Rani Widiyanti Surya Atmaja
Poltekkes Tasikmalaya Prodi Kebidanan Cirebon

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS Surya Atmaja, Rani Widiyanti; Nirmaya Mariana, Nina
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33867/jaia.v6i1.228

Abstract

Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan ibu menderita kekurangan makananyang berlangsung menahun (kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Ibuhamil cenderung mengalami penambahan berat badan dikarenakan kebutuhan nutrisibertambah untuk perkembangan janin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kenaikan berat badan. Manfaatnya sebagai dasarpengambilan kebijakan mencegah terjadinya KEK pada kehamilan. Penelitian MixedMethod Embedded Konkuren dengan pengambilan sampel secara purposive samplingdan snow ball. Pengumpulan data melihat buku KIA dan wawancara yang dilakukan Julis.d September 2018 pada 33 ibu hamil di Puskesmas Jagasatru, Kesambi, Pekalangan danNelayan. Data dianalisis menggunakan t-test, chi-square serta koding. Hasil penelitianmenunjukkan tidak ada hubungan antara usia, paritas, pendidikan dan pekerjaan dengankenaikan berat badan. Rata-rata kenaikan badan ibu dengan KEK hingga umur kehamilan24 minggu adalah 4 kg. Hasil analisis didapatkan p-value < 0,05 (0.000) artinya terdapatperbedaan kenaikan berat badan yang bermakna pada ibu hamil KEK usia kehamilan8 minggu dengan kehamilan 24 minggu. Kenaikan tersebut terjadi berkat kontribusikeluarga dengan penyediaan makanan yang bergizi minimal 3x sehari, melibatkandalam mengurus rumah, pola tidur yang cukup, dan menemani dalam pemeriksaan ANCminimal 8 kali sebelum umur kehamilan 24 minggu.
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU DALAM BERKOMUNIKASI MASALAH SEKSUALITAS DITINJAU DARI JENIS KELAMIN REMAJA Rani Widiyanti Surya Atmaja
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341 KB) | DOI: 10.33366/cr.v5i3.715

Abstract

Komunikasi masalah seksualitas antara ibu dengan remaja memberikan pengaruh yang paling penting dan signifikan dalam perkembangan sikap dan perilaku seksual remaja. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa terkait komunikasi antara ibu dan remaja masih kurang, khususnya yang berkaitan dengan masalah seksualitas. Beberapa kendala yang mungkin menyebabkan masalah ini, seperti kurangnya pengetahuan tentang seksualitas dan keterampilan dalam komunikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam mengkomunikasikan masalah seksualitas berdasarkan jenis kelamin remaja. Rancangan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah 92 ibu dari siswa SMP Negeri 1 Mundu yang berusia 14 tahun, diambil secara purposive sampling. Penelitian menggunakan data primer kuesioner pengetahuan tentang masalah seksualitas dan keterampilan komunikasi dari lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu pada pendidikan dasar sebesar 65,2% dan 76,1% sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata berusia 38 tahun dan memiliki 3 orang anak. Rata-rata skor pengetahuan ibu hanya 58-60% dan keterampilan komunikasi hanya 52-65%. Berdasarkan analisis SPSS 17 dengan menggunakan Independent T-test menunjukkan pengetahuan masalah seksualitas ibu tidak ada perbedaan signifikan berdasarkan jenis kelamin remajanya yaitu dengan pvalue=0,421, namun keterampilan ibu dalam mengkomunikasikan masalah seksualitas terdapat perbedaan yang signifikan antara remaja putri dengan pria yaitu pvalue=0,000. Perbedaan tersebut terdapat pada kemampuan untuk memahami diri sendiri, mengkomunikasikan pikiran dan perasaan dengan jelas dan saling menerima serta memberikan dukungan.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PRE EKLAMPSI DI KOTA CIREBON TAHUN 2019 Lisna Wati; Rani Widiyanti
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.881 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.566

