Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

STUDI KINETIKA ADSORPSI Pb MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG Ari Susandy Sanjaya; Rizcy Paramita Agustine
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.261

Abstract

Abstrak- Logam Pb merupakan salah satu pencemar lingkungan dan dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan dalam waktu singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran Pb adalah dengan menggunakan arang aktif dari kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kinetika yang sesuai pada proses adsorpsi Pb dengan melihat daya jerap arang aktif kulit pisang dalam berbagai variasi massa (1 g; 1,5g dan 2 g) dan waktu kontak (20 menit, 40 menit dan 60 menit). Analisa Kinetika didasarkan pada kinetika orde nol, orde satu dan orde dua serta menentukan kapasitas maksimum adsorpsi arang atif kulit pisang  terhadap logam Pb. Persamaan yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah persamaan adsorpsi Isoterm Langmuir dan Freundlich. Dari hasil analisa, waktu optimum adsorbsi terjadi pada waktu 60 menit.  Kinetika adsorbsi logam Pb dengan arang aktif dari kulit pisang pada massa 1 dan 2 g mengikuti model kinetika orde 2, sedangkan pada massa 1,5 g mengikuti kinetika orde 0. Persamaan adsorpsi Langmuir lebih sesuai untuk isotherm adsorpsi pada penelitian ini. Adsorpsi Pb oleh kulit pisang yang sesuai dengan pola isotherm adsorpsi Langmuir mengindikasikan bahwa adsorpsi hanya berlangsung satu lapis (monolayer). Kapasitas adsorpsi maksimum ditunjukkan oleh nilai a yang besar, yaitu 1,4582 pada massa 1 g sedangkan kekuatan interaksi antara ion Pb2+ dengan kulit pisang terjadi pada massa 2 g yang ditunjukkan dengan nilai kL yang besarnya 0,409 Kata kunci : kinetika adsorpsi, arang aktif, kulit pisang, logam Pb  Abstract- Lead metal is one of environment polluter and can cause decease or health problems in sort time. The way to solve this problem is with used the carbon active from banana peel. This research is intend to find the kinetics model that appropriate in Pb adsorption process by knowing absorption of banana peel carbon active within mass variations (1; 1,5 and 2 g) and contact time (20, 40, and 60 minutes). Kinetics analysis are based from orde zero,one, and two and find the maximum capacity of adsorption from banana peel carbon active to lead metal. Equation which using at the adsorption process are Langmuir and Freundlich isotherm equations. From the analysis results, optimum time is at 60 minutes.kinetics of Pb absorption with carbon active from banana peel in mass 1 and 2 gr following kinetics model orde 2, then in mass 1,5 g following kinetics model orde 0. Langmuir equation is more appropriate in this research. Pb absorption from the banana peel that appropriate to Langmuir isotherm system is indicates adsorption was occur in one layer (monolayer). Maximum adsorption capacity is showing by the bigger value from a, that is 1,4582 in mass 1 g then interaction power of Pb with the banana peel was occur in mass 2 gr which showing with the value of kL is 0,4090.  Keywords : adsorption kinetics, carbon active, banana peel, Pb metal
PENGARUH LARUTAN BENFIELD, LAJU ALIR GAS PROSES, DAN BEBAN REBOILER TERHADAP ANALISA KINERJA KOLOM CO2 ABSORBER DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR ASPEN PLUS V. 8.6 Bagus Kurniadi; Dexa Rahmadan; Gusti Riyan Febriyanto; Ari Susandy Sanjaya
Konversi Vol 6, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v6i1.2760

