Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Gambaran Higiene Sanitasi Jajanan Gorengan Dan Kandungan Bakteri Salmonella Sp. Di Kota Pekanbaru Betty Nia Rulen; Tety Subarniyanti; Eliza Fitria
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Vol. 3 No. 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.381 KB) | DOI: 10.25077/jk3l.3.1.30-35.2022

Abstract

Penularan penyakit dapat terjadi melalui makanan yang disebabkan kontaminasi dari air, wadah makanan, kebersihan tangan, bahan makanan, serta sanitasi lingkungan. Makanan jajanan yang mengandung zat berbahaya dan tercemar oleh mikroba dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti alergi, diare, keracunan, kanker, maupun tumor. Gorengan merupakan salah satu makanan jajanan yang paling diminati dan banyak dijajakan di pinggir jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui higiene sanitasi jajanan gorengan dan cemaran bakteri Salmonella sp. Jenis penelitian ini kualitatif yang bersifat deskriptif, melalui observasi Analisa data berupa Univariat. Hasil observasi dari 16 sampel gorengan menunjukkan higiene sanitasi tempat mencuci bahan makanan 100% tidak memenuhi syarat, pengolahan makanan 50% tidak memenuhi syarat, cara penyajian 62,5% tidak memenuhi syarat, higiene peralatan 37,5% tidak memenuhi syarat, personal higiene 100% tidak memenuhi syarat, dan hasil pemeriksaan cemaran bakteri Salmonella sp. menunjukkan 13 sampel gorengan positif tercemar Salmonella sp. dan 3 sampel positif bakteri Shigiella sp. Disarankan kepada Puskesmas agar dapat memberikan pengawasan dan edukasi kepada penjual gorengan diwilayahnya tentang higiene sanitasi makanan agar meminimalisir cemaran bakteri pada makanan yang dijual.
Aspek Sanitasi Lingkungan Dengan Prevalensi Stunting Di Kelurahan Rejosari Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Betty Nia Rulen; Eliza Fitria; Carles Carles; Novita Sari
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 2 (2023): Vol 17 No. 02 JANUARI 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i2.3863

Abstract

Stunting merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dan dapat memberikan dampak jangka pendek dan jangka panjang pada balita. Prevalensi stunting di wilayah Puskesmas Rejosari merupakan yang tertinggi di Kota Pekanbaru. Banyak faktor atau aspek yang dapat menyebabkan kejadian stunting balita selain faktor gizi. Stunting secara tidak langsung dapat disebabkan oleh faktor sanitasi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aspek sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Jenis penelitian yang digunakan korelasi dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rejosari yang dengan jumlah sampel 88 orang balita yang diambil menggunakan teknik random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan sumber air minum (p=0,047), kebersihan pengolahan makanan (p=0,049) dan pembuangan limbah (p=0,036) dengan prevalensi kejadian stunting di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Kata Kunci : Stunting, sanitasi lingkungan, balita
PEMODELAN FAKTOR RESIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PROVINSI RIAU Eliza Fitria; Ratna Juwita; Betty Nia Rullen; Yeffi Masnarivan
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v15i1.179