Abstract

Latar Belakang: Penyebab preeklampsia tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang menyebabkan penyakit preeklampsi dan eklampsi (multiple causation). Umur, Gravida, Riwayat Preeklampsi, status sosial ekonomi, Diabetes Mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur 20 atau 35 tahun, dan obesitas (Indeks Massa Tubuh/IMT). merupakan faktor predisposisi terjadinya preeklampsi (Ulfah, 2013). Dengan demikian, apabila salah satu faktor tadi ada pada ibu hamil maka ibu hamil tersebut dapat mempunyai kerentanan untuk mengalami pre eklampsi dalam kehamilannya. Terkadang ibu hamil tidak sadar dengan keadaan dirinya yang sudah menderita preeklampsi.Tujuan: mengetahui faktor risiko kejadian preeklampsi di kota Cirebon tahun 2019Metode: Peneltian analitik dengan pendekatan case (ibu hamil pre eklampsi) dan control (ibu hamil normal), untuk mengetahui faktor risiko (umur, gravida, riwayat pre eklampsi, indeks massa tubuh (IMT) dan konsumsi makanan). Penggunaan sampel menggunakan teknik accidental sampling, yaitu memilih 5 Puskesmas dari 22 Puskesmas di wilayah Kota Cirebon yang memiliki kasus pre eklampsi terbanyak, ditambah dengan mengambil kasus di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati kota Cirebon. Jumlah sampel 50 orang ibu hamil, yaitu 25 ibu hamil dengan pre eklampsi dan 25 orang ibu hamil normal. Analisis bivariat dengan chi square.Hasil:  Tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,667. Tidak terdapat hubungan antara jumlah kehamilan (gravida) dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 1,00. Tidak terdapat hubungan antara riwayat pre eklampsi dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,49. Tidak terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,463. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 1,00. Tidak terdapat hubungan antara kecemasan antenatal dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,098.Simpulan: Tidak ada hubungan antara umur, gravida, riwayat pre eklampsi, IMT dan konsumsi makanan dengan kejadian pre eklampsia. Penyebab Pre eklampsi yang masih belum pasti sampai saat ini, sehingga berbagai upaya diharapkan bisa dilakukan untuk mengurangi faktor risiko ibu pada kehamilan. Kata Kunci: umur, gravida, riwayat pre eklampsi, IMT, konsumsi makanan, kecemasan, pre eklampsiAbstract Background: The cause of preeclampsia is not only caused by one factor but many factors that cause preeclampsia and eclampsia (multiple causations). Age, Gravida, Preeclampsia History, socioeconomic status, Diabetes Mellitus, hydatidiform mole, multiple pregnancies, fetal hydrops, age 20 or 35 years, and obesity (Body Mass Index / BMI). is a predisposing factor to the occurrence of preeclampsia (Ulfah, 2013). Thus, if one of these factors is present in a pregnant woman, the pregnant woman can have the susceptibility to experiencing preeclampsia in her pregnancy. Sometimes pregnant women are unaware of their preeclampsia.Objective: to determine the risk factors for preeclampsia in the city of Cirebon in 2019Method: Analytical research with case approach (preeclampsia pregnant women) and control (normal pregnant women), to determine risk factors (age, gravida, history of preeclampsia, body mass index (BMI) and food consumption). The use of samples using accidental sampling technique, which is choosing 5 Puskesmas out of 22 Puskesmas in the Cirebon City area that has the most pre-eclampsia cases, plus taking a case at the Gunung Jati Regional Hospital in Cirebon. The number of samples was 50 pregnant women, namely 25 pregnant women with preeclampsia and 25 normal pregnant women. Bivariate analysis with chi-square.Results: There was no relationship between maternal age and preeclampsia, with a p-value of 0.667. There is no relationship between the number of pregnancies (gravida) with the incidence of preeclampsia, with a p-value of 1.00. There is no relationship between preeclampsia history and preeclampsia events, with a p-value of 0.49. There is no relationship between BMI with preeclampsia events, with p-value 0.463. There is no relationship between food consumption and preeclampsia, with a p-value of 1.00. There was no relationship between antenatal anxiety with preeclampsia, with a p value of 0.098.Conclusion: There is no relationship between age, gravida, history of pre-eclampsia, BMI, and food consumption with the incidence of pre-eclampsia. The causes of preeclampsia are still uncertain at this time, so various efforts are expected to be made to reduce maternal risk factors in pregnancy. Keywords: age, gravida, history of pre-eclampsia, BMI, food consumption, anxiety, pre-eclampsia  
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA DALAM PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN KECAPI KECAMATAN HARJAMUKTI KOTA CIREBON TAHUN 2021: ANALYSIS OF FACTOR THAT RELATED TO YOUTH BEHAVIOR IN HIV/AIDS PREVENTION IN RW 15 KECAPI HARJAMUKTI, CIREBON 2021 Pepi Hapitria; Febby Nadila Lestari; Rani Widiyanti
Journal of Midwifery Science and Women's Health Vol. 2 No. 1 (2021): JMSWH
Publisher : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.493 KB) | DOI: 10.36082/jmswh.v2i1.279