Abstract

 Abstrak-Absorbsi adalah operasi pemisahan solute dari fasa gas ke fasa cair, yaitu dengan mengontakkan gas yang berisi solute dengan pelarut cair yang tidak menguap. Penerapan absorbsi dalam industri untuk mengambil suatu komponen dari campuran gas suatu produk reaksi, salah satu komponen yang sering dipisahkan adalah gas CO2. Pengurangan kadar CO2 dari aliran gas proses dapat menghindari poisoning katalis sintesis serta dapat mengurangi biaya operasi. Penentuan properties yang digunakan dalam simulasi program Aspen Plus v.8.6 adalah property ELECNRTL dan equilibirium vapour-liquid. Metode yang digunakan pada simulasi/penelitian ini adalah melakukan penentuan laju alir gas proses kolom absorber terdiri dari pengambilan data dan pengolahan data yang kemudian dilakukan simulasi. Tujuan dari simulasi ini adalah untuk mengetahui profil kadar keluaran CO2 pada kolom CO2 absorber pada kondisi aktual dibandingkan dengan data desain, yang ditinjau dari pengaruh konsentrasi larutan Benfield, laju sirkulasi larutan Benfield, laju alir dari gas proses, serta pengaruh reboiler duty pada kolom absorber. Berdasarkan hasilnya, keluaran gas CO2 dari absorber adalah 0,11% yang mana melebihi batas dari desain yaitu 0,1% dengan kondisi gas seperti ini, untuk meningkatkan kinerja dari absorber maka CO2 keluaran harus sama dengan batasan dari desain. Untuk mengatasi masalah ini, dengan cara meningkatkan konsentrasi  Benfield menjadi 29,8% dan menurukan laju alir gas proses. Penambahan beban reboiler pada absorber akan meningkatkan kadar CO2 keluaran absorber, sehingga penambahan beban reboiler pada absorber tidak perlu dilakukan. Kata kunci : Absorber, Konsentrasi Benfield, Laju Alir Gas Proses, Kadar CO2, Reboiler Duty, Aspen Plus Abstract-Absorption is the operation separation of solutes from the gas phase into the liquid phase, with contacting the gas which contains solute liquid with solvent that doesn’t evaporate. The application of absorption in the industry is taking a component from gas mixture to take reaction product, one of the component that frequently separated is CO2. Equity levels of CO2 from process gas stream can be avoid poisoning the catalyst synthesis as well as can be reduced the cost of operation. The property of simulation program Aspen Plus v.8.6 is ELECNRTL and equilibrium vapor-liquid. The method that used for this simulation or research is determination flow rate of process gas from column absorber based from base design data and working data which then simulated. The purpose from this simulation is to get knowing the profil level of exodus CO2 in CO2 column absorber in the actual condition which compare with design condition, which under review from effect of the concentration of Benfield solution, circulation flow of Benfield solution, flowrate from gas process, and effect from reboiler duty in column absorber. Based on the result, CO2 gas outlet from the absorber is 0.11% which exceeds the limit from design, that is 0.1% with this condition, to increase the performance of the absorber, the CO2 must have the same output from the limit of design.  To solve this problem, increasing the concentration of Benfield to 29.8% and lowering the gas flow rate. Adding reboiler duty in the absorber, it will increase the level of CO2 output from absorber, so adding reboiler duty in the absorber is not necessary. Keywords : Absorber, Benfield Concentration, Process Gas Flow Rate, CO2 Levels, Reboiler Duty, Aspen Plus
Characteristics Biomass for Raw Materials Pyrolysis Reactor Ben Yudha Satria; Roy Firman Adventus Pasaribu; Hamid Asyraf Adani; Ari Susandy Sanjaya
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2016: Prosiding SNTKK 2016
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fibers, shells, and empty bunch is a waste of processing from palm oil mill that is still rarely used. During this time, palm oil is widely used as a vegetable oil without trying to discover the potential of palm oil waste. The purpose of this research was to look for characteristics that are appropriate for biomass pyrolysis reactor. The initial activities is to collect samples of biomass (fiber, shells, and empty bunch), and then mashed biomass. Biomass was analyzed by proximate test and calorific value by standard ISO 2009. Proximate testing includes testing moisture content, ash content, volatile matter and fixed carbon. Result of the research showed empty bunch is better than fibers and shells to be a raw material of pyrolysis reactor with calorific value 4.250 cal/g, volatile matter is 69,19 %. And fixed carbon is 13,65 %.
Optimasi Pembuatan Marine Diesel Oil (MDO) untuk Meningkatkan Profit Kilang Pertamina RU V Balikpapan Kuhita Karina Br Ginting; Selvia Sarungu; Ari Susandy Sanjaya
Jurnal Chemurgy Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Chemurgy-Desember 2017
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.816 KB) | DOI: 10.30872/cmg.v1i2.1141

