Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PLANT GROWTH OF EGGPLANT (Solanum melongena L.) IN VITRO IN DROUGHT STRESS POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) Siaga, Erna; Maharijaya, Awang; Rahayu, Megayani Sri
BIOVALENTIA: Biological Research Journal Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.344 KB) | DOI: 10.24233/BIOV.2.1.2016.29

Abstract

Drought stress is one of the important issues related to the global warming that demand for the development of drought tolerant crops. Eggplant is one of the agricultural commodities which can be developed in dry land so plant growth of eggplant need to be learned. The objectives of this study were to study the effect of several concentrations of polyethylene glycol (PEG) on the in vitro growth of eggplant, and to find the drought tolerant eggplant accessions in dry land. The experiment  was conducted at the Laboratory of Tissue Culture, Department of Agronomy and Horticulture, Bogor Agricultural University. The experiment was laid on a completely randomized design with one factor. The factor was eggplant accessions. The results showed that PEG in vitro media significantly affected the survival percentage, the percentage of callus, developed the bud and the number of leaves of eggplant. Callus in eggplant explants as a way of avoiding drought stress.
Seleksi Pendonor Serbuk Sari Sifat Kuantitas Endosperma Skor Tinggi pada Kelapa dalam Kopyor Megayani Sri Rahayu; Asep Setiawan; Ismail Maskromo; Agus Purwito; dan Sudarsono
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 47 No. 1 (2019): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.174 KB) | DOI: 10.24831/jai.v47i1.21116

Abstract

Endosperm quantity in kopyor coconut determines the quality of kopyor coconut. However, data of the best parental based on their progeny test is unavailable yet. In this study, we employed polycross approach and SSR molecular marker to estimate general combining ability of the best pollen contributor for the breeding purpose of this trait. Totally 151 kopyor coconuts were collected from the naturally open-pollinated population of kopyor Tall coconut Agom Lampung. The harvested nuts were rated for their endosperm quantity (scored 1-9). The analysis identified 31 paternal trees of the 53 progenies. The TJ-185 with the highest GCA has been considered as a promising paternal tree for development of high endosperm quantity of kopyor coconut.Keywords: combining ability, molecular marker, paternal trees, polycross, tall coconut
Penambahan Bahan Organik pada Media Pertumbuhan Krisan (Dendrathema grandiflora Tzvelve) secara In Vitro Megayani Sri Rahayu; Hasrat Enggal Prayogi
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.981 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.94-100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari  pengaruh dari penambahan berbagai bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman krisan secara in vitro, dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Hasil penelitian diolah menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan media bahan organik terdiri atas tujuh taraf (MS0 tanpa penambahan bahan organik, kulit pisang 50 g/l + ½ MS (½ konsentrasi hara makro, mikro dan vitamin), kulit pisang 100 g/l + ½ MS, kulit pisang 150 g/l + ½ MS, ubi jalar ungu 50 g/l + ½ MS, ubi jalar ungu 100 g/l + ½ MS dan ubi jalar ungu 150 g/l + ½ MS). Faktor kedua adalah perlakuan varietas krisan dengan dua jenis (Puspita Nusantara dan Puspita Pelangi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik dalam media kultur jaringan krisan memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, dan panjang akar. Varietas krisan memberikan pengaruh pada tinggi tanaman dan  jumlah daun tanaman krisan. Interaksi antara media bahan organik dan varietas krisan terjadi pada tinggi tanaman umur 4–10 MSK.
Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Bandung Afifah Farida Jufri; Megayani Sri Rahayu; Asep Setiawan
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 1 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.371 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i1.14828