Abstract

Secara global tercatat setiap minggu 6.000 remaja terinfeksi HIV. Di Indonesia pada tahun 2019 infeksi HIV pada remaja usia 15-24 tahun yaitu 9.201 kasus. Hasil survei kasus HIV/AIDS Kota Cirebon sampai  pertengahan Tahun 2020 yaitu 155 kasus,  ini lebih banyak dibandingkan Tahun 2019 yang hanya 127 kasus. Data kumulatif HIV pada usia 10-24 tahun dari 2006-2019 di Kota Cirebon yaitu tercatat 124 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya angka kejadian infeksi HIV pada remaja. Tujuan Penelitian ini menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS di RW 15 Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon Tahun 2021. Penelitian survei analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional yang dilakukan pada 86 remaja di RW 15 Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan google form. Pada analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi sedangkan pada analisis bivariat menggunakan teknik analisis chi-square dengan  aplikasi SPSS 21.0.0. Analisis univariat didapatkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 57 orang (66,3%), sebanyak 48 orang (55,8%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, sebagian besar responden mendapatkan sumber informasi pencegahan HIV/AIDS melalui media elektronik 67 orang (77,9%), 49 orang (57,0%) memiliki sikap mendukung terhadap pencegahan HIV/AIDS, dan 46 (53,5 %) memiliki perilaku negatif. Pada hasil bivariat faktor yang memiliki hubungan secara signifikan yaitu pengetahuan p-value 0,002 (<0,05) dan sikap p-value 0,001 (<0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan sumber informasi terhadap perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS.
Gembil (Game Ibu Hamil) Application Based On Android In Increasing Knowledge Of Primigravida During The Covid-19 Pandemic In 2022 Lisnawati .; Rani Widiyanti; Pepi Hapitria
JURNAL KEBIDANAN KESTRA (JKK) Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Kebidanan Kestra (JKK)
Publisher : Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkk.v5i1.1369

Abstract

The existence of the Covid-19 pandemic has become one of the causes of changes in the health service order system, including one of the activities for pregnant women classes at health service facilities at the Puskesmas. The use of the internet has become a necessity in the last decade. Several studies also prove that the use of internet technology in social networking is effective in increasing knowledge, attitudes, perceptions, awareness and compliance in health. Therefore, the researchers tried to make the GEMBIL (Pregnant Mother Game) application. This study aims to produce a product in the form of the GEMBIL application (pregnant mother game) as an educational medium in the class of pregnant women, and to analyze the effect of using GEMBIL in increasing the knowledge of pregnant women about pregnancy, childbirth, postpartum and newborns. This is an analytical study with a quasi-experimental approach, using one group pre and post design. The research location is in the working area of ??the Majasem Public Health Center, Cirebon City. The sample uses purposive sampling. Bivariate analysis using Wilcoxon. the feasibility test of material experts showed a value of 84.7% and media experts showed a value of 83.3%. The relationship between the use of the GEMBIL application and knowledge, shows a significance value of 0.005 (p<0.05). The GEMBIL application is very feasible to be used as an appropriate technology medium in the implementation of online classes for pregnant women. There is a significant difference in knowledge between before and after attending an online class for pregnant women using the GEMBIL application.
The effect of Katuk leaf juice on hemoglobin levels among anemic pregnant women in Trimester II Rani Widiyanti Surya Atmaja; Ellen Tri Bonowati; Nurasih Nurasih
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 10 ISSUE 1, 2022
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2022.10(1).8-14

