Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Determination of Phytochemical Compounds (Tannins, Saponins and Flavonoids) as Quercetin In Inggu Leaf Extract (Ruta angustifolia L.) Shafa Noer; Rosa Dewi Pratiwi; Efri Gresinta
EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis VOLUME 18, ISSUE 1, February 2018
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/eksakta.vol18.iss1.art3

Abstract

Empirically, Inggu leaves (Ruta angustifolia L.) has potential to be used as raw material of traditional medicine because it contains phytochemical substances. The main organ most widely used as a traditional medicine is its leaves. Phytochemical compounds contained in the leaves of inggu include quercetin, tannin and saponins. Quercetin is a class of flavonol compounds (part of flavonoids). Quercetin has the ability to prevent the oxidation process from low density lipoprotein (LDL) by capturing free radicals and inhibiting transition metals, so that quercetin is believed to protect the body from various degerative diseases. While flavonoids are compounds consisting of 15 carbon atoms thatact as plant pigments. The function of flavonoids is to protect the cell structure, increase the effectiveness of vitamin C, antiinflammatory and as an antibiotic. While saponin and tannin are a group of active compounds of plants that have a sense of bitter and have antibacterial activity. This study was aim to determine the number of quercetin, tannins and saponins contained in the inggu’s leaves. Preparation of inggu leaf sample was done by maceration extraction technique used 96% ethanol solvent. Analysis of tannin and quercetin levels was determined by UV-Visible Spectrophotometry at 725 nm wavelength (λ).While the analysis of saponin content using TLC Scanner at 301 nm wavelength (λ). The results showed that content of quercetin was 1.67%; saponins 2.13% and tannins 7.04%.
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP terhadap mata pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Google Classroom Meriyanti Meriyanti; Rina Hidayati Pratiwi; Efri Gresinta; Endang Sulistyaniningsih
Diklabio: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Biologi Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/diklabio.5.2.226-232

Abstract

Di era saat ini siswa kurang mendalami pembelajaran yang didapat, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya inovasi dalam media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang proses pembelajaran.. Penggunaan media pembelajaran google classroom diharapkan dapat merangsang keterlibtan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat menjadi solusi yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis khususnya pada mata pelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kemampuan berpikir kritis IPA melalui penggunaan media google classroom di SMP Lamaholot Cengkareng. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian analisis kualitatif Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Lamaholot Cengkareng yang berjumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan tes deskripsi yang berupa tes tertulis. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Lamaholot Cengkareng memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi dengan rata- rata 86,8 dengan indikator tertinggi adalah strategi dan taktik dengan persentase 92% sedangkan indikator terendah adalah menarik kesimpulan dengan persentase persentase 80, 25%.Keywords: Berpikir Kritis, Google Classroom, IPA
Komparasi Yield Nata De Tomato Dengan Nata De Coco Berdasarkan Durasi Fermentasi Efri Gresinta; Rosa Dewi Pratiwi; Fitri Damayanti; Erik Perdana Putra
IJIS Edu : Indonesian Journal of Integrated Science Education Vol 1, No 2 (2019): July 2019
Publisher : UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.092 KB) | DOI: 10.29300/ijisedu.v1i2.2248

