Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EDUKASI MANAJEMEN PERAWATAN LUKA PERINEUM POST PARTUM Fitriani Nur Damayanti; Lia Mulyanti; Novita Nining Anggraini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v4i1.8899

Abstract

Bidan memiliki peran penting dalam perawatan luka perineum setelah melahirkan. Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea akan lembab dan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi. Edukasi pada pasien sangat penting tentang manajemen perawatan luka perineum pada tingkat penyembuhan luka dan kepatuhan terhadap perawatan luka. Metode yang digunakan yaitu memberikan penguatan tentang edukasi pada ibu hamil trimester III melalui metode pendidikan kesehatan dalam upaya manajemen perawatan luka perineum. Kegiatan Pengabdian dilakukan oleh dosen kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang dengan sasaran ibu hamil trimester III. Hasil pengabdian ini tercapai target luaran dari mencapai keberhasilan 100%. Kegiatan pengabdian masyarakat juga memiliki potensi yang sangat bagus sebagai suatu aset dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu kegiatan ini mampu mensupport ibu hamil trimester akhir yang berfikir kritis dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi padanya. Kesimpulan dari kegiatan edukasi manajemen perawatan luka perineum post partum antara lain meningkatnya pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III tentang manajemen perawatan luka perineum post partum.
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG VULVA HYGIENE PADA WANITA USIA SUBUR DI DUSUN TESEH KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Siti Istiana; Lia Mulyanti; Aniatul Janah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v3i2.7860

Abstract

Masalah keputihan adalah masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita. Keputihan adalah keluarnya sekret atau cairan dari vagina. Personal hygiene genitalia merupakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan. Pengetahuan dan ketrampilan vulva hygiene merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meninggalkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberi informasi terkait pendidikan mengenai vulva hygiene pada WUS di dusun Teseh kelurahan meteseh kecamatan tembalang kota semarang yang berjumlah 30 orang pada bulan maret 2020. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab menggunakan media leaflet. Seluruh materi dapat disampaikan dan dapat diterima dengan baik. Setelah dilaksanakan kegiatan, pemahaman WUS mengenai vulva hygiene sudah meningkat, WUS mampu memahami teknik vulva hygiene dengan benar ditunjukkan dengan kemampuan menjawab pertanyaan setelah dilakukan evaluasi. Harapannya setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat mengenai praktik vulva hygiene, WUS bisa menerapkan kegiatan praktik vulva hygiene dengan benar, sehingga akan tercapai rasa nyaman dan terhindar dari keputihan.
PELAKSANAAN VAKSINASI MASSAL COVID-19 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Novita Nining Anggraini; Fitriani Damayanti; Lia Mulyanti
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v4i1.8893

Abstract

Penyakit Covid-19 paling menular saat orang yang menderitanya memiliki gejala, meskipun penyebaran mungkin saja terjadi sebelum gejala muncul. Periode waktu antara paparan virus dan munculnya gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak napas. Berdasarkan data yang dibagikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 24 Juni 2021, tercatat 20.574 kasus baru positif Covid-19. Angka ini yang tertinggi selama pandemi. Data tersebut terhitung hingga pukul 12.00 WIB pada Kamis sore. Sehingga, secara akumulatif ada 2.053.995 kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga saat ini. Adapun jumlah penambahan ini didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 136.896 spesimen dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Berdasarkan data tersebut, kasus baru positif Covid-19 tersebar di 32 provinsi dengan 3 provinsi memiliki lebih dari 1.000 kasus. DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi dengan kasus terbanyak yaitu 7.505 kasus, diikuti Jawa Tengah (4.384 kasus baru), dan Jawa Barat (3.053 kasus baru).Tujuan pemberian vaksinasi COVID-19 iniadalah meningkatkan imunitas kekebalan tubuh dengan menaktifkan antibodi dalam tubuh supaya dapat menguranhi dampak dari penularan penyakit COVID-19. Kegiatan Vaksinasi terlaksana berkat Kerjasama antara Unimus dengan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI),Tahun 2021 dan Muhammadiyah Covid Command Center PP Muhammadiyah (MCCC PP Muhammadiyah) beserta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang.
TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SENGGAMA TERPUTUS Lia Mulyanti; S.A.S Prihatin Fuji Lestari
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 2 (2021): Vol.7 No.2 April 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i2.3418