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Pada masa kehamilan anemia merupakan salah satu masalah yang paling sering dijumpai. Mengkonsumsi daun katuk (Sauropus androgynus) merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi kasus anemiaTujuan : untuk mengetahui pengaruh daun katuk terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II dengan anemia di wilayah kerja Puskesmas Beber Kabupaten Cirebon.Metode :Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain  pretest and posttest with control group design. Teknik pengambilan sampel keseluruhan dilakukan dengan teknik Non - probability sampling dengan metode accidental sampling.Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 ibu hamil trimester II dengan anemia. Kelompok kontrol hanya mengkonsumsi tablet Fe dan kelompok perlakuan mengkonsumsi Fe kombinasi jus daun katuk. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis paired T-test, Wilcoxon Sign Rank Test dan Independent T-Test.Hasil : Pada penelitian ini ibu hamil anemia banyak dijumpai pada usia 20-35 tahun  sedangkan untuk paritas ibu hamil dijumpai pada primigravida. Hasil penelitian rata-rata peningkatan kadar hemoglobin pretest dan posttest pada kelompok kontrol yaitu 9,86 mg/dL dan 9,90 mg/dL dan peningkatan kadar hemoglobin pretest dan posttest  pada kelompok perlakuan 9,92 mg/dL dan 10,52 mg/dL.  Artinya terdapat perbedaan kenaikan kadar hemoglobin pada kelompok perlakuan dengan selisih kedua kelompok sebesar sebesar 0,56 dan p-value = 0,00 < α (0,05). hal ini menunjukan ada pengaruh jus daun katuk terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II dengan anemia. Kesimpulan :Terdapat pengaruh jus daun katuk  terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester II dengan anemia. KATA KUNCI: anemia; ibu hamil; katuk  ABSTRACTBackground: Anemia is one of the most common problems occurring during pregnancy. Consuming katuk leaf (Sauropus androgynous) can be an alternative to overcome cases of anemia.Objectives: This study aims to determine the effect of katuk leaf on hemoglobin levels in anemic pregnant women in trimester II in the working area of Beber Public Health Center, Cirebon RegencyMethods: This research employed a quasi-experiment by utilizing a pretest-posttest with a control group design. The whole sampling technique was carried out using non-probability sampling with the accidental sampling method. The total sample in this research was 30 in their second trimester of pregnancy with anemia. The control group only consumed Fe tablets, and the treatment group consumed a combination of Fe and katuk leaf juice. The statistical test employed in this research were paired T-test analysis, Wilcoxon Signed-Rank Test, and Independent T-Test.Results: Anemia was mainly found at the age of 20-35 years, whereas parity for pregnant women was mostly primigravida. The results showed that the control group's pretest and posttest average scores of hemoglobin levels were 9.86 mg/dL and 9.90 mg/dL, respectively. Meanwhile, the pretest and posttest average scores of hemoglobin levels in the treatment group were 9.92 mg/dL and 10.52 mg/dL, respectively. This indicates that there was an increase in hemoglobin levels in the treatment group. The difference between the two groups was 0.56 with a p-value of 0.00 <α (0.05).Conclusions: There is an effect of katuk leaf juice on hemoglobin levels in pregnant women in trimester II with anemia. KEYWORDS: anemia; katuk leaf; pregnant women 
Audio selfhypnosis through smartphone can reduce anxiety in pregnant women Lisnawati Lisnawati; Rani Widiyanti
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 10, No 4 (2022)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2022.10(4).340-347

Abstract

Background: Physical and psychological changes require adaptation to lifestyle adjustments with the pregnancy process that occurs. Problems in pregnancy can be a trigger for emotional reactions that are mild, severe to high levels. Some pregnant women have experienced nausea, vomiting, anxiety, or some have experienced pregnancy comfortably, without complaints. These different responses are influenced by factors: physical, perception, experience, education, emotion and family support. Of these several factors, thoughts and emotions dominate the response to pregnancy. Hypnosis is an effective communication method for incorporating new information or ideas into one's subconscious mind. Audio selfhypnosis in pregnancy, it is hoped that the discomfort in the form of anxiety felt by pregnant women due to direct and indirect factors can be minimized so that it can reduce the incidence of complications during pregnancy, childbirth and the postpartum period.Purpose: to find out the use of audio self-hypnosis has an effect on reducing discomfort in the form of anxiety in pregnant women.Method: Using quasi-experimental. The population is all pregnant women at the Majasem Health Center in 2021. Sampling is done by purposive sampling technique, namely 30 pregnant women who are divided into 3 classes of pregnant women. Respondents were first guided on how to do self-hypnosis, then were given audio self-hypnosis via a smartphone to practice at home once every day for 1 week. Anxiety was measured using a questionnaire before and after self-hypnosis. The analysis technique uses paired sample t test. Data is not normally distributed, bivariate analysis using Wilcoxon test.Results: The analysis showed that there was an effect of using audio self-hypnosis in reducing anxiety in pregnant women with a p value of 0.000.Conclusion: The use of self-hypnosis audio can reduce discomfort in the form of anxiety in pregnant women
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN IBU HAMIL KURANG ENERGI KRONIS Rani Widiyanti Surya Atmaja; Nina Nirmaya Mariana
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.406 KB) | DOI: 10.33867/jaia.v6i1.228