Abstract

Nata adalah bahan menyerupai gel yang terapung pada medium yang mengandung gula dan asam hasil bentukan mikroorganisme Acetobacter xylinum. Secara mikroskopik berupa massa fibril tidak beraturan yang menyerupai benang. Supaya hasil Nata berkualitas, media disesuaikan dengan syarat tumbuh (sifat fisik-kimia media) bakterinya A.xylinum. Nata de coco tanpa ZA dengan lama fermentasi 10 hari menghasilkan yield paling baik dengan ketebalan 1,1 cm dan berat 600 gram. Sedangkan pada nata de tomato dengan ZA memberikan yield terbaik dengan ketebalan0,5 cm pada lama fermentasi 10 hari. Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan nata de coco dengan nata de tomato berbeda. Dipengaruhi oleh variasi substrat dan komposisi bahan. Pada nata de tomato, ekstrak nata tomato dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:4. Hal inilah yang menyebabkan yield nata de tomato dan coco berbeda. Kandungan nutrient atau glukosa pada sari buah tomat lebih sedikit dibandingkan dengan kandungan glukosa pada nata de coco.  Hasil uji organoleptik menyimpulkan bahwa : 1) Panelis lebih menyukai nata dengan tekstur kenyal yang diperoleh dari nata de coco pada hari ke-10, 2) Panelis lebih menyukai nata de coco maupun tomato dengan aroma tidak asam karena pada saat dipanen, nata  dicuci lalu direbus selama 20 menit pada suhu 100°C sehingga aroma asam pada nata hilang pada saat pencucian dan perebusan.3) Panelis lebih menyukai nata dengan rasa enak karena perbedaan lama fermentasi menghasilkan citarasa nata enak yang relatif sama.AbstractNata is a gel-like material that floats on a medium containing sugar and acid formed by the microorganism Acetobacter xylinum. Microscopically an irregular mass of fibrils that resemble threads. In order for the quality Nata results, the media are adjusted to the growth requirements (physical-chemical properties of the media) of the bacteria A.xylinum. Nata de coco without ZA with 10 days fermentation time produces the best yield with a thickness of 1.1 cm and a weight of 600 grams. Whereas the nata de tomato with ZA gives the best yield with a thickness of 0.5 cm at 10 days fermentation time. This shows that the thickness of nata de coco with nata de tomato is different. Influenced by variations in substrate and material composition. In nata de tomato, nata tomato extract is mixed with water in a ratio of 1: 4. This is what causes the yield of nata de tomato and coco to be different. Nutrient or glucose content in tomato juice is less than the glucose content in nata de coco. Organoleptic test results concluded that: 1) Panelists preferred nata with a chewy texture obtained from nata de coco on the 10th day, 2) Panelists preferred nata de coco or tomato with a non-sour aroma because when harvested, nata was washed and then boiled for 20 minutes at 100 ° C so that the acid aroma of the nata disappears during washing and boiling.3) Panelists prefer nata with good taste because the difference in fermentation time produces relatively similar delicious nata flavors..
PEMANFAATAN KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN BIODEGRADABLE LIMBAH DOMESTIK CAIR SHAFA NOER; ROSSA DEWI PRATIWI; EFRI GRESINTA
Faktor Exacta Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.499 KB) | DOI: 10.30998/faktorexacta.v8i1.304

Abstract

Konsumsi durian di Indonesia termasuk ke tingkat yang sangat tinggi dan sudah tentu menghasilkan limbah berupa kulit durian yang tidak sedikit pula. Limbah tersebut jika dibiarkan akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan jika dibakar akan menimbulkan pencemaran udara. Dari karakteristik yang dimiliknya, kulit durian dapat digunakan sebagai bahan baku yang potensial dalam pembuatan karbon aktif. Karbon aktif dapat berbentuk serbuk dan butiran yang merupakan suatu senyawa karbon yang mempunyai ciri-ciri khas berupa permukaan pori yang luas dan dalam jumlah yang banyak. Karbon aktif dengan luas permukaan yang besar dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, diantaranya sebagai penghilang warna, penghilang rasa, penghilang bau dan agen pemurni dalam industri makanan. Selain itu juga banyak digunakan dalam proses pemurnian air baik dalam proses produksi air minum maupun dalam penanganan limbah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) Cara mengolah kulit durian menjadi karbon aktif yang memiliki daya guna, 2) Pengaruh pengontakan limbah domestik cair dengan adsorben karbon aktif kulit durian dilihat dari parameter fisika (kejernihan) dan kimia (pH). Manfaat dari penelitian ini antara lain: (1)Kulit durian dapat dimanfaatkan sebagai adsorben biodegradable limbah cair, (2)Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan bagi masyarakat pada umumnya dan industri pada khususnya. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Maret-Juli 2014. Pembuatan adsorben biodegradable dilakukan dengan 3 tahap yaitu karbonisasi limbah kulit durian, aktivasi kimia menggunakan larutan NaOH dan aplikasinya langsung dalam limbah domestik cair. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kualitas limbah cair (minyak jelantah) setelah dikontakkan dengan adsorben arang aktif kulit durian. Semakin tinggi konsentrasi aktivator dan semakin lama waktu kontak adsorben dengan limbah maka kinerja adsorben semakin baik. Kata Kunci : Kulit Durian, Adsorben, Limbah
PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) EFRI GRESINTA
Faktor Exacta Vol 8, No 3 (2015)
Publisher : LPPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.624 KB) | DOI: 10.30998/faktorexacta.v8i3.322