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pengalaman dan mempelajari kegiatan budidaya tanaman kentang, penanganan pasca panen kentang konsumsi dan kentang bibit serta pemasarannya baik secara teknis. Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Juni 2011 di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Hasil pengamatan terhadap pengaruh suhu simpan dan diameter umbi terhadap masa dormansi menunjukkan umbi yang disimpan di suhu dingin (40C) belum mengalami pertunasan setelah 16 minggu penyimpanan sedangkan umbi yang disimpan di suhu ruang mulai bertunas pada minggu ke-12 dan mencapai 100% pada minggu ke 16. Penurunan bobot umbi yang disimpan di suhu ruang lebih besar daripada umbi yang disimpan di suhu dingin. Hama penyakit lebih banyak ditemui pada umbi yang disimpan di suhu ruang yaitu sebesar 16.47%. Hasil pengamatan pengaruh perlakuan penyimpanan umbi terhadap pertumbuhan tunas menunjukkan bahwa umbi yang disimpan menggunakan metode II (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dilanjutkan pemberian gas CS2) mengalami pertumbuhan tunas yang lebih lambat daripada metode simpan I (penyimpanan umbi selama 4 bulan di suhu ruang) dan metode simpan III (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dan 3 bulan di suhu dingin).
Penanganan Budidaya Kentang (Solanum tuberosum L.) di Bandung, Jawa Barat Gina Rahma Utami; Megayani Sri Rahayu; Asep Setiawan
Buletin Agrohorti Vol. 3 No. 1 (2015): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.157 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v3i1.14833

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari aspek pengelolaan budi daya komoditas kentang. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada tanggal 14 Februari sampai dengan 14 Juni 2011. Aspek khusus yang diamati adalah pengaruh pembumbunan awal terhadap pertumbuhan tanaman kentang. Perlakuan yang dilakukan adalah ketinggian pembumbunan pada 10 cm, 15 cm, 20 cm dan variabel yang diamati adalah persentase pertumbuhan bibit, tinggi tanaman, jumlah stolon per batang dan bobot umbi saat panen. Hasil analisis menunjukkan bahwa tinggi perlakuan pembumbunan berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh bibit pada 21 hari setelah tanam dan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada 28 hari setelah tanam
Teknik Perbanyakan Cepat Bibit Ubi Jalar (Ipomoea batatas L. Lam) dengan Perlakuan Rootone F dan Pupuk Daun Haris Aprianto Setiawan; Asep Setiawan; Megayani Sri Rahayu
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.563 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30191

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh dari Rootone F dan pemupukan daun terhadap produksi bibit dengan teknik perbanyakan cepat.Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor IPB pada bulan Agustus 2017 sampai Desember 2017.Percobaan disusun secara Split Blok dalam Rancangan Acak Kelompok melibatkan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan.Faktor pertama adalah konsentrasi auksinyang terdiri dari empat taraf yaitu, 0 ppm, 150 ppm dan 300 ppm.Faktor kedua adalah frekuensi aplikasi pupuk daun yang terdiri dari empat taraf yaitu, tanpa pupuk, 1 kali/ minggu, 1 kali/ 2 minggu dan 1 kali/ 3 minggu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara konsentrasi Rootone F dan frekuensi pemberian pupuk terhadap panjang cabang primer, jumlah daun cabang primer dan jumlah bibit cabang primer.Frekuensi pemberian pupuk berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan.Pemberian pupuk daun meningkatkan jumlah buku. Teknik perbanyakan cepat ubi jalar menghasilkan multiplikasi rasio 1:3 bibit ukuran 15 cm dalam waktu dua bulan.
Respon Tanaman Tomat Varietas Umagna dan Levanso Terhadap Teknik Budidaya dengan Sistem Hidroponik Substrat di Bandung Frederico Tunggal; Asep Setiawan; Megayani Sri Rahayu
Buletin Agrohorti Vol. 7 No. 3 (2019): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.25 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v7i3.30260

