Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Production Technology for Kopyor Coconut Seednuts and Seedlings in Indonesia Hengky Novarianto; Ismail Maskromo; Sudarsono
International Coconut Community Journal Vol 30 No 2 (2014): CORD
Publisher : International Coconut Community

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.966 KB) | DOI: 10.37833/cord.v30i2.77

Abstract

Kopyor coconut is a naturally-occurring mutant having fluffy solid endosperm in stead of the normal one. Similar type of coconut has been found in several other Asian countries, with their distinct local names, such as Macapuno (Philippines), Makhrao Kathi (Thailand), Dikiri Pol (Sri Lanka), Thairu Thengai (India). It is a delicacy coconut to Indonesian and sells as much as ten times higher than normal coconut. In nature, three types of kopyor coconut exist in Indonesia: kopyor tall, kopyor dwarf, and kopyor hybrid. There are three kopyor dwarf varieties (‘Pati Kopyor Green Dwarf’, ‘Kopyor Yellow Dwarf’ and ‘Kopyor Brown Dwarf’) officially released, and one registered tall variety (‘Puan Kalianda Kopyor Tall’). In general, kopyor fruit yield under natural conditions is only < 25% of the total harvested fruits for both the tall and the dwarf types. Traditionally, Indonesian farmers harvest kopyor fruits at ten months after pollination while normal fruits at 11 months. They use the harvested normal fruits for propagation; but cannot guarantee whether or not they would produce korpyor fruit. Adoption of kopyor seedling production through embryo culture has been done. However, the seedling production is slow, while the price is very expensive, thus unaffordable to common farmers. Indonesian Palm Research Institute and Bogor Agricultural University have collaborated to develop alternative approaches to increase kopyor fruit production through the production of seedling that would ensure to produce korpyor fruit through control pollination. Initiated since 2010, the activities successfully overcome uncertainty in kopyor seedling production. Moreover, hybridization among local superior coconut varieties and known kopyor one have been done to broaden genetic background of kopyor trait and to develop breeding population for new kopyor varieties in the future. Overview and update of research progress on korpyor in Indonesia are presented in this paper.
Productivity of Three Dwarf Kopyor Coconut Varieties from Pati, Central Java, Indonesia Ismail Maskromo; Sudarsono
International Coconut Community Journal Vol 29 No 2 (2013): CORD
Publisher : International Coconut Community

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.746 KB) | DOI: 10.37833/cord.v29i2.86

Abstract

Pati Dwarf Kopyor coconut originated from Pati, Central Java is one of the Kopyor coconut populations from Indonesia. Three varieties of Pati Dwarf Kopyor coconut, namely: Kopyor Green Dwarf, Kopyor Brown Dwarf and Kopyor Yellow Dwarf out of six potential varieties have been officially released as local superior varieties by the Minister of Agriculture, Republic of Indonesia at the end of 2010. The objectives of this research were to evaluate the stability of Kopyor fruit production among provenances of Pati Dwarf Kopyor coconuts. Evaluations were conducted especially for the three recently released varieties of Kopyor coconuts. Observations were carried out in 2011 and the collected data were then compared with Kopyor fruit production data collected in 2009 -2010. In three different locations, representatives of 10 Kopyor coconut provenances for each Kopyor variety were observed; therefore, a total of 90 trees were evaluated in this experiment. Observations were conducted for number of total bunches per palm, number of total fruits/per bunch, and the number of harvested Kopyor coconut fruits/per bunch. Three bunches were selected for each of the evaluated provenance. Results of the observation indicated that the observed yield and yield parameters of three Pati Dwarf Kopyor coconut varieties fluctuated by the year of observations. However, in general the observed yield and yield parameters among three varieties were similar. The average number of total bunches observed among three varieties evaluated ranged from 9.6-12.1 bunches per palm; the average number of fruits/per bunch ranged from 5.3-12.4; and the average number of harvested Kopyor fruits/per bunch ranged from 2.0-3.8. The estimated number of total fruits/palm/year among the three varieties ranged from 53.8-128.1 and the percentage of Kopyor fruit production observed among the three varieties evaluated ranged from 24.8-38.9 %. The estimated number of total harvested Kopyor fruits/palm/year ranged from 20.5-39.2, respectively. Rainfall pattern might affect directly or indirectly toward yield and yield components of three Pati Dwarf Kopyor coconut varieties.
Seleksi Pendonor Serbuk Sari Sifat Kuantitas Endosperma Skor Tinggi pada Kelapa dalam Kopyor Megayani Sri Rahayu; Asep Setiawan; Ismail Maskromo; Agus Purwito; dan Sudarsono
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 47 No. 1 (2019): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.174 KB) | DOI: 10.24831/jai.v47i1.21116