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Monosodium Glutamat (MSG) terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan konsentrasi MSG 0gr, 3gr, 6gr, 9gr dan 12gr dan masing-masing 5 ulangan. Prosedur penelitian meliputi penyediaan benih A. hypogeae L, penyediaan media tanam, penanaman, pemeliharaan, dan pemberian perlakuan. MSG diberikan pada hari ke-21 (minggu ke 3 setelah tanam) dan hari ke-28 (minggu ke 4 setelah tanam). Pengamatan dilakukan 2 minggu setelah tanam hingga panen. Pemberian MSG tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, usia tanaman saat mulai berbunga, jumlah bunga, jumlah daun) dan produksi (jumlah polong, berat basah polong, berat kering polong, berat 100 biji per tanaman) A. hypogaea L, namun perlakuan B (3 gr) dan C (6 gr) meningkatkan kualitas A. hypogaea L. Kata kunci: Monosodium Glutamat (MSG), Arachis hypogeae L
Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Biologi Puspita Zahra; Efri Gresinta; Rina Hidayati Pratiwi
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 1, No 1 (2021): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v1i1.8087

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran biologi. Metode penelitian ini adalah survei dengan analisis korelasi. Jumlah sampel yang peneliti ambil adalah 35 siswa dari total populasi 160 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket dan pertanyaan essay. Uji persyaratan analisis data yang dilakukan adalah Uji Normalitas dengan Uji Chi Square dan Uji Regresi Linieritas yaitu datanya linier/signifikan. Pada Uji Regresi Signifikan dinyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima dengan hasil perhitungan Fhitung 6,96 ? Ftabe 4,14 yang berarti terdapat pengaruh positif antara kecerdasan intrapersonal terhadap kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran biologi dengan determinasi koefisien 17,43%.
Keanekaragaman Tumbuhan Paku Terestrial di Kawasan Hutan Pinus Gunung Pancar, Bogor Ayelir Sukma Yolla; Fitri Damayanti; Efri Gresinta
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 2, No 1 (2022): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v2i1.11844

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan paku terestrial di area camping ground A di kawasan hutan pinus Gunung Pancar, Bogor. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret-Agustus 2021. Sampel tumbuhan paku dilakukan secara purposive sampling sesuai dengan jenis dan jumlah tumbuhan paku yang terdapat pada area tertentu dengan membuat line transect sepanjang jalur 20 m yang dibuat menjadi empat daerah transek masing-masing berukuran 5x5 m. Pengamatan juga dilakukan terhadap kondisi lingkungan abiotik, meliputi: intensitas cahaya, suhu udara, suhu tanah, kelembaban lingkungan, dan pH tanah. Diperoleh sepuluh jenis tumbuhan paku terestrial, yaitu: Blechnum orientale, Selanginella wildenowii, Dicranopteris linearis, Lygodium cirnatum, Pleocnemia irregularis, Pteris vittata, Pityrogramma calamelanos, Adiantum lunulatum, Marsilea crenata, dan Christella parasitica. Secara keseluruhan daerah transek di Area Camping Ground A Kawasan Hutan Pinus Gunung Pancar Bogor memiliki indeks keanekaragaman yang melimpah sedang yaitu 1.851 dan indeks kemerataan spesies yang merata yaitu 0.334.
Efektivitas Pemberian Air Kelapa (Cocos nucifera) Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) Desi Indah Sari; Efri Gresinta; Shafa Noer
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 1, No 1 (2021): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v1i1.8085