Abstract

Teknik budidaya hidroponik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman tomat. Kegiatan di PT Amazing Farm dilakukan bulan Maret hingga Juli 2018. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan meningkatkan kemampuan dalam aspek teknis dan aspek manajerial dalam budidaya sayuran, khususnya tanaman tomat. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menentukan laju pertumbuhan dua varietas tomat berbeda yang ditanam di rumah kaca yang sama. Metode langsung diterapkan untuk mendapatkan data yang terkait dengan aspek teknis dan manajemen. Aspek teknis terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: persiapan lahan, persiapan bahan tanam, persiapan penanaman dan penanaman, pemeliharaan, panen, dan pascapanen. Untuk mempelajari aspek manajerial, penulis telah aktif terlibat sebagai karyawan harian lepas, asisten mandor, dan pengawas. Metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan data pendukung dari perusahaan seperti informasi umum perusahaan, arsip taman dan studi literatur. Secara umum, PT Agrikultura Amazing Farm telah menerapkan praktik pertanian yang baik. Uji coba melibatkan dua varietas yaitu varietas umagna dan levanso. Percobaan dilakukan dengan 3 ulangan dan unit pengamatan terdiri dari 5 sampel tanaman. Praktek budidaya yang diberikan terdiri dari penyiraman tanaman sebanyak 5 kali setiap hari dengan dosis setiap penyiraman pada 1 - 2 MST dengan larutan nutrisi 100 ml AB mix dan kadar EC 2 ms / cm, pada 3 - 4 MST dengan 150 ml AB mix dan kadar EC 2 ms / cm, pada 5 -7 MST dengan 200 ml AB mix dan kadar EC2,2 ms / cm, dan pada 8-24 MST dengan 300 ml AB mix dengan kadar EC 2,2 ms / cm. Hasil menunjukkan bahwa teknik budidaya tunggal dapat diterapkan untuk dua varietas yang berbeda dan menghasilkan hasil yang sama baiknya.
Seleksi Toleransi Kekeringan In Vitro terhadap Enam Belas Aksesi Tanaman Terung (Solanum melongena L. ) dengan Polietilena Glikol (PEG) Erna Sinaga; Megayani Sri Rahayu; Awang Maharijaya
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 1 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.933 KB) | DOI: 10.29244/jhi.6.1.20-28

Abstract

ABSTRACTThe objectives of this study were to study the effect of several concentrations of polyethylene glycol (PEG) on the in vitro growth of eggplant, to find the appropriate PEG concentration for in vitro selection to drought  tolerance  of eggplant  and the drought tolerant eggplant accessions. The experiment  was conducted  at  the  Laboratory  of  Tissue  Culture,  Department  of  Agronomy and Horticulture,  Bogor  Agricultural  University.  The  experiment  was arranged  in  a  completely randomized design with two factor. The first factor was concentration of PEG (0, 5, 10,  and  15%) while the second factor was eggplant accessions (Kania F1, 001, 007, 013, 016, 030, 034, 035, 055, 057, 069,  071,  072,  078,  085,  and  090).  The  results  showed  that  the addition  of PEG  to  in  vitro media significantly affected the survival percentage, the percentage of callus, developed the bud and the number of leaves of eggplant. Addition of PEG 10 and 15% in media can be used as the drought tolerance selective agent of eggplant in vitro. Kania F1, 001, 007, 016, 034, 035, 055, 057, 069, 071, 072, 078, 085, and 090 were eggplant accessions which might be tolerant to drought.Keywords: in vitro selection, solanaceae, tissue culture, tolerant, drought ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk  mempelajari pengaruh beberapa konsentrasi polietilena glikol (PEG)  terhadap  pertumbuhan  tanaman  terung  in  vitro, mendapatkan  konsentrasi  PEG  yang  dapat digunakan  untuk seleksi tanaman terung secara in vitro  dan nomor terung toleran terhadap cekamankekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan,  Departemen Agronomi dan Hortikultura,  Institut  Pertanian  Bogor.  Penelitian  ini  disusun dalam  rancangan  acak  lengkap  dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi PEG  terdiri atas  0, 5, 10, dan 15%.  Faktor kedua adalah nomor terung terdiri atas enam belas nomor (Kania F1, 001, 007, 013, 016, 030, 034, 035, 055, 057, 069,  071,  072,  078,  085,  dan  090).  Hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  penambahan  PEG  pada media  in  vitro  memberikan pengaruh  nyata  dan  sangat  nyata  terhadap  persentase  hidup eksplan, persentase  eksplan  berkalus,  pertambahan  tinggi  tunas,  dan jumlah  daun  tanaman  terung.  Media PEG 10 dan 15% merupakan media yang dapat digunakan untuk seleksi kekeringan tanaman terung in vitro. Nomor terung Kania F1, 001, 007, 016, 034, 035, 055, 057, 069, 071, 072, 078, 085, dan 090 merupakan nomor-nomor terung yang toleran terhadap cekaman kekeringan.Kata kunci: kultur jaringan, seleksi in vitro, solanaceae, toleran kekeringan
Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) untuk Mewujudkan Pertanian yang Sehat di Desa Kutamaneuh, Karawang Maudy Susanti; Dede Kismantoro; Titiek S. Yuliani; Megayani Sri Rahayu; Iskandar Lubis; Fitriyah Nurul
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 2 No. 3 (2020): Juni 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.554 KB)