Abstract

Latar Belakang : Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab dari salah satu penyakit infeksi menular yaitu Tuberkulosis paru, dimana bakteri ini bisa menyerang organ tubuh walaupun paling sering bermanifestasi di paru-paru. Berdasarkan Global Tuberculosis Report tahun 2017 menunjukkan angka insidensi TB Paru  yaitu 319 per 100.000 penduduk  dengan angka kematian akibat TB Paru BTA positif yaitu 40 per 100.000 penduduk dan menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia dengan total kematian akibat TB Paru BTA Positif sebanyak 1,3 juta pasien.Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan disain studi ekologi berdasarkan waktu dan tempat yang bersifat observasional deskriptif. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder tahun 2017-2020 yang dikumpulkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Riau pada bulan Maret - Mei tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah kasus TB Paru yang terdistribusi di Provinsi Riau tiap tahunnya yaitu pada tahun 2017-2020. Semua populasi dalam penelitian ini dijadikan subjek penelitian atau sampel dengan teknik total sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari enam variabel atau atribut, sebagai berikut: Kejadian Kasus TB Paru, kepadatan penduduk, tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, cakupan posyandu aktif, cakupan imunisasi BCG, dan penduduk miskin. Data dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji korelasi dan secara multivariat menggunakan uji regresi linear berganda.Hasil : Hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepadatan penduduk dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 dengan p-value < 0.05 (sebesar 0,003 pada tahun 2020 dan 0,000 pada tahun 2017-2019). Tahun 2017-2020 menunjukkan kategori hubungan yang sangat kuat (0.76 – 1.00) antara kepadatan penduduk dengan kejadian TB. Tidak ada hubungan yang signifikan antara TPM dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 dengan p-value > 0.05. Hasil korelasi faktor TPM dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2018 menunjukkan hubungan lemah dan berpola negatif. Tidak ada hubungan yang signifikan antara posyandu aktif dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 dengan p-value > 0.05. Hasil korelasi faktor posyandu aktif dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 menunjukkan hubungan sedang dan berpola negatif. Hasil uji statistik didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 dengan p-value > 0.05, pada tahun 2017, 2018 dan 2020 menunjukkan kategori hubungan yang sedang (0.26 – 0.50), sedangkan tahun 2019 menunjukkan kategori hubungan yang kuat (0.56 – 0.75). Tidak ada hubungan yang signifikan antara penduduk miskin dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 dengan p-value > 0.05. Hasil korelasi faktor penduduk miskin dengan kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020 menunjukkan hubungan lemah dan berpola negatif. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap jumlah kasus TB adalah kepadatan penduduk.Simpulan : Kepadatan penduduk merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan  kejadian TB Paru di Provinsi Riau tahun 2017-2020.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI RW 03 DESA TARAI BANGUN KAB KAMPAR Zurni Seprina; Eliza Fitria; Betty Nia Rulen; Ratna Juwita
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 3 (2023): Volume 5 No. 3 Edisi 1 April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.934 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i3.1667

Abstract

Waste is basically solid material left over from human activities or natural processes. The higher the population and various activities, the more the generation and variety of waste produced, this type of research is quantitative correlational with cross sectional method. Where the independent variable and the dependent variable are examined at the same time. The population in this study were all households in RW 03 Tarai Bangun Village and by calculating the sample using the slovin formula, a total sample of 66 respondents was obtained. The research was conducted at RW 03 Tarai Bangun Village, Kampar Regency. Time of Research The research was carried out in September 2021. The data analysis tests carried out were univariate analysis and bivariate analysis using the Chi Square statistical test. The results showed that there was no effect of education (P value 1.000), knowledge (P value 0.420), attitude (P value 0.420) of the community in processing household waste in RW 03 Tarai Bangun Village in 2021.Keywords: Garbage; Knowledge; Attitude; Education. 
PENGARUH CLOSED SUCTIONING TERHADAP PERUBAHAN NILAI HEMODINAMIK NON INVASIF PADA PASIEN YANG TERPASANG VENTILATOR DI RUANGAN ICU RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU Carles Carles; Betty Nia Rulen; Eliza Fitria
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 3 (2023): Vol. 5 No. 3 Edisi 2 April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.237 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i3.1645

Abstract

Suctioning is needed in patients who are attached to a ventilator because of the inability to remove secretions independently. The purpose of this study was to determine the effect of suctioning with closed suctioning on non-invasive hemodynamic changes (MAP, heart rate, oxygen saturation and respiratory rate) in patients who are attached to a ventilator. While the research method is quantitative using a pre-experimental research design. The research design uses a one group pre-post test design approach. The research results obtained that the majority of MAP (blood pressure) was 70-100 mmHg, namely 19 people (61.3%), the majority heart rate was 60 -100x/min as many as 16 people (51.6%), while the majority of Oxygen Saturation is 95-100% as many as 25 people (80.6%), and the majority Respiratory Frequency> 12x as many as 26 people (83.9%), while the average effect obtained is mean blood pressure before suctioning.T was obtained at 1.06 and after that at 1.19. Mean Heart Rate before suctioning.T was obtained at 1.35 and after that was 152. Mean Oxygen Saturation before suctioning.T was obtained at 0.81 and after that was 0.94 and the mean Respiration before suctioning.T was obtained at 1.84 and after that at 1.00 With the results of blood pressure analysis before suctioning with a P-value of 0.002. This means that there is a significant effect between the average blood pressure before and after suctioning. The Heart Rate before suctioning with a P value of 0.000. This means that there is a significant effect between blood heart rate before and after suctioning. Furthermore Oxygen Saturation before suctioning with a P value of 0.004. This means that there is a significant effect between Oxygen Saturation before and after suctioning. While Breathing before suctioning with a P value of 0.000. This means that there is a significant effect between breathing before and after suctioning.