekerjaan
Analisis Penerapan Manajemen Waktu Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Office and Distribution Center, Airmadidi, Minahasa Utara) Lagonda, Agnese Therese; Pratasis, Pingkan A. K.; Tjakra, Jermias
TEKNO Vol 19, No 78 (2021): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manajemen waktu termasuk kedalam proses yang diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien. Kemajuan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesatnya seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Hal ini turut berpengaruh terhadap perkembangan manajemen rekayasa konstruksi dimana banyak program aplikasi komputer yang ditawarkan untuk membantu para manajemen rekayasa konstruksi dalam mengolah data perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi. Program aplikasi komputer dewasa ini sangat mempermudah para manajemen rekayasa konstruksi dalam memasukkan data proyek, mengelola aktivitas proyek, laporan proyek maupun pengontrolan aktivitas kegiatan proyek diantaranya menyangkut sumber daya pada proyek tersebut. Untuk merencanakan jadwal suatu proyek dengan program Microsoft Project 2016 yang pertama harus dilakukan adalah memasukkan data-data seperti jenis kegiatan, waktu, sumber daya dan lain-lain. Dalam tahap pengendalian proyek menggunakan Microsoft Project dapat dilakukan dengan menambahkan waktu lembur pada suatu kegiatan. Dari penerapan jadwal pada proyek pembangunanan Office and Distribution Center dengan menggunakan Microsoft Project 2016 didapat 208 hari kerja. Pada tahap pengendalian ada pekerjaan yang berada pada lintasan kritis sehingga dilakukan sistem kerja lembur (Crash Program) dengan tambahan 4 jam kerja lembur. Sehingga pekerjaan pondasi pile cap menjadi 23 hari kerja dari waktu normal yaitu 50 hari kerja. Kata kunci – manajemen waktu, Microsoft Project 2016
Analisis Faktor-Faktor Keterlambatan Yang Berpengaruh Terhadap Waktu Pelaksanaan Proyek Dermaga (Studi Kasus: Pelabuhan Laut Anggrek Di Gorontalo) Raranta, Meliska Eviany; Pratasis, Pingkan A. K.; Dundu, A. K. T.
TEKNO Vol 19, No 78 (2021): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlambatan yang dapat terjadi dalam suatu pekerjaan pembangunan dimana waktu pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja melewati waktu yang telah ditentukan dan mengakibatkan kerugian waktu dan biaya serta hilangnya peluang untuk mengerjakan proyek yang lain. Oleh karena itu kontraktor, pemilik proyek, dan konsultan perlu untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab dan dampak keterlambatan proyek. Dan dalam pelaksanaan pekerjaan ini terganggu akibat oleh adanya PSBB karena Covid-19 serta faktor-faktor penyebab keterlambatannya lainnya, dari penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab keterlambatan utama pada proyek dermaga di Pelabuhan laut anggrek.Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS 20 yang bekerja untuk mencari tahu faktor-faktor keterlambatan apa saja yang berpengaru dalam pelaksanaan proyek dermaga di laut amggrek, data yang diolah dalam program SPSS 20 menggunakan metode analisis descriptive dan dengan menggunakan metode frequencies.Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan menggunkan program ini didapat lima faktor keterlambatan dengan nilai tertinggi, dan dari lima nilai tersebut, di dapat faktor penyebab utama yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan yaitu ada pada Keadaan muka air laut (Gelombang air laut) dengan mean rata-rata 4.00 , dalam pelaksanaan proyek dermaga tentunya hambatan ini sering terjadi, oleh karena itu baik penyelenggara proyek maupun konsultan dan kontraktor, dapat menentukan waktu yang tepat untuk pengerjaan dengan mengecek secara berkala data terbaru yang bisa di dapat dari BMKG. Kata kunci – faktor-faktor keterlambatan, dermaga, IBM Statistik SPSS 20
Analisis Faktor-Faktor Keterlambatan Yang Berpengaruh Terhadap Waktu Pelaksanaan Proyek Dermaga (Studi Kasus: Pelabuhan Laut Anggrek Di Gorontalo) Raranta, Meliska Eviany; Pratasis, Pingkan A. K.; Dundu, A. K. T.
