Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SENGGAMA TERPUTUS Lia Mulyanti; S.A.S Prihatin Fuji Lestari
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 2 (2021): Vol.7 No.2 April 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i2.3418

Abstract

LEVEL OF KNOWLEDGE OF RELATED FERTILE AGE COUPLES WITH THE USE OF DISCONNECTED CONTRACEPTION TOOLS Background: This increase in population growth rate is due to the high birt rate. The government's efforts to reduce the high birth rate are through the National Family Planning Program. One of the factors affecting the increase in birth rates is the lack of use of contraceptive methods. Tembalang Subdistrict has 12 Kelurahan with a total of 29,756 Fertile Age Couples (PUS), and the number of Fertile Age Couples (PUS) who are not Family Planning (KB) participants as many as 7,905 people. The subdistric that do not use family planning (KB) the most are located in Kelurahan Meteseh with 1669 PUS from the number of fertile age couples (PUS), which are 4299 people (38.8%). Of the 4299 people who used the Intra Uterine Device (IUD), 272 were, the Operative Method for Men (MOP) was 14, the Female Operative Method (MOW) was 230, the Implant was 167 people, the injection was 1312, the Pill was 439, and the Condom was 196 people.Purpose: To determine the relationship between the level of knowledge of couples of childbearing age and the use of intercourse contraceptives.Methods: descriptive study with cross sectional research design. By using a total sample of 39 couples of childbearing age in the village of Meteseh.Results: Majority of respondents had less knowledge 53.8% (21 PUS) and good knowledge 46.2% (18 PUS) while the use of contraceptive devices at PUS found that the majority of respondents were irregular in the use of interrupted intercourse 53.8% and the frequency 46.2% of regular intercourse use.Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge and the use of the intercourse contraceptive method.Suggestion For the community, especially fertile age couples, should increase knowledge about contraception, interrupted intercourse by seeking information through health workers or through the media. Keywords: Knowledge, Fertile Age Couple, Contraception ABSTRAK Latar Belakang: Kenaikan laju pertumbuhan penduduk disebabkan karena angka kelahiran yang masih tinggi. Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran yang masih tinggi tersebut melalui Program Keluarga Berencana Nasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya angka kelahiran yaitu masih kurangnya penggunaan metode kontrasepsi. Di Kecamatan Tembalang mempunyai 12 Kelurahan dengan jumlah 29.756 Pasangan Usia Subur (PUS), dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) bukan peserta Keluarga Berencana (KB) sebanyak 7.905 jiwa. Kelurahan yang paling banyak tidak menggunakan Keluarga Berencana (KB) yaitu terletak di Kelurahan Meteseh sebesar 1669 PUS dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada 4299 jiwa (38,8%). Dari 4299 jiwa yang mengunakan Intra Uterine Device (IUD) sebesar 272 jiwa, Metode Operatif Pria (MOP) 14 jiwa, Metode Operatif Wanita (MOW) 230 jiwa, Implant 167 jiwa, Suntikan 1312 jiwa, Pil 439 jiwa, dan Kondom 196 jiwa.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasangan usia subur dengan penggunaan alat kontrasepsi senggama terputus.Metode: Penelitian diskiptif dengan rancangan Penelitian cross sectional. Dengan menggunakan total sampel yaitu 39 pasangan usia subur di kelurahan Meteseh.Hasil: Mayorita responden memiliki pengetahuan kurang 53,8% (21 PUS)  dan yang berpengetahuan baik 46,2% (18 PUS) seangkan penggunaan alat kontasapesi pada PUS didapatkan bahwa mayoritas responden tidak teratur dalam penggunaan senggama terputus 53,8% dan frekuensi yang teratur dalam emnggunakan senggama terputus 46,2%. Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan metode kontrasepsi senggama terputusSaran bagi masyarakat khususnya pasangan usia subur hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi senggama terputus dengan mencari informasi melalui tenaga kesehatan atau melalui media Kata Kunci : Pengetahuan, Pasangan Usia Subur, Kontrasepsi
PERILAKU SEKSUAL PREMARITAL PADA REMAJA DI KOTA SEMARANG Lia Mulyanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 4 (2021): Vol.7 No.4 Oktober 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i4.4781

Abstract

Background: Adolescents are part of the population aged between 10-19 years in the transition to adulthood. Teenagers have a high curiosity about everything that has never been done. Based on the results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 shows that 8% of male adolescents who have had premarital sexual intercourse, of which male adolescents aged 15-19 years are around 3.6% and aged 20-24 years are around 14.0%. . This figure continues to increase from year to year and must be treated immediately.Objective: To determine premarital sexual behavior in adolescentsMethods: This study uses a qualitative approach with a case study design to collect in-depth information about how adolescents experience and behave.Results: Based on the age of the main informants, it was found that they had premarital sexual relations at the age of 14, 15, 16 and 17 years. The main informant's sexual behavior during dating varied from kissing, hugging, touching to having sexual intercourse. After further questioning, the main informants revealed the reasons they wanted to have sexual relations with their last girlfriends because of consensual reasons and because of coercion from their boyfriends as proof of love or as an expression of love.Conclusion: Based on the results of the study, it can be concluded that premarital sexual behavior in adolescents is mostly carried out by adolescents aged 14-15 years. Sexual behavior is carried out starting from kissing, hugging, touching to having sexual intercourse.Suggestion Improving life skills in adolescents, especially in assertive skills (being assertive) so that adolescents can express themselves firmly to others without hurting others or humbling themselves in front of others. Keywords: premarital sexual, adolescent ABSTRAK Latar Belakang: Remaja adalah bagian dari penduduk yang berusia antara 10-19 tahun dalam masa peralihan menuju dewasa. Remaja mempunyai keingintahuan tinggi terhadap segala hal yang belum pernah dilakukannya. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa remaja pria yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebesar 8%, di mana remaja pria umur 15-19 tahun sekitar 3,6% dan umur 20-24 tahun sekitar 14,0%. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan harus segera mendapatkan penanganan.Tujuan: Untuk mengetahui perilaku seksual premarital pada remajaMetode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang bagaimana pengalaman dan perilaku remaja.Hasil: Berdasarkan umur dari informan utama diketahui bahwa mereka melakukan hubungan seksual premarital pada saat berusia, 14 tahun, 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun. Perilaku seksual informan utama saat berpacaran bermacam-macam mulai dari ciuman, pelukan, perabaan sampai melakukan hubungan seksual. Setelah ditanya lebih dalam informan utama mengungkapkan alasan mereka mau melakukan hubungan seksual dengan pacar terakhirnya dikarenakan alasan suka sama suka dan karena paksaan dari pacar sebagai pembuktian cinta atau sebagai ungkapan cinta.Simpulan: Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual premarital pada remaja paling banyak dilakukan oleh remaja berusia 14-15 tahun. Perilaku seksual yang dilakukan mulai dari ciuman, pelukan, perabaan sampai melakukan hubungan seksual.Saran Meningkatkan kemampuan life skill pada remaja terutama pada keterampilan asertif (bersikap tegas) sehingga remaja dapat mengekpresikan diri secara tegas kepada orang lain tanpa menyakiti pihak ataupun merendahkan diri di hadapan orang lain Kata Kunci : seksual premarital, remaja