Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Politeness Maxims Used by English Students Program Study at STKIP Tama Siswa Bima Annisah Annisah; Waliyudin Waliyudin; Ramli Ramli; Nurbaya Nurbaya
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 7, No 3 (2021): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jime.v7i3.2321

Abstract

The aims of this research are to find out the types and the function of most dominant types of politeness maxim used by students in classroom interaction during learning process. The subject of this research is the students of English Program Study, the STKIP Taman Siswa Bima. This research used descriptive-qualitative method. Samples on this research consist of 25 students. To collect the data video recorded was used to record the students’ utterance and interaction in the class. The students’ utterances transcribed and analyze based on types and function of most dominant type’s politeness maxim. The result of this research there were six types of politeness maxim applied in classroom interaction, they were Tact Maxims, Generosity Maxim, Approbation maxim, Agreement Maxim, Sympathy Maxim, Modesty Maxim. The dominant types were used by students is tact maxim, and it plays several functions such as declarative function, interrogative function, imperative function, the apology function
The Six Characteristics of Andragogy and Future Research Directions in EFL: A Literature Review Diana Purwati; Ainol Mardhiah; Enung Nurhasanah; Ramli Ramli
Elsya : Journal of English Language Studies Vol. 4 No. 1 (2022): Elsya : Journal of English Language Studies
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/elsya.v4i1.7473

Abstract

The way in which adults learn is distinctive to how children learn, hence Andragogy differs from Pedagogy and so do the implications. Although several studies have attempted to discuss the andragogy and its principles, only few studies investigate its implementation and the practical guidance on how to employ each characteristic in the teaching and learning process. To fill this void, this paper reviews the concept of andragogy and highlights its six characteristics: self-concept, experiences, readiness to learn, motivation, need to know, and problem-centred learning. Employing a narrative review of 18 journal articles from reputable international journals, the study’s findings suggest that the six characteristics/principles of andragogy are applicable in designing teaching and learning materials, teaching activities, and assignments enacted by teachers. Future research is encouraged to delve into the practice of the six characteristics of andragogy in the teaching of English as a foreign language. The differences between adults and children learning and directions for further research in teaching English as a Foreign Language (EFL) is also discussed at the end of study.
Pidginitation of Bimanese at Seventh Grade of SMP Negeri 2 Bolo Mira Anggriana; Ramli; Fitri Ningsi
JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN BUDAYA Vol 1 No 1 (2021): December (EDULEC)
Publisher : CV. Eureka Murakabi Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.612 KB) | DOI: 10.56314/edulec.v1i1.4

Abstract

This study discusses the pidginitation of bimanese at seventh grade SMPN 2 Bolo ,which aims to determine the types of communication pidgin , and to identify the effects contained in the pidgin. This study focuses on the theory of Trask L.A Then analyzed using qualitative descriptive methods. The researcher used the video and wrote text as in Whatsaap group to find out more data validity. This research was conducted to determine the types of communication functions inpidginitation. The findings show that the types of communication fuctions in pidgin actions are: 3 assertive (addition), 1 directives (lexifer), 3 expressive (lexicon) , declarations ( declaration not found in this study) ). Then, in the act of perlokusi. The researcher concluded that assertions and offer commintments were usually used by the pidgin. Based on the explanation above, the researcher concluded that the pidgin of pidginitation of effect of function communication pidgin ,Beijing 2014.
Pelatihan Pengembangan Skill Bahasa Inggris melalui Kegiatan School Camp di SMA Sederajat Kecamatan Woha Ramli Ramli; Fitri Ningsi; Zuriatin Zuriatin; Nurhidayat Nurhidayat; Fitria Sarnita
Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Bima Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Edisi Januari - Juni 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/bajpm.v3i1.259