Abstract

Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan ibu menderita kekurangan makananyang berlangsung menahun (kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Ibuhamil cenderung mengalami penambahan berat badan dikarenakan kebutuhan nutrisibertambah untuk perkembangan janin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kenaikan berat badan. Manfaatnya sebagai dasarpengambilan kebijakan mencegah terjadinya KEK pada kehamilan. Penelitian MixedMethod Embedded Konkuren dengan pengambilan sampel secara purposive samplingdan snow ball. Pengumpulan data melihat buku KIA dan wawancara yang dilakukan Julis.d September 2018 pada 33 ibu hamil di Puskesmas Jagasatru, Kesambi, Pekalangan danNelayan. Data dianalisis menggunakan t-test, chi-square serta koding. Hasil penelitianmenunjukkan tidak ada hubungan antara usia, paritas, pendidikan dan pekerjaan dengankenaikan berat badan. Rata-rata kenaikan badan ibu dengan KEK hingga umur kehamilan24 minggu adalah 4 kg. Hasil analisis didapatkan p-value < 0,05 (0.000) artinya terdapatperbedaan kenaikan berat badan yang bermakna pada ibu hamil KEK usia kehamilan8 minggu dengan kehamilan 24 minggu. Kenaikan tersebut terjadi berkat kontribusikeluarga dengan penyediaan makanan yang bergizi minimal 3x sehari, melibatkandalam mengurus rumah, pola tidur yang cukup, dan menemani dalam pemeriksaan ANCminimal 8 kali sebelum umur kehamilan 24 minggu.
FACTORS RELATED TO HEPATITIS B IN PREGNANT WOMEN Rani Widiyanti Surya Atmaja
Jurnal Asuhan Ibu dan Anak Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Asuhan Ibu dan Anak
Publisher : Universitas 'Aisyiyah bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.023 KB) | DOI: 10.33867/jaia.v7i2.344

Abstract

The prevalence of hepatitis is 0.4% of the population in Indonesia, of which 1-5% are pregnant women with hepatitis B virus. The purpose of this study was to determine the relationship between maternal characteristics, knowledge of hepatitis B, prevention attitudes, family history, immunization history, sexual activity, traditional medicine and rest with the incidence of Hepatitis B in Cirebon Regency in 2020. Analytical study with a case-control approach with Chi-square test and logistic regression. The number of samples using the Stanley Lemeshow formula obtained 42 people, taken by purposive sampling at the Waruroyom and Mundu Health Centers. Family history of hepatitis was only found in pregnant women with hepatitis B, namely 2 people (21.4%) with a p value of 0.32 and an OR value of 3.545 with a confidence interval between 2.149 to 5.850. The majority of pregnant women with hepatitis B did rest 6 hours/day that is 10 people (71.4%) while those who do not have hepatitis B majority do rest <6 hours/day that is 20 people (71.4%) with p value 0.021 and OR value 0.160 with a confidence interval of 0.039 to with 0.662. Variables related to the incidence of Hepatitis B in pregnant women are education, traditional medicine and rest. The greatest and smallest relationship strengths were education (OR:154,324) and rest (OR:18,932). Pregnant women with low education need to be given information or health education about hepatitis.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PRE EKLAMPSI DI KOTA CIREBON TAHUN 2019 Lisna Wati; Rani Widiyanti
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 1 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v11i1.566