Abstract

Endosperm quantity in kopyor coconut determines the quality of kopyor coconut. However, data of the best parental based on their progeny test is unavailable yet. In this study, we employed polycross approach and SSR molecular marker to estimate general combining ability of the best pollen contributor for the breeding purpose of this trait. Totally 151 kopyor coconuts were collected from the naturally open-pollinated population of kopyor Tall coconut Agom Lampung. The harvested nuts were rated for their endosperm quantity (scored 1-9). The analysis identified 31 paternal trees of the 53 progenies. The TJ-185 with the highest GCA has been considered as a promising paternal tree for development of high endosperm quantity of kopyor coconut.Keywords: combining ability, molecular marker, paternal trees, polycross, tall coconut
Keragaman Genetik Tiga Varietas Kelapa Genjah Kopyor asal Pati Jawa Tengah Ismail Maskromo; Hengky Novarianto; , Sudarsono
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6864

Abstract

Kelapa Genjah Kopyor asal Pati merupakan salah satu potensi kekayaaan hayati asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Namun demikian, informasi keragaman genetiknya masih sangat terbatas. Data keragaman genetik diperlukan untuk program perakitan kelapa kopyor unggul. Penelitian ini bertujuan mempelajari keragaman tiga varietas kelapa Genjah Kopyor asal Pati, Jawa Tengah berdasarkan karakter morfologi, kualitas endosperm dan marker SSR. Penelitian lapang dilakukan di Pati sedangkan penelitian laboratorium dilakukan  di Lab. PMB-IPB, Bogor. Populasi kelapa Kopyor (Genjah Hijau, Coklat dan Kuning Kopyor) yang ada di Kecamatan Tayu, Margoyoso dan Dukuh Seti dievaluasi dalam penelitian. Untuk setiap varietas, pengamatan morfologis dilakukan terhadap 30 pohon contoh. Data morfologi didapat dihitung nilai tengah dan digunakan untuk menyusun dendogram keragaman fenotipik. Pengamatan kualitas endosperm dilakukan pada satu contoh buah kopyor per pohon contoh. Karakteristik endosperm diidentifikasi dan dikelompokkan sesuai kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk setiap varietas, analisis marker SSR dilakukan pada 10 pohon contoh dengan menggunakan lima pasang primer SSR kelapa. Data yang didapat digunakan untuk menentukan keragaman genetik populasi. Hasil pengamatan diperoleh bahwa keragaman antar tanaman dalam varietas (intra- variety) Genjah Kopyor Pati secara morfologis rendah (< 20 %). Keragaman antar varietas (inter-variety) Genjah Kopyor Pati secara morfologis tinggi (mencapai     95 %). Kulitas endosperm buah kopyor kelapa Genjah Kopyor Pati bervariasi (skor 1 – 6). Kemiripan genetik intra-variety berdasarkan marker SSR 78–100% dan inter-variety sebesar 68%.
Potensi Hasil Plasma Nutfah Kelapa Kopyor Asal Kalianda, Pati, Sumenep dan Jember Ismail Maskromo; Hengky Novarianto; Dewi Sukma; , Sudarsono
Zuriat Vol 23, No 2 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i2.6878