Abstract

PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan merupakan salah satu kilang yang mengolah minyak mentahmenjadi bahan bakar yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan bakar transportasi laut danpabrik. Salah satu hasil produk di Kilang Balikpapan RU V ini adalah MDO (Marine Diesel Oil). Seiringdengan perkembangan teknologi alat industri dan transprotasi laut bermesin Diesel, faktor akanketersediaan MDO dirasa masih kurang. MDO tidak cukup hanya tersedia tanpa memperhatikan bagaimanakondisi dan kualitas dari MDO itu sendiri. Maka dari itu, untuk mengantisipasi kekurangan Bahan BakarMDO pada masa mendatang diharapkan suatu unit pengolahan harus dengan perhitungan yang cermat.Untuk itu peranan PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan sangat dibutuhkan agar tercapainya haltersebut yaitu dengan memperhatikan komposisi blending yang digunakan. Dalam proses blendingpembuatan MDO sangat penting untuk mengetahui komposisi tiap komponen, sehingga pada penentuankomposisi pencampuran harus dilakukan secara cermat. Sebelum melakukan pencampuran skala besar,maka dilakukanlah penentuan titik optimal Blending yang bertujuan untuk mengetahui komposisi Blendingyang tepat dari masing-masing komponen MDO yang akan dipergunakan. Dapat diketahui bahwa MDOdapat di blending dengan 2 komponen ADO dan Short Residu atau 3 komponen ADO, Short Residu dan FluxOil. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil optimal dengan banyak komponen ADO 83 % danShort Residu 17 % dengan keuntungan 29352.5 USD.Kata Kunci : Blending, Marine Diesel Oil, Optimasi.
PEMBAKARAN RUMPUT GAJAH UNTUK MENGHASILKAN HOT OIL DAN MEMBANGKITKAN TENAGA LISTRIK PADA INDUSTRI KIMIA Agnes Cicilia Manopo; Fika Dwi Oktavia; Nur Aini; Indah Lestari; Ari Susandy Sanjaya; Novy Pralisa Putri; Yazid Bindar
Jurnal Chemurgy Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Chemurgy-Juni 2020
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v4i1.4068

Abstract

Penggunaan rumput gajah menjadi alternatif baru pengganti fosil. Pembakaran rumput gajah akan menghasilkan panas (thermal) yang mampu memanaskan oil sebagai pengganti steam dan berpotensi sebagai pembangkit listrik dengan siklus Organic Rankine Cycle (ORC) pada pabrik industri kimia. Pembakaran sempurna rumput gajah membutuhkan 50% udara berlebih untuk menghasilkan gas dengan komposisi N2, CO2,O2, H2O, SO2, dan NO2. Penggunaan bahan baku 730 kg rumput gajah mampu memanaskan therminol 66 (hot oil) pada suhu 300 ºC dengan laju alir 38.400 kg/jam. Pada siklus Organic Rankine Cycle (ORC) digunakan R245FA sebagai fluida kerja yang bertekanan dan bersuhu tinggi. Terjadi perubahan fase pada R245FA dari fasa cair pada suhu 51ºC menjadi fasa uap pada suhu 150ºC  dengan tekanan 31 bar yang terjadi di evaporator. Kerja sebesar 427 kW dapat dihasilkan dengan menurunkan suhu dan tekanan menjadi 106ºC, 3 bar pada turbin dengan effisiensi kerja sebesar 27%. Penghematan dilakukan dengan cara mendaur ulang R245FA yang dilewatkan pada kondensor sehingga terjadi perubahan fase dimana R245FA menjadi fasa cair kembali pada suhu 50ºC. R245FA di pompakan kembali menuju evaporator dengan menaikan tekanan dan suhu. Siklus terjadi terus-menerus sehingga tidak perlu penambahan R245FA. Kata kunci: Pembakaran, Rumput Gajah, Hot Oil, Listrik, ORC. 
PENGARUH KOMPOSISI MASSA BAHAN BAKU DAN TEMPERATUR PADA STEAM REFORMER TERHADAP JUMLAH PRODUKSI BIO-HYDROGEN Rizki Kurnia Dermawan; Ari Susandy Sanjaya; Rif'an Fathoni; Anton Irawan; Yazid Bindar
Jurnal Chemurgy Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Chemurgy-Juni 2018
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.939 KB) | DOI: 10.30872/cmg.v2i1.3372