Abstract

Latar Belakang: Penyebab preeklampsia tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan banyak faktor yang menyebabkan penyakit preeklampsi dan eklampsi (multiple causation). Umur, Gravida, Riwayat Preeklampsi, status sosial ekonomi, Diabetes Mellitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur 20 atau 35 tahun, dan obesitas (Indeks Massa Tubuh/IMT). merupakan faktor predisposisi terjadinya preeklampsi (Ulfah, 2013). Dengan demikian, apabila salah satu faktor tadi ada pada ibu hamil maka ibu hamil tersebut dapat mempunyai kerentanan untuk mengalami pre eklampsi dalam kehamilannya. Terkadang ibu hamil tidak sadar dengan keadaan dirinya yang sudah menderita preeklampsi.Tujuan: mengetahui faktor risiko kejadian preeklampsi di kota Cirebon tahun 2019Metode: Peneltian analitik dengan pendekatan case (ibu hamil pre eklampsi) dan control (ibu hamil normal), untuk mengetahui faktor risiko (umur, gravida, riwayat pre eklampsi, indeks massa tubuh (IMT) dan konsumsi makanan). Penggunaan sampel menggunakan teknik accidental sampling, yaitu memilih 5 Puskesmas dari 22 Puskesmas di wilayah Kota Cirebon yang memiliki kasus pre eklampsi terbanyak, ditambah dengan mengambil kasus di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati kota Cirebon. Jumlah sampel 50 orang ibu hamil, yaitu 25 ibu hamil dengan pre eklampsi dan 25 orang ibu hamil normal. Analisis bivariat dengan chi square.Hasil:  Tidak terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,667. Tidak terdapat hubungan antara jumlah kehamilan (gravida) dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 1,00. Tidak terdapat hubungan antara riwayat pre eklampsi dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,49. Tidak terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,463. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 1,00. Tidak terdapat hubungan antara kecemasan antenatal dengan kejadian pre eklampsi, dengan p value 0,098.Simpulan: Tidak ada hubungan antara umur, gravida, riwayat pre eklampsi, IMT dan konsumsi makanan dengan kejadian pre eklampsia. Penyebab Pre eklampsi yang masih belum pasti sampai saat ini, sehingga berbagai upaya diharapkan bisa dilakukan untuk mengurangi faktor risiko ibu pada kehamilan. Kata Kunci: umur, gravida, riwayat pre eklampsi, IMT, konsumsi makanan, kecemasan, pre eklampsiAbstract Background: The cause of preeclampsia is not only caused by one factor but many factors that cause preeclampsia and eclampsia (multiple causations). Age, Gravida, Preeclampsia History, socioeconomic status, Diabetes Mellitus, hydatidiform mole, multiple pregnancies, fetal hydrops, age 20 or 35 years, and obesity (Body Mass Index / BMI). is a predisposing factor to the occurrence of preeclampsia (Ulfah, 2013). Thus, if one of these factors is present in a pregnant woman, the pregnant woman can have the susceptibility to experiencing preeclampsia in her pregnancy. Sometimes pregnant women are unaware of their preeclampsia.Objective: to determine the risk factors for preeclampsia in the city of Cirebon in 2019Method: Analytical research with case approach (preeclampsia pregnant women) and control (normal pregnant women), to determine risk factors (age, gravida, history of preeclampsia, body mass index (BMI) and food consumption). The use of samples using accidental sampling technique, which is choosing 5 Puskesmas out of 22 Puskesmas in the Cirebon City area that has the most pre-eclampsia cases, plus taking a case at the Gunung Jati Regional Hospital in Cirebon. The number of samples was 50 pregnant women, namely 25 pregnant women with preeclampsia and 25 normal pregnant women. Bivariate analysis with chi-square.Results: There was no relationship between maternal age and preeclampsia, with a p-value of 0.667. There is no relationship between the number of pregnancies (gravida) with the incidence of preeclampsia, with a p-value of 1.00. There is no relationship between preeclampsia history and preeclampsia events, with a p-value of 0.49. There is no relationship between BMI with preeclampsia events, with p-value 0.463. There is no relationship between food consumption and preeclampsia, with a p-value of 1.00. There was no relationship between antenatal anxiety with preeclampsia, with a p value of 0.098.Conclusion: There is no relationship between age, gravida, history of pre-eclampsia, BMI, and food consumption with the incidence of pre-eclampsia. The causes of preeclampsia are still uncertain at this time, so various efforts are expected to be made to reduce maternal risk factors in pregnancy. Keywords: age, gravida, history of pre-eclampsia, BMI, food consumption, anxiety, pre-eclampsia Â