Abstract

 Kelapa kopyor diketahui ada di berbagai sentra tanaman kelapa di Pulau Jawa dan Sumatera. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi keberadaan kelapa kopyor, memetakan provenan dan mengevaluasi produksi buah kelapa kopyor di Kalianda, Pati, Sumenep dan Jember melalui kegiatan survei di lapangan. Survei dilakukan pada bulan Juni sampai  Oktober 2011. Lokasi pengamatan ditentukan berdasarkan jumlah tegakan kelapa kopyor  di lokasi, yaitu minimal 10 pohon kopyor per lokasi. Posisi pohon kopyor di lapangandipetakan menggunakan GPS. Potensi produksi ditentukan dengan menghitung jumlah tandan, jumlah buah total dan jumlah buah kopyor per tandan. Kualitas endosperm dievaluasi dengan mengamati satu contoh buah kopyor per pohon. Hasil pengamatan menunjukkan kelapa kopyor di Kalianda dan Sumenep merupakan tipe kelapa Dalam Kopyor, sedangkan yang di Pati dan Jember dijumpai tipe kelapa Dalam, Genjah dan Hibrida Kopyor. Pertanaman kelapa kopyor di Kalianda, Jember dan Sumenep ada dalam bentuk kebun dengan luas 0.5 - 3 ha dan tersebar diantara tegakan kelapa normal. Sebaliknya, pertanaman kelapa di Pati umumnya ditanam di pekarangan. Produksi buah kopyor per tandan yang lebih tinggi diamati pada tegakan yang sama-sama kelapa kopyor. Sebaliknya, tegakan kelapa kopyor yang dikelilingi kelapa normal, produksi buah kopyornya lebih rendah. Untuk kelapa Dalam Kopyor, produksi buah kelapa kopyornya bervariasi antara 1–4 buah per tandan. Sabaliknya, untuk kelapa Genjah Kopyor antara 2–10 butir per tandan.  Kualitas endosperma kelapa kopyor di masing-masing lokasi bervariasi dari skor 1 sampai skor 9.
Karakterisasi Kelapa Semi dalam Solo Asal Buol Sulawesi Tengah Ismail Maskromo
Zuriat Vol 11, No 2 (2000)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v11i2.6675

Abstract

Pengumpulan jenis kelapa eksotik dilakukan untuk memperkaya keanekaragaman jenis kelapa sebagai materi genetik dalam perakitan kelapa unggul. Sebelum dikoleksi suatu jenis kelapa perlu diketahui karakteristik morfologinya sebagai informasi dasar untuk pemanfaatan selanjutnya dalam program pemuliaan. Karakterisasi kelapa Solo dilakukan pada bulan Juni tahun 2000 di desa Mokupo Kec. Biau Kab. Buol Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari karakteristik morfologi kelapa Solo. Tetua kelapa Solo ini berasal dari kepulauan Sulu Philipina, sedangkan populasi F1 berumur kurang lebih 60 tahun dengan jumlah pohon yang terbatas. Pengamatan dilakukan pada populasi F2 yang ditanam pada tahun 1956. Pohon diamati secara acak sebanyak 30 tanaman dari populasi seluas kira-kira 3 ha. Metode pengamatan menggunakan Manual Stantech Cogent / IPGRI. Sebanyak 200 butir benih dikumpulkan, dikemas dan dikirim ke Manado untuk didederkan dan ditanam sebagai koleksi di Kebun Koleksi Plasma Nutfah Kelapa Mapanget Sulawesi Utara. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi batang, daun, bunga dan buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karakter morfologi batang, daun dan bunga memiliki tingkat variasi yang relative rendah, yaitu dibawah 20%, kecuali karakter tinggi batang, jumlah bunga betina dan panjang tangkai tandan. Karakter komponen buah memiliki tingkat variasi di atas 20%, kecuali tebal daging dan berat kopra/butir. Jumlah bunga betina pertandan cukup banyak dan memiliki buah butiran yang lebih berat dibanding kelapa Genjah pada umumnya, dan kelapa Dalam Afrika Barat (WAT). Nilai rata-rata karakter vegetatif dan generatif kelapa Solo umumnya berada diantara kelapa Genjah dan kelapa Dalam, sehingga dapat diklasifikasikan sebagai kelapa Semi Dalam. Berdasarkan sifat-sifat unggul yang dimiliki seperti cepat berbuah, ukuran buah cukup besar, butiran buah yang berat, populasi yang seragam, ukuran pohon sedang dan pertambahan tinggi pohon yang lebih lambat dibanding kelapa Dalam pada umur yang sama, kelapa Semi Dalam Solo berpotensi sebagai salah satu alternatif tetua dalam perakitan kelapa unggul dan materi pengembangan kelapa rakyat.
Karakteristik dan Potensi Produksi Pati Varietas Sagu Bestari [Characteristics and Starch Production Potential of Sago Bestari Variety] Hengky Novarianto; Ismail Maskromo; Meity A Tulalo; Elsje T Tenda; Jeanette Kumaunang; Donata S. Pandin; Sukmawati Mawardi
Buletin Palma Vol 21, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v21n1.2020.29-37