Abstract

Proses pada pabrik bio hidrogen dari bio oil terbagi menjadi beberapa unit, yaitu unit dehidrooksigenasi, unit pemisahan, unit steam reforming, unit water gas shift, dan unit pemurnian. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh perbandingan komposisi massa metana (CH4) dengan steam (H2O) serta pengaruh perbedaan temperatur pada unit steam methane reforming untuk melihat pengaruh pada produksi bio hidrogen. Penelitian ini dikerjakan menggunakan software simulasi proses Aspen Hysys v.10.0. Dengan menggunakan variabel temperatur pada steam reformer (800 °C, 850 °C, 900 °C, 950 °C, 1000 °C) dan variabel perbandingan komposisi massa steam dengan methane (CH4), yaitu 1:2, 1:1,25, 1:3, 1:3,5, 1:4. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan pengaruh komposisi steam dan metana berbanding lurus dengan jumlah bio hidrogen yang dihasilkan. Serta, pengaruh perbedaan temperatur pada reaktor steam reformer berbanding lurus dengan jumlah produksi hidrogen. Dari hasil penelitian didapatkan jumlah produksi bio hidrogen terbaik 1300 kg/jam.Kata kunci: Aspen HYSYS, Bio Oil, Bio Hidrogen
Prediksi Pembentukan Hidrat Gas dengan Pengaruh Joule-Thomson Effect yang Diakibatkan oleh Choke Performance Ari Susandy Sanjaya; Ari Nofendy
Jurnal Chemurgy Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Chemurgy-Juni 2017
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.339 KB) | DOI: 10.30872/cmg.v1i1.1132

Abstract

Hidrat gas merupakan air bebas dan gas alam yang membentuk padatan, yang dapat mengakibatkan saluran gas akan membuntu, terutama di flow line serta akan menimbulkan beberapa permasalahan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi pembentukan hidrat gas dengan pengaruh Joule-Thomson Effect yang diakibatkan oleh choke performance.Di gunakan metode Katz untuk memprediksi gas hidrat dengan kisaran tekanan antara 100-1000 Psia.Didapatkan temperatur pembentukan hidrat gas pada tekanan 100 Psia sebesar 0.7005 ˚C,sedangkan pada tekanan 1000 Psia sebesar 17.4766 ˚C. Dari hasil nilai koefisien Joule-Thomson didapatkan 0.003972 K/Kpa. Dari hasil nilai temperatur pada flowline terdapat beberapa temperatur yang berada diatas kurva temperatur pembentuk hidrat gas sehingga berpotensi terjadi hidrat gas pada flowline. Sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa kondisi pada flowline berpotensi terjadinya hidrat gas dan harus dilakukan pencegahan.Kata Kunci: hidrat gas, efek Joule-Thomson, metode Katz, flow line.
SIMULASI PROSES BIOMETIL AKRILAT-AIR MENGGUNAKAN METODE PRESSURE SWING DISTILLATION PADA ASPEN HYSYS V8.8 Indah Lestari; Fika Dwi Oktavia; Ari Susandy Sanjaya; Yazid Bindar
Jurnal Chemurgy Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Chemurgy-Desember 2019
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.115 KB) | DOI: 10.30872/cmg.v3i2.3580