Abstract

Kutamaneuh Village is a village that has abundant natural resources especially in the agriculture sector. One of the potentials of Kutamaneuh Village in the agricultural sector is the production of rice and horticultural crops which are one of the sources of family food providers and require healthy plant cultivation. Problems experienced by farmers in Kutamaneuh Village are pests and diseases encountered in plants. The socialization program and practice demo of making PGPR needs to be carried out with the aim of implementing the PGPR application, introducing healthy plant cultivation techniques and applying GAP principles to realize healthy agriculture and avoiding pests and plant diseases. This activity is carried out with a participatory method that applies the approach method in which the people of Kutamaneuh Village are the subjects in every activity, starting from planning, implementation, and evaluation. This activity was carried out in each hamlet with a series of activities in the form of socialization and demonstration of the practice of making PGPR. An indicator of the success of this program is that farmers implement good crop cultivation, plants taht are given PGPR treatment grow better than plants without PGPR treatment. This is also supported by a questionnaire indicator which shows that the socialization program and practical demonstration regarding PGPR in Kutamaneuh Village were successfully implemented. The socialization activities and demonstration of the practice of making PGPR were greeted with positive enthusiasm by the training participants. The application of PGPR in the village of Kutamaneuh to create a healthy crop and avoid the attack of intruding organisms so as to reduce the use of chemical fertilizers that have a negative impact on agricultural land. Keywords: Kutamaneuh Village, Pests, Disease, Healthy Agriculture, PGPR
Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang Ananda Diah Oktaviani; Novita Niken Putri Ulayyah; Titiek S. Yuliani; Megayani Sri Rahayu; Iskandar Lubis; Fitriyah Nurul
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) Vol. 2 No. 4 (2020): Juni 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.037 KB)

Abstract

Cintalaksana Village is a village located in Tegalwaru District, Karawang Regency, West Java Province. This village has a land condition that fluctuates (terraces) and the average high rainfall is 2,600 mm-4,500 mm per year. This makes it possible to develop the agriculture, livestock and tourism sectors. The Sustainable Family Yard Program (PKL) aims at the residents of Cintalaksana Village to be able to utilize their home yards by planting TOGA, ornamental plants, fruit plants, and vegetable crops as well as the residents' houses which are used as a pilot to provide benefits to surrounding residents. The Sustainable Family Home Program (PKL) begins with licensing for village officials to carry out activities that involve residents and use vacant land owned by the head of RT 01, the village head, and the Lotus Posyandu 1. After the permit is completed, continue to clean up the empty land that has been overgrown with weeds using weeds using hoe. After that the making of beds in the land to sow kale and spinach seeds. For seedbed chillies use a polybag filled with a mixture of soil planting media and manure. After all the seeds are sown, watering is done until the soil becomes moist. Making verticulture using old bottles which are then planted with Alternanthera brasiliana and Portulaca ornamental plants. The implementation of the Sustainable Family Home Program (PKL) program in Cintalaksana Village went well. Residents began to realize the importance of utilizing vacant land around the house to become a sustainable yard. The yard can be planted with various types of plants so that it can meet food needs as well as the family economy. Keywords: Cintalaksana Village, family medicinal plants, yards