Abstract

LEVEL OF KNOWLEDGE OF RELATED FERTILE AGE COUPLES WITH THE USE OF DISCONNECTED CONTRACEPTION TOOLS Background: This increase in population growth rate is due to the high birt rate. The government's efforts to reduce the high birth rate are through the National Family Planning Program. One of the factors affecting the increase in birth rates is the lack of use of contraceptive methods. Tembalang Subdistrict has 12 Kelurahan with a total of 29,756 Fertile Age Couples (PUS), and the number of Fertile Age Couples (PUS) who are not Family Planning (KB) participants as many as 7,905 people. The subdistric that do not use family planning (KB) the most are located in Kelurahan Meteseh with 1669 PUS from the number of fertile age couples (PUS), which are 4299 people (38.8%). Of the 4299 people who used the Intra Uterine Device (IUD), 272 were, the Operative Method for Men (MOP) was 14, the Female Operative Method (MOW) was 230, the Implant was 167 people, the injection was 1312, the Pill was 439, and the Condom was 196 people.Purpose: To determine the relationship between the level of knowledge of couples of childbearing age and the use of intercourse contraceptives.Methods: descriptive study with cross sectional research design. By using a total sample of 39 couples of childbearing age in the village of Meteseh.Results: Majority of respondents had less knowledge 53.8% (21 PUS) and good knowledge 46.2% (18 PUS) while the use of contraceptive devices at PUS found that the majority of respondents were irregular in the use of interrupted intercourse 53.8% and the frequency 46.2% of regular intercourse use.Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge and the use of the intercourse contraceptive method.Suggestion For the community, especially fertile age couples, should increase knowledge about contraception, interrupted intercourse by seeking information through health workers or through the media. Keywords: Knowledge, Fertile Age Couple, Contraception ABSTRAK Latar Belakang: Kenaikan laju pertumbuhan penduduk disebabkan karena angka kelahiran yang masih tinggi. Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran yang masih tinggi tersebut melalui Program Keluarga Berencana Nasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya angka kelahiran yaitu masih kurangnya penggunaan metode kontrasepsi. Di Kecamatan Tembalang mempunyai 12 Kelurahan dengan jumlah 29.756 Pasangan Usia Subur (PUS), dan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) bukan peserta Keluarga Berencana (KB) sebanyak 7.905 jiwa. Kelurahan yang paling banyak tidak menggunakan Keluarga Berencana (KB) yaitu terletak di Kelurahan Meteseh sebesar 1669 PUS dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada 4299 jiwa (38,8%). Dari 4299 jiwa yang mengunakan Intra Uterine Device (IUD) sebesar 272 jiwa, Metode Operatif Pria (MOP) 14 jiwa, Metode Operatif Wanita (MOW) 230 jiwa, Implant 167 jiwa, Suntikan 1312 jiwa, Pil 439 jiwa, dan Kondom 196 jiwa.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasangan usia subur dengan penggunaan alat kontrasepsi senggama terputus.Metode: Penelitian diskiptif dengan rancangan Penelitian cross sectional. Dengan menggunakan total sampel yaitu 39 pasangan usia subur di kelurahan Meteseh.Hasil: Mayorita responden memiliki pengetahuan kurang 53,8% (21 PUS)  dan yang berpengetahuan baik 46,2% (18 PUS) seangkan penggunaan alat kontasapesi pada PUS didapatkan bahwa mayoritas responden tidak teratur dalam penggunaan senggama terputus 53,8% dan frekuensi yang teratur dalam emnggunakan senggama terputus 46,2%. Simpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penggunaan metode kontrasepsi senggama terputusSaran bagi masyarakat khususnya pasangan usia subur hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi senggama terputus dengan mencari informasi melalui tenaga kesehatan atau melalui media Kata Kunci : Pengetahuan, Pasangan Usia Subur, Kontrasepsi
PERILAKU SEKSUAL PREMARITAL PADA REMAJA DI KOTA SEMARANG Lia Mulyanti
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 7, No 4 (2021): Vol.7 No.4 Oktober 2021
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v7i4.4781