Abstract

Permasalahan pada proses pembelajaran bahasa Ingris bukan hanya dijumpai pada penguasaan bahasa namun juga pada aplokasi dari setiap detail bahasa yang merupakan pengejewantahan dari Bahasa Inggris itu sendiri. hal tersebut dapt dilator belakangi oleh berbagai hal salah satunya adalah kurang maksimalanya evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh pengajar terhadap materi kebahasaan yang telah diajarkan. Karena Bahasa inggris adalah bahasa internasional yang harus diberi perhatian khusus terhadapa pemahaaman dan pengunaaannya, banyak Guru yang hanya menjelaskan penggunaaan namun tidak mengevaluasi pengguanaan dari masing-masing skill tersebut dalam hal aplikatif. Kegiatan Peletihan dan pengembangan skill tersebut akan menjadi langkah yang sangat strategis dalam penguatan skill bahasa inggris yang telah diajarkan didalam ruang kelas, kegiatan-kegiatan Ekstrakurikuler kebahahasaan akan menjadi solusi dari masalah tersebut, peserta didik yang ditatar dan dilatih dalam konsep penggunaan bahasa dalam kondisi yang telah disetting dalm konsep School Camp adalah solusi terbaik yang akan menjadi wadah pengembangan skill kebahasaan yang dimilki oleh peserta didik, Karen apeserta didik akan diarahkan pada realita penggunaan bahasa, mengaktifkan 4 skill bahasa inggris yang dimilki, dan digunakan secara aktif dalam kurun waktu pelaksanaan school camp tersebut, yang akan dihandle oleh para mentor untuk menguatkan skill-skill tersebut. disamping penguatan skill tersebut seluruh peserta didik yang tergabung dalam kegiatan school camp akan dapat memiliki skill yang mereka senangi sehingga proses school camp yang dilakukan akan lebih terarah. pola kegiatan school camp dilakukan secara berkala dalam kurun waktu 1 tahun, dan dilakukan secara berkala ditiap weekend sebagai bentuk evaluasi konsep yang telah ditanamkan oleh pengajar dalam ruang kelas. sehingga materi yang telah ditanamkan tersebut dalam dievaluasi dan ditibdaklajuti oleh para mentor dalm kegiatan school Camp.
Efektivitas Penggunaan Strategi Three Connections (Making Connection) Terhadap Pemahaman Membaca Siswa Kelas VIII SMPN 3 Langgudu Nurdianah Nurdianah; Juniati Juniati; Amanda Pratiwiningsih; Ma’ruf Ma’ruf; Waliyudin Waliyudin; Fitri Ningsi; Fitria Sarnita; Ramli Ramli; Arif Rahman Hakim
Jurnal Pendidikan dan Humaniora Vol 1, No 01 (2024): Januari 2024
Publisher : STKIP Harapan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/jpk.v1i01.215

Abstract

Berdasarkan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan strategi tiga koneksi dalam membaca siswa pemahaman siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Langgudu di tahun ajaran 2018/2019. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam eksperimennya penelitian dan teknik tes yang digunakan. Populasi dalam penelitian ini adalah kedelapan siswa kelas SMP Negeri 3 Langgudu pada tahun pelajaran 2018/2019. Peneliti mengambil 30 siswa dari 30 siswa sebagai contoh. Peneliti membandingkan dua kelompok sampel dan memberikannya pretest sebelum treatment dan posttest setelah treatment. Penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: pertama, pengajaran membaca cerita ulang tes teks dan naratif dengan strategi tiga koneksi lebih efektif daripada mengajar membaca pemahaman teks recount tanpa tiga strategi koneksi untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa. Kedua, Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah skor rata-rata dari post-test dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan post-test dari kelompok kontrol. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan strategi tiga koneksi efektif dalam membaca teks recount dan tes naratif pemahaman daripada siswa yang diajar tanpa menggunakan strategi tiga koneksi. Nilai uji-t adalah 4,66 dan nilai t tabel sebesar 0,361. Itu artinya skor t-test lebih tinggi dari skor t-tabel. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengajaran melalui strategi tiga koneksi efektif.
Analisis Perilaku Komunikasi Nonverbal pada Anak Autis di Kelas Tuna Rungu Haerunnisa Haerunnisa; Fitri Yani; Rahmatul Fitriah; Annisa Turrahmah; Ferbian Ibrahim; Asri Rahman; Nani Nani; Syafrurrahman Syafrurrahman; Hubertus Abal; Ramli Ramli; Sholihin Sholihin; Fitri Ningsi
Jurnal Pendidikan dan Humaniora Vol 1, No 2 (2024): April 2024
Publisher : STKIP Harapan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56842/jpk.v1i2.271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Mengetahui perilaku komunikasi nonverbal anak autis selama proses pembelajaran 2) Mengetahui makna komunikasi nonverbal perilaku anak autis yang ditunjukkan selama proses belajar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data berupa kata-kata atau gambaran secara alami dan mendalam tentang keseluruhan informasi responden. Penelitian dilakukan di Desa Runggu, Kecematan Belo, Kabupaten Bima. Objek penelitian ini ditentukan berdasarkan ketidakmampuan anak autis dalam berkomunikasi khususnya Tuna Rungu. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan observasi partisipan dan data sekunder dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dari pihak-pihak terkait yang terkait dengan penelitian ini. Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku anak autis khususnya komunikasi nonverbal sangat berbeda dengan perilaku anak pada umumnya, Pada dasarnya anak tuna rungu ternyata dapat menunjukkan berbagai perilaku nonverbal, mulai dari penggunaan ekspresi wajah, kontak mata, gerakan tubuh dan haptika (sentuhan) dengan baik untuk menunjukkan perasaan mereka, dimana tingkah laku yang mereka tampilkan merupakan bentuk dari keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan pendekatan dan perhatian terhadap anak autis sangat membantu seorang guru untuk memahami makna dari perilaku anak tersebut