Abstract

Sago development requires plant material as superior seedlings for rehabilitation and replanting. Until 2016 two superior sago varieties were released, namely Molat sago varieties from Maluku in 2011 and Selatpanjang Meranti sago varieties from the Meranti Islands Regency, Riau in 2013. Indragiri Hilir Regency, Riau Province is one of the areas of natural sago growth, and producing sago starch . This district has the opportunity to develop sago palms as a potential and regional producer. In connection with that, a research has been conducted which aims to find out and obtain superior sago species from Indragiri Hilir Regency, from 2015 to 2017. The research method was conducted by observing the sago population with high yield potential. For the observation, 10 sample trees every year were selected in each location/village in Gaung Anak Serka District, Indragiri Hilir Regency, Riau Province. Data observations were carried out on the morphological characteristics of sago and suckers, sago starch production potential, and proximate analysis. Observation data were analyzed for diversity, standard deviation and coefficient of variance. Morphological observations and production of Bestari sago starch obtained an average leaf length of 8.00 m, diameter of the diameter of bottom stem 47.37 cm, circumference of the bottom stem 148.52 cm, the number of leaf scars on the leaf-free stem 53.23 scars, the number leaves on the crown 16.98 strands, the distance of leaf scar 12.42 cm, the length of the petiole 231.00 cm, the width of the petiole 9.25 cm, the thickness of the petiole 3.93 cm, the length of the rachis 660.33 cm, the length of the leaflets 155.59 cm, leaflets width 9.39 cm, and dry starch yield 254.94 kg per palm. Proximate analysis results on Bestari sago starch obtained an average water content of 13.00%, ash content of 0.60%, fat content of 0.83%, protein content of 0.84%, crude fiber content of 0.29%, and carbohydrate content was 84.34%, with 350 calories, Vitamin C 0.96 mg/100 gr sago starch, and total sugar around 1.43%. Hoping that sago Bestari variety will become the suckers resources for sago development in Indragiri Hilir Region, Riau Province and other region of Indonesia. ABSTRAK Pengembangan sagu membutuhkan bahan tanaman sebagai bibit unggul untuk rehabilitasi dan penanaman kembali. Sampai tahun 2016 telah dilepas dua varietas sagu unggul, yaitu varietas sagu Molat asal Maluku tahun 2011 dan varietas sagu Selatpanjang Meranti asal Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau tahun 2013. Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau adalah salah satu daerah pertumbuhan sagu alami dan penghasil pati sagu. Kabupaten ini memiliki peluang untuk dikembangkan tanaman sagu sebagai potensi dan penghasilan daerah. Sehubungan dengan itu, maka telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan jenis sagu unggul asal Kabupaten Indragiri Hilir, sejak tahun 2015 sampai tahun 2017. Metode penelitian dilakukan dengan observasi terhadap populasi sagu potensi hasil tinggi. Untuk pengamatan telah dipilih sebanyak 10 pohon contoh setiap tahun di setiap lokasi/Desa di Kecamatan Gaung Anak Serka, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Pengamatan data dilakukan terhadap karakteristik morfologi tanaman sagu dan anakan, potensi produksi pati sagu, dan analisis proksimat. Data pengamatan dianalisis keragaman, simpangan baku dan koefisien keragamannya. Hasil pengamatan morfologi dan produksi pati sagu Bestari diperoleh rata-rata panjang bebas daun 8,00 m, diameter batang bawah 47,37 cm, lingkar batang bawah 148,52 cm, jumlah bekas pelepah daun pada batang bebas daun 53,23 buah, jumlah daun pada mahkota 16,98 helai, jarak antar pelepah 12,42 cm, panjang pelepah 231,00 cm,lebar pelepah 9,25 cm, tebal pelepah 3,93 cm, panjang daun 660,33 cm, panjang anak daun 155,59 cm, lebar anak daun 9,39 cm, dan produksi pati kering 254,94 kg per pohon. Hasil analisis proksimat pada pati sagu Bestari diperoleh rata-rata kadar air 13,00%, kadar abu 0,60%, kadar lemak 0,83%, kadar protein 0,84%, kandungan serat kasar 0,29%, dan kadar karbohidrat adalah 84,34%, dengan 350 kalori, Vitamin C 0,96 mg/100 gr pati sagu, dan total gula sekitar 1,43%. Diharapkan varietas sagu Bestari menjadi sumber benih untuk pengembangan sagu di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau dan daerah Indonesia lainnya
Karakteristik dan Potensi Pengembangan Kelapa Dalam Bido [Characteristict and Potential for The Development of Bido Tall Coconut ] Meity Aneke Tulalo; Sukmawati Mawardi; Budi Santosa; Ismail Maskromo; Meldy Hosang; Hengky Novarianto
Buletin Palma Vol 20, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.387 KB) | DOI: 10.21082/bp.v20n1.2019.11-18