TEKNO Vol 19, No 78 (2021): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlambatan yang dapat terjadi dalam suatu pekerjaan pembangunan dimana waktu pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja melewati waktu yang telah ditentukan dan mengakibatkan kerugian waktu dan biaya serta hilangnya peluang untuk mengerjakan proyek yang lain. Oleh karena itu kontraktor, pemilik proyek, dan konsultan perlu untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab dan dampak keterlambatan proyek dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab keterlambatan utama pada proyek dermaga di pelabuhan Laut Anggrek. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS 20 yang bekerja untuk mencari tahu faktor-faktor keterlambatan apa saja yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek dermaga di Laut Anggrek, data yang diolah dalam program SPSS 20 menggunakan metode analisis descriptive dan dengan menggunakan metode frequencies. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan program ini didapat lima faktor keterlambatan dengan nilai tertinggi dan dari lima nilai tersebut didapat faktor penyebab utama yang mempengaruhi terjadinya keterlambatan yaitu ada pada keadaan muka air laut (gelombang air laut) dengan nilai rata-rata 4.00, adapun keterlambatan juga terjadi oleh adanya PSBB karena Covid-19 serta faktor-faktor penyebab keterlambatan lainnya, dalam pelaksanaan proyek dermaga tentunya sering ada hambatan yang terjadi, oleh karena itu baik penyelenggara proyek maupun konsultan dan kontraktor, dapat menentukan waktu yang tepat untuk pengerjaan dengan memeriksa secara berkala data terbaru yang bisa didapat dari BMKG. Kata kunci – faktor-faktor keterlambatan, dermaga, IBM Statistik SPSS 20
Perencanaan Dan Analisis Biaya Pelaksanaan Proyek Gedung IAIN Ternate Syahrul, Muhammad; Mangare, Jantje B.; Pratasis, Pingkan A. K.
TEKNO Vol 19, No 79 (2021)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan suatu bangunan harus memenuhi persyaratan teknis sesuai peraturan dan dapat bermanfaat dalam penggunaannya, serta sesuai dengan rencana awal baik segi biaya, mutu dan waktu. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ialah perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Langkah yang dilakukan untuk menghitung rencana anggaran biaya bangunan adalah mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang ada dalam proyek yang sedang dihitung. Penelitian ini mengenai perhitungan kembali Rencana Anggaran Biaya gedung perkuliahan mahasiswa IAIN Ternate dengan mengacu pada harga upah dan bahan tahun 2021 kota Ternate dengan menggunakan AHSP SNI 2016. Pembangunan ini diperuntukan untuk gedung perkuliahan mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa biaya pelaksanaan yang dibutuhkan sebesar Rp 12.154.997.000,00,- Kata kunci – perencanaan, analisis biaya pelaksanaan, gedung IAIN Ternate
Peran Konsultan Manajemen Konstruksi Dalam Proyek Pembangunan Gedung (Studi Kasus: Gedung Serbaguna Universitas Tadulako, Palu – Sulawesi Tengah) Sukarta, Kristin G. N; Tjakra, Jermias; Pratasis, Pingkan A. K.
TEKNO Vol 19, No 79 (2021)
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam suatu pelaksanaan pembangunan proyek, konsultan manajemen berperan penting mulai dari tahap perencanaan sampai tahap sesudah pelaksanaan. Konsultan manajemen merupakan satu tim kerja yang bertugas untuk mengawasi, mengontrol, membantu serta ikut terlibat dalam proses pembangunan proyek. Pada penelitian ini dilakukan pembagian  kuesioner terhadap responden sebanyak 20 orang sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi yaitu TMC CERC PT. Yodya Karya, dan penelitian ini dilakukan pada proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Universitas  Tadulako. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data peran konsultan manajemen konstruksi dalam proyek pembangunan gedung serbaguna Universitas Tadulako pada variabel tingkat keterlibatan, semua peran dilaksanakan dengan cukup baik yaitu : dalam memimpin rapat koordinasi lapangan dengan persentase sebesar 87%, dalam mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja material dan peralatan dari para kontraktor dengan persentase sebesar 87%, dalam mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja material dan peralatan dari para kontraktor dengan persentase sebesar 87%, dalam memproses pembayaran para kontraktor dengan persentase 87%, dalam mengendalikan jadwal berdasarkan jadwal induk dengan persentase sebesar 86%. Sedangkan nilai persentase terendah yang didapatkan sebesar 77% yaitu dalam memberi rekomendasi untuk menunjuk kontraktor dan sub-kontraktor.  Kata kunci – komsultan manajemen, konstruksi, peran