Abstract

Bio-Metil akrilat akan membentuk campuran azeotrop dengan Air sehingga sulit dipisahkan dengan distilasibiasa. Terdapat dua cara untuk memisahkan campuran azeotrop tersebut yaitu dengan menggunakan distilasiekstraktif (penambahan pentana yang berasal dari bahan fosil) dan menggunakan distilasi bertingkat dimanatekanan masing-masing kolom berbeda (Pressure Swing Distillation). Dalam metode Pressure Swing Distillation dilakukan dengan menggunakan kolom dalam dua tahap, Low Pressure Distillation (101,3 kPa) dan High Pressure Distillation (500 kPa). Untuk memperoleh simulasi yang tepat maka digunakan Fluid Packages PR-Twu pada Aspen Hysys V8.8. Pada tahap pertama, hasil reaksi diumpankan ke kolom distilasi pada tekanan atmosfer untuk memisahkan antara Bio-Metil akrilat dan Air sehingga didapatkan pada fase atas distilasi sebanyak 63,04% Biometil akrilat dan hanya sedikit Air, Bio-Metanol dan Bio-Asam Akrilat yang masih terkandung. Tahap kedua, menggunakan tekanan yang lebih tinggi yaitu 500 kPa yangdiumpankan ke Reboiler sehingga pada tahap kedua didapatkan kemurnian Bio-Metil akrilat sebanyak 99,99% melebihi menggunakan distilasi ekstraktif hanya mendapatkan kemurnian Bio-Metil akrilat 96% (US Patent 2916512).Kata kunci : Pressure Swing Distillation; Biometanol; PR-Twu; Kemurnian; Hysys
Rancangan Alat Distilasi untuk Menghasilkan Kondensat dengan Metode Distilasi Satu Tingkat Nugroho Tri Wahyudi; Faris Faruqi Ilham; Irwan Kurniawan; Ari Susandy Sanjaya
Jurnal Chemurgy Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Chemurgy-Desember 2017
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.107 KB) | DOI: 10.30872/cmg.v1i2.1142

Abstract

Aquades atau H2O, yaitu air kondensat yang dihasilkan dari proses distilasi (penyulingan). Adapun Penyulingan atau Distilasi adalah cara pemisahan bahan kimia berdasarkan kemudahan suatu zat menguap (volatilitas), atau teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih untuk memperoleh senyawa murninya. Biasanya proses distiliasi digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam satu fasa yaitu fasa cair-cair. Senyawa–senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing–masing. Dalam hal ini, proses distilasi digunakan untuk memurnikan air mineral. Perancangan alat destilasi berbentuk kolom dengan tinggi 47.5 cm dan volume 30 L. Untuk design kondensor yang digunakan berbentuk tabung dengan tinggi 53 cm, diameter 8.5 cm, dan dirangkai dengan kemiringan 45o.Kata Kunci : Air, Distilasi, Desain
PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK DENGAN METODE PIROLISIS MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK Juliya Ascha Riandis; Agus Restu Setyawati; Ari Susandy Sanjaya
Jurnal Chemurgy Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Chemurgy-Juni 2021
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v5i1.4755

Abstract

Masyarakat membakar plastik untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan, padahal sampah plastik jika dibakar akan menghasilkan gas hidrogen sulfida (H2S) yang dapat menjadi racun bagi lingkungan. Sehingga dari itu dibutuhkan solusi untuk menanggulangi jumlah sampah plastik diantaranya dengan mengolah sampah plastik sebagai bahan bakar alternatif dengan pirolisis. Pirolisis merupakan suatu proses dekomposisi material dengan temperatur tinggi serta tanpa adanya O2. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan volume minyak di dalam sampah plastik berdasarkan jenis plastik yang diteliti serta mengetahui pengaruh suhu terhadap densitas, dan berat abu. Penelitian ini menggunakan dua jenis plastik yaitu jenis LDPE dan plastik campuran yaitu plastik bekas kemasan makanan dan minuman instan dengan massa setiap sampel yaitu 150 g dan perbandingan suhu 350˚C, 400˚C, 450˚C. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan suhu terhadap densitas pada plastik LDPE, semakin tinggi suhu maka densitas semakin tinggi sedangkan pada plastik campuran apabila semakin tinggi suhu maka semakin rendah densitas. Perbandingan suhu terhadap berat abu yang didapatkan adalah pada temperatur rendah wax cenderung terbentuk dari minyak pirolisis yang dihasilkan dimana semakin besar temperatur pada proses pirolisis wax yang dihasilkan akan berkurang sedangkan sisa abu/lapisan film dari plastik campuran ada di semua variasi suhu. Perbandingan suhu terhadap volume minyak yang diperoleh adalah suhu berbanding lurus dengan volume minyak yang diperoleh.Kata Kunci: pirolisis, LDPE, densitas, abu, volume minyak