Abstract

Coconut is a commodity that has an important role in the economy and culture. The various types of coconuts is significant capital in order to support coconut breeding program to obtain coconut varieties according to the needs of farmers and the market in general. North Maluku is one of the coconut center provinces in Indonesia. The research conducted from 2015 to 2017 in Bido Village, North Morotai District, Morotai Island Regency, North Maluku Province. The purpose of this study was to determine the origin of Bido coconut, as well as characterize and evaluate the morphological character, production, fruit components and fatty acid content and the potential development of Bido coconut. Bido coconut research method is done through direct observation. Data collected included the origin of varieties, morphological characters, production, fruit components and fatty acid content. The results showed that coconut Bido has copra yield potential about 4,36 tons/ha/year with main features including fast fruiting, high fruit production, large fruit size and slow growing height with a distance between leaves is + 3 cm. Fatty acid content is 64,50%, with the highest fatty acid content was 48,39% lauric acid. As a source of seeds, 113 PIT of Bido coconut have been selected, with potential to produce 120 nut/tree/year, or around 10.848 seeds that can be used for the development or rejuvenation of coconut plants covering an area of 54,24 ha/year. Rejuvenation and development of Bido tall coconut main plantations have been carried out to increase the potential of seed production and future use in industry. Fast fruit bearing, high production and slow growing stems possessed by Bido coconut have the potential to be a source of pollen in assembling fast-bearing coconut, high production and slow to high.ABSTRAKKelapa merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian maupun budaya.  Tersedianya beragam jenis kelapa merupakan modal yang sangat  berarti dalam mendukung program pemuliaan kelapa untuk mendapatkan varietas  kelapa sesuai kebutuhan petani maupun pasar pada umumnya.  Maluku Utara merupakan salah satu Provinsi sentra kelapa di Indonesia.  Penelitian dilakukan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 di Desa Bido, Kecamatan Morotai Utara, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asal usul kelapa Bido, mengkarakterisasi dan mengevaluasi karakter morfologi, produksi, komponen buah dan kandungan asam lemak serta potensi pengembangan kelapa Bido. Metode penelitian dilakukan melalui observasi langsung. Data yang dikumpulkan meliputi asal usul varietas, karakter morfologi, produksi, komponen buah dan kandungan asam lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelapa Bido memiliki potensi hasil kopra 4,36 ton/ha/tahun dengan ciri karakter utama cepat berbuah, produksi buah tinggi, ukuran buah besar dan lambat bertambah tinggi dengan jarak antar bekas daun + 3 cm. Kadar asam lemak rantai medium 64,50% dengan kadar asam lemak tertinggi adalah  asam laurat  48,39%.  Sebagai sumber benih, telah diseleksi sebanyak 113 PIT kelapa Bido  yang memiliki potensi produksi buah sebanyak 120 butir/pohon/tahun, atau sekitar 10.848 butir benih yang dapat digunakan untuk pengembangan atau peremajaan tanaman kelapa seluas 54,24 ha/tahun. Perbanyakan dan pembangunan kebun induk kelapa Dalam Bido telah dilakukan untuk meningkatkan potensi produksi benih maupun pemanfaatannya di bidang industri ke depan. Karakter cepat berbuah dan produksi tinggi serta karakter spesifik batang pendek/lambat tumbuh tinggi yang dimiliki kelapa Bido sangat potensial untuk dijadikan sumber polen dalam merakit kelapa cepat berbuah, produksi tinggi dan lambat menjadi tinggi.
Optimasi Produksi Virgin Coconut Oil dengan Metode Direct Micro Expelling [Production Optimization of Virgin Coconut Oil by Direct Micro Expelling Method] Adhitya Yudha Pradhana; Ismail Maskromo; Nugroho Utomo; Engelbert Manaroinsong; Steivie Karouw; Rindengan Barlina
Buletin Palma Vol 20, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v20n2.2019.91-99