Optimasi Waktu Dan Biaya Menggunakan Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek Peningkatan Ruas Jalan Tondano–Kembes–Manado Seksi II Cindy G. Salindeho; Pingkan A. K. Pratasis; Febrina P. Y. Sumanti
TEKNO Vol. 20 No. 81 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan proyek konstruksi pada umumnya memiliki resiko mengalami keterlambatan. Oleh karenanya sebelum pelaksanaan proyek dimulai harus diawali dengan perencanaan dan penjadwalan kegiatan proyek yang tepat dan hati-hati. Pengelolaan proyek dilakukan sedemikian rupa agar dapat memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai kontrak dan tepat waktu. Salah satu alasan dilakukannya penelitian pada proyek Peningkatan Ruas Jalan Tondano Kembes Manado Seksi II adalah untuk menghitung percepatan waktu pelaksanaan proyek dan menganalisis berapa besar waktu dan biaya yang dibutuhkan ketika dilakukan percepatan. Metode percepatan yang dilakukan adalah metode Time Cost Trade Off, dimana metode ini merupakan kompresi jadwal untuk mendapatkan proyek yang lebih menguntungkan dari segi waku (durasi), biaya, dan pendapatan. Penelitian ini juga menerapkan Crashing Program dengan menggunakan alternatif penambahan jam kerja (lembur). Crashing dilakukan pada lintasan kritis yang dihasilkan dari analisis network planning pada Microsoft Project 2016. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menerapkan metode Time Cost Trade Off dengan alternatif penambahan 2 jam kerja (lembur) menghasilkan biaya optimum Rp. 5.912.057.520 dengan waktu optimum 62 hari kerja. Sedangkan untuk alternatif penambahan 4 jam kerja (lembur) menghasilkan biaya optimum Rp. 5.948.006.062 dengan waktu optimum 61 hari kerja.. Kata kunci – Time Cost Trade Off, Crashing Program, penambahan jam kerja, Microsoft Project
Produktivitas Pasangan Dan Plesteran Dinding Bata Ringan Pada Kasus Pembangunan Mess Dan Prasarana DENMADAM XIII/MDK Brilliyanta Ardho Husain; Jantje B. Mangare; Pingkan A. K. Pratasis
TEKNO Vol. 20 No. 81 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi membutuhkan sumber daya manusia sebagai salah satu faktor yang menentukan baik segi kualitas dan biaya pekerjaan. Kualitas suatu pekerjaan sangat tergantung pada keterampilan tenaga kerja dan ketersediaan bahan yang bermutu. Dengan demikian tenaga kerja menjadi salah satu faktor utama dalam pelaksanaan pekerjaan guna mencapai hasil yang optimal. Dalam pelaksanaan pembangunan perlu perancanaan yang baik serta komprehensif dengan bidang terkait termasuk peraturan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan. Produktivitas tenaga kerja perlu dianalisis dalam melakukan aktivitasnya sebagaimana yang direncanakan dan diharapkan. Dari tinjauan literatur diperoleh bahwa dengan mempelajari studi gerak (motion study) yang ada atau sedang dilakukan, maka dapat dicari atau ditetapkan suatu metode kerja yang praktis, efesien dan efektif, sehingga aktivitas aktivitas tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan dapat dioptimalkan terhadap pelaksanaan pekerjaan pasangan dan plesteran dinding bata ringan bangunan mess dan prasarana DENMADAM XIII/MDK. Dari hasil analisis yang dilakukan pada penelitian tentang pekerjaan pasangan bata ringan diperoleh nilai produktivitas rata-rata tenaga kerja masing-masing adalah untuk Pekerja 28,718 m2/hari dan untuk Tukang 35,675 m2/hari, Maka rata–rata Produktivitas tersebut sebesar 32,197 m2/hari. Kemudian produktivitas rata-rata pekerjaan plesteran dinding untuk pekerja 26,741 m2/hari dan tukang 0,135 m2/hari, dengan produktivitas rata- rata tenaga kerja sebesar 13,438 m2/hari. Kata kunci – tenaga kerja, produktivitas, bangunan konstruksi