Abstract

Pupuk organik cair adalah pupuk yang berbentuk cair, salah satu jenis pupuk dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian air kelapa (Cocos nucifera) sebagai pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Solanum lycopersicum) di Bojongsari Depok. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdiri atas 3 (tiga) perlakuan yaitu dosis 25%, dosis 50% dan dosis 75% dan 1 (satu) kontrol dengan masing-masing diulang sebanyak 4 (empat) fase pengulangan. Perlakuan tersebut berupa pemberian air kelapa yang telah dicampur dengan aquadest kepada tanaman tomat (Solanum lycopersicum) yang sedang dalam fase pertumbuhan vegetatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, pemberian air kelapa dengan variasi dosis yang berbeda memberikan reaksi pertumbuhan yang berbeda-beda pada tanaman tomat. Dosis air kelapa yang memiliki tingkat efektivitas tertinggi terdapat pada dosis 25%. Air kelapa memiliki manfaat pertumbuhan yang cukup efektif terhadap tinggi tanaman, sedangkan untuk jumlah daun dan diameter batang tidak terlalu mendapat pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan kontrol.
Analisis Minat Belajar Biologi Siswa SMA Kasih Depok di Tengah Pandemi Covid-19 Yohana Yohana; Efri Gresinta; Zakiah Zakiah Fithah A’ini
EduBiologia: Biological Science and Education Journal Vol 2, No 2 (2022): EduBiologia: Biological Science and Education Journal
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/edubiologia.v2i2.13527

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pemantauan minat siswa dalam pembelajaran biologi di masa Covid-19. Metode yang digunakan berupa deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa triangulasi. Sedangkan subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Kasih Depok, dengan penentuan teknik random sampling. Berdasarkan hasil perhitungan untuk penetapan kategori minat belajar siswa terhadap biologi indikator keterlibatan, sebesar 92%, indikator perasaan senang sebesar 90%, indikator ketertarikan sebesar 80,8%, dan indikator  perhatian dalam belajar sebesar 80%. Simpulan yang didapatkan adalah minat belajar biologi di kalangan siswa SMA Kasih Depok di tengah pandemi Covid-19 tinggi. Sehingga, selama pandemi Covid-19 tidak mempengaruhi minat siswa untuk belajar biologi.
Pelatihan dan Penerapan Teknologi Vertikal Hidroponik Berbasis Sensor Aliran Air untuk Meningkatkan Produktivitas dan Efektivitas Bagi Industri Sayuran Hidroponik di Yayasan Pulo Kambing Irnin Agustina Dwi Astuti; Yoga Budi Bhakti; Efri Gresinta
Jurnal SOLMA Vol. 11 No. 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v11i3.10017

Abstract

Background: Pengelolaan hidroponik yang masih manual membuat Yayasan Pulo Kambing harus ekstra bekerja dan memonitoring sepanjang waktu untuk melihat keadaan sayuran, mengisi air secara manual, memonitoring kadar nutrisi secara manual, dan mengisi nutrisi sayuran secara manual juga. Tujuan kegiatan PKM ini adalah untuk memberikan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan ke mitra Yayasan Pulo Kambing mengenai pengelolaan sistem vertikal hidroponik berbasis sensor aliran air. Metode: Kegiatan ini dilaksakan di Yayasan Pulo Kambing Jakarta Timur. Metode pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan yaitu diskusi, pelatihan dan praktek, pendampingan, monitoring, serta evaluasi. Hasil: Alat yang dibuat dapat bekerja dengan baik sehingga efisien dan efektif digunakan oleh Yayasan Pulo Kambing. Peningkatan pemahaman mitra meningkat sebesar 86 % tentang alat tersebut. Mitra dapat menggunakan dengan baik, sehingga mengalami peningkatan dalam keterampilan. Kesimpulan: Kegiatan ini berlangsung dengan baik, sistem tersebut sudah berhasil untuk mendeteksi suhu, nutrisi dan juga pH pada tanaman hidroponik. vertikal hidroponik bekerja dengan baik yaitu mengalirkan air dari dalam pipa hidroponik dan membuat semprotan air bekerja secara otomatis menggunakan aplikasi dari smartphone.