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) production with dry extraction oils such as copra is time consuming and resulting in quality. The purpose of this study was to optimize the production of VCO using the Direct Micro Expelling-Flat Bed Dried (DME-FBD) method. This research was carried out at the Indonesian Palm Crops Research Institute (IPCRI) on January - March 2019 in the coconut processing unit of the postharvest laboratory using two coconut varieties, namely Mapanget Tall (MTT) and Salak Green Dwarf (SGD), each with 10, 11, and 12 months harvest period. The experimental design used a Completely Randomized Design (CRD) with 3 repetition. The results showed that the yield of VCO oil from coconut 11 months old of MTT was 18.39% (16 nuts/L VCO) with optimum DME-FBD temperature of approximately 40-88°C on plate and 36–72°C on grated coconut meat. VCO obtained from MTT coconut has a quality of 0.07% water content, free fatty acid 0,0017%, fresh aroma coconut, non-rancid with a value of 4.50, a distinctive of coconut oil taste of 4.10, and clear color of 4.30 accordingly with SNI 7381: 2008 and export quality requirements of APCC. Almost the same quality was obtained from SGD coconut with 11 months of harvest with a water content of 0.06%, free fatty acids 0.0018%, a fresh aroma of coconut with a value of 4.30, a distinctive of coconut oil taste of 4.00, and clear color 4.10.ABSTRAKProduksi Virgin Coconut Oil (VCO) dengan ekstraksi kering seperti kopra membutuhkan waktu lama dan metode yang digunakan kurang optimal. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan optimasi produksi VCO dengan menggunakan metode Direct Micro Expelling-Flat Bed Dried (DME-FBD). Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019 di unit pengolahan kelapa laboratorium pascapanen, Balai Penelitian Tanaman Palma menggunakan dua varietas kelapa, yaitu kelapa Dalam Mapanget (DMT) dan kelapa Genjah Salak (GSK), masing-masing dengan umur panen 10, 11, dan 12 bulan. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan rendemen minyak VCO tertinggi dari kelapa DMT umur 11 bulan, sebesar 18,39% (16 butir/L VCO) dengan suhu optimum sekitar 40-88°C di pelat dan 35-72°C pada kelapa parut, sedangkan rendemen VCO kelapa GSK umur 11 bulan sebesar 16,38%, tetapi dengan jumlah buah 26 butir untuk mendapatkan 1 liter VCO, dengan suhu optimum sekitar 42-94°C di pelat dan 36-72°C pada kelapa parut. VCO yang diperoleh dari kelapa DMT mempunyai kualitas kadar air 0,07%, asam lemak bebas 0,0017%, aroma khas kelapa segar, tidak tengik dengan nilai 4,50, rasa normal, khas minyak kelapa 4,10, dan warna jernih 4,30 yang sesuai dengan SNI 7381:2008 dan syarat mutu ekspor APCC. Kualitas yang hampir sama diperoleh dari kelapa GSK dengan umur panen 11 bulan dihasilkan kadar air 0,06%, asam lemak bebas 0,0018%, aroma segar khas kelapa, tidak tengik dengan nilai 4,30, rasa khas minyak kelapa 4,00, dan warna jernih 4,10. 
Produktivitas Varietas Kelapa Dalam Kelambi Ujung Kubu Spesifik Lahan Rawa Pasang Surut [Productivity of Kelambi Ujung Kubu Tall Coconut Variety As Materia for Development of Coconut on Tidal Land] Weda Makarti Mahayu; Budi Santosa; Elsje Tineke Tenda; Donata S Pandin; Ismail Maskromo
Buletin Palma Vol 20, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v20n2.2019.69-81

Abstract

Tidal land is an alternative land that can be cultivated and functioned as productive agricultural land to respond the main challenge of agricultural sector to increased production which is limited land. Nowadays, the contribution of adaptive high yielding varieties of coconut palm in tidal land is inferior and unable to meet national needs. Therefore, it is necessary to evaluate the accessions of coconut palm that grow adaptively, high yield and stable in tidal land to answer the existing problems. This research was conducted in 2015-2018 in Ujung Kubu Village, Tanjung Tiram District, Batubara Regency, North Sumatra Province using observation method, characterization and yield stability test. Kelambi Ujung Kubu coconut has 648.3 g (38.06%) coir weight, 344.3 g (20.22%) coconut water, 249.4 g (14.64%) shell and 467.2 g (27.08%) fruit flesh. Result showed that the copra production is Kelambi Ujung Kubu 3.05 tons of copra/ha/year with good stability. The potential of Kelambi Ujung Kubu coconut production is 68.250 seed/year, this amount can meet the requirement of seeds for coconut development or rejuvenation of 341 ha/year. Kelambi Ujung Kubu Tall coconut has superior characters, namely high production, high oil content, high protein, high lauric acid and adaptive on tidal land. Kelambi Ujung Kubu variety can be utilized as a good genetic material for the development or rejuvenation of Tall coconut plants in tidal swampy area.ABSTRAKLahan rawa merupakan salah satu lahan alternatif yang dapat diolah dan difungsikan sebagai lahan pertanian produktif dalam menjawab tantangan utama yang dihadapi sektor pertanian terkait peningkatan produksi seperti masalah ketersediaan lahan pertanian. Hingga saat ini, ketersediaan varietas unggul kelapa yang adaptif dan berproduksi tinggi di lahan pasang surut masih sangat terbatas dan belum bisa memenuhi kebutuhan Nasional. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi aksesi kelapa yang tumbuh adaptif, berproduksi tinggi dan stabil di lahan sub optimal tersebut untuk menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015-2018 di  Desa Ujung Kubu, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dengan menggunakan metode observasi, karakterisasi dan uji stabilitas hasil. Kelapa Kelambi Ujung Kubu dalam satu butir memiliki berat sabut 648,3  g (38,06%), air kelapa 344,3 g (20,22%), tempurung 249,4  g (14,64%) dan daging buah 467,2 g (27,08%). Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa potensi produksi kelapa Dalam Kelambi Ujung Kubu sebesar 3,05 ton kopra/ha/tahun dengan stabilitas produksi yang baik. Potensi produksi benih kelapa Dalam Kelambi Ujung Kubu adalah 68.250 butir/tahun, jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan benih untuk pengembangan atau peremajaan kelapa seluas 341 ha/tahun. Keunggulan kelapa Dalam Kelambi Ujung Kubu yaitu memiliki produksi tinggi, kadar minyak tinggi, protein tinggi, asam laurat tinggi dan adaptif pada lahan pasang surut. Kelapa Dalam Varietas Kelambi Ujung Kubu dapat digunakan sebagai materi ganetik dalam pengembangan tanaman kelapa Dalam di lahan rawa pasang surut.