Abstract

Background: Adolescents are part of the population aged between 10-19 years in the transition to adulthood. Teenagers have a high curiosity about everything that has never been done. Based on the results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 shows that 8% of male adolescents who have had premarital sexual intercourse, of which male adolescents aged 15-19 years are around 3.6% and aged 20-24 years are around 14.0%. . This figure continues to increase from year to year and must be treated immediately.Objective: To determine premarital sexual behavior in adolescentsMethods: This study uses a qualitative approach with a case study design to collect in-depth information about how adolescents experience and behave.Results: Based on the age of the main informants, it was found that they had premarital sexual relations at the age of 14, 15, 16 and 17 years. The main informant's sexual behavior during dating varied from kissing, hugging, touching to having sexual intercourse. After further questioning, the main informants revealed the reasons they wanted to have sexual relations with their last girlfriends because of consensual reasons and because of coercion from their boyfriends as proof of love or as an expression of love.Conclusion: Based on the results of the study, it can be concluded that premarital sexual behavior in adolescents is mostly carried out by adolescents aged 14-15 years. Sexual behavior is carried out starting from kissing, hugging, touching to having sexual intercourse.Suggestion Improving life skills in adolescents, especially in assertive skills (being assertive) so that adolescents can express themselves firmly to others without hurting others or humbling themselves in front of others. Keywords: premarital sexual, adolescent ABSTRAK Latar Belakang: Remaja adalah bagian dari penduduk yang berusia antara 10-19 tahun dalam masa peralihan menuju dewasa. Remaja mempunyai keingintahuan tinggi terhadap segala hal yang belum pernah dilakukannya. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa remaja pria yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebesar 8%, di mana remaja pria umur 15-19 tahun sekitar 3,6% dan umur 20-24 tahun sekitar 14,0%. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan harus segera mendapatkan penanganan.Tujuan: Untuk mengetahui perilaku seksual premarital pada remajaMetode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang bagaimana pengalaman dan perilaku remaja.Hasil: Berdasarkan umur dari informan utama diketahui bahwa mereka melakukan hubungan seksual premarital pada saat berusia, 14 tahun, 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun. Perilaku seksual informan utama saat berpacaran bermacam-macam mulai dari ciuman, pelukan, perabaan sampai melakukan hubungan seksual. Setelah ditanya lebih dalam informan utama mengungkapkan alasan mereka mau melakukan hubungan seksual dengan pacar terakhirnya dikarenakan alasan suka sama suka dan karena paksaan dari pacar sebagai pembuktian cinta atau sebagai ungkapan cinta.Simpulan: Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual premarital pada remaja paling banyak dilakukan oleh remaja berusia 14-15 tahun. Perilaku seksual yang dilakukan mulai dari ciuman, pelukan, perabaan sampai melakukan hubungan seksual.Saran Meningkatkan kemampuan life skill pada remaja terutama pada keterampilan asertif (bersikap tegas) sehingga remaja dapat mengekpresikan diri secara tegas kepada orang lain tanpa menyakiti pihak ataupun merendahkan diri di hadapan orang lain Kata Kunci : seksual premarital, remaja 
DUKUNGAN ORANG TUA PADA KEHAMILAN REMAJA DENGAN KASUS KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN Lia Mulyanti
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 13, No 1 (2021): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v13i1.604

Abstract

Latar Belakang: Kehamilan tidak diinginkan (KTD) merupakan terminologi yang biasa dipakai untukmemberi istilah adanya kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita yang bersangkutan maupunlingkungannya. Remaja bisa saja mengatakan bahwa seks bebas atau seks pranikah itu aman untukdilakukan. Namun, bila remaja melihat dan memahami akibat dari perilaku itu, ternyata lebih banyakmembawa kerugian. Salah satu resikonya adalah kehamilan di luar nikah. Merupakan suatupermasalahan kompleks yang dapat menghancurkan segalanya, masa muda, pendidikan, kepercayaandan kebanggaan orang tua, serta pandangan negatif dari masyarakat. Apapun respon keluarga ketikamengetahui KTD anak remajanya, pada akhirnya keluarga harus menerima kenyataan tersebut.Diperlukan kejujuran dan keterbukaan dalam membicarakan masalah ini di keluarga. Kejujuran danketerbukaan keluarga ketika membicarakan KTD remaja merupakan titik awal penyelesaian masalahyang timbul. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus.Responden pada penelitian ini yaitu orang tua yang memiliki remaja yang mengalami KTD. Penelitianini dilakukan di kota Semarang. Hasil: Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa peran orangtua pada kehamilan yang dialami oleh remaja dengan kasus KTD yaitu dengan mengantarkan ataumendampingi anak remajanya pada saat periksa ke tenaga kesehatan (bidan), mengingatkan agar tidaklupa untuk meminum vitamin atau obat yang diberikan oleh bidan. Kesimpulan: Orang tua sangatberperan dalam kehamilan remaja terutama dengan kasus kehamilan tidak diinginkan. Dukunganmoral dan material dari orang tua kepada remaja dengan kasus KTD sangat mempengaruhi daripsikologi remaja tersebut.Kata Kunci: Orang Tua, Remaja, KTD
Perubahan psikologis pasca aborsi premarital pada remaja Lia Mulyanti
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 4, No 2 (2020): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.44 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v4i2.135

Abstract

Latar belakang: Berkembangnya pola hidup seks bebas menimbulkan dampak semakin banyaknya kasus kehamilan yang tidak diinginkan terutama pada remaja. Kejadian kehamilan yang tidak diinginkan menuntut para pelaku seks bebas berusaha mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Sebagian perempuan terutama remaja yang mengalami kehamilan yang tidak dinginkan mencari temapat pelayanan aborsi yang tidak terlepas dari legalitas aborsi maupun ketersediaan pelayanan aborsi yang aman. Beberapa kejadian kehamilan yang tidak diinginkan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan abortus. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan  sebagai batasan usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sedangkan menurut WHO batasan usia kehamilan saat melakukan tindakan abortus adalah sebelum usia kehamilan 22 minggu Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perubahan psikologis pada remaja yang telah melakukan aborsi pada kehamilannya. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus untuk mengumpulkan informasi secara mendalam tentang bagaimana perunahan psikologis pada remaja pasca melakukan tindakan aborsi. Hasil: Dari hasil deep interview yang dilakukan kepada 5 responden remaja yang melakukan aborsi didapatkan bahwa kelima responden mengungkapkan bahwa muncul perasaan depresi, kehilangan percaya diri Simpulan: Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja yang melakukan aborsi dimana mereka merasa menyesal telah melakukan tindakan aborsi dan hanya mementingkan diri sendiri dan reputasi dirinya terhadap pandangan orang lain
PENINGKATAN PENGETAHUAN DENGAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEPUTIHAN (LEUKORRHEA) PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN SENDANGGUWO SEMARANG lia Mulyanti; Dewi Puspitaningrum; Alya Aulia Rahmayani; Hamnah Latifah
Jurnal Salingka Abdimas Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Salingka Abdimas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.599 KB)

Abstract

Latar Belakang Keputihan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering menyerang perempuan dan tidak tidak mengenal usia. Kurangnya pengetahuan tentang keputihan baik keputihan fisiologi dan patologis sehingga menganggap bahwa keputihan yang dialami merupakan hal yang biasa terjadi. Selain itu rasa malu saat mengalami keputihan membuat wanita usia subur menjadi tidak nyaman untuk berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Wanita Usia Subur di Kelurahan Sendangguwo banyak yang mengeluhkan tentang keputihan dan belum mengetahui apakah keputihan yang dialami termasuk keputihan yang fisiologis atau patologis. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya pada wanita usia subur tentang keputihan. Metode pengabdian pada masyarakat yang dilakukan yaitu dengan metode memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihaan. Hasil pengabdian dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan yaitu wanita usia subur di kelurahan sendangguwo mengetahui perbedaan keputihan fisiologis dan patologis serta cara vulva hygine yang benar untuk mengurangi keputihan
Faktor Resiko Penyebab Perdarahan Postpartum Ariyani Lutfitasari; Lia Mulyanti; Sherkia Ichtiarsi Prakasiwi; Indri Astuti Purwanti; Thoyyibatul Islami
Midwifery Care Journal Vol 4, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/micajo.v4i1.9402

Abstract

One of the causes of the high maternal mortality rate in Indonesia is postpartum hemorrhage. Postpartum hemorrhage is an abnormal condition where the blood that comes out is very much up to 500 cc or even more. This case of postpartum hemorrhage can occur in all circles of pregnant women. AKI is one of the biggest problems in the health sector in developing countries and is mostly caused by bleeding. This study aims to determine what are the risk factors for postpartum hemorrhage. The type of research used in this study is a literature review research using 5 journals obtained from Google Scholar, this study uses two variables, the dependent variable and the independent variable. The dependent variable is postpartum hemorrhage and the independent variables are age, parity, delivery distance, hemoglobin level, duration of labor and previous delivery history. The most dominant factor in the incidence of postpartum hemorrhage is parity. It is hoped that further researchers will seek more references from various reliable sources to enrich the data
PELAYANAN PERSALINAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN KOTA SEMARANG Lia Mulyanti; Siti Nurjanah; Siti Nurjanah
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v11i2.3588

Abstract

Latar belakang: Bidan harus menyadari bahwa wanita hamil dan melahirkan merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap paparan virus Covid-19. Penting untuk memberikan perawatan yang berpusat pada wanita, membangun komunikasi yang baik dengan ibu dan menawarkan dukungan emosional serta manajemen stres guna menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi. Perubahan pada layanan kebidanan di masa pandemi harus memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Berbagai permasalahan kesehatan ibu dan anak mengharuskan bidan, untuk memperhatikan program kesehatan bagi mereka sebagai tujuan dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian di masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pelayanan persalinan di bidan saat pandemic covid -19. Metode: Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Praktek Mandiri Bidan (PMB) dalam penerapan protokol kesehatan dalam pelayanan persalinan yaitu positif 96.67%  Simpulan: Penerapan protokol kesehatan pada pelayanan persalinan di bidan prositi sebanyak 96.67%