Bambang Pratjichno
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pornografi dalam Dunia Seni Tari (Pornography in Dance’s World) Pratjichno, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 2 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i2.769

Abstract

Pornografi dapat dipahami sebagai ekspresi perilaku secara erotis, disadariatau tidak mampu untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks (libido).Inheren dengan fenomena pornografi tersebut, dunia tari sering disinyalirsebagai bidang yang relatif dekat (implikatif) dengan pornografi. Sinyalemenatau kesan seperti itu barangkali ada benarnya karena aktivitas tari sendirimemang lekat dengan pengolahan tubuh, sehingga layak diduga mudahmemunculkan libido orang yang menikmatinya. Kelenturan gerak dan sikapyang dilakukan oleh seorang penari tidak jarang mengundang daya pesonatertentu. Namun demikian, tari tidak selayaknya dipandang sebagai suatuproduk sebuah mesin atau unsur-unsur kebendaan, melainkan harus dipandangsebagai bagian yang integral dari eksistensi manusia itu sendiri terutamamenyangkut salah satu kebutuhan dasar manusia, yakni simbol. Sebab, sangatmungkin bahwa tujuan awal orang menari bukanlah untuk menari itu sendiri,tetapi untuk memenuhi kebutuhan simbolisasi (pernyataan diri). Sebaliknya,bila kita ingin menempatkan tari sebagai objek kajian, maka harus didasarkanperspektif yang mampu menggali latar belakang dan potensi pada tari yangbersangkutan.Kata kunci: Pornografi, Etika dan Estetika.
PENDIDIKAN SENI SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Pratjichno, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v10i1.54

Abstract

Multicultural as one of the art learning approach is essential in one’s character building process in order to own relatively strong personality. Multicultural approach should be flexible depending on the ability of the learner, society, and cultural and social condition of the environment. The multicultural approach learning should emphasize on the development of the sensitivity of feeling, esthetics, and ability to imagine and to create. It implies on the role and competence of the art teachers. Art teacher is demanded to be knowledgeable, skillful, and responsible of his/her profession; to master art, and to be able to develop teaching material; to master the theories and practices in the frame of art learning; to be able to plan and manage art learning. Kata kunci: multikultural, plural, pendidikan seni.
SENI TUTUR JEMBLUNG DI KABUPATEN BANYUMAS  (Art oral action Jemblung in Kabupaten Banyumas) Pratjichno, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.710

Abstract

Pertunjukan   Jemblung   dilaksanakan   semalam   suntuk   seperti halnya   kebiasaan   seni   pertunjukan   di   Jawa   umumnya.   Sumber   cerita tersebut   diatas   dikemas   dalam   sebuah   lakon   drama   dengan   cara memadukan antara   tembang,   gending,   dialog   antar  tokoh   yang   terlibat dalam alur cerita kemudian diungkapkan secara oral. Dalam pertunjukan Jemblung poeranan dalang sangat vital karena selain sebagai pimpinan pertunjukan juga bertindak sebagai sutradara pertunjukan. Struktur sajian Jemblung   terdiri   dari   beberapa   adegan,   yaitu   pambuka,   jejer   seisan, adegan Aluas, Adegan Gagah, adangan Karang Padesan, adegan Gecul, adegan   Prnesan,   adegan   Tangisan,   dan   Panutup.   Penyajian   adegan­adegan tersebut tampak ada kemiripan dengan sajina kethoprak, seperti ada   peran   raja,   sentana,   dan  kawula.   Namun, demikian   keberadaan peran­peran seperti itu disesuaikan dengan cerita yang disajikan.Kata kunci : Jemblung, struktur pertunjukan.
SENI TUTUR JEMBLUNG DI KABUPATEN BANYUMAS  (Art oral action Jemblung in Kabupaten Banyumas) Pratjichno, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 4, No 2 (2003)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.710

Abstract

Pertunjukan   Jemblung   dilaksanakan   semalam   suntuk   seperti halnya   kebiasaan   seni   pertunjukan   di   Jawa   umumnya.   Sumber   cerita tersebut   diatas   dikemas   dalam   sebuah   lakon   drama   dengan   cara memadukan antara   tembang,   gending,   dialog   antar  tokoh   yang   terlibat dalam alur cerita kemudian diungkapkan secara oral. Dalam pertunjukan Jemblung poeranan dalang sangat vital karena selain sebagai pimpinan pertunjukan juga bertindak sebagai sutradara pertunjukan. Struktur sajian Jemblung   terdiri   dari   beberapa   adegan,   yaitu   pambuka,   jejer   seisan, adegan Aluas, Adegan Gagah, adangan Karang Padesan, adegan Gecul, adegan   Prnesan,   adegan   Tangisan,   dan   Panutup.   Penyajian   adegan­adegan tersebut tampak ada kemiripan dengan sajina kethoprak, seperti ada   peran   raja,   sentana,   dan  kawula.   Namun, demikian   keberadaan peran­peran seperti itu disesuaikan dengan cerita yang disajikan.Kata kunci : Jemblung, struktur pertunjukan.
PENDIDIKAN SENI SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Pratjichno, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v10i1.54

Abstract

Multicultural as one of the art learning approach is essential in one’s character building process in order to own relatively strong personality. Multicultural approach should be flexible depending on the ability of the learner, society, and cultural and social condition of the environment. The multicultural approach learning should emphasize on the development of the sensitivity of feeling, esthetics, and ability to imagine and to create. It implies on the role and competence of the art teachers. Art teacher is demanded to be knowledgeable, skillful, and responsible of his/her profession; to master art, and to be able to develop teaching material; to master the theories and practices in the frame of art learning; to be able to plan and manage art learning. Kata kunci: multikultural, plural, pendidikan seni.
Pornografi dalam Dunia Seni Tari (Pornography in Dance’s World) Pratjichno, Bambang
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 7, No 2 (2006)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i2.769

Abstract

Pornografi dapat dipahami sebagai ekspresi perilaku secara erotis, disadariatau tidak mampu untuk membangkitkan nafsu birahi dalam seks (libido).Inheren dengan fenomena pornografi tersebut, dunia tari sering disinyalirsebagai bidang yang relatif dekat (implikatif) dengan pornografi. Sinyalemenatau kesan seperti itu barangkali ada benarnya karena aktivitas tari sendirimemang lekat dengan pengolahan tubuh, sehingga layak diduga mudahmemunculkan libido orang yang menikmatinya. Kelenturan gerak dan sikapyang dilakukan oleh seorang penari tidak jarang mengundang daya pesonatertentu. Namun demikian, tari tidak selayaknya dipandang sebagai suatuproduk sebuah mesin atau unsur-unsur kebendaan, melainkan harus dipandangsebagai bagian yang integral dari eksistensi manusia itu sendiri terutamamenyangkut salah satu kebutuhan dasar manusia, yakni simbol. Sebab, sangatmungkin bahwa tujuan awal orang menari bukanlah untuk menari itu sendiri,tetapi untuk memenuhi kebutuhan simbolisasi (pernyataan diri). Sebaliknya,bila kita ingin menempatkan tari sebagai objek kajian, maka harus didasarkanperspektif yang mampu menggali latar belakang dan potensi pada tari yangbersangkutan.Kata kunci: Pornografi, Etika